• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagan 4.1 Kurva Uji Perbedaan Data

Kurva Uji Perbedaan Data

Pada bagan 4.1 telah terlihat bahwa thitung berada di daerah penolakan H0 (daerah kritis) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima untuk taraf signifikan  = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan representasi matematis siswa dengan pembelajaran matematika menggunakan metode pictorial riddle lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan representasi matematis siswa dengan pembelajaran matematika menggunakan metode ekspositori.

C.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode

pictorial riddle lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan metode ekspositori. Hal ini disebabkan metode pictorial riddle

berisi beberapa tahapan membangun pola pikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematis berdasarkan bentuk-bentuk representasi. Adapun langkah- langkah metode pictorial riddle dalam penelitian ini ialah perumusan masalah, penyajian masalah dengan membuat kerangka bangun geometri, melakukan eksperimen dengan melukis gambar bangun geometri, mengidentifikasi masalah melalui gambar, menganalisis masalah melalui pertanyaan berbentuk divergent, membuat kesimpulan dan menganalisis kebenaran kesimpulan. Faktor penting lainnya menyimpulkan bahwa metode

67

pictorial riddle lebih terpusat pada kegiatan siswa (student centered), guru hanya merumuskan masalah sedemikian rupa agar tidak memiliki pemahaman ambigu serta menjadi fasilitator pada saat aktifitas pembelajaran berlangsung sedangkan metode ekspositori masih berpusat pada kegiatan guru (teacher centered) walaupun telah memiliki pembaharuan atas dasar kurikulum 2013. Metode ekspositori dalam penelitian ini masih memprioritaskan kegiatan guru akibatnya siswa cenderung kurang mengembangkan kemampuan representasi matematis yang dimilikinya.

1. Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan selama 6 kali pertemuan (15 x 40 menit) dengan pokok materi bangun datar segiempat. Selama pembelajaran berlangsung siswa melakukan kegiatan- kegiatan pada lembar kerja siswa (LKS) yang telah peneliti siapkan sebelumnya. Selain itu, lembar kerja siswa mengandung unsur-unsur metode pembelajaran pictorial riddle sehingga siswa belajar menemukan dan melatih kemampuan representasi matematis mereka sendiri dalam memahami konsep bangun segiempat serta menggunakannya untuk memecahkan permasalahan matematis. Hasil pembelajaran kelompok eksperimen yang optimal ini juga dipengaruhi adanya forum diskusi kelompok sehingga siswa dapat bertukar pendapat maupun saran dengan siswa lainnya.

Tahapan pertama dalam metode pembelajaran pictorial riddle

adalah perumusan masalah. Tahapan awal ini merupakan tanggung jawab peneliti sepenuhnya. Peneliti menyusun kegiatan pembelajaran serta merumuskan permasalahan dengan tepat sehingga jauh dari makna ambigu bagi siswa. Pada tahapan penyajian masalah dengan membuat kerangka bangun geometri, melakukan eksperimen dengan melukis gambar bangun geometri, mengidentifikasi masalah melalui gambar, menganalisis masalah melalui pertanyaan berbentuk divergent, membuat kesimpulan dan menganalisis kebenaran kesimpulan merupakan

beberapa tahapan yang sepenuhnya adalah kegiatan siswa pada forum diskusi kelompok. Beberapa tahapan siswa tersebut mengandung ciri khas metode pictorialriddle yaitu suatu prosedur bergantian berdasarkan

riddle (gambar). Prosedur bergantian ialah kegiatan siswa dalam menggambar dikertas berkarton, papan poster maupun alat lainnya dengan tepat dan jelas sehingga mampu menciptakan konsep baru dalam menyelesaikan permasalahan bangun segiempat.

