• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema kegigihan usahaku meraih cita-cita untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema kegigihan usahaku meraih cita-cita untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
249
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA KEGIGIHAN USAHAKU MERAIH CITA-CITA

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohanes Leo Mury Yudhistira NIM: 101134006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA KEGIGIHAN USAHAKU MERAIH CITA-CITA

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohanes Leo Mury Yudhistira NIM: 101134006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus sumber segala rahmat yang selalu

memberikan kelancaran dan kemudahan disetiap langkah.

Bapak dan ibuk tercinta, Paulus Murdiman dan An. Endang

Nurhayati yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan cinta

serta semangat yang luar biasa sehingga saya dapat menyelesaikan

pendidikan sarjana.

Akung, Uti Hasmo Prayoga dan bulek Indri tercinta di Lampung

terimakasih atas doa dan dukungannya.

Kakak saya Pauline Nunik Anggraini, adik saya Mateus Krisna

Murti, keponakan saya Alinne Atmoko dan Juan Atmoko terima

kasih atas keceriaan yang diberikan.

(6)

v MOTTO

With God, all things are possible.

(Mark 10:27)

“You cannot change the past,

that you can do is learn from the mistake”

~Jorge Lorenzo~

“Setiap orang punya jatah gagal

,

habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda”

~Dahlan Iskan~

Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah pertama

~Konfusius~

Masa depan adalah milik mereka yang mempercayai keindahan

mimpi-mimpinya

~Eleanor Roosevelt~

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi

dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan

semangat

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Mei 2014 Peneliti,

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yohanes Leo Mury Yudhistira Nomor Mahasiswa : 101134006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA KEGIGIHAN USAHAKU MERAIH CITA-CITA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan, (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan isi saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 20 Mei 2014 Yang menyatakan,

(9)

viii ABSTRAK

Yudhistira, Leo. Mury. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, bahan ajar, kurikulum 2013, tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan produk berupa pengembangan bahan ajar kurikulum 2013 yang mengakomodasi pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal sesuai tuntutan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema kegigihan usahaku meraih cita-cita untuk siswa kelas IV sekolah dasar dan mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema kegigihan usahaku meraih cita-cita untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Metode penelitian yang digunakan yaitu Research and Development (R&D). Prosedur pengembangan bahan ajar ini memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall ini melalui delapan tujuh, yaitu (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk (prototype), (4) Validasi ahli, (5) Revisi desain, (6) Uji coba desain, (7) Revisi desain, untuk mengembangkan dan menghasilkan produk final berupa bahan ajar kurikulum 2013.

Hasil validasi menunjukkan bahwa kualitas bahan ajar yang dikembangkan menurut pakar kurikulum 2013 memperoleh skor 3,81 dengan

kategori “baik”, validasi oleh dua orang guru kelas IV SDN Ungaran yang menerapkan kurikulum 2013 memperoleh skor 4,16 dan 4,02 dengan kategori

“ baik”, dan validasi lapangan oleh sepuluh siswa kelas IV SD Pangudi

Luhur Sedayu memperoleh skor 4,52 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut diperoleh rerata skor 4,13 dan termasuk dalam

(10)

ix ABSTRACT

Yudhistira, Leo. Mury. (2014). The Development of Teaching Materials Based on Curriculum 2013 Subtheme “Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita” for Primary School Students Grade 4th. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education of Sanata Dharma University.

Keywords: research development method, teaching material, curriculum 2013, thematic integrative, scientific approach, authentic assessment, local culture-based education.

This research is a development research which produces products in the form of development curriculum resources of 2013 that accommodates learning curriculum thematic integrative, scientific approach, authentic assessment, and local culture-based education. The goal of this research is to show the development of teaching material procedure with the subtheme the persistence of my effort to achieve dream for primary school students grade 4th and to describe teaching material product subtheme the persistence of my effort to achieve dream for primary school students grade 4th.

The methodology of this research is Research and Development (R&D).

The procedures in this teaching material development modify Kemp steps model which has been revised and seven steps of Borg and Gall’s research development, those are: (1) potential & problem, (2) data collection, (3) design product (prototype), (4) validation expert, (5) design revision, (6) trial design, (8) design revision, to develop and produce final product which is teaching material for curriculum 2013.

The result of validation shows that the quality of teaching material which has been developed by curriculum specialist of 2013 is obtained a score of 3.81

with the category of “good”, validation scores from two primary school teachers who apply curriculum 2013 are 4.16 and 4.02 with the category of “good”, and

field validation score from ten students in Pangudi Luhur Sedayu Primary School is 4.52 with the category of “very good”. Score from all of the validation results is

4.13 in average, included in category of “good”. It is from the aspect of validation

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kepala Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M. Pd selaku validator kurikulum 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Ibu Anastasia Murtini,S.Pd selaku validator guru kelas IV SDN Ungaran

(12)

xi

8. Bapak Tria Ristantiyo S.Pd selaku validator guru kelas IV SDN Ungaran yang telah memberikan pembenahan kesalahan produk bahan ajar.

