• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan representasi matematis yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran pictorial riddle

dengan siswa yang menggunakan metode ekspositori. Setelah uji persyaratan analisis dilakukan, apabila sebaran distribusi rata-rata skor kemampuan representasi matematis pada kelas eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji statistik parametrik. Adapun jenis uji statistik parametrik pada penelitian ini adalah Uji-T. Rumus yang digunakan adalah:17

=

̅ ̅ √ dimana

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ dan ∑ ∑ ∑ Keterangan:

̅ : rata-rata hasil tes kemampuan representasi visual pada kelompok eksperimen

̅ : rata-rata hasil tes kemampuan representasi visual pada kelompok kontrol

: data setiap siswa kelompok eksperimen : data setiap siswa kelompok kontrol : jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas kontrol

Setelah nilai t hitung diperoleh perlu dilakukan pengujian kebenaran hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika thitung ≤ ttabel maka diterima artinya perbedaan antara kedua variabel tidak signifikan sebaliknya jika

17

Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010), h. 195.

49

thitung > ttabel maka ditolak yang artinya perbedaan antara kedua variabel signifikan untuk  = 5%

G.

Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H0 : 1 2

H1 : 1 2 Keterangan:

1

 : rata-rata kemampuan representasi matematis siswa kelompok eksperimen

2

 : rata-rata kemampuan representasi matematis siswa kelompok kontrol

Tingkat signifikasi yang diambil pada penelitian ini adalah derajat kepercayaan 95 % atau = 5 %

10

A.

Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muslim Asia Afrika dan seluruh siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 sebagai populasi penelitian. Berdasarkan teknik cluster sampling, diperoleh kelas VII A sebagai kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran pictorial riddle dan kelas VII B sebagai kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran ekspositori. Metode pembelajaran ekspositori dalam penelitian ini merupakan metode pengembangan kurikulum 2013 yang biasa diimplementasikan oleh guru SMP Muslim Asia Afrika. Materi matematika yang diajarkan adalah bangun datar segiempat dengan 5 buah lembar kerja siswa (LKS).

Instrumen tes kemampuan representasi matematis pada kedua kelompok terdiri dari 11 soal uraian yang telah dianalisis karakteristiknya pada siswa kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Muslim Asia Afrika. Penulis melakukan tes akhir (posttest) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol guna mengidentifikasi perbedaan kemampuan representasi matematis siswa yang diberi metode pembelajaran pictorial riddle dengan siswa yang diberi metode pembelajaran ekspositori pada pokok bahasan bangun datar segiempat. Berikut ini disajikan data hasil tes kemampuan representasi matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

1. Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Eksperimen

Hasil tes kemampuan representasi matematis siswa kelompok eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 96, 97 dan nilai terendah sebesar 45,45. Nilai rata-rata kemampuan representasi matematis pada kelompok eksperimen sebesar 70,03. Berikut ini disajikan data hasil tes kemampuan representasi matematis siswa (KRMS) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

51

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi KRMS Kelompok Eksperimen

No. Interval Kelas Frekuensi

fi fi (%) fk 1. 45-53 4 22,22% 4 2. 54-62 2 11,11% 6 3. 63-71 3 16,67% 9 4. 72-80 4 22,22% 13 5. 81-89 2 11,11% 15 6. 90-98 3 16,67% 18 Jumlah 18 100%

Tabel 4.1 menyatakan bahwa terdapat 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Perolehan nilai terbanyak berada pada interval 45-53 dan interval 72-80 yaitu 4 siswa dari 18 total siswa dengan persentase masing-masing interval kelas sebesar 22,22% sedangkan perolehan nilai paling sedikit berada pada interval 54-62 dan interval 81-89 yakni hanya 2 siswa dari 18 total siswa dengan persentase masing- masing interval kelas sebesar 11,11%. Berdasarkan nilai rata-rata KRMS kelompok eksperimen diperoleh sebanyak 9 siswa berada diatas nilai rata-rata yaitu siswa pada interval kelas nomor 4, 5 dan 6 dan sebanyak 9 siswa memperoleh nilai dibawah nilai rata-rata yaitu siswa pada interval kelas 1, 2 dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 50% siswa kelompok eksperimen mencapai nilai diatas nilai rata-rata dan sebanyak 50% siswa kelompok eksperimen berada pada nilai dibawah nilai rata- rata.

