• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG KTL.IO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG KTL.IO"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB BIDANG INSTALASI

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG

KTL.IO02.109.01

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

(2)

KATA PENGANTAR

Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.

Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang” yang mengacu pada SKKNI Sektor Listrik Sub Sektor Ketenagalistrikan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Nomor : 170/MEN/IV/

2007.

Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.

Jakarta, Nopember 2013 DIREKTUR

STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN

KUNJUNG MASEHAT, SH, MM NIP. 19591129 198603 1 002

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --- 1

DAFTAR ISI --- 2

BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) --- 5

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) --- 5

B. Unit Kompetensi Prasyarat --- 9

C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) --- 9

BAB II MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG --- 21

A. Latar Belakang --- 21

B. Tujuan --- 21

C. Ruang Lingkup --- 21

D. Pengertian Istilah --- 22

E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi --- 23

F. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang --- 24

1. Merencanakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB --- 24

a. Gambar Kerja Satu Garis PHB Berdasarkan Ketentuan dalam PUIL --- 24

b. Gambar Satu Garis yang Berkaitan dengan Pengoperasian PHB sesuai dengan Dokumen yang Ditetapkan Perusahaan dan SOP - 25 c. Menyusun Rencana Kerja --- 29

d. Menyiapkan Alat Kerja --- 30

e. Menyiapkan Alat K3 --- 31

f. Penyiapkan Alat Bantu sesuai SOP dalam Kondisi dapat Bekerja dengan Baik dan Aman --- 35

g. Cara Menghubungi Personil Berwenang untuk Memastikan bahwa Pekerjaan telah Dikoordinasikan secara Efektif dengan Pihak Terkait Lainnya sesuai SOP --- 41

h. Memeriksa Perintah yang Diterima untuk Memastikan bahwa Instruksi dapat Dilaksanakan sesuai SOP --- 41

(4)

i. Aplikasi Ketentuan dan Prosedur K3 sesuai Standar yang Berlaku --- 42 2. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang --- 43

a. Penerapkan Peraturan dan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama Pelaksanaan Pekerjaan --- 43 b. Memeriksa Pemasangan dan Fisik PHB sesuai Gambar

Konstruksi dan SOP --- 44 c. Mengukur Rangkaian Pembumian, Tahanan Isolasi, dan

Polaritas --- 45 d. Pemasangan Sepatu Kabel pada PHB sesuai Standar Konstruksi

dan Instruksi Manual --- 47 e. Memeriksa Karakteristik dan Rating Pembatas Arus yang

Dipasang pada PHB dan Nilainya harus sesuai dengan Standar Operasi PHB --- 48 f. Melaksanakan Pemberian Tegangan pada PHB dan Instalasi

Percabangan PHB sesuai Standar Operasi --- 51 3. Memeriksa Operasi PHB --- 53

a. Memeriksa dan Mengukur Tegangan Setiap Fase pada PHB sesuai SOP --- 53 b. Memeriksa PHB dan Peralatannya Sedemikian Rupa sehingga

Tidak Mengurangi Tingkat (IP) Pengamanan yang Telah Ditetapkan --- 55 c. Memeriksa Urutan Fase R, S dan T pada PHB dengan Tester

Putaran Fase sesuai SOP --- 55 d. Pengukuran Beban PHB untuk Masing-masing Jurusan Instalasi

dan Percabangan sesuai SOP --- 58 e. Mengidentifikasi Kejadian Penyimpangan Operasi --- 59 f. Menetapkan Alternatif Pemecahan jika Terjadi Penyimpangan

dan Melaporkannya sesuai SOP --- 60 4. Membuat laporan --- 64

a. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi --- 64 b. Membuat Laporan Pengoperasian sesuai Prosedur Perusahaan -- 65

(5)

BAB III SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIANKOMPETENSI

A. Sumber-sumber Perpustakaan --- 66

1. Daftar Pustaka --- 66

2. Buku Referensi --- 66

B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan --- 67

1. Daftar Peralatan/Mesin --- 67

2. Daftar Bahan --- 67

(6)

BAB I

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK)

A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) 1. KODE UNIT : KTL.IO02.109.01

2. JUDUL UNIT : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan untuk mengoperasikan PHB utama dan PHB cabang tegangan rendah fase tunggal dan fase tiga, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01. Merencanakan dan

menyiapkan pengoperasian PHB

1.1 Gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

1.2 Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP.

1.3 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu disiapkan sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman.

1.4 Personil berwenang dihubungi untuk memastikan bahwa pekerjaan telah dikoor- dinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP.

1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilak- sanakan sesuai SOP.

1.6. Ketentuan dan Prosedur K3 dipahami sesuai standar yang berlaku.

(7)

02. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang.

2.1 Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan selama pelak- sanaan pekerjaan.

2.2 Pemasangan dan fisik PHB diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP.

2.3 Setiap rangkaian listrik diukur untuk me- mastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan estándar Operasi.

2.4 Pemasangan sepatu kabel pada PHB dilak- sanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.

2.5 Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB.