A

(a) (b)

Gambar 4.6

(a) Siswa Membuat Kerangka Bangun Jajar Genjang (b) Hasil Bangun Segiempat yang Terbentuk

Gambar 4.6 menampilkan tahapan metode pictorial riddle yaitu penyajian masalah dan melakukan eksperimen. Pada point (a) menggambarkan salah satu kegiatan siswa dalam membuat kerangka bangun jajar genjang dari sebuah bangun persegi panjang. Ketelitian dan adanya sikap kerjasama yang baik merupakan modal awal dalam menumbuhkan kemampuan representasi matematis. Hasil kegiatan siswa pada point (b) ternyata menunjukkan bahwa siswa mampu membuat sebuah bangun segiempat lainnya yakni bangun trapesium sama kaki. Kegiatan ini membuktikan bahwa dari sebuah bangun segiempat diperoleh bentuk bangun segiempat lainnya, maka pada tahapan penyajian masalah dan melakukan eksperimen ini telah mampu menumbuhkan kemampuan representasi matematis siswa.

69 A G a m b a r (a) (b) Gambar 4.7

(a) Siswa Menjelaskan Sifat-Sifat Bangun Jajar Genjang (b) Sifat-Sifat Bangun Jajar Genjang yang Diperoleh

Berdasarkan bangun jajar genjang yang telah dibuat, pada point (a) setiap kelompok mencoba mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki bangun tersebut. Hasil kegiatan siswa dalam point (b) memperlihatkan bahwa beberapa hal penting yang telah siswa temukan ialah sudut-sudut, sisi dan simetri putar yang dimiliki bangun jajar genjang. Pada kegiatan ini siswa belajar mengembangkan kemampuan representasi matematis dalam bentuk teks tertulis. Gambar 4.7 diatas merupakan tahapan mengidentifikasi masalah pada metode pictorial riddle.

(a) (b)

Gambar 4.8

(a) Siswa Mencari Solusi Luas dan Keliling Bangun Jajar Genjang (b) Luas dan Keliling Bangun Jajar Genjang yang Diperoleh

Gambar 4.8 memperlihatkan tahapan metode pictorial riddle

yaitu tahapan menganalisis masalah melalui pertanyaan berbentuk

divergent. Pada point (a) menunjukkan bahwa siswa masih butuh bimbingan guru dalam mencari solusi penyelesaian luas dan keliling bangun jajar genjang. Peneliti menyadari bahwa tahapan ini sulit dilakukan siswa. Hal ini disebabkan adanya proses penemuan konsep baru dalam mencari luas dan keliling bangun jajar genjang. Hasil kegiatan siswa pada point (b) membuktikan bahwa siswa berhasil menemukan solusi penyelesaian dengan rumus baku luas dan keliling bangun jajar genjang. Proses pembelajaran ini dapat melatih siswa dalam membentuk model matematik atau notasi matematik dengan baik dan benar.

(a) (b)

Gambar 4.9

(a) Siswa Mencoba Menyimpulkan Hasil Kegiatan

(b) Hasil Kesimpulan Sementara Siswa Pada Bangun Jajar Genjang Berdasarkan beberapa kegiatan yang telah dilakukan, pada point (a) siswa mencoba menyimpulkan hal-hal penting yang dimiliki bangun jajar genjang. Sikap saling menghargai adalah hal penting dalam menemukan suatu kesepakatan bersama. Maka pada point (b) menyatakan bahwa salah satu kelompok belajar memaknai bangun jajar genjang sebagai bangun datar segiempat yang mempunyai sisi berhadapan atau sejajar yang sama. Gambar 4.9 diatas merupakan tahapan membuat kesimpulan pada metode pictorial riddle.

71

Tahapan terakhir pada metode pictorial riddle adalah menganalisis kebenaran kesimpulan. Tahapan ini merupakan kegiatan guru bersama siswa dalam menganalisis kesimpulan sebelumnya. Hal ini perlu dilakukan agar siswa terhindar dari penyimpangan konsep pembelajaran.