Secara visual distribusi frekuensi hasil tes kemampuan representasi matematis siswa pada kelompok eksperimen ditampilkan dengan grafik histogram dan polygon berikut ini:

Gambar 4.1

Histogram dan Polygon KRMS Kelompok Eksperimen

Adapun deskripsi statistik tes kemampuan representasi matematis siswa (KRMS) pada kelompok eksperimen secara terperinci dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik KRMS Kelompok Eksperimen

Statistik Nilai Jumlas siswa 18 Skor ideal 100 Maksimum (Xmaks) 96,97 Minimum (Xmin) 45,45 Rata-rata 70,03 Median 71,21 Varians 246,19 Simpangan baku 15,69 Kemiringan -0,23 Keruncingan 1,78

53

Pada tabel 4.2 menunjukkan nilai median setelah proses pembelajaran dengan metode pictorial riddle sebesar 71,21. Maka terlihat bahwa X < Med atau 70,03 < 71,21. Hal ini menyatakan bahwa sebagian siswa memperoleh nilai diatas nilai rata-rata dan nilai median. Berdasarkan derajat kemiringan siswa pada kelompok eksperimen bertanda negatif yang artinya hasil data siswa miring ke kiri atau landai kiri berarti kecenderungan data siswa berada diatas nilai rata-rata, namun pada tabel distribusi frekuensi kemampuan representasi matematis siswa (KRMS) kelompok eksperimen menyimpulkan bahwa sebagian siswa memperoleh nilai diatas rata-rata dan sebagian lagi memperoleh nilai dibawah rata-rata. Selain itu terlihat dari keruncingan data kurang dari 3 maka hasil data siswa memiliki derajat keruncingan platikurtis artinya data tidak terlalu mengelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 16.

Ditinjau dari indikator kemampuan representasi matematis siswa secara keseluruhan, kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 73,46. Berikut ini disajikan deskripsi data kemampuan representasi matematis kelompok eksperimen berdasarkan indikator representasi matematis.

Tabel 4.3

Deskripsi Data Berdasarkan Indikator Representasi Matematis

No. Indikator Eksperimen

Skor maksimum Skor siswa Nilai rata-rata

1 A 108 100 92,59 2 B 216 118 54,63 3 C 162 119 73,46 4 D 108 79 73,15 Rata-rata 73,46 Keterangan :

A = Mengubah permasalahan menjadi gambar

C = Menyajikan informasi kedalam model matematik

D = Menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa setiap indikator memiliki skor maksimum yang berbeda. Hal ini disebabkan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang berbeda pula. Bagi indikator mengubah permasalahan menjadi gambar diwakilkan oleh 2 soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 3. Oleh karena itu skor maksimum seluruh siswa untuk 3 soal adalah 3 x 2 soal x 18 siswa = 108. Perhitungan skor maksimum seluruh siswa untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan pada indikator mengubah permasalahan menjadi gambar.

Secara visual nilai rata-rata kemampuan representasi matematis siswa berdasarkan indikator representasi matematis setelah proses pembelajaran dengan metode pictorial riddle disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.2

Diagram KRMS Kelompok Eksperimen Berdasarkan Indikator Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa nilai rata-rata tertinggi siswa pada kelompok eksperimen berada pada indikator mengubah permasalahan menjadi gambar dengan nilai 92,59 sedangkan nilai rata- rata terendah berada pada indikator menggunakan gambar untuk

55

menyelesaikan masalah dengan nilai 54,63. Hal ini menunjukkan kemampuan siswa tertinggi berada pada aspek mengubah permasalahan menjadi gambar sedangkan kemampuan siswa terendah berada pada aspek menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah.

2. Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Kontrol

Hasil tes kemampuan representasi matematis siswa kelompok kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 84,85 dan nilai terendah sebesar 21,21. Nilai rata-rata kemampuan representasi matematis pada kelompok kontrol sebesar 54,19. Berikut ini disajikan data hasil tes kemampuan representasi matematis siswa (KRMS) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi KRMS Kelompok Kontrol No. Interval Kelas

Frekuensi fi fi (%) fk 1. 21-33 4 23,53 4 2. 34-46 3 17,65 7 3. 47-59 1 5,88 8 4. 60-72 6 35,29 14 5. 73-85 3 17,65 17 Jumlah 17 100%

Tabel 4.4 menyatakan bahwa terdapat 5 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 13. Perolehan nilai terbanyak berada pada interval 60-72 yaitu 6 siswa dari 17 total siswa dengan persentase sebesar 35,29% sedangkan perolehan nilai paling sedikit berada pada interval 47-59 yakni hanya 1 siswa dari 17 total siswa dengan persentase sebesar 5,88%. Berdasarkan nilai rata-rata KRMS kelompok kontrol diperoleh sebanyak 9 siswa berada diatas nilai rata-rata yaitu siswa pada interval kelas nomor 4 dan 5 sedangkan sebanyak 8 siswa memperoleh nilai

dibawah nilai rata-rata yaitu siswa pada interval kelas 1, 2 dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 52,94% siswa kelompok kontrol mencapai nilai diatas nilai rata-rata dan sebanyak 47,06% siswa kelompok kontrol berada pada nilai dibawah nilai rata-rata.

Secara visual distribusi frekuensi hasil tes kemampuan representasi matematis siswa pada kelompok kontrol ditampilkan dengan grafik histogram dan polygon berikut ini:

Gambar 4.3

Histogram dan Polygon KRMS Kelompok Kontrol

Adapun deskripsi statistik tes kemampuan representasi matematis siswa (KRMS) pada kelompok kontrol secara terperinci dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.5

Deskripsi Statistik KRMS Kelompok Kontrol

Statistik Nilai Jumlas siswa 17 Skor ideal 100 Maksimum (Xmaks) 84,85 Minimum (Xmin) 21,21 Rata-rata 54,19

57 Median 63,64 Varians 428,01 Simpangan baku 20,69 Kemiringan -1,37 Keruncingan 1,51

Pada tabel 4.5 menunjukkan nilai median setelah proses pembelajaran dengan metode ekspositori sebesar 63,64. Maka terlihat bahwa X < Med atau 54,19 < 63,64 berarti siswa yang memperoleh nilai diatas nilai rata-rata dan nilai median lebih banyak dibandingkan siswa yang memperoleh nilai dibawah nilai rata-rata dan nilai median. Hal ini sesuai dengan derajat kemiringan siswa pada kelompok kontrol yang bertanda negatif artinya hasil data siswa kelompok kontrol miring ke kiri atau landai kiri. Maka dapat disimpulkan kecenderungan data siswa berada diatas nilai rata-rata. Selain itu terlihat dari keruncingan data kurang dari 3 maka hasil data siswa memiliki derajat keruncingan platikurtis artinya data tidak terlalu mengelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18.

Ditinjau dari indikator kemampuan representasi matematis siswa secara keseluruhan, kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata sebesar 56,66. Berikut ini disajikan deskripsi data kemampuan representasi matematis kelompok kontrol berdasarkan indikator representasi.

Tabel 4.6

Deskripsi Data Berdasarkan Indikator Representasi Matematis

No. Indikator Eksperimen

Skor maksimum Skor siswa Nilai rata-rata

1 A 102 72 70,59

2 B 204 89 43,63

3 C 153 85 55,56

4 D 102 58 56,86

Keterangan :

A = Mengubah permasalahan menjadi gambar

B = Menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah C = Menyajikan informasi kedalam model matematik

D = Menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa setiap indikator memiliki skor maksimum yang berbeda. Hal ini disebabkan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang berbeda pula. Bagi indikator mengubah permasalahan menjadi gambar diwakilkan oleh 2 soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 3. Oleh karena itu skor maksimum seluruh siswa untuk 2 soal adalah 3 x 2 soal x 17 siswa = 102. Perhitungan skor maksimum seluruh siswa untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan pada indikator mengubah permasalahan menjadi gambar.