2.7 Pemberian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB dilaksanakan sesuai standar operasi.

03. Memeriksa operasi PHB 3.1 Tegangan pada PHB setiap fase diperiksa dan diukur sesuai SOP.

3.2 PHB dan peralatannya diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengu-rangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan.

3.3 Urutan fase R, S dan T pada PHB diperiksa dengan tester putaran fase sesuai SOP.

3.4 Pengukuran beban PHB untuk masing- masing jurusan instalasi dan percabangan dilaksanakan sesuai SOP.

3.5 Penyimpangan operasi yang terjadi dilaku- kan identifikasi sesuai SOP.

3.6 3.6 Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya dan dilaporkan sesuai SOP.

04. Membuat laporan 4.1 Berita Acara Serah Terima Operasi dibuat sesuai prosedur perusahaan.

4.2 Laporan pengoperasian dibuat sesuai prosedur perusahaan.

(8)

BATASAN VARIABEL

Dalam melaksanakan unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:

1. Standing Operation Procedure (SOP) pengoperasian instalasi perlengkapan hubung bagi (PHB) tegangan rendah.

2. Prosedur perusahaan tentang pembuatan laporan dan Berita Acara .

3. Instruksi Manual dari instalasi dan perlengkapan hubung bagi PHB tegangan rendah .

4. Lembar Laporan/chek list yang ditetapkan oleh perusahaan.

5. Peralatan K3 dan peralatan bantu yang terkait dengan pelaksanaan unit kompetensi ini.

6. Kompetensi yang diketahui sebelumnya adalah : 6.1. Melaksanakan ketentuan mengenai K3.

6.2. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools untuk mengoperasikan PHB.

6.3. Menginterpretasikan gambar teknik dan instalasi.

6.4. Menggunakan peralatan ukur besaran listrik.

PANDUAN PENILAIAN

1. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan : 1.1. Pengetahuan :

1.1.1. Bahan Listrik.

1.1.2. Teori Listrik Dasar.

1.1.3. Alat ukur dan pengukuran besaran listrik.

1.1.4. Peralatan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR).

1.1.5. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan SOP.

1.2. Keterampilan :

1.2.1. Dasar operasi dan pemeliharaan jaringan tegangan rendah.

1.2.2. Orientasi lapangan pada operasi dan peralatan JTR.

1.2.3. PUIL 2000.

(9)

2. Ruang Lingkup Pengujian:

Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3. Aspek Penting:

3.1. Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.

3.2. Klasifikasi pendidikan formal : Setara SLTA (SMK Listrik atau SMU IPA).

3.3. Melaksanakan pekerjaan yang konsisten pada setiap elemen Kompetensi.

3.4. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen Kompetensi dengan menggunakan, teknik-teknik dan standar perusahaan sesuai dengan tempat kerja.

3.5. Menunjukan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan tersebut.

KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1

2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 1

3. Merencanakan dan mengatur kegiatan 1

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1

5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1

6. Memecahkan masalah 1

7. Menggunakan Teknologi 1

(10)

B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

Judul Unit Kompetensi : Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang Kode Unit Kompetensi : KTL.IO02.109.01

Deskripsi Unit Kompetensi : Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan untuk mengoperasikan PHB utama dan PHB cabang tegangan rendah fase tunggal dan fase tiga, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku.

Prakiraan Waktu Pelatihan : 495 Menit Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 1. Merencanakan

dan menyiapkan pengoperasian PHB

1.1 Gambar satu garis yang berkaitan de ngan pengo perasian HB diperiksa se suai doku men yang di tetapkan pe rusahaan dan SOP.

 Dapat menjelaskan gambar kerja satu garis PHB berdasarkan ketentuan da lam PUIL

 Dapat menjelaskan cara memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

Mampu memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP

 Harus bersikap cermat, teliti,

 Gambar kerja satu garis PHB berdasarkan ketentuan dalam PUIL

 Cara memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan pengoperasian PHB, sesuai dengan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP

 Memeriksa gambar sa tu garis yang berkai tan dengan pengo pe rasian PHB, sesuai de ngan dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

 Cermat

 Teliti

45’ 45’

(11)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 1.2 Rencana ker

ja disusun a gar pekerja an dapat di laksanakan sesuai SOP.

 Dapat menjelaskan cara me nyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksana kan sesuai SOP

 Mampu menyusun rencana kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP spesifikasi yang berlaku.

 Harus bersikap cermat dan teliti ,taat azas

 Menjelaskan caramenyusun rencana kerja

 Menyusun rencana ker ja agar pekerjaan da pat dilaksanakan sesu ai SOP.

 Cermat

 Teliti

 Taat Azas

1.3 Alat kerja, a lat K3 dan alat bantu di siapkan sesu ai SOP dala kondisi da pat bekerja dengan baik dan aman.

 Dapat menjelaskan prosedur menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat be kerja dengan baik dan a man.

 Mampu menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman.

 Harus cermat,teliti

 Menjelaskan prosedur menyi apkan alat kerja

 Menjelaskan prosedur meny apkan alat K3

 Menjelaskan prosedur menyi apkan alat bantu sesuai SOP dalam kondisi dapat bekerja dengan baik dan aman

 Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu sesuai SOP dalam kon disi dapat bekerja de ngan baik dan aman.