(a) (b)

Gambar 4.10

(a) Guru Bersama Siswa Menganalisis Kesimpulan Sebelumnya (b) Hasil Kesimpulan Siswa Pada Bangun Jajar Genjang Gambar pada point (a) menunjukkan bahwa guru menganalisis kesimpulan-kesimpulan dari setiap kelompok belajar. Maka pada point (b) hasil kesimpulan yang diambil adalah siswa dapat menyatakan solusi penyelesaian dalam mencari luas dan keliling bangun jajar genjang sama dengan mencari luas dan keliling bangun persegi panjang.

2. Proses Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen yaitu 6 kali pertemuan dengan pokok materi bangun datar segiempat. Pada prosesnya kelompok kontrol diajarkan dengan metode ekspositori melalui beberapa pembaharuan. Karakteristik metode ekspostori dengan guru sebagai pusat kegiatan pembelajaran merupakan salah satu penyebab kurang berkembangnya kemampuan representasi matematis siswa. Mengacu pada kurikulum 2013 maka peneliti melakukan beberapa pembaharuan pada tahapan metode ekspositori.

Pembaharuan tersebut terletak pada tahapan metode ekspositori yang meliputi proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

(a) (b)

Gambar 4.11

(a) Guru Mengajak Siswa Mengamati Bangun Trapesium (b) Siswa Mencoba Bertanya dari Hasil Pengamatan

Gambar 4.11 menampilkan tahapan metode ekspositori berdasarkan kurikulum 2013 yaitu kegiatan mengamati dan bertanya. Pada point (a) peneliti memperlihatkan beberapa jenis bangun datar trapesium disertai penjelasan bangun tersebut. Siswa diajak mengamati jenis-jenis bangun trapesium kemudian menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun trapesium. Pada point (b) siswa mencoba menanyakan hal yang belum dipahami, namun kegiatan ini kurang efektif karena memang tidak ada proses diskusi antar siswa. Maka dapat dikatakan bahwa proses tanya jawab hanya dilakukan antara guru dengan siswa. Kegiatan mengamati dan bertanya ini belum menunjukkan kemampuan representasi matematis siswa secara maksimal. Hal ini disebabkan siswa tidak terlibat langsung dalam mencari konsep bangun datar segiempat.

73

(a) (b)

Gambar 4.12

(a) Siswa Mencoba Menemukan Sifat, Luas dan Keliling Trapesium (b) Siswa Mencoba Menjawab di Papan Tulis

Pada point (a) memperlihatkan kegiatan siswa yang belum optimal. Siswa cenderung bermain dan tidak berusaha mencari solusi penyelesaian dari pertanyaan yang penulis berikan. Hanya beberapa siswa yang merespon dan mencari solusi penyelesaian sedangkan siswa lainnya hanya diam mungkin memang tidak menyukai pelajaran matematika atau enggan dalam mencari jawaban. Maka pada point (b) penulis berinisiatif agar siswa menuliskan solusi penyelesaian di papan tulis, namun hanya sebagian kecil siswa yang bersedia menuliskan di papan tulis. Hal ini dipengaruhi akibat kurang terlibatnya siswa dalam proses mencari konsep bangun trapesium secara mandiri karena memang proses pembelajaran tidak didesain adanya praktek kerja siswa. Konsep pembelajaran pada bangun segiempat ini meliputi sifat-sifat, luas dan keliling bangun segiempat. Gambar 4.12 diatas merupakan tahapan mengeksplorasi dan mengasosiasi pada metode ekspositori.

Gambar 4.13

Siswa Mencoba Menyimpulkan Hasil Kegiatan

Tahapan terakhir pada metode ekspositori adalah kegiatan menyimpulkan. Pada tahapan ini siswa mencoba menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dan guru terlibat dalam mengoreksi kesimpulan siswa agar terhindar dari penyimpangan konsep materi ajar. Berdasarkan beberapa kegiatan sebelumnya yang kurang optimal, maka pada tahapan ini siswa mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan. Bahkan tidak jarang siswa pesimis dan meminta peneliti untuk menyimpulkan pembelajaran.