Secara visual nilai rata-rata kemampuan representasi matematis siswa berdasarkan indikator representasi matematis setelah proses pembelajaran dengan metode ekspositori disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.4

59

Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa nilai rata-rata tertinggi siswa pada kelompok kontrol berada pada indikator mengubah permasalahan menjadi gambar dengan nilai 70,59 sedangkan nilai rata- rata terendah berada pada indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah dengan nilai 43,63. Hal ini menunjukkan kemampuan siswa tertinggi berada pada aspek mengubah permasalahan menjadi gambar sedangkan kemampuan siswa terendah berada pada aspek menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah.

3. Perbandingan Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pada deskripsi data hasil tes kemampuan representasi matematis siswa diperoleh adanya perbedaan antara hasil tes siswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan hasil tes terlihat pada perolehan nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata, median, varians dan simpangan baku. Berikut ini disajikan perbedaan deskripsi statistik antara kedua kelompok.

Tabel 4.7

Perbandingan Statistik Kemampuan Representasi Matematis Siswa

Statistik Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlas siswa 18 17 Skor ideal 100 100 Maksimum (Xmaks) 96,97 84,85 Minimum (Xmin) 45,45 21,21 Rata-rata 70,03 54,19 Median 71,21 63,64 Varians 246,19 428,01 Simpangan baku 15,69 20,69 Kemiringan -0,23 -1,37 Keruncingan 1,78 1,51

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai maksimum kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, ini berarti kemampuan representasi matematis perorangan tertinggi berada di kelas eksperimen sedangkan nilai minimum kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan kelompok eksperimen, artinya kemampuan representasi matematis perorangan terendah berada di kelas kontrol. Jika dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol dengan selisih 15,84 begitu pula nilai median dengan selisih nilai 7,57. Berdasarkan varians dari kedua kelompok, varians kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok eksperimen begitu pula dengan nilai simpangan baku, artinya nilai kemampuan representasi matematis kelompok kontrol lebih beragam dan lebih menyebar dibandingkan kelompok eksperimen. Derajat kemiringan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bertanda negatif, maka hasil data

posttest kedua kelompok miring ke kiri atau landai kiri hal ini berarti kecenderungan data mengumpul diatas rata-rata. Dilihat dari keruncingan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kurang dari 3 maka hasil data posttest kedua kelompok memiliki derajat keruncingan platikurtis artinya data tidak terlalu mengelompok.

Ditinjau dari indikator kemampuan representasi matematis, berikut ini disajikan perbedaan hasil tes antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol dalam bentuk tabel.

Tabel 4.8

Perbandingan KRMS Berdasarkan Indikator

No. Indikator Nilai rata-rata

Eksperimen Kontrol 1. A 92,59 70,59 2. B 54,63 43,63 3. C 73,46 55,56 4. D 73,15 56,86 Rata-rata 73,46 56,66

61

Keterangan :

A = Mengubah permasalahan menjadi gambar

B = Menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah C = Menyajikan informasi kedalam model matematik

D = Menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah

Tabel 4.8 menunjukkan hasil pencapaian nilai rata-rata siswa pada indikator mengubah permasalahan menjadi gambar bagi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol dengan selisih nilai 22 artinya siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu menyajikan gambar berdasarkan permasalahan yang ada. Pada indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol dengan selisih nilai 11. Hal ini menunjukan siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan gambar. Nilai rata-rata kelompok eksperimen pada indikator menyajikan informasi kedalam model matematik lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol dengan selisih nilai 17,9 berarti siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu menyajikan model matematik atau notasi matematik berdasarkan informasi yang tersedia. Pada indikator menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah siswa kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dari pada siswa kelompok kontrol dengan selisih nilai 16,29. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelompok eksperimen dalam menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

Mengubah permasalahan menjadi gambar merupakan indikator kemampuan representasi matematis dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar 92,59 berada pada kelas eksperimen sedangkan pada indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah adalah indikator kemampuan representasi matematis dengan nilai rata-rata terendah sebesar 43,63 berada pada kelompok kontrol. Secara visual perbandingan

nilai rata-rata kemampuan representasi matematis siswa (KRMS) berdasarkan indikator representasi matematis disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4.5

Diagram KRMS Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

B.

Analisis Data

Analisis data hasil tes kemampuan representasi matematis siswa digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Adapun hipotesis penelitian pada penelitian ini adalah kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan melalui metode pictorial riddle lebih tinggi dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan melalui metode ekspositori.