9. Ibu Anastasia Sri Lestari,S.Pd. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

10.Ibu Endah Tri Utami, S.Pd. selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

11.Seluruh siswa kelas IV SD Pangudi Luhur St.Aloysius Sedayu tahun ajaran 2013/2014 yang telah membantu selama penelitian berlangsung. 12.Orang tuaku Paulus Murdiman dan An. Endang Nurhayati yang setia

memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Adikku Mateus Krisna Murti, keponakanku Alinne Atmoko dan Juan Atmoko yang selalu memberi semangat dalam tawanya.

14.Akung dan Utiku Hasmo Prayoga di Lampung yang telah memberi dukungan penuh untuk menyelesaikan skripsi.

15.Bulek Maria Indri Astuti di Lampung yang selalu memberikan support supaya tetap semangat, senyum dalam menghadapi dan menyelesaikan skripsi.

16.Teman-teman payung semangat dan dinamika kalian luar biasa, kita dapat melewati tahap ini dengan usaha dan kerja keras.

17.Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Peneliti,

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

(14)

xiii

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk yang Akan dikembangkan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 11

2.1.2 Pendekatan Tematik Integratif ... 18

2.1.2.1 Elemen-elemen Terkait dalam Pembelajaran Tematik ... 20

2.1.2.2 Manfaat Pendekatan Tematik ... 21

2.1.2.3 Tahap-tahap Pembelajaran Tematik ... 22

2.1.2.4 Model-model Pembelajaran Terpadu ... 23

2.1.3 Pendekatan Saintifik... 26

2.1.4 Penilaian Otentik ... 30

2.1.4.1 Pengertian Penilaian Otentik ... 30

2.1.4.2 Jenis-jenis Penilaian Otentik ... 31

2.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 34

2.2 Model Pengembangan Bahan ajar ... 36

2.3 Penelitian yang Relevan ... 42

2.4 Kerangka Berpikir ... 44

2.5 Pertanyaan Penelitian ... 45

(15)

xiv

3.2 Prosedur Pengembangan ... 48

3.2.1 Waktu Penelitian ... 52

3.3 Uji Coba Produk ... 53

3.3.1 Desain Uji Coba Produk ... 53

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 53

3.3.3 Instrumen Penelitian... 54

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.3.5 Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 58

4.1.1 Hasil Wawancara ... 58

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara ... 61

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 61

4.2.1 Silabus ... 62

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 63

4.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 64

4.2.4 Bahan Ajar ... 64

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 72

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk ... 72

4.3.2 Data Validasi Guru Kelas IV dan Revisi Produk ... 74

4.3.3 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk... 75

4.3.4 Kajian Produk Akhir ... 78

(16)

xv

BAB V KESIMPULAN, KETERBTASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 89

5.3 Saran ... 89

DAFTAR REFERENSI ... 90

LAMPIRAN ... 93

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Ilmiah ... 26

Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Kemp Revisi ... 37

Gambar 3. Tahap-tahap R&D Menurut Borg & Gall. ... 47

Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan R&D ... 49

Gambar 5. Latar Teks Bahan Ajar Sebelum Revisi ... 73

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian ... 52

Tabel 2. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima menurut Sukardjo ... 55

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima ... 57

Tabel 4. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisinya ... 73

Tabel 5. Komentar Guru Kelas IV [1] dan Revisinya ... 74

Tabel 6. Komentar Siswa Kelas IV [2] dan Revisinya ... 74

Tabel 7. Komentar Siswa Kelas IV SD ... 78

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran ... 94

Lampiran 1.1 Web Tema Bulanan Tema 7 ... 94

Lampiran 1.2 Web Indikator Mingguan Subtema 3 ... 95

Lampiran 1.3 Web Kompetensi Dasar dan Indikator Harian Subtema 3 ... 96

Lampiran 1.4 Silabus ... 102

Lampiran 1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 120

Lampiran 2 Instrumen Validasi Produk ... 193

Lampiran 2.1 Resume Wawancara Kebutuhan SDN Gentan ... 193

Lampiran 2.2 Resume Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 194

Lampiran 2.3 Resume Validasi Guru Kelas IV SDN Ungaran [1] ... 196

Lampiran 2.4 Resume Validasi Guru Kelas IV SDN Ungaran [2] ... 198

Lampiran 2.5 Resume Validasi Lapangan SD Pangudi Luhur Sedayu ... 200

Lampiran 3 Ujicoba Lapangan Terbatas dan Rekapitulasi ... 210

Lampiran 3.1 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 210

Lampiran 3.2 Rekapitulasi Validasi Guru Kelas IV SDN Ungaran [1] ... 213

Lampiran 3.3 Rekapitulasi Validasi Guru Kelas IV SDN Ungaran[ 2] ... 216

Lampiran 3.4 Rekapitulasi Validasi Lapangan SD Pangudi Luhur Sedayu . 219 Lampiran 3.5 Rekapitulasi Validasi Keseluruhan ... 221

(20)

xix

Lampiran 4 Keperluan Administrasi dalam Penelitian ... 223

Lampiran 4.1 Surat Ijin Penelitian ... 223

Lampiran 4.2 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 224

Lampiran 5 Dokumentasi ... 225

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kurikulum dapat digambarkan sebagai jantungnya pendidikan, kurikulum mempunyai dua pengertian. Pengertian kurikulum tradisional yaitu sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah (Hamalik, 2007:3). Pengertian kurikulum modern yaitu semua kegiatan dan pengalaman (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2011:4). Kurikulum bersifat dinamis yang berarti kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik,kultur,sistem nilai serta kebutuhan masyarakat (Arifin, 2011:2).