 Cermat

 Teliti

(12)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 1.4 Personil ber

wenangdihu bungi untuk memas ikan bahwa peke rjaan dikoor dinasikan se cara efektif dengan pi hak terkait lainnya sesu ai SOP.

 Dapat menjelaskan cara menghubungi personil ber wenang untuk memastikan bahwa pekerjaan telah di koordinasikan secara efe ktif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP

 Mampu menghubungi per sonil berwenang untuk me mastikan bahwa pekerja an telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas .

 Cara menghubungi personil berwenang untuk memas tikan bahwa pekerjaan telah dikoor-dinasikan secara efek tif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP

 Menghubungi personil berwenang untuk me mastikan bahwa peker jaan telah dikoor- dinasikan secara efek tif dengan pihak terkait lainnya sesuai SOP.

 Cermat

 Teliti

1.5 Perintah yang diteri ma diperiksa untuk me- mastikan bahwa ins truksi dapat dilaksanakan sesuai SOP

 Dapat menjelaskan cara memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilak- sanakan sesuai SOP

 Cara memeriksa Perintah yang diterima untuk memas tikan bahwa instruksi dapat dilak-sanakan sesuai SOP

 Memeriksa Perintah yang diterima untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilak- sanakan sesuai SOP

 Cermat

 Teliti

(13)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan

 Mampu memeriksa Perin tah yang diterima untuk me mastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan sesu ai SOP

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas .

1.6 Ketentuan dan Prosed ur K3 dipa hami sesuai standar yan g berlaku.

 Dapat menjelaskan cara me ngaplikasikan ketentuan dan Prosedur K3 sesuai stan dar yang berlaku.

 Mampu mengaplikasikan Ke tentuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara mengaplikasikan keten tuan dan Prosedur K3

 Mengaplikasikan ke ten tuan dan Prosedur K3 sesuai standar yang berlaku.

 Cermat

 Teliti

Asesmen

(14)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 2. Mengoperasikan

PHB Utama dan PHB Cabang.

2.1 Peraturan dan prose- dur kesela matan dan kesehatan kerja diterap kan selama pelaksanaan pekerjaan

 Dapat menjelaskan cara menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan.

 Mampu menerapkan Peratur an dan prosedur K3 selama pelaksanaan peker jaan

 Harus bersikap cermat, teliti, dan taat asas.

 Menjelaskan cara mene rapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pe laksanaan pekerjaan

Menerapkan Peraturan dan prosedur K3 se lama pelaksanaan pe kerjaan

 cermat,

 teliti,

 taat asas

45’ 135’

2.2 Pemasangan dan fisik PH B diperiksa sesuai gam bar konstruk si dan SOP.

 Dapat menjelaskan cara me meriksa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP.

Mampu memeriksa pema sangan dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP.

 Harus bersikap termat, teliti, dan taat asas

 Menjelaskan cara memerik sa pemasangan dan fisik PHB sesuai gambar kons truksi dan SOP.

 Memeriksa pemasang an dan fisik PHB sesuai gambar konstruksi dan SOP.

 termat, teliti, dan taat asas

(15)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 2.3 Setiap rang

kaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pe m bumian, tahanan iso lasi, dan po laritas sesua i stándar ko nstruksi dan setándar O perasi

 Dapat menjelaskan cara mengukur setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, taha nan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi.

 Mampu mengukur setiap rangkaian listrik untuk me mastikan tahanan pembu mian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan setándar Operasi.

 Harus bersikap termat, teliti, dan taat asas

 Cara mengukur rangkaian pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

 Mengukur setiap rang kaian listrik untuk me mastikan tahanan pe mbumian, tahanan iso lasi, dan polaritas sesuai stándar kons truksi dan setándar Operasi.

 Cermat

 Teliti

 Taat asas

2.4 Pemasangan sepatu kabel pada PHB di laksanakan sesuai stan dar konstruk si dan instr uksi manual.

 Dapat menjelaskan cara me laksanakan pemasangan se patu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan ins truksi manual.

 Menjelaskan cara melaksa nakan pemasangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruksi dan instruksi manual

 Melaksanakan pema sangan sepatu kabel pada PHB sesuai sta ndar konstruksi dan instruksi manual.

 Cermat

 Teliti

 Taat asas

(16)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan

 Mampu melaksanakan pema sangan sepatu kabel pada PHB sesuai standar konstruk si dan instruksi manual

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

2.5 Karakteristik dan rating pembatas a rus yang di pasang pada PHB diperik sa dan nilai nya harus se suai dengan standar ope rasi PHB.

 Dapat menjelaskan cara memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB.

 Mampu memeriksa karakteri stik dan rating pembatas a rus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi PHB

 Memeriksa karakte ristik dan rating pem batas arus yang di pasang pada PHB dan nilainya harus sesuai dengan standar ope rasi PHB

 cermat,

 teliti,

 ,taat asas

(17)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 2.6 Pemberian

tegangan pada PHB dan instalasi percabanga n PHB dilak sanakan se suai standar operasi.

