• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 L IMBAH M EDIS

Dalam dokumen DIKTAT KULIAH TL 3204 (1) (Halaman 94-99)

LIMBAH MEDIS DAN RUMAH TANGGA

1 L IMBAH M EDIS

Terdapat tiga katagori orang yang dapat terpapar dengan limbah berbahaya dari rumah sakit, yaitu:

o Pasien dan personel dari rumah sakit

o Personel yang memberikan pelayanan, misalnya mereka yang terikat kontrak kerja seperti

tukang cuci, tukang sampah dan sebagainya

o Pasien rawat jalan seperti yang sedang menjalani dialisis darah o Pengunjung

Untuk mengurangi resiko kesehatan sehubungan dengan limbah rumah sakit ini, maka dibutuhkan program kesehatan kerja yang mencakup:

o Penggunaan bahan yang aman atau bahan yang lebih tidak berbahaya, o Penggunaan pewadahan tertutup untuk bahan-bahan yang bersifat volatil, o Penggunaan ventilasi yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan kerja, o Penggunaan alat pelindung (masker, sarung tangan),

o Penggunaan wadah dengan warna yang berbeda untuk setiap jenis limbah, o Pemantauan rutin terutama terhadap aktivitas yang beresiko tinggi,

o Penggunaan analisis epidemiologis untuk menentukan apakah kelompok atau sub

kelompok tertentu akan mengalami resiko berlebihan terhadap penyakit tertentu.

Disamping itu, perhatian hendaknya diberikan pada kemungkinan pengaruh resiko tersebut terhadap masyarakat luar, seperti resiko pencemaran udara, air dan tanah.

Pada dasarnya limbah yang dihasilkan harus dipisahkan atau dikonsentrasikan di institusi itu sendiri untuk memudahkan penggolongannya, dan bila mungkin dilakukan daur-ulang sehingga tidak masuk dalam penanganan limbah kota. Bahan kimia dari institusi kesehatan akan merupakan sumber pencemaran yang potensial, terutama bila dilairkan melalui sistem rioreling. Penggilingan limbah sisa makanan banyak diterapkan di negara undustri untuk kemudian dimasukkan dalam system saluran air (riolering) limbah kota. Sebetulnya cara ini tidak disaran- kan karena akan mendatangkan masalah pada pengolah limbah kota.

Tinja dan urin dari pasien yang diisolasi karena penyakit menular perlu didisinfektan terlebih dahulu sebelum digabung dengan sistem riolering. Namun penggunaan disinfektan harus diminimalkan bila terdapat alternatif lain. Limbah yang bersifat umum atau limbah infectious

yang telah ditangani secara baik dapat dibuang pada landfill kota dengan syarat-syarat khusus disertai pengawasannya. Penggunaan insinerator untuk limbah rumah sakit kelompok biomedis banyak diterapkan, tetapi pengoperasian yang tidak baik akan mendatangkan masalah pencemaran udara.

Jenis perawatan/aktivitas kesehatan yang dapat menghasilkan limbah adalah : a. Rumah sakit dengan aktifitasnya:

o Rumah sakit umum o Rumah sakit khusus o Sanotarium

o Aktifitas spesifik dalam sebuah rumah sakit misalnya : paediatric, oncolagy, rehabilitasi,

mata dan telinga, psychiatric, terbakar, orthopaedic, penyakit-penyakit pernafasan b. Klinik:

o Ruang dokter dan perawat o Pusat dialysis

o Pusat penanganan kecanduan alcohol o Pusat penanganan kecanduan obat bius o Klinik bersalin

o Klinik thrombosis.

o Perawat o Rumah jompo o Rumah sakit jiwa

d. Kegiatan-kegiatan penunjang:

o Bank darah o Apotik

o Pusat pelatihan medis o Ruang mayat

o Ruang steril

o Ruang cuci pakaian o Ruang teknis

o Laboratorium : klinis, pathology, haemathology, kimiawi, penelitian, termasuk untuk

hewan maupun genetis.