Sistem pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan evisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana terarah dan berkesinambungan.

(22)

kurikulum dimulai dengan kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Sebagai contoh Kurikulum tahun 1975 CBSA ini dirasakan paling berat, sebab harus menambah perpanjangan selama satu semester. Dapat dilihat bahwa kurikulum selalu overloaded sebab adanya pertarungan beragam kepentingan dan kepentingan tersebut selalu meminta untuk diakomodasi. Kurikulum yang terakhir dipakai adalah KTSP yang sekarang sedang dilaksanakan uji coba kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum KTSP.

Kurikulum 2013 disusun berdasarkan kebutuhan siswa dalam belajar, pengembangan karakter, pembelajaran tematik integratif, cara kerja sains, dan cara penilaian otentik. Sesuai tujuan kurikulum 2013 untuk menyongsong pendidikan di persaingan global. Pendidikan yang baik akan menghantarkan manusia untuk mampu berkompetisi dengan dunia global, hal ini dapat dilahirkan dari sebuah proses pendidikan yang kuat. Hal yang paling mendasar dan kunci utama dalam pendidikan adalah karakter dari manusia itu sendiri, dengan pendidikan karakter yang diajarkan sejak masih kecil akan membentuk kepribadian dan karakter.

(23)

ketika berbicara di depan kelas. Karakter memerlukan waktu, proses untuk membentuknya dan pembiasaan yang dilakukan berulang-ulang. Menurut (Furqon,2010:19) orang yang “pandai” saja tetapi “tidak baik” akan

menghasilkan orang yang “berbahaya” karena dengan kepandaiannya ia bisa

menjadikan sesuatu menyebabkan kerusakan dan kehancuran.

Pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum 2013 untuk SD/MI adalah melalui pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dan mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Mendikbud,2013). Siswa tidak lagi belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, akan tetapi semua mata pelajaran melebur menjadi satu dalam satu kesatuan yang utuh dalam tema tertentu.

(24)

dengan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang akan dinilai dan diukur adalah dengan sebuah penilaian otentik.

Nurgiantoro (2011:24) mengatakan penilaian otentik mementingkan penilaian proses dan hasil, kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif dan semata-mata tidak berdasarkan hasil akhir. Penilaian siswa dalam proses pembelajaran dilakukan langsung oleh guru saat siswa belajar. Guru dapat menilai prosesnya dan hasil akhir, cara seperti ini akan lebih objektif sebab sesuai dengan apa yang terjadi dan merupakan kegiatan nyata tampilan dari siswa yang akurat serta bermakna. Guru tidak hanya menilai dari sebuah kertas ulangan yang dikerjakan oleh siswa, sebab nilai yang bagus tidak menjamin atau menentukan pribadi siswa.

Pembelajaran yang baik harus mempunyai tujuan yang sesuai kebutuhan siswa dan berpusat pada kurikulum yang berlaku. Salah satu yang dapat menunjang kemajuan siswa dalam belajar adalah adanya sarana dan prasarana, sumber belajar, media pembelajaran yang mendukung dan menarik, dan terakhir yang penting adalah bahan ajar. Bahan ajar kurikulum 2013 sudah dipersiapkan dari tingkat nasional, akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan salah satunya adalah terkait dengan budya lokal yang belum terangkat. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan (Trianto, 2010:123).

(25)

Yogyakarta, diperoleh informasi bahwa untuk penerapan bahan ajar Kurikulum 2013 masih mengalami banyak kesulitan. Kurikulum 2013 disusun berdasarkan kebutuhan siswa, proses pembelajaran melalui mengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan dan membuat peta konsep. Penilaian yang digunakan diambil dari kemampuan siswa saat sedang belajar secara langsung, guru juga menanamkan pendidikan karakter kepada siswa melalui pemberian contoh menghargai pendapat teman.

(26)

kebinggungan, media untuk pembelajaran guru hanya mampu menyiapkan dengan sederhana yaitu bahan-bahan yang ada di lingkungan sekolah, seperti kertas, untuk laptop dan LCD belum bisa.

Kurikulum 2013 seharusnya bagus, semua perangkat pembelajaran sudah dipersiapkan dari tingkat nasional, akan tetapi beberapa kendala muncul dalam penerapannya. Dari beberapa kendala yang ada, yang sangat menjadi pusatnya adalah tentang bahan ajar. Kendala yang ada perlu adanya sebuah solusi untuk memecahkannya, maka sangat perlu sebuah penyempurnaan bahan ajar yang sudah ada atau buku suplemen yang baru, yang masih dalam taraf uji coba.

Berdasarkan hasil wawancara dan masalah yang ada, peneliti mencoba memberi alternatif solusi mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV SD/MI, dimana tema yang peneliti akan kembangkan adalah tema 7: Cita-citaku, subtema 3 :Kegigihan Usahaku meraih Cita-cita.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar ?

2. Bagaimana kualitas produk bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar ?

(27)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengolah bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar atau buku suplemen yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 3. Bagi siswa

Siswa dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 subtema Kegigihan Usahaku Meraih Cita-Cita untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

(28)

5. Bagi Prodi PGSD

Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

1. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang secara menyeluruh, mampu merangkul dari segi akademik, sikap serta emosi di dalam lingkungan sekolah yang mampu mengajak siswa berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan suatu tema pembelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar.

2. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang secara terkonsep, supaya peserta didik secara aktif menerapkan pengetahuan dan pengalamannya ke dalam suatu proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya menghafal tetapi lebih ditekankan pada prosesnya yang nyata yang berbasis aktifitas ,mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi ,mengkomunikasikan dan mencipta.

3. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang berproses dalam belajar dan dilakukan secara objektif, bersifat sesuai dengan keadaan yang terjadi. Penilaian yang menekankan proses sampai dengan hasil akhir.

(29)

mampu untuk mengamalkan nilai-nilai etika, dengan mencontoh suatu figur yang ada.

5. Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.6 Spesifikasi Produk yang akan di kembangkan

1. Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

2. Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

3. Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

4. Bahan ajar berbasis budaya lokal.

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum bersifat dinamis yang berarti kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik,kultur,sistem nilai serta kebutuhan masyarakat (Arifin, 2011:2). Tujuan perubahan kurikulum adalah untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya dan untuk menjawab perubahan, perkembangan zaman di era global. Menurut Mulyasa (2013:163). Kurikulum sebagai bidang kajian sangat sulit untuk dipahami, tetapi sangat terbuka untuk didiskusikan. Oleh karena itu ,untuk memahaminya membutuhkan sebuah analisa.

(31)

Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Kemendikbud (2013:iii).

Jadi, dapat disimpulkan kurikulum 2013 adalah pengabungan, pengembangan KBK dan KTSP yang materinya diperluas dengan mengedepankan pembelajaran inovatif, kreatif untuk membentuk karakter dan mempersiapkan SDA dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat.

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Kemendikbud (2013:72) Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan atas aneka kemajuan dan perubahan, melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Faktor-faktor adalah sebagai berikut : a. Tantangan Internal

(32)

Tantangan internal lainnya adalah terkait dengan faktor perkembangan penduduk dilihat dari usia produktif. Pengupayaan usia produktif supaya SDA melimpah yang mempunyai kompetensi dan keterampilan dengan harapan supaya pendidikan tidak menjadi sebuah beban. Sesuai dengan perkembangan usia produktif bahwa pada tahun 2020-2035 SDM Indonesia usia produktif akan meningkat. Hal ini dapat dijadikan modal pembangunan yang sangat luar biasa.

Jadi, dapat disimpulkan dalam menjawab 8 acuan di atas dan untuk mencapainya, hal terpenting adalah tenaga pendidik yang mempunyai etos kerja, keterampilan dan kompetensi. Apabila seorang pendidik tidak memiliki kompetensi dan keterampilan maka akan menjadi beban besar. Kerja yang harus dilakukan untuk pendidikan pada saat ini adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang banyak tersebut dapat ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan.

b. Tantangan Eksternal

(33)

Tantangan eksternal yang lain seperti dalam menghadapi kompetensi masa depan yang mengcakup (1.) Kemampuan berkomunikasi (2.) Kemampuan berpikir jernih dan kritis (3.) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan (4.) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab (5.) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleransi terhadap pandangan yang berbeda (6.) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal (7.) Memiliki minat luas dalam kehidupan (8.) Memiliki kesiapan untuk bekerja (9.) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya (10.) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal berkaitan dengan mau dibawa ke mana arah pendidikan Indonesia pada perkembangan global ini. Apakah kita hanya diam saja menunggu perubahan terjadi tanpa kita melakukan tindakan? Kita harus bergerak untuk memberikan perubahan pendidikan di Indonesia.

c. Penyempurnaan Pola Pikir

(34)

dari kompetensi yang ingin dicapai (5.) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti setiap kelas.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan kurikulum KBK dan KTSP menuju pola pikir yang lebih maju sebagai berikut: (1.) Pola pembelajaran yang teacher center menjadi pembelajaran student center. (2.) Pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif (3.) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (4.) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (5.) Pola pembelajaran yang abstrak menjadi lebih kongkret dengan berbasis aktivitas. (6.) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (7.) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia. (8) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. (9.) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (10.) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. (11.) Pola hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. (12.) Pola usaha sadar tunggal menuju jamak. (13.) Pola satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak. (14.) Pola kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan. (15.) Pola pemikiran faktual menuju kritis. (16.) Pola penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

(35)

Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi silabus dan rpp telah disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru. e. Penguatan Materi

(36)

Sejalan dengan perkembangan zaman maka perlu ditinjau ulang tentang kurikulum, bahwa materi yang sudah tidak sesuai dibuang, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan menambah materi sesuai perkembangan zaman, dalam upaya menghadapi persaingan di dunia global.

Perubahan kurikulum yang terjadi pada kurikulum 2013 menyangkut 4 standar pendidikan yaitu Standar Kopetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi dan Standar Penilaian. Keempat standar pendidikan tersebut dirumuskan kedalam tujuh elemen perubahan Menurut Hidayat (2013: 127-129) tujuh elemen perubahan kurikulum SD 2013 meliputi:

1. Kompetensi Lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan

hard skill yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

2. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI): kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.