3. Hasil Tes Akhir Kemampuan Representasi Matematis Siswa

Tes akhir kemampuan representasi matematis siswa dilaksanakan pada pertemuan ke-7 selama 80 menit. Instrumen tes terdiri dari 11 soal berbentuk uraian dimana 2 soal mewakilkan indikator mengubah permasalahan menjadi gambar, 4 soal mewakilkan indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah, 3 soal mewakilkan indikator menyajikan informasi kedalam model matematik dan 2 soal mewakilkan indikator menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah.

Perbedaan kemampuan representasi matematis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tercermin dari hasil jawaban tes akhir kedua kelompok tersebut. Analisis hasil jawaban kelompok eksperimen

75

dan kelompok kontrol berdasarkan indikator-indikatornya disajikan sebagai berikut ini.

a. Indikator Pertama, yaitu mengubah permasalahan menjadi gambar. Indikator ini terdapat pada soal nomor 3b dan 5a. Berikut ini disajikan sebuah soal beserta beberapa jawaban tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai gambaran umum hasil penelitian.

Soal nomor 3b

‘’ Iskandar suka bermain layang-layang. Ia ingin membuat layang-layang yang bagus dan rapi. Ayah membantunya dengan memberi 2 buah lidi sepanjang 60 cm dan 80 cm sebagai diagonal-diagonalnya. Jika Iskandar membuat bangun segiempat lainnya dengan semua sisi memiliki ukuran yang sama panjang serta terdiri dari sepasang sudut lancip dan sepasang sudut tumpul, gambarlah bangun tersebut dan tentukan jenis segiempat pada gambar yang kalian buat! ’’

Salah satu jawaban siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan sebagai berikut.

Gambar 4.14

Gambar 4.15

Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen

Pada soal nomor 3b siswa harus mampu menggambar bangun belah ketupat berdasarkan beberapa sifat khusus yang tertera dalam soal. Dari jawaban siswa pada kelompok kontrol terlihat bahwa siswa kurang memahami sifat-sifat bangun segiempat bahkan masih ada siswa yang belum dapat menggambar beberapa jenis bangun segiempat. Hal ini tidak terlihat pada siswa kelompok eksperimen. Dari jawaban yang ada siswa pada kelompok eksperimen telah mampu menggambar jenis-jenis bangun segiempat walaupun masih ada beberapa siswa yang belum memahami sifat- sifat bangun segiempat secara sempurna.

b. Indikator Kedua, yaitu menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah. Indikator ini terdapat pada soal nomor 1b, 2, 3c dan 4c. Berikut ini disajikan sebuah soal beserta jawaban tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai gambaran umum hasil penelitian.

Soal nomor 2

‘’ Sebuah mainan anak-anak berbentuk trapesium memiliki panjang sisi sejajar masing-masing adalah 16 cm dan 10 cm. Mainan tersebut memiliki dua sudut yang sama besar yaitu 900 dengan luas 104 cm2.

77

Gambarlah mainan anak-anak diatas dan tentukan keliling mainan anak-anak tersebut ! ’’

Salah satu jawaban siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan sebagai berikut.

Gambar 4.16

Contoh Jawaban Siswa Kelompok Kontrol

Gambar 4.17

Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen

Pada soal nomor 2 siswa harus mampu menemukan keliling bangun trapesium berdasarkan gambar dan beberapa hal penting yang tertera dalam soal. Dari jawaban siswa pada kelompok kontrol terlihat bahwa siswa belum mampu menyelesaikan masalah bangun segiempat baik melalui gambar maupun hal-hal penting yang tertera pada soal. Secara garis besar, siswa pada kelompok kontrol telah memahami konsep keliling bangun datar namun penggunaan gambar

dan beberapa hal penting pada soal belum dikuasai dengan baik. Peristiwa ini berbeda pada siswa kelompok eksperimen. Dari jawaban yang ada siswa pada kelompok eksperimen telah mampu menyelesaikan masalah bangun segiempat baik melalui gambar maupun hal-hal penting yang tertera pada soal. Siswa pada kelompok eksperimen juga telah memahami konsep keliling bangun datar walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mampu menyelesaikan masalah bangun segiempat dengan baik.

c. Indikator Ketiga, yaitu menyajikan informasi kedalam model matematik. Indikator ini terdapat pada soal nomor 3a, 4b dan 5b. Berikut ini disajikan sebuah soal beserta jawaban tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai gambaran umum hasil penelitian.