 Dapat menjelaskan cara me laksanakan pemberian tega ngan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi.

 Mampu melaksanakan pem berian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas .

 Cara melaksanakan pemberi an tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesuai standar operasi

 Melaksanakan pem berian tegangan pada PHB dan instalasi percabangan PHB sesu ai standar operasi

 cermat,

 teliti,

 ,taat asas

Asesmen 3. Memeriksa

operasi PHB

3.1 Tegangan pada PHB se tiap fase di periksa dan diukur sesu ai SOP

 Dapat menjelaskan cara me meriksa dan mengukur tega ngan setiap fase pada PHB sesuai SOP .

 Mampu memeriksa dan me ngukur tegangan setiap fa se pada PHB sesuai SOP.

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara memeriksa dan meng ukur tegangan setiap fase pada PHB

 Memeriksa dan meng ukur tegangan setiap fase pada PHB sesuai SOP

 Teliti

 Cermat

 Taat asas

45’ 135’

(18)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 3.2 PHB dan per

alatannya di periksa sede mikian rupa sehingga ti dak me ngu rangi tingkat (IP) penga manan yang telah ditetap kan.

 Dapat menjelaskan cara me meriksa PHB dan per alat annya sedemikian rupa se hingga tidak mengurangi tingkat (IP) pengamanan yang telah ditetapkan.

 Mampu memeriksa PHB dan peralatannya sedemi kian rupa sehingga tidak mengu- rangi tingkat (IP) penga manan yang telah ditetap kan

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara memeriksa PHB dan peralatannya sedemikian rupa sehingga tidak mengu- rangi tingkat (IP) peng amanan yang telah dite tapkan

 Memeriksa PHB dan peralatannya sedemi kian rupa sehingga ti dak mengu-rangi ting kat (IP) pengama nan yang telah di tetapkan

 cermat,

 teliti,

 taat asas

3.3 Urutan fase R, S dan T pada PHB di periksa de ngan tester putaran fase sesuai SOP.

 Dapat menjelaskan cara memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tes ter putaran fase sesuai SOP.

 Mampu memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP.

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP.

 Memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB dengan tester putaran fase sesuai SOP.

 Cermat

 Teliti

(19)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 3.4 Pengukuran

beban PHB untuk asing -masing ju rusan insta lasi dan per cabangan di laksanakan sesuai SOP.

 Dapat menjelaskan cara me laksanakan pengukuran be ban PHB untuk masing- masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP.

 Mampu melaksanakan peng ukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan ins talasi dan percabangan se suai SOP

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara melaksanakan peng ukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan ins talasi dan percabangan sesuai SOP.

 Melaksanakan peng ukuran beban PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan sesuai SOP.

 Cermat

 Teliti

3.5 Penyimpang an operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

 Dapat menjelaskan cara me lakukan identifikasi pe nyim pangan operasi yang terjadi sesuai SOP.

 Mampu melakukan identifi kasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP.

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara mengidentifikasi kejadi an penyimpangan operasi .

 Melakukan identifikasi penyimpangan opera si yang terjadi sesuai SOP.

 Cermat

 Teliti

(20)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 3.6 Penyimpang

an yang ter jadi ditetap kan alterna tif pemecah annya dan dilaporkan sesuai SOP .

 Dapat menjelaskan cara me netapkan alternatif peme cahan jika terjadi penyim pangan dan melaporkannya sesuai SOP.

 Mampu menetapkan alter natif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melapor kannya sesuai SOP.

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Menjelaskan cara menetap kan alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan melaporkannya sesuai SOP

 Menetapkan alternatif pemecahan jika terja di penyimpang an dan melaporkan nya sesuai SOP.

 Cermat

 Teliti

Asesmen 4. Membuat

laporan

4.1 Berita Acara Serah Teri- ma Operasi dibuat sesu ai prosedur perusahaan.

 Dapat menjelaskan cara me mbuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai pro sedur perusahaan.

 Mampu membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan

 Harus bersikap cermat, teliti, taat asas

 Cara membuat Berita Acara Serah Terima Operasi

 Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur peru sahaan..

 Cermat

 Teliti

45’ 45’

(21)

Elemen Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

Indikator Unjuk Kerja

Materi Pelatihan Prakiraan

Waktu Pelatihan

Pengetahuan Keterampilan Sikap Penge-

tahuan

Keteram- pilan 4.2 Laporan pe

ngoperasian dibuat se suai prose dur perusa haan.

 Dapat menjelaskan cara membuat laporan pengo pe rasian sesuai prosedur peru sahaan.

 Mampu membuat laporan pengoperasian sesuai prose dur perusahaan

 Harus cermat, teliti, ,taat asas.

 Cara membuat laporan pe ngoperasian sesuai prose dur perusahaan

Membuat laporan pe ngoperasian sesuai prosedur perusahaan.

 Cermat

 Teliti

 Taat asas t

Asesmen

(22)

BAB II

MENGOPERASIKAN PHB UTAMA DAN PHB CABANG

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan energi listrik dewasa ini semakin meningkat, karena listrik telah digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga sampai ke dunia industri. Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat perhatian.