3. Pendekatan (ISI): kompetensi dikembangkan melalui pendekatan Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran.

4. Struktur Kurikulum (ISI): holistik berbasis sains (alam, sosial dan budaya), jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertabah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

5. Proses Pembelajaran:

(37)

b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar

d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan 6. Penilaian:

a. Penilaian berbasis kompetensi

b. Pergeseran penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

d. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga keompetnsi inti dan SKL e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen

utama penilaian

7. Kegiatan Ekstrakurikuler (ekskul): Praja Muda Karana (Pramuka) yang merupakan ekskul wajib. Selain ekskul wajib, ada ekskul pilihan yaitu Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR), Bahasa Inggris.

Menurut Kemendikbud (2013:97) elemen perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

(38)

Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

2. Proses pembelajaran elemen perubahan yang terjadi adalah Standar proses yang semula terfokus pada Elaborasi dan Konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Tematik dan terpadu

3. Penilaian hasil belajar elemen perubahan yang terjadi adalah penilaian berbasis kompetensi, pergeseran penilaian melalui tes menuju penilaian otentik, penilaian tidak hanya pada level KD tetapi juga KI dan SKL, penggunaan portofolio dalam penilaian utama. Ekstrakulikuler pramuka (wajib), UKS, PMR dan Bahasa Inggris.

4. Perubahan pada semua mata pelajaran

Jadi, dapat disimpulkan bahwa elemen perubahan yang terjadi secara garis besar adalah pengintegrasian mata pelajaran ke dalam suatu tema tertentu, dengan menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian berbasis kompetensi

2.1.2 Pendekatan Tematik Integratif

(39)

dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang sesuai dengan mengaitkan konsep pembelajaran yang satu dengan yang lainnya yang dipusatkan pada tema supaya siswa dapat berpikir kritis untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pengetahuan.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik integratif. Menurut Kemendikbud (2013:198-199), ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integratif yaitu: (1) berpusat pada anak, (2) memberi pengalaman langsung pada peserta didik, (3) antara mata pelajaran saling terkait dan menyatu dalam kegiatan, (4) bersifat luwes yaitu keterpaduan berbagai mata pelajaran, (5) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat anak. Kelebihan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif Kemendikbud (2013:199):

a. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak

b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak

c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan

(40)

e. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama

f. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain, dalam arti respek terhadap gagasan orang lain.

g. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.

Jadi, dapat disimpulkan pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang secara menyeluruh, mampu merangkul dari segi akademik, sikap serta emosi di dalam lingkungan sekolah yang mampu mengajak siswa berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan suatu tema pembelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar.

2.1.2.1Elemen-Elemen Terkait dalam Pembelajaran Tematik

(41)

2.1.2.2Manfaat Pendekatan Tematik

Dalam Kemendikbud (2013:193) Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya memiliki rasa mau menanggung resiko bersama. Keterampilan hidup dikenali, didiskusikan dan dipraktikkan oleh peserta didik dengan interaksi yang tepat dan dengan perasaan yang menyenangkan dalam komunitas ruang kelas.

1. Menggunakan kelompok untuk bekerjasama, berkolaborasi, belajar berkelompok, dan memecahan konflik sehingga mendodong peserta didik untuk memecahkan masalah sosial dengan saling menghargai.

2. Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom). Aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara langsung, mengoptimasi semua sumber belajar, dan memberi peluang siswa untuk mengesplorasi materi secara lebih luas. 3. Siswa secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses

itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas, namun juga kualitas dalam mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu siswa siap mengembangkan pengetahuan.

4. Proses pembelajaran di kelas memungkinkan siswa berada dalam format ramah otak.

5. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam konteks kehidupannya sehari-hari.

(42)

guru melalui pemberian bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.

7. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

2.1.2.3Tahap-tahap Pembelajaran Tematik

Tahap-tahap pembelajaran tematik integratif diawali dengan pembuatan tema, mengintegrasikan tema dengan kurikulum, mendesain rencana pembelajaran dan yang terakhir melaksanakan aktivitas pembelajaran (Majid, 2014:76-77). Tahap-tahap pembelajaran tematik menurut Kemendikbud (2013:194) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tema.

Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru,atau ditetapkan bersama dengan siswa.

2. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum.

Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Mendesain rencana pembelajaran.

(43)

Misalnya, pembelajaran di kelas yang didasarkan atau diperkaya hasil karya wisata, kunjungan ke museum, dan lain-lain.

4. Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.

Tahapan ini memberi peluang peserta didik untuk mampu berpartisipasi dan memahami berbagi persepektif dari suatu tema. Hal ini memberi peluang bagi guru dan peserta didik melakukan eksplorasi suatu pokok bahasan.

2.1.2.4 Model-model Pembelajaran Terpadu

Dalam Kemendikbud (2013:194) Pembelajaran Terpadu dapat diimplementasikan dengan beragam model. Menurut Kemendikbud dalam Robin Fogarty (1991) ada sepuluh model, seperti disajikan berikut ini.

1. Model penggalan (fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan pemaduan yang terbatas pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa.

2. Model keterhubungan (connected model). Model ini diimplementasikan berbasis pada anggapan bahwa beberapa substansi pembelajaran berinduk pada mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan sastra.

(44)

sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.

4. Model Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini memadukan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.