Timbulan limbah dari kegiatan rumah sakit bervariasi dari satu institusi ke institusi sesuai dengan besarnya aktivitas. Sebagai gambaran, di bawah ini diberikan beberapa angka [21], yaitu (Kg/bed/hari):

o Sepanyol : 1,2 sampai 4,4 o Inggeris : 0,25 sampai 3,3 o Belanda : 1,2 sampai 6,0 o USA : 4,1 sampai 5,24

Penelitian yang dilakukan di RSHS Bandung oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB (1993) memberikan angka rata-rata sebesar 2,12 Kg/bed/hari.

Limbah dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dapat diklasifikasikan dalam beberapa katagori utama, yaitu:

o Limbah umum,

o Limbah patologis (jaringan tubuh), o Limbah radioaktif,

o Limbah kimiawi,

o Limbah berpotensi menular (infectious),

o Benda-benda tajam, o Limbah farmasi, o Limbah citotoksik,

o Kontainer dalam tekanan.

Limbah rumah sakit merupakan campuran yang heterogen sifat-sifatnya. Seluruh jenis limbah ini dapat mengandung limbah berpotensi infeksi. Kadangkala, limbah residu insinerasi dapat dikagorikan sebagai limbah berbahaya bila insinerator sebuah rumah sakit tidak sesuai dengan kriteria, atau tidak dioperasikan sesuai dengan kriteria. Diskripsi umum tentang katagori utama limbah rumah sakit adalah:

o Limbah umum: sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non- infectious, limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membutuhkan penanganan spesial atau tidak membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan

o Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai

binatang, darah dan cairan tubuh

o Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan

radionuklisida, dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap jaringan tubuh dan cairan, atau analisis in-vivo terhadap organ tubuh dalam pelacakan atau lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis

o Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal dari pekerjaan

diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi. Pertimbangan terhadap limbah ini adalah seperti limbah berbahaya yang lain, yaitu dapat ditinjau dari sudut: toksik, korosif, mudah terbakar (flammable), reaktif (eksplosif, reaktif terhadap air, dan shock sensitive), dilanjutkan dengan sifat-sifat spesifik seperti genotoxic

(carcinogenic, mutagenic, teratogenic dan lain-lain), misalnya obat-obatan cytotoxic. limbah kimiawi yang tidak berbahaya adalah seperti gula, asam- asam animo, garam-garam organik lainnya,

o Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan dapat

menimbulkan penyakit. Katagori yang termasuk limbah ini antara lain jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular , atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya) atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita penyakit menular

o Benda-benda tajam yang biasa digunakan dalam kegiatan rumah sakit: jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi. Benda-benda ini mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan citotoksik

o Limbah farmasi (obat-obatan): produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi

yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, daluwarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan lagi

o Limbah citotoksik: bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat

citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik

o Kontainer di bawah tekanan: seperti yang digunakan untuk peragaan atau pengajaran,

tabung yang mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan (tertusuk dan sebagainya).

Dari sekian banyak jenis limbah klinis tersebut, maka yang membutuhkan sangat perhatian khusus adalah limbah yang dapat menyebabkan penyakit menular (infectious waste) atau limbah biomedis. Limbah ini biasanya hanya 10 - 15 % dari seluruh volume limbah kegiatan pelayanan kesehatan. Jenis dari limbah ini secara spesifik adalah:

o Limbah human anatomical: jaringan tubuh manusia, organ, bagian-bagian tubuh, tetapi

tidak termasuk gigi, rambut dan muka

o Limbah tubuh hewan: jaringan-jaringan tubuh , organ, bangkai, darah, bagian

terkontaminasi dengan darah, dan sebagainya, tetapi tidak termasuk gigi, bulu, kuku.

o Limbah laboratorium mikrobiologi: jaringan tubuh, stok hewan atau mikroorganisme, vaksin,

atau bahan atau peralatan laboratorium yang berkontak dengan bahan- bahan tersebut. d. Limbah darah dan cairan manusia atau bahan/peralatan yang terkontaminasi dengannya. Tidak termasuk dalam katagori ini adalah urin dan tinja.

o Limbah-limbah benda tajam seperti jarum suntik, gunting, pacahan kaca dan sebagainya.

