• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

A. Deskripsi Teoretik

3. Metode Pictorial Riddle dalam Pembelajaran Matematika

Metode Pictorial Riddle merupakan salah satu kegiatan dari hasil pengembangan metode pembelajaran ‘’discovery-inquiry’’ pada pengajaran Imu Pengetahuan Alam. Beberapa hal penting berikut ini akan disajikan terkait dengan metode pictorial riddle pada pembelajaran matematika.

a. Metode Pembelajaran Discovery-Inquiry

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Berbagai macam teori belajar dan pembelajaran diharapkan mampu mengimbangi perkembangan tersebut. Salah satu teori belajar masa kini ialah teori belajar konstruktivisme yang telah mengembangkan metode pembelajaran inquiry dan discovery. Pada dasarnya metode inquiry

dan discovery merupakan dua metode pembelajaran yang saling berkaitan. Inquiry artinya penyelidikan sedangkan discovery adalah penemuan. Dengan melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan.27

27

21

Erman Suherman dan kawan-kawan menyatakan bahwa metode inquiry merupakan metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan (discovery). Beberapa perbedaannya terletak pada cara mengajar, seperti metode penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam kelompok-kelompok kecil sedangkan metode inquiry dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok maupun secara individu.28 Kemudian Sund mengatakan bahwa penggunaan discovery dalam batas-batas tertentu baik untuk kelas-kelas rendah, sedangkan inquiry baik digunakan untuk siswa- siwa di kelas yang lebih tinggi.29

Menurut Carin discovery adalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip.30 Lebih lanjut Hamdani menjelaskan proses mental tersebut meliputi cara mengamati, menjelaskan, mengelompokkan dan membuat kesimpulan. Sedangkan Inquiry merupakan perluasan dari discovery

(penemuan yang digunakan lebih mendalam). Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya seperti merumuskan problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.31

Dari beberapa penjelasan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara metode pembelajaran discovery- inquiry. Discovery merupakan suatu metode yang bertujuan melatih mental siswa dalam menemukan konsep dan prinsip pembelajaran sedangkan inquiry bertujuan untuk melatih mental siswa dalam merumuskan, menyelidiki hingga menyimpulkan solusi dari masalah tersebut. Biasanya dalam metode discovery bimbingan guru masih

28

Erman, op. cit., hal. 180 29

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hal. 185. 30

Amien, Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode ‘’Discovery’’ dan ‘’Inquiry’’, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1987), hal. 126.

31

diperlukan sedangkan pada metode inquiry guru hanya sebagai fasilitator apabila siswa mengalami kesulitan.

Moh. Amien menguraikan tujuh jenis metode discovery- inquiry yang dapat dipelajari lebih lanjut, diantaranya ialah:32

1) Guided Discovery-Inquiry Laboratory Lesson

Pada metode ini sebagian besar direncanakan dan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan permasalahan, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.

2) Modified Inquiry

Pada metode ini guru hanya memberikan permasalahan. Biasanya guru menfasilitasi metode ini dengan bahan atau alat- alat yang diperlukan kemudian siswa diharapkan mampu memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, merancang dan melaksanakan eksperimen. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan cara siswa secara kelompok ataupun perorangan. Guru berperan sebagai pendorong dan narasumber dalam membantu kesulitan siswa.

3) Free Inquiry

Metode ini dilakukan setelah siswa mempelajari dan mengerti cara memecahkan masalah serta telah memperoleh pengetahuan yang cukup tentang bidang studi tertentu melalui metode

modified discovery-inquiry. Dalam metode ini siswa mengidentifikasi dan merumuskan sendiri pokok permasalahan.

4) Invitation Into Inquiry

Metode ini melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah layaknya seorang ilmuan. Suatu undangan (invitation) memberi masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan yang telah

32

23

dirancang secara teliti. Metode ini mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan seperti merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasi data, membuat grafik, menyimpulkan proses penelitian dan memberi solusi dari kesalahan eksperimental.

5) Inquiry Role Approach

Metode ini merupakan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang terdiri dari empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota mempunyai tugas dan peranan yang berbeda-beda, yaitu: (1) koordinator tim, (2) penasehat teknis, (3) pencatat data, dan (4) evaluator proses.

6) Pictorial Riddle

Pada metode ini siswa membentuk suatu kelompok belajar. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk memecahkan masalah melalui gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya. Kegiatan ini dapat meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle dapat berbentuk gambar atau hasil proyeksi dari suatu transparansi. Kemudian guru memandu siswa dalam mencari kesimpulan dari riddle tersebut.

7) Synectics Lesson

Gordon dan Sund telah menghasilkan suatu pendekatan untuk menstimulasi bakat-bakat kreatif siswa yaitu synectics. Pada dasarnya synectics memusatkan keterlibatan siswa dalam membuat bermacam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuka intelegensi dan mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini dilakukan karena metafora dapat melepaskan ‘’ikatan struktur mental’’ yang melekat kuat dalam memandang permasalahan, sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.

