• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum bersifat dinamis yang berarti kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik,kultur,sistem nilai serta kebutuhan masyarakat (Arifin, 2011:2). Tujuan perubahan kurikulum adalah untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya dan untuk menjawab perubahan, perkembangan zaman di era global. Menurut Mulyasa (2013:163). Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu ,untuk memahaminya membutuhkan sebuah analisa.

Menurut Mulyasa (2013:163) Implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan inovatif. Hal ini di mungkinkan karena kurikulum ini berbasis karakter adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan dunia global. Kurikulum SD 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yaitu tidak hanya cerdas intelektualnya , tetapi juga cerdas emosi, sosial dan spiritual yang nampak dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran (Hidayat, 2013:113).

Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Kemendikbud (2013:iii).

Jadi, dapat disimpulkan kurikulum 2013 adalah pengabungan, pengembangan KBK dan KTSP yang materinya diperluas dengan mengedepankan pembelajaran inovatif, kreatif untuk membentuk karakter dan mempersiapkan SDA dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat.

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Kemendikbud (2013:72) Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan atas aneka kemajuan dan perubahan, melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Faktor-faktor adalah sebagai berikut : a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan

Tantangan internal lainnya adalah terkait dengan faktor perkembangan penduduk dilihat dari usia produktif. Pengupayaan usia produktif supaya SDA melimpah yang mempunyai kompetensi dan keterampilan dengan harapan supaya pendidikan tidak menjadi sebuah beban. Sesuai dengan perkembangan usia produktif bahwa pada tahun 2020-2035 SDM Indonesia usia produktif akan meningkat. Hal ini dapat dijadikan modal pembangunan yang sangat luar biasa.

Jadi, dapat disimpulkan dalam menjawab 8 acuan di atas dan untuk mencapainya, hal terpenting adalah tenaga pendidik yang mempunyai etos kerja, keterampilan dan kompetensi. Apabila seorang pendidik tidak memiliki kompetensi dan keterampilan maka akan menjadi beban besar. Kerja yang harus dilakukan untuk pendidikan pada saat ini adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang banyak tersebut dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan.

b. Tantangan Eksternal

Menurut Kemendikbud (2013:74) Tantangan eksternal antara lain terkait tantangan masa depan seperti (1.) Globalisasi (2.) Masalah lingkungan hidup (3.) Kemajuan teknologi informasi (4.) Konvergensi ilmu dan teknologi (5.) Ekonomi berbasis pengetahuan (6.) Kebangkitan industri kreatif dan budaya (7.) Pergeseran kekuatan ekonomi dunia (8.) Pengaruh dan imbas teknosains (9.) Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan (10.) Materi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA)

Tantangan eksternal yang lain seperti dalam menghadapi kompetensi masa depan yang mengcakup (1.) Kemampuan berkomunikasi (2.) Kemampuan berpikir jernih dan kritis (3.) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan (4.) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab (5.) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleransi terhadap pandangan yang berbeda (6.) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal (7.) Memiliki minat luas dalam kehidupan (8.) Memiliki kesiapan untuk bekerja (9.) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya (10.) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal berkaitan dengan mau dibawa ke mana arah pendidikan Indonesia pada perkembangan global ini. Apakah kita hanya diam saja menunggu perubahan terjadi tanpa kita melakukan tindakan? Kita harus bergerak untuk memberikan perubahan pendidikan di Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

Menurut Kemendikbud (2013:74) penyempurnaan pola pikir dari kurikulum KTSP mengalami banyak perubahan diantaranya sebagai berikut : Penyempurnaan pola pikir dalam perumusan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut : (1.) Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan (2.) Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran (3.) Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan (4.) Mata pelajaran diturunkan

dari kompetensi yang ingin dicapai (5.) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti setiap kelas.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan kurikulum KBK dan KTSP menuju pola pikir yang lebih maju sebagai berikut: (1.) Pola pembelajaran yang teacher center menjadi pembelajaran student center. (2.) Pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif (3.) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (4.) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (5.) Pola pembelajaran yang abstrak menjadi lebih kongkret dengan berbasis aktivitas. (6.) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (7.) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. (8) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. (9.) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (10.) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. (11.) Pola hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. (12.) Pola usaha sadar tunggal menuju jamak. (13.) Pola satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak. (14.) Pola kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan. (15.) Pola pemikiran faktual menuju kritis. (16.) Pola penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Menurut Kemendikbud (2013:75) Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan

Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi silabus dan rpp telah disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru. e. Penguatan Materi

Menurut Kemendikbud (2013:76) Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Pembelajaran di Indonesia masih sangat kalah dengan negara lain, Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran pada level 3. Ketika kita berpikir secara ke depan,bahwa manusia itu diciptakan sama, hal yang membedakana dalam konteks pembelajaran adalah pembelajaran yang diajarkan berbeda dengan perkembangan zaman.

Sejalan dengan perkembangan zaman maka perlu ditinjau ulang tentang kurikulum, bahwa materi yang sudah tidak sesuai dibuang, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan menambah materi sesuai perkembangan zaman, dalam upaya menghadapi persaingan di dunia global.

Perubahan kurikulum yang terjadi pada kurikulum 2013 menyangkut 4 standar pendidikan yaitu Standar Kopetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian. Keempat standar pendidikan tersebut dirumuskan kedalam tujuh elemen perubahan Menurut Hidayat (2013: 127-129) tujuh elemen perubahan kurikulum SD 2013 meliputi:

1. Kompetensi Lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan

hard skill yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

2. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI): kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan (ISI): kompetensi dikembangkan melalui pendekatan Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

4. Struktur Kurikulum (ISI): holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya), jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertabah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran:

a. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta

b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar

d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan 6. Penilaian:

a. Penilaian berbasis kompetensi

b. Pergeseran penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

d. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga keompetnsi inti dan SKL e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen

utama penilaian

7. Kegiatan Ekstrakurikuler (ekskul): Praja Muda Karana (Pramuka) yang merupakan ekskul wajib. Selain ekskul wajib, ada ekskul pilihan yaitu Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR), Bahasa Inggris.

Menurut Kemendikbud (2013:97) elemen perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Struktur Kurikulum elemen perubahan yang terjadi adalah holistik berbasis sains (alam, sosial dn budaya). Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6.

Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

2. Proses pembelajaran elemen perubahan yang terjadi adalah Standar proses yang semula terfokus pada Elaborasi dan Konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Tematik dan terpadu

3. Penilaian hasil belajar elemen perubahan yang terjadi adalah penilaian berbasis kompetensi, pergeseran penilaian melalui tes menuju penilaian otentik, penilaian tidak hanya pada level KD tetapi juga KI dan SKL, penggunaan portofolio dalam penilaian utama. Ekstrakulikuler pramuka (wajib), UKS, PMR dan Bahasa Inggris.

4. Perubahan pada semua mata pelajaran

Jadi, dapat disimpulkan bahwa elemen perubahan yang terjadi secara garis besar adalah pengintegrasian mata pelajaran ke dalam suatu tema tertentu, dengan menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian berbasis kompetensi

Dokumen terkait