Sistem kelistrikan tidak luput dari gangguan, mulai dari proses pembangkitan sampai pada proses pemakaiannya. Untuk menghindarkan gangguan tersebut, agar tidak bebahaya bagi peralatan dan bagi manusia, maka gangguan harus dipisahkan dari beban dan PHB Utama maupun PHB Cabang harus dioperaskikan menurut SOPnya.

Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik membutuhkan komponen-komponen kontrol beserta rangkaiannya/wiring yang harus ditempatkan pada lemari/box khusus (panel), sehingga pelayanannya bisa dilakukan dengan mudah dan aman.

Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana vital dalam menjaga kelancaran penyaluran listrik dari jaringan sumber tenaga listrik ke konsumen atau beban.

Pengopersian PHB Utama dan PHB Cabang harus dilakukan dennan prosedur yang benar dan melalui tahapan tertentu. Sehingga kontinyuitas Jaringan Listrik yang di suplai tetap terjaga dan bagian-bagian pengguna tenaga listrik yang lain tidak akan terganggu.

B. Tujuan

Tujuan Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang : 1. Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB.

2. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang sesuai SOP.

3. Memeriksa operasi PHB.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Mengoperasikan PHB Utama dan PHB adalah :

Penerapan prosedur dan penanggulangan masalah operasi yang diperlukan untuk mengoperasikan PHB tegangan rendah fase tunggal dan fase tiga yang digunakan untuk penerangan bangunan gedung/industri, sesuai instruksi manual dan Standing Operation Procedure (SOP) yang berlaku.

(23)

D. Pengertian-pengertian Istilah

1. PHB ( Panel hubung Bagi)

Adalah perlengkapan hubung bagi yang pada tempat pelayanannya berbentuk suatu panel atau kombinasi panel-panel , terbuat dari bahan konduktif atau tidak konduktif yang dipasang pada suatu rangka yang dilengkapai dengan perlengkapan listrik seperti sakelar, kabel.

2. PUIL

Adalah buku Petunjuk Umum yang diterbitkan oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) berisi tentang Petunjuk Umum Instalasi Listrik, yang memuat segala peraturan yang berhubungan dengan pemasangan dan atau pemakaian Tenaga Listrik di wilayah Negara Republik Indonesia.

3. Earth Tester

Adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur besaran Tahanan Bumi untuk keperluan instalasi penangkap petir.

4. Electrode bumi

Adalah Bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat Kontak langsung memberikan hubungan listrik dengan bumi.

5. Perlengkapan Hubung Bagi dengan atau tanpa kendali ( P H B ) : Suatu perlengkapan untuk membagi tenaga listrik dan/atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat listrik mencakup sakelar pemutus sirkit, papan hubung bagi tegangan rendah dan sejenisnya.

6. PHB Cabang : Semua PHB yang terletak sesudah PHB utama atau sesudan PHB utama subinstalasi.

7. PHB Utama : PHB yang menerima tenaga listrik dari saluran utama konsumen dan membagikannya ke seluruh instalasi konsumen.

(24)

E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi

Melaksanakan Pemberian Tegangan pada PHB

dan Instalasi Percabangan

PHB.

Mengukur Tahanan Pembumian, Tahan

an Isolasi Dan Polaritas sesuai

Standar Operasi

SELESAI Membuat Laporan

dan Berita Acara

Memeriksa PHB dan Peralatannya

Tanpa mengurangi

tingkat IP Memeriksa dan

Mengukur Tegangan setiap

Fasa sesuai SOP

Menetapkan Alternatif Pemecahan Penyimpangan

dan Melaporkan.

Memeriksa Urutan Fase R,S,T dengan Tester

Putaran sesuai SOP.

Melakukan Identifikasi Penyimpangan

yang terjadi sesuai SOP.

Melaksanakan Pengukuran beban PHB masing-masing

jurusan Instalasi dan Percabangan.

Memeriksa Gambar Satu Garis sesuai

Dokumen Perusahaan - Daftar Alat

- Gambar - Rencana

Kerja

MULAI

= TRANSPORTATION = MANUAL OPERATION

= PREPARATION = DECISION

Memahami Ketentuan dan

Prosedur K3 sesuai Standar

yang berlaku.

Menerapkan Peratuan dan Prosedur K3 dalam Pekerjaan.

Memeriksa Pemasangan dan

Fisik PHB sesuai gambar Konstruksi.

Menyiapkan Alat Kerja, Alat K3.

Dan Alat Bantu.

Menghubungi Personil yang berwenang untuk

memastikan Koordinasi.

Memeriksa Perintah yang diterima dan memastikan bahwa

instruksi dapat dilaksanakan

Memasang Sepatu Kabel sesuai

Standar Konstruksi dan

Manual Mememeriksa

Karakteristik dan Rating Arus yang

terpasang Sesuai Standar.