5. Model berbagi (shared/participative model). Model ini merupakan pemaduan pembelajaran akibat munculnya tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.

(45)

7. Model galur (threaded model). Model ini memadukan bentuk-bentuk ketrampilan. Misalnya: melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta kurikulum.

8. Model celupan (immersed model). Model ini dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman masing-masing.

9. Model jejaring (networked model). Model ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.

10. Model terpadu (integrated model). Model ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya IPA.

(46)

dapat merangsang siswa untuk dapat berpikir secara kritis, siswa berproses dalam pengembangan kognitif, keterampilan dan sikap.

2.1.3 Pendekatan Saintifik

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu penyajian pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran dengan tema sebagai pemersatunya. Siswa belajar dengan cara kerja sains, hal ini dapat melatih kejujuran, sebab sains itu pasti, akan terus berkembang tanpa disadari, dengan cara melakukan proses pembelajaran. Tujuan pendekatan saintifik membuat siswa berpikir lebih kritis, mampu mengkomunikasikan secara sistematis dan metodologis, mempunyai dasar alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam Kemendikbud (2013:233) karakteristik keilmuan dari setiap materi pelajaran tidaklah sama maka khusus untuk penyajian pembelajaran dapat disajikan langkah dalam pendekatan ilmiah sebagai berikut: (1) Mengamati, (2) Menanya, (3) Menalar, (4) Mencoba, (5) Mengolah, (6) Menyimpulkan, (7) Menyajikan, (8) Mengkomunikasikan.

Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (Abdul Majid, 2014:210)

Gambar 1: Langkah-langkah pembelajaran pendekatan ilmiah

Sikap Tahu Mengapa

Pengetahuan ( Tahu apa ) Keterampilan

(Tahu bagaimana)

(47)

Menurut Conny (1985:19) kemampuan-kemampuan mendasar dalam pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut:

1. Observasi atau pengamatan

Keterampilan yang paling mendasar, mengobservasi berbeda dengan melihat. Kegiatan observasi anak akan memilah-milah mana yang penting dan kurang penting. Semua indera dapat digunakan dalam observasi. Sebagai contoh setiap hari anak melihat tanaman, tetapi tidak mengamati. 2. Penghitungan

Keterampilan menghitung biasanya dilatih dalam pelajaran matematika, pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia juga dapat dikembangkan. Anak diminta menghitung berapa jumlah pekerjaan orang tua yang menjadi guru, polisi di dalam kelas, setelah itu diminta membuat tabel, grafik. 3. Pengukuran

Kegiatan pengukuran adalah untuk membandingkan, guru dapat melatih dengan kegiatan mengukur tinggi kecambah dari hari ke hari.

4. Klasifikasi

Kegiatan ini adalah menggolongkan perbedaan dan persamaan suatu benda. Benda yang digolongkan harus diperhatikan klasifikasinya, misalnya tentang jenis daun menurut bentuknya.

5. Hubungan ruang/waktu

(48)

berjalan dan berlari. Anak diminta meneliti waktu yang dibutuhkan dengan jam dan stopwatch.

6. Pembuatan hipotesis

Keterampilan ini adalah membuat suatu perkiraan yang beralaskan untuk menerangkan suatu pengamatan tertentu. Kegiatan yang dapat guru ajarkan, guru meminta siswa membuat hipotesis sederhana. Percobaan yang dilakukan tanaman yang diberi pupuk akan tumbuh lebih subur daripada tanaman yang tidak diberi pupuk.

7. Perencanaan penelitian/eksperimen

Kegiatan ini dapat guru lakukan dengan meminta siswa membawa biji kacang ijo untuk ditanam dalam media tanam yang berbeda (tanah, pasir,serbuk kayu) ,manakah yang akan cepat tumbuh. Dalam melakukan eksperimen, guru perlu melatih dalam merencanakan eksperimen, dengan tujuan tidak boros waktu dan semua tujuan tercapai. Misalnya alat apa saja yang perlu digunakan, cara kerjanya, bagaimana mencatat dan mengolah data untuk dijadikan kesimpulan.

8. Pengendalian variable

(49)

9. Interpretasi data

Kegiatan ini adalah pengumpulan data dari hasil observasi, penghitungan, pengukuran,eksperimen atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam bentuk tabel, grafik. Data yang diperoleh anak dapat membaca data itu, misalnya ternyata tanaman dapat tumbuh subur ketika diberi pupuk.

10. Kesimpulan sementara (Inferensi)

Kegiatan ini adalah mengumpulkan data-data eksperimen lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang dimiliki. Guru dapat mengajarkan dengan menuliskan observasi, warna binatang ini indah, binatang ini mempunyai tiga pasang kaki, namanya dimulai dengan huruf K, kesimpulan sementara siswa adalah kupu-kupu

11.Peramalan

Kegiatan ini dapat guru latihkan kepada siswa, misalnya sebuah mata uang logam dilemparkan 20 kali, dan ternyata sisi gambar rumah muncul 14 kali, siswa dapat meramalkan bahwa kalau mata uang dilempar 40 kali maka sisi tersebut mungkin akan muncul 23 kali

12.Penerapan

Keterampilan ini adalah kegiatan penerapan atau pengaplikasian, guru dapat melatih dengan, kenapa ban dapat bertambah besar ketika di pompa. Hal ini dapat terjadi bahwa udara mempunyai tekanan

(50)

Kegiatan ini adalah hasil akhir berupa penyampaian hasil penemuannya berupa laporan, menceritakan, mempresentasikan.