1. Uji Prasyarat Analisis

Data hasil tes siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memerlukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. pada pembahsan sebelumnya telah dijelaskan bahwa selain digunakan untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang

63

berdistribusi normal dan memiliki keragaman nilai yang homogen atau tidak, uji prasyarat analisis juga merupakan syarat berlakunya statistik uji parametrik seperti uji-t.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan representasi matematis setara dengan kelas VII secara keseluruhan di SMP Muslim Asia Afrika. Data hasil tes kemampuan representasi matematis siswa dinyatakan berdistribusi normal apabila Lhitung < Ltabel pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

1) Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,103 sedangkan nilai Ltabel sebesar 0,200 dengan jumlah sampel sebanyak 18 siswa dan pada taraf signifikansi  = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel (0,103 < 0,200) artinya kelas VII A sebagai kelompok eksperimen memiliki kemampuan representasi matematis setara dengan kelas VII secara keseluruhan di SMP Muslim Asia Afrika atau berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok kontrol diperoleh nilai Lhitung sebesar 0,147 sedangkan nilai Ltabel sebesar 0,206 dengan jumlah sampel sebanyak 17 siswa dan pada taraf signifikansi  = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel (0,147 < 0,206) artinya kelas VII B sebagai kelompok kontrol memiliki kemampuan representasi matematis setara dengan kelas VII secara

keseluruhan di SMP Muslim Asia Afrika atau berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas data tes kemampuan representasi matematis siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok n  Lhitung Ltabel Kesimpulan Eksperimen 18 0,05 0,103 0,200 Normal

Kontrol 17 0,05 0,147 0,206 Normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan statistik uji sederhana Rasio-F. Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui apakah kelas VII A sebagai kelompok eksperimen memiliki keragaman nilai yang sama (homogen) atau berbeda (heterogen) dengan kelas VII B sebagai kelompok kontrol. Kriteria pengujian pada kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.

Hasil perhitungan uji homogenitas varians pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok n Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan Eksperimen 18 246,19

1,74 2,29 Homogen Kontrol 17 428,01

Hasil perhitungan uji homogenitas pada tabel 4.10 untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai varians sebesar 246,19 dan nilai varians untuk kelompok kontrol sebesar 428,01. Berdasarkan perhitungan statistik uji sederhana Rasio-F diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,74 sedangkan untuk dk pembilang = n – 1 = 17 – 1 = 16 dan dk

65

penyebut = n – 1 = 18 – 1 = 17 pada taraf signifikansi  = 0,05 diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,29. Maka dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel (1,74 < 2,29) artinya kelas VII A sebagai kelompok eksperimen memiliki keragaman nilai yang sama atau homogen dengan kelas VII B sebagai kelompok kontrol.

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji persyaratan analisis tes kemampuan representasi matematis siswa pada kedua kelompok ternyata sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki keragaman nilai yang homogen. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk membandingkan data hasil tes siswa pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian ini digunakan agar mengetahui apakah rata- rata kemampuan representasi matematis siswa kelompok eksperimen yang menggunakan metode pictorialriddle lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata kemampuan representasi matematis siswa kelompok kontrol yang menggunakan metode ekspositori. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan statistik uji-t.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan statistik uji-t, maka diperoleh thitung = 2,80 sedangkan ttabel = 1,69 diperoleh dari tabel distribusi t pada taraf signifikan  = 0,05 dan derajat bebas tertentu (db) = n1 + n2– 2 = 18 + 17 – 2 = 33. Hasil perhitungan statistik uji-t disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Hasil Statistik Uji-T

thitung ttabel Kesimpulan

2,80 1,69 Tolak H0

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel (2,80 > 1,69) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak danH1 diterima pada taraf signifikan  = 0,05. Berikut ini disajikan sketsa kurva hasil statistik uji-t.

Bagan 4.1

Kurva Uji Perbedaan Data

Pada bagan 4.1 telah terlihat bahwa thitung berada di daerah penolakan H0 (daerah kritis) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima untuk taraf signifikan  = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan representasi matematis siswa dengan pembelajaran matematika menggunakan metode pictorial riddle lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan representasi matematis siswa dengan pembelajaran matematika menggunakan metode ekspositori.

Dokumen terkait