Menyusun Rencana Kerja, agar Pekerjaan dapat

dilaksanakan

(25)

F. Mengoperasikan Phb Utama dan Phb Cabang

1. Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian PHB

Pengetahuan yang diperlukan dalam Merencakan dan Menyiapkan Pengoperasian PHB meliputi :

A. Gambar Kerja Satu Garis Phb Berdasarkan Ketentuan dalam Puil Dalam teknik listrik, pada dasarnya ada 2 (dua) cara menggambar instalasi yang harus dikerjakan oleh pemasang instalasi, yaitu :

1) Gambar skema instalasi : Adalah gambar pemasangan instalasi yang sesungguhnya, sehingga alat penghubungnya/ saklar dan beban instalasi/lampu nampak tergambar juga jumlah kawat/penghantar yang harus dipasang dan ditunjukkan juga arah pemasangan dan sambungannya.

2) Gambar diagram satu garis : Gambar pemasangan yang hanyaditunjukkan dengan gambar satu garis saja. Sedangkan saklar dan lampu ditunjukkan dengan gambar symbol, dan jumlah kawat/penghantar yang harus terpasang hanya ditandai dengan garis kecil yang dibuat miring pada penghantarnya. Garis kecil miring dua (2) garis, menunjukkan bahwa jumlah penghantar yang terpasang adalah dua saluran. Jika jumlah penghantar yang harus dipasang lebih dari dua, maka digunakan tanda garis kecil miring dan disertai angka yang menujukkan julah penghantarnya.

(26)

Gambar 1 : Diagram satu garis Panel Hubung Bgi ( PHB )

B. Gambar Satu Garis yang Berkaitan Dengan Pengoperasian PHB Sesuai dengan Dokumen yang Ditetapkan Perusahaan dan SOP

1) Saklar Masuk

 Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang setidaknya – tidaknya satu sakelar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak – tidaknya dipasang satu proteksi arus .

 Sebagai alternative untuk sakelar dengan proteksi arus lebih, atau pengaman lebur, dapat juga dipakai sakelar yang didalamnya terdapat proteksi arus yang dikehendaki, seperti pemutus sirkit (Mini Circuit Breaker / MCB) sebagai tetera pada gambar . Apabila hal ini diterapkan maka pemutus sirkit yang akan digunakan harus dipilih yang sesuai, yaitu memiliki ketahanan arus hubung pendek paling tidak sama besar dengan arus hubung pendek yang mungkin terjadi dalam sirkit yang diamankan.

(27)

 Saklar masuk harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada pengaman lebur dan gawai lainnya yang menjadi bertegangan, kecuali volt meter, lampu indicator dan pengaman lebur utama yang dipasang sebelum sakelar masuk , jika sakelar masuk itu dalam keadaan terbuka.

2) Sakelar Keluar

Pada sirkit keluar PHB harus dipasang sakelar keluar jika sirkit tersebut :

 Mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain.

 Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor/perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut dayanya masing – masing lebih kecil atau sama dengan 1,5 kW dan letaknya dalam ruangan yang sama , kecuali untuk tegangan menengah .

 Dihubungkan ke tiga buah atau lebih kotak – kontak yang masing – masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 A .

 Mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.

3) Pengelompokan Sirkit

 Pada PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar fase tunggal dan fase tiga, baik untuk instalasi tenaga dan instalasi penerangan, gawai proteksi, sakelar, dan terminal yang serupa harus dikelompokan sehingga : a. tiap kelompok melayani sebanyak banyak nya enam buah sirkit.

 Kelompok perlengkapan instalasi tenaga terpisah dari kelompok instalasi penerangan.

 Kelompok perlengkapan fase tunggal, fase dua, dan fase tiga merupakan kelompok sendiri – sendiri yang tyerpisah.

(28)

NYY 5 x 10 mm2

NYY 5 x 10 mm

2

NYY 5 x 35 mm2

2

M6 M7 M8

2

M1 M2 M3

A

F5 25 A F4 25 A Q 100 A

NYY 4 x 10 mm

10 A

10 A

10 A Q35 A

10 A

10 A

10 A Q35 A 10 A

10 A

10 A Q35 A

C D F2 80 A

B

Gambar 3 : Pengelompokan Perlengkapan sirkit

4) Pengaman Lebur, NFB, MCB, Sakelar dan Rel

 Jika pengaman lebur, NFB, MCB dan sakelar kedua – duanya terdapat pada sirkit masuk, sebaiknya alat pengaman dipasang sesudah sakelar.

 Apabila system proteksi tidak menggunakan pengaman lebur tetapi menggunakan pemutus sirkit serjenis MCB (Min Circuit Breaker), maka ketentuan dalam ayat 1.2.7.1 dan ayat ini tidak berlaku, tetapi diterapkan ketentuan seperti tersebut dalam ayat 1.2.4.1.

Instalasi Penerangan Lab CNC /Cad

Instalasi Penerangan bengkel Instalasi Penerangan Lab

Instalasi Tenaga Lab CNC

Instalasi Tenaga bengkel Bubut

(29)

 Kemampuan sakelar [pada suatu sirkit sekurang - kurang nya harus sama dengan kemampuan pengaman lebur pada sirkit tersebut.