Jadi, dapat disimpulkan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang secara terkonsep, supaya peserta didik secara aktif menerapkan pengetahuan dan pengalamannya ke dalam suatu proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya menghafal tetapi lebih ditekankan pada prosesnya yang nyata yang berbasis aktifitas sesuai taraf perkembangan.

2.1.4 Penilaian Otentik

2.1.4.1Pengertian Penilaian Otentik

Menurut Nurgiantoro (2011:23) Penilaian otentik menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemostrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Menurut Yunus (2012:167) Penilaian Otenitk adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Menurut Komalasari (2011:145) Penilaian otentik (autentik assessment) yang mengungkap potensi peserta didik dalam pembelajaran secara utuh, komprehensif, dan berkesinambungan. Sedangkan menurut Kemendikbud (2013:246) Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(51)

pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Penilaian Otentik dapat dijadikan gambaran bagi guru dalam memantau perkembangan belajar siswa, apakah siswa mengalami lambat belajar atau tidak. Siswa yang mengalami kelambatan belajar guru dapat segera mengambil tindakan untuk segera memperbaikinya, sebab penilaian dilakukan sejak awal sampai akhir. Dari empat pengertian penilaian otentik tersebut, dapat dipahami bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat siswa sedang berproses dalam belajar dan dilakukan secara objektif, bersifat sesuai dengan keadaan yang terjadi, untuk mengetahui perkembangan siswa dalam tiga ranah sikap, sehingga memperoleh pembelajaran yang bermakna. Penilaian yang menekankan proses sampai dengan hasil akhir.

2.1.4.2Jenis-Jenis Penilaian Otentik

Menurut Kemendikbud (2013:249) penilaian otentik mempunyai beberapa jenis penilaian yaitu:

a. Penilaian Kinerja

Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi siswa, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

(52)

2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.

3. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.

4. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.

b. Penilaian Proyek

(53)

c. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.

a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

(54)

d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

d. Penilaian Tertulis

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

2.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal 2.1.5.1Pengertian Pendidikan Karakter

(55)

menghasilkan SDM yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012:67).

Menurut Doni Koesoema (2007:124) pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana menanamkan nilai-nilai tertentu dalam diri anak didik di sekolah. Dengan demikian fungsi sekolah adalah sebagai tempat persemaian dan lahan yang memungkinkan bibit-bibit tersebut tumbuh subur serta memunculkan sebaik mungkin keunggulannya masing-masing (Raka,Gede dkk 2002:51). Menurut Sri Narwanti (2011:14) pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nila-inilai tersebut. Dengan demikian, pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif dan akhirnya pengalaman nilai secara nyata (Salirawati, 2012)

(56)

Menurut Wagiran (Tahun II, Nomor 3: 2012:329) dalam jurnal pendidikan karakter, Kearifan Lokal mempunyai beberapa arti yaitu (1) Kearifan lokal adalah sebuah pengalaman panjang, yang diendapkan sebagai petunjuk perilaku seseorang; (2) kearifan lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya; dan (3) kearifan lokal itu bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan zamannya. Sejalan dengan pemikiran kearifan lokal Wagiran menggambarkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat bersumber dari nilai-nilai yang digali dari budaya masyarakatnya. Hal tersebut dapat juga dijadikan acuan untuk pendidikan di Indonesia pada saat ini.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang mempunyai budi pekerti yang seimbang dengan intelektualnya.

2.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

(57)

Seorang guru harus dituntut lebih kreatif dalam menciptakan inovasi pembelajaran yang menarik dalam mengumpulkan sumber belajar. Bentuk sumber belajar bermacam-macam, guru dapat menggunakan barang-barang bekas sebagai sumber belajar, misalnya koran. Semakin lengkap bahan yang terkumpulkan dan semakin luas wawasan dan pemahaman guru terhadap materi tersebut maka berkecenderungan akan semakin baik pembelajaran yang dilaksanakan (Trianto, 2010:123).

Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and objectives

(Morrison, 2011:14).

Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp yang direvisi (Trianto, 2009:179)

Identifikasi Masalah Pembelajaran

Analisis Siswa

Pelayanan Pendukung

Pemilihan Media atau Sumber Belajar

Strategi Pembelajaran

Analisis Tugas

Merumuskan Indikator

Penyusunan Instrumen Evaluasi Revisi Perangkat

Pembelajaran

Evaluasi Formatif

Evaluasi Formatif

R

evi

si

R

evi

(58)

Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah (1) Tingkah Laku Siswa

(59)

c. Analisis Tugas

Menurut Kemp dalam Trianto (2009:181) analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

d. Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Secara spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

e. Penyusunan Instrumen Evaluasi

(60)

f. Strategi Pembelajaran

Pada tahap ini dipilih strategi mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

g. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran

Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran. Jika sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dengan benar maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulus perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi pelajaran, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberikan kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual.

h. Pelayanan Pendukung

(61)

i. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas

j. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil posttes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu. k. Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan. Unsur untuk mengevaluasi bahan ajar meliputi, aims and objectives, desaign and organization, language content, skills, topic,

methodology, teacher’s book, practicalconsideration (Cunningsworth, 1995:3)

(62)

2.3 Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dipaparkan 3 penelitian yang berhubungan dengan pengembangan bahan ajar :

Pertama, penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan

Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana (Identifikasi

Nilai-nilai Karakter Berbasis Budaya)” yang dilakukan oleh Wagiran.