Dari beberapa jenis metode pembelajaran discovery-inquiry

ini, penulis mencoba menerapkan metode pictorial riddle terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Selain dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, secara teoretis metode ini dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa pada bidang geometri.

b. Metode Pictorial Riddle

Metode pictorial riddle merupakan suatu metode yang diperkenalkan oleh Moh. Amien dalam pengajaran Imu Pengetahuan Alam. Sebagai bagian dari metode pembelajaran discovery-inquiry, metode pictorial riddle memiliki keunikan khusus dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Amien menyatakan,

Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan

interest siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peraga atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan riddle.33

Salah satu keunikan pada metode ini ialah adanya suatu

riddle berupa bentuk-bentuk media visual. Siswa diberi kesempatan dalam memilih dan menggunakan media visual dalam menciptakan nuansa belajar yang efektif dan menyenangkan. Azhar membagi beberapa bentuk visual diantaranya:34

1) Gambar representasi seperti gambar jadi, gambar garis (sketsa), papan kantong dan fotografi. Tujuan utama penampilan gambar ini adalah untuk menvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan siswa.

33

Amien, op. cit., hal. 150. 34

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. 16, hal. 109.

25

2) Chart dan Bagan seperti bagan organisasi, chart klasifikasi, garis (alur), bagan alir (flowchart) dan tabel. Chart menekankan pada informasi verbal dan visual yang mudah dipahami.

3) Grafik seperti grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran dan grafik gambar. Grafik menampilkan sajian visual berupa angka- angka. Grafik juga menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data serta kecenderungan pada data tersebut. 4) Transparansi merupakan gambar atau film besar yang

diproyeksikan seseorang untuk menvisualisasikan konsep, proses, fakta, statistik, kerangka outline, atau ringkasan didepan kelompok kecil atau kelompok besar. Teknik pembuatan transparansi terdiri dari teknik pembuatan langsung dan teknik tidak langsung. Pembuatan transparansi langsung dilakukan dengan langsung menggambar dikertas transparasi sedangkan pembuatan transparasi tidak langsung dilakukan dengan beberapa cara seperti transfer tempel, transfer kopi, transfer kimiawi dan transfer elektronik.

Berdasarkan penjelasan tersebut metode pictorial riddle

merupakan suatu cara atau proses pembelajaran yang mengoptimalkan keaktifan siswa dalam mencari dan menemukan konsep dan prinsip pembelajaran melalui sebuah riddle. Suatu riddle

tersebut dapat berupa gambar representasi, chart dan bagan, grafik, serta transparansi.

c. Contoh Penerapan Metode Pictorial Riddle dalam Pembelajaran Matematika

Secara umum penulis sering membaca dan menemukan langkah-langkah metode pictorial riddle dari berbagai sumber buku dan karya ilmiah. Amien menyatakan bahwa dalam membuat

rancangan suatu riddle, setiap guru harus mengikuti langkah-langkah berikut ini diantaranya:35

1) Memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkan atau didiskusikan.

2) Melukis suatu gambar, menunjukkan suatu ilustrasi atau menggunakan potret (gambar) yang menunjukkan konsep, proses atau situasi.

3) Suatu prosedur bergantian adalah untuk menunjukkan sesuatu yang tidak sewajarnya kemudian meminta siswa untuk mencari dan menemukan mana yang salah dengan riddle tersebut. Misalnya, tunjukkan suatu masyarakat petani dimana semua prinsip-prinsip ekologi disalahgunakan. Kemudian ajukan pertanyaan kepada siswa mengenai hal-hal apa yang keliru/salah dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang telah dilakukan didalam komunitas tersebut.

4) Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk divergent yang berorientasikan pada proses dan berkaitan dengan riddle yang akan membantu siswa memperoleh pengertian tentang konsep atau prinsip apakah yang terlibat didalamnya.

Berdasarkan rancangan diatas, maka penulis mencoba memodifikasi tahapan metode pictorial riddle pada pembelajaran matematika kedalam beberapa kegiatan inti yaitu: (1) perumusan masalah, (2) penyajian masalah dengan membuat kerangka bangun geometri, (3) melakukan eksperimen dengan melukis gambar bangun geometri, (4) mengidentifikasi masalah melalui gambar, (5) menganalisis masalah melalui pertanyaan berbentuk divergent, (6) membuat kesimpulan, serta (7) menganalisis kebenaran kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan tahapan kegiatan guru dan siswa selama proses penelitian berlangsung.

35

27

Tabel 2.2

Tahapan Metode Pictorial Riddle dalam Pembelajaran Matematika

Kegiatan Tahapan Metode Pictorial Riddle

Pendahuluan

 Guru bersama siswa memulai pembelajaran dengan berdoa

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

 Guru memberi apersepsi dan motivasi belajar pada siswa 1) Perumusan masalah 2) Penyajian masalah 3) Melakukan eksperimen 4) Mengidentifi kasi masalah 5) Menganalisis masalah 6) Membuat kesimpulan 7) Menganalisis kebenaran kesimpulan

 Guru mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan membatasi masalah pada materi bangun segiempat

 Setiap kelompok belajar mempersiapkan alat dan bahan untuk menyajikan kerangka bangun segiempat

 Siswa membuat dan menyusun kerangka segiempat menjadi beberapa bentuk bangun datar segiempat

 Berdasarkan gambar siswa mencoba mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki bangun segiempat tersebut

 Setiap kelompok belajar mencoba menemukan konsep baru dalam mencari luas dan keliling bangun segiempat

 Siswa membuat kesimpulan sementara berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan

 Guru bersama siswa menganalisis kesimpulan sementara menjadi sebuah kesimpulan yang tepat dan benar

Penutup

 Guru bersama siswa menyimpulkan tujuan pembelajaran yang tercapai

 Guru memberikan lembar penugasan

Dokumen terkait