 Bagian PHB tidak boleh diberi beban terus menerus dengan arus, tegangan atau frekuensi yang melebihi kemampuannya ( Gb.2.28 )

 PHB harus tahan terhadap arus hubung pendek yang dapat timbul didalamnya dengan cara memperhitungkan kerja gawai proteksi yang terpasang didepannya.

NYY 4 x 10 mm

NYY 5 x 10 mm2

NYY 5 x 10 mm NYY 5 x 10 mm NYY 5 x 10 mm2 NYY 5 x 35 mm2

2 2

M6 M7 M8

2

M1 M2 M3

25 A

25 A 25 A

10 A

10 A

10 A Q35 A

10 A

10 A

10 A Q35 A 10 A

10 A

10 A Q35 A

A C D

B

F2 80 A

F6 100 A F5 25 A F4 25 A F3 60 A

Q 100 A

Gambar 2 : Kedudukan saklar masuk dan saklar keluar

NFB / MCB berfungsi ganda yaitu : Selain berfungsi sebagai Sakelar Keluar juga sebagai Pengaman Arus

(30)

30 A

30 A 30 A 60 A

Gambar 4 : Penempatan pengaman

c. Menyusun Rencana Kerja

1. Perencanaan dan persiapan pengoperasian PHB adalah kegiatan awal yang harus dilakukan, meliputi :

- Memeriksa gambar / diagram satu garis.

- Menyusun rencana kerja.

- Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu.

- Menyiapkan peralatan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan persyaratan K-3 yang berlaku untuk pekerjaan .

2. Mengoperasikan PHB Utama dan PHB Cabang, antara lain : - Menerapkan Peraturan dan Prosedur K3.

- Memeriksa fisik PHB sesuai gambar dan SOP.

- Mengukur tahanan pembumian, tahanan isolasi, polaritas sesuai satndar Operasi.

- Memasang sepatu kabel pada setiap sambungan pada PHB.

- Memeriksa karakteristik dan rating pembatas arus.

- Memeriksa teganga kerja pada PHB.

NYY 5 x 4 mm2 KHA = 34 A

NYY 5 x 2,5 mm2 KHA = 25 A

M

Arus beban 28 A

(31)

3. Memeriksa operasi PHB, antara lain :

- Memeriksa dan mengukur tegangan setiap fase pada PHB.

- Memeriksa urutan fase R,S,T dengan tester urutan fasa.

- Melaksanakan pengukuran beban PHB untuk masing-masing percabangan.

- Mengidentifikasi dan metapkan alternatif pemecahannya, jika terjadi penyimpangan sesui SOP.

4. Membuat laporan , meliputi :

- Membuat laporan pengoperasian PHB sesuai dengan SOP.

- Membuat Berita Acara serah terima Operasi, kepada pihak terkait.

d. Menyiapkan Alat Kerja 1) Peralatan tangan

Peralatan tangan yang digunakan dalam pekerjaan mengoperasikan PHB adalah :

a) Kunci-kunci

(1) Kunci Pas, Kunci Ring, Kunci Sock , Kunci inggris ( adjustable wrench es )

(2) Tang (Pliers)

 Tang Kombinasi /tang standar

 Tang Slip Joint

 Tang Gunting / Potong (Diagonal Cutting Pliers)

 Tang Sirklip /Mulut Buaya (Circlip Pliers) b) Obeng(Screwdrivers)

 Obeng Minus (Obeng Standar)

 Obeng Plus (Obeng Phillips)

(32)

2) Alat Ukur Listrik

a. Multimeter ( AVO Meter Analog dan Digital ) b. Tang Ampere

c. Megger d. Earth tester

E P C

Hijau

Merah Kuning

5 - 10 m 5 - 10 m Elektroda bumi

Earth Tester

Gambar 5 : Peralatan ukur dan uji kelistrikan

e. Menyiapkan Alat K3

Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja, antara lain :

- Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

1) Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan yang timbul sewaktu melakukan aktifitas dibengkel atau dimana saja pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

(33)

2) Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti tidak menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD) misalnya ; helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain sebagainya.

Gambar 6 : Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3

3) Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya.

Gambar 7 : Lingkungan/ bengkel kerja listrik yang tidak aman

4) Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Sebelum melakukan aktifitas di bengkel lingkungan kerja harus betul- betul aman dari gangguan, baik secara langsung maupun tak langsung terhadap aktifitas yang dilakukan. Apakah terhadap sipekerja maupun pada benda kerja

(34)

Gambar 8 : Sikap dan Lingkungan kerja/ bengkel listrik yang aman dan baik untuk bekerja.

5) Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain :

Gambar 9 : Bahaya akibat listrik

a) Dilarang melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan bertegangan.

b) Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi.

c) Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas.

d) Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan.

e) Menggunakan alat pelindung ( sarung tangan karet elektrik dan sepatu ).

f) Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya.

g) Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat ( tidak mengantuk, tidak mabuk )

(35)

h) Hindari bercanda sewaktu bekerja.

i) Lakukan perawatan peralatan dan perkakas secara berkala/teratur

6) Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/ Bengkel.