Soal nomor 5b

‘’Perhatikan serta amatilah benda-benda yang ada di ruang kelas kalian ! Tentukanlah rumus luas dari ketiga bangun datar segiempat tersebut ! ‘’

Salah satu jawaban siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan sebagai berikut.

Gambar 4.18

79

Gambar 4.19

Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen

Pada soal nomor 5b siswa harus mampu menyajikan model matematik atau rumus baku dalam mencari luas beberapa bangun datar segiempat berdasarkan gambar yang mereka buat. Dari jawaban siswa pada kelompok kontrol terlihat bahwa siswa kurang mampu memaknai model matematik yang mereka tulis walaupun faktanya rumus baku tersebut benar untuk beberapa gambar bangun segiempat. Bahkan terdapat beberapa siswa yang tidak memberikan jawaban, hal ini membuktikan bahwa siswa kelompok kontrol masih mengalami kesulitan dalam menyajikan model matematik berdasarkan informasi yang ada sedangkan pada siswa kelompok eksperimen telah mampu memaknai model matematik yang mereka tulis dan rumus baku tersebut benar untuk beberapa gambar bangun segiempat.

d. Indikator Keempat, yaitu menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah . Indikator ini terdapat pada soal nomor 4a dan 3d. Berikut ini disajikan sebuah soal beserta jawaban tes akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai gambaran umum hasil penelitian.

Soal nomor 4a

‘’Perhatikan gambar disamping ! Diketahui luas bangun PQRS adalah 240 cm2 dengan panjang alas 20 cm. Jelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun datar

disamping ! ‘’

Salah satu jawaban siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan sebagai berikut.

Gambar 4.20

Contoh Jawaban Nilai Akhir Siswa Kelompok Kontrol

Gambar 4.21

Contoh Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen

Pada soal nomor 4a siswa harus mampu menjelaskan sifat- sifat yang dimiliki salah satu bangun segiempat pada gambar yang telah disediakan. Dari jawaban siswa pada kelompok kontrol terlihat bahwa siswa kurang memahami sifat-sifat salah satu bangun

81

segiempat. Beberapa siswa telah mampu menjelaskan sifat-sifat bangun segiempat namun masih ada siswa yang tidak memberi jawaban apapun. Hal ini cukup berbeda dengan hasil perolehan siswa kelompok eksperimen. Dari jawaban yang ada siswa pada kelompok eksperimen mampu mencoba membuat kesimpulan berdasarkan pola pikir masing-masing siswa mengenai sifat-sifat yang dimiliki salah satu bangun segiempat.

D.

Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan belum sempurna. Namun berbagai upaya dan usaha telah dilakukan demi memperoleh hasil penelitian yang maksimal. Adanya faktor- faktor yang sulit dikendalikan menyebabkan penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diataranya :

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi bangun datar segiempat, sehingga metode yang digunakan belum bisa digeneralisasikan pada pokok materi lain.

2. Penelitian ini belum mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah secara optimal. Diperlukan adanya solusi lain untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada aspek penyelesaian masalah matematik.

3. Penelitian ini hanya mengontrol kemampuan subjek penelitian pada aspek kemampuan representasi matematis saja, sedangkan aspek lain seperti kemampuan berpikir kreatif, kritis, minat, lingkungan belajar dan lain-lain tidak terkontrol.

4. Hasil data tes akhir pada kelompok kontrol yang kurang memuaskan tidak menyimpulkan bahwa metode ekspositori buruk. Peneliti menduga hal ini dipengaruhi adanya peralihan dari kurikulum lama kepada kurikulum baru, sehingga siswa kurang terbiasa dan peneliti belum menggunakan metode ekspositori sesuai dengan kurikulum baru secara maksimal.