Penelitian ini menghasilkan suatu gambaran pendidikan karakter secara menyeluruh, melalui implementasi pendidikan kearifan lokal diharapkan tercipta sistem pendidikan yang mampu menyiapkan sumberdaya manusia berkualitas dan siap bersaing di era global, namun memiliki nilai-nilai karakter, kepribadian, moral, dan etika yang mantap. Di samping itu, melalui pendidikan kearifan lokal diharapkan potensi dan kekayaan daerah dapat dikembangkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Menjadi tugas lembaga pendidikan untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal dalam upaya membangun karakter generasi bangsa.

Penelitian yang kedua, adalah penelitian pengembangan bahan ajar berbasis pendidikan karakter yang dilakukan oleh Agnes Arinjani Puspaningrum (2013) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Membaca Pada Mata Pelajaran

(63)

dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca

memindai” yang terintegrasi dengan karakter ingin tahu, mandiri dan

menghargai karya oran lain. Bahan ajar ini telah direvisi berdasarkan (1.) Validasi oleh pakar pendidikan karakter (2.) validasi oleh dua guru kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta. (3.) Validasi oleh pakar Bahasa Indonesia (4.) Uji coba produk siswa kelas IV SDN Kalongan Yogyakarta.

Penelitian pengembangan bahan ajar ini menggunakan dua jenis instrumen penelitian yaitu wawancara dan kuisoner. Wawancara digunakan untuk pengumpulan data untuk analisis kebutuhan terkait perencanaan produk yang berupa bahan ajar berbasis karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kuisoner digunakan untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa.

Produk yang dihasilkan adalah 3 kali pertemuan pembelajaran sesuai dengan Standar kompetensi 3. Memahami teks agak panjang (150-200 kata), petunjuk pemakaian, makna kata dalam kamus atau ensklopedia. Uji coba yang dilakukan pada 10 siswa

Penelitian yang ketiga adalah penelitian pengembangan bahan ajar berbasis pendidikan karakter yang dilakukan oleh Yohana Prisca (2013) dalam skripsi yang berjudul ” Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

SD Kelas IV Semester Gasal.” Skripsi tidak diterbitkan.

(64)

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4 semester gasal yang memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal berdasarkan validasi dari pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SDN Pakem 4.

Penelitian yang dilakukan oleh Wagiran, Agnes Arinjani, Yohana Prisca hanya berfokus pada karakter. Hal yang membedakan dari penelitian di atas adalah perluasan dan mengakomodasi seperti pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, sesuai tuntutan kurikulum 2013.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian dari teori di atas maka disusun kerangka berpikir tentang pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 sub tema kegigihan usahaku meraih cita-cita. Bahan ajar yang ada saat ini masih perlu disempurnakan, sebab masih dalam taraf uji coba, masih terus dicari kelemahannya ( Indikator masih sangat terbatas) dan belum sesuai dengan budaya lokal, oleh sebab itu diperlukan penyempurnaan bahan ajar yang sudah ada dengan menambah buku suplemen baru.

(65)

terangkat, kurangnya penjelasan saat pembekalan diklat, guru masih banyak mencari materi dari kurikulum yang terdahulu sebagai materi pendukung.

Bahan ajar merupakan komponen utama dalam menunjang sebuah pembelajaran. Bahan ajar yang lengkap dan sistematis akan memudahkan siswa dalam belajar. Bahan ajar tidak hanya memudahkan siswa, tetapi juga memudahkan dan membantu guru dalam menginstruksikan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pendidikan adalah bekal yang sangat mahal, pendidikan dapat menghantarkan manusia menjadi manusia yang terampil, produktif, inovatif, kreatif mempunyai pengetahuan untuk dapat bersaing di dunia global dalam usaha meraih cita-citanya. Semua itu dapat terwujud melalui penguatan sikap religius, sosial , pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi.

Melalui kurikulum 2013 yang berorientasi pada pengembangan keterampilan, pendekatan saintifik, siswa dapat belajar dan mengembangkan pengetahuan, pengalaman yang dimiliki melalui pembelajaran yang nyata berbasis aktivitas. Melihat kebutuhan tersebut maka perlu disusun sebuah bahan ajar yang baru, kegigihan usahaku meraih cita-cita untuk siswa kelas IV SD.

2.5 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Ilmiah ....................
Tabel 2. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima menurut
Gambar 1: Langkah-langkah pembelajaran pendekatan ilmiah
Gambar 2.  Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp yang   direvisi (Trianto, 2009:179)
+7

Referensi

Dokumen terkait

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman inang yaitu tomat dan cabai dapat bersimbiosis dengan CMA yang ditandai dengan adanya kolonisasi pada masing-masing akar, berupa

Uji alat ukur dilakukan di Jakarta dan di Bantul, untuk uji alat ukur Ridha akan Takdir dilakukan kepada 10 kawan di Jakarta yang sepengetahuan penulis merupakan orang yang