Untuk menghindari kecelakan terhadap pekreja dan benda kerja ter lebih dahulu harus memahami tindakan bekerja yang aman sebelum bekerja:

 Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya.

 Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain.

 Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan kerja.

 Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang ditunjukan.

 Laporkan pekerjaan dan situasi yang diperkirakan tidak aman.

 Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman.

 Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk pekerjaan yang dilakukan.

 Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan terjadi.

 Jangan melakukan sesuatu yang belum difahami, tidak punya keterampilan atau kewenangan melakukannya.

 Kerja sama dan partisipasi dalam membentuk tempat kerja aman sangat diperlukan.

F. Penyiapkan Alat Bantu Sesuai SOP dalam Kondisi dapat Bekerja dengan Baik dan Aman.

Alat Bantu yang harus disiapkan dan Prosedur Pemasangannya antara Lain : 1) Saklar dan Pemutus

Menurut PUIL 2000 : 6.2.4 – 6.2.5 saklar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(36)

a) Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus.

b) Saklar masuk untuk memutuskan aliran suplay PHB tegangan rendah harus mempunyai batas kemampuan minimum 10 amper, dan arus minimumsama besar dengan arus nominal penghantar masuk tersebut.

c) Saklar keluar harus dipasang jika sirkit tersebut menyuplai tiga atau lebih PHB lain.

d) Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah motor/ perlengkapan listrik yang lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut masing-masing kecil atau sama dengan 1,5 Kw dan letaknya dalam ruang yang sama.

e) Saklar keluar dihubungkan ke tiga buah kotak-kontak yang masing- masing mempunyai arus nominal lebih dari 16 Amper.

f) Saklar keluar mempunyai arus nominal 100 A atau lebih.

2) Persyaratan untuk pemutus, harus memenuhi aturan :

a) Sarana pemutus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang telah dibumikan, dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri.

b) Sarana pemutus harus dapat menunjukkan dengan jelas apakah sarana pemutus tersebut pada kedudukan terbuka atau tertutup.

c) Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang- kurangnya 115 % dari arus beban penuh.

d) Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang- kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.

e) Sarana pemutus harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tampak dari tempat kendali.

(37)

f) Jika sarana pemutus yang letaknya jauh dari motor, maka harus dipasang sarana pemutus lain berdekatan dengan motor, atau sebagai

g) gantinya. Sarana pemutus yang letaknya jauh harus dapat dikunci pada kedudukan terbuka.

h) Jika motor menerima daya listrik lebih dari satu sumber, maka harus dipasang sarana pemutus tersendiri untuk setiap sumber daya.

Setiap saklar / pemutus sirkit harus mampu menyambung dan memutuskan arus yang dapat mengalir dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus berfungsi sedemikian hingga tidak membahayakan operator. Syarat dari pemakaian saklar dan pemutus (PUIL 2000: 4.12.1.2 - 4.12.1.3):

3) Sarana Pengontrol

Sarana pengontrol atau pengendali adalah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor maupun beban listrik lainnya. Hal ini digunakan untuk memperlancar kelangsungan penyaluran sumber energi listrik.

a) Saklar tombol tekan (Push button)

(1) Saklar tombol tekan merupakan alat pembuka atau penutup rangkaian yang pengoperasiannya dilakukan dengan menekan tombol tersebut. Saklar ini berfungsi sebagai saklar bantu untuk pengoperasian kontaktor ataupun MCCB.

(2) Push button ini terdiri dari 2 tipe, yaitu normally open (NO) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi terbuka, dan normally close (NC) dimana dalam keadaan normal berada pada posisi tertutup. Pengoperasian antara NO dengan NC saling bertolak belakang.

(38)

Gambar 10 : Konstruksi Push Button

b) Kontaktor

Kontaktor merupakan sejenis saklar/kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban listrik yang besar dan mampu menyambung ataupun membuka rangkaian listrik secara berulang-ulang.

Kontaktor terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu : kontak utama, kontak bantu, dan koil magnetic. Prinsip kerja kontaktor berdasarkan induksi elektromagnetik dimana koil magnetic kontaktor tersebut di supply sumber tegangan listrik AC / DC.

(39)

Gambar 11 : Pandangan Luar kontaktor .

Gaya magnet yang bekerja pada kontaktor dibangkitkan oleh kumparan. Kumparan kontaktor mempunyai sejumlah lilitan kawat berisolasi untuk memberikan belitan amper yang diperlukan untuk beroperasi pada arus kecil. Kumparan dibuat untuk operasi di atas kisaran 80 - 110 % ukuran kerja tegangan arus bolak-balik atau arus searah.

c) Transformator Arus

Pada panel listrik trafo arus berfungsi untuk mengontrol besar arus yang mengalir pada rangkaian. Transformator arus dibuat dengan perbandingan tertutup, karana tidak tersedianya ampermeter yang dapat mengukur arus yang sangat besar. Dengan adanya perbandingan antara arus primer dan arus sekunder pada transformator arus, pada diukur berapapun besar arus yang mengalir dengan membuat perbandingan lilitan trafo yang sesuai dengan besar arus yang akan diukur.

Referensi

Dokumen terkait