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan, terdapat beberapa kesimpulan pada penelitian ini diataranya:

1. Kemampuan representasi matematis siswa kelompok eksperimen setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode pictorial riddle

memiliki nilai rata-rata sebesar 70,03. Nilai rata-rata untuk indikator mengubah permasalahan menjadi gambar adalah 92,59. Pada indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah diperoleh nilai rata- rata sebesar 54,63. Untuk menyajikan informasi kedalam model matematik sebesar 73,46 dan nilai rata-rata pada indikator menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah sebesar 73,15.

2. Kemampuan representasi matematis siswa kelompok kontrol setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori memiliki nilai rata-rata sebesar 54,19. Nilai rata-rata untuk indikator mengubah permasalahan menjadi gambar adalah 70,59. Pada indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah diperoleh nilai rata- rata sebesar 43,63. Untuk menyajikan informasi kedalam model matematik sebesar 55,56 dan nilai rata-rata pada indikator menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah sebesar 56,86.

3. Kemampuan representasi matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan metode pictorial riddle lebih tinggi dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan metode ekspositori. Berdasarkan pengujian hipotesis membuktikan bahwa thitung lebih besar dibandingkan ttabel. Nilai thitung sebesar 2,80 dan nilai ttabel sebesar 1,69 maka (2,80 > 1,69) pada taraf signifikan 5% ( = 0,05). Oleh karena itu metode pembelajaran pictorial

83

riddle memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan representasi matematis siswa.

B.

Saran

Selama proses penelitian berlangsung, penulis memiliki beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya :

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran pictorial riddle

memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan representasi matematis siswa, maka metode pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru.

2. Penelitian ini hanya tertuju pada pokok materi bangun datar segiempat, maka sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan terhadap kemampuan representasi matematis dengan pokok bahasan matematika lainnya. 3. Pada penelitian ini belum mengembangkan kemampuan siswa dalam

menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah secara optimal. Bagi peneliti lanjutan diharapkan dapat menggunakan solusi lain terhadap kemampuan representasi matematis siswa dalam aspek penyelesaian masalah matematik.

4. Penelitian ini hanya mengontrol kemampuan representasi matematis saja. Hendaknya bagi peneliti lanjutan dapat mengontrol kemampuan matematis siswa lainnya terhadap penggunaan metode pictorial riddle. 5. Pada penelitian kuasi eksperimen berikutnya diharapkan dapat

menggunakan metode pictorial riddle dan metode ekspositori secara maksimal dalam mengontrol pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol agar keseimbangan hasil penelitian dapat terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode ‘’Discovery’’ dan ‘’Inquiry’’. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1987.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 16, 2013.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: DIVA Press, Cet. 1, 2013.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006.

Hamzah, M. Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 1, 2014.

Hamzah, M. Ali., dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cet. 1, 2014.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. 12, 2012.

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011.

Jaenudin, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Representasi Matematik Beragam Siswa SMP. Bandung: UPI, 2009.

Kartini. ‘’Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika’’ Makalah

disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. 5 Desember. Yogyakarta: FMIPA UNY, 2009.

Kasmadi., dan Nia Siti Sunariah. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.

85

Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010.

Mulyasana, Dedi. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Ruseffendi. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Transito, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2013

Suherman, Erman., dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI, 2001.

---. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI, 2003. Sudirman., dkk. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya, 1989.

Sumiati, dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, Cet. 2, 2008. Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka Utama, 2007

The National Council of Teachers of Mathematics. Principle and Standards for School Mathematics. USA: NCTM, 2000.

Villegas, Jose L., et al. Repretation in Problem Solving: a Case Study with Optimization Problems, Electronic Journal of Research in Educational Psyhology. 7(1), 2009.

Van De Walle, John A. Sekolah Dasar dan Menengah Matematika

Dokumen terkait