Sasaran pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagaimana menangani limbah berbahaya, menyingkirkan dan memusnahkannya seekonomis mungkin, namun higienis dan tidak membahayakan lingkungan. Untuk limbah yang bersifat umum, penanganannya adalah identik dengan limbah kota yang lain. Daur ulang sedapat mungkin diterapkan pada setiap kesempatan. Bahan-bahan tajam yang terinfeksi harus dibungkus secara baik serta tidak akan mencelakakan pekerja yang menangani dan dapat dibuang seperti limbah umum, sedang bahan-bahan tajam yang terinfeksi diperlakukan sebagai limbah berbahaya.

Untuk memudahkan pengenalan berbagai jenis limbah yang akan dibuang, digunakan pemisahan dengan kantong-kantong yang spesifik (biasanya dengan warna yang berbeda atau dengan pemberian label). Beberapa contoh warna yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI adalah:

o Kantong warna hitam: limbah sejenis rumah tangga biasa

o Kantong warna kuning: semua jenis limbah yang harus masuk insinerator

o Kantong warna kuning strip hitam: limbah yang sebaiknya ke insinerator, namun bisa pula

dibuang ke landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan

o Kantong warna biru muda atau transparans strip biru tua : limbah yang harus masuk ke autoclave sebelum ditangani lebih lanjut.

Limbah yang harus dipisahkan dari yang lain adalah limbah patologis dan infektious. Limbah

infectious beresiko tinggi perlu ditangani terlebih dahulu dalam autoclave sebelum menuju pengolahan selanjutnya atau sebelum disingkirkan di landfill. Limbah darah yang tidak terinfeksi dapat dimasukkan ke dalam saluran limbah kota dan dibilas dengan air, sedang yang terinfeksi harus diperlakukan sebagai limbah berbahaya. Kontainer-kontainer dibawah tekanan (aerosol dan sebagainya) tidak boleh dimasukkan ke dalam insinerator.

Limbah yang telah dipisahkan dimasukkan kantong-kantong yang kuat (dari pengaruh luar ataupun dari limbahnya sendiri) dan tahan air atau dimasukkan dalam kontainer-kontainer

logam. Kantong-kantong yang digunakan dibedakan dengan warna yang seragam dan jelas, dan diisi secukupnya agar dapat ditutup degan mudah dan rapat. Disamping warna yang seragam, kantong tersebut diberi label atau simbol yang sesuai. Kontainer harus ditutup dengan baik sebelum diangkut. Bila digunakan kantong dan terlebih dahulu harus masuk autoclave, maka kantong-kantong itu harus bisa ditembus oleh uap sehingga sterilisasi dapat berlangsung sempurna. Limbah radioaktif juga harus mempunyai tanda-tanda yang standar dan disimpan untuk menunggu masa aktifnya terlampaui sebelum dikatagorikan limbah biasa atau limbah berbahaya lainnya.

Mobilitas dan transportasi limbah baik internal maupun eksternal hendaknya dipertimbangkan sebagai bagian menyeluruh dari sistem pengelolaaan dari institusi tersebut. Secara internal, limbah biasanya diangkut dari titik penyimpanan awal manuju area penampungan atau menuju titik lokasi insinerator. Alat angkutan atau sarana pembawa tersebut harus dicuci secara rutin dan hanya digunakan untuk membawa lim bah. Di rumah sakit modern, transportasi limbah ini bisa menggunakan cara pneumatis dengan perpipaan, namun cara ini tidak boleh digunakan untuk limbah patologis dan infectious. Limbah yang akan diangkut ke luar, misalnya oleh Dinas Kebersihan setempat, harus tidak mengandung resiko terhadap kesehatan pengangkut tersebut. Limbah berbahaya dari rumah sakit yang akan diangkut, diatur seperti halnya aturan- aturan yang berlaku pada limbah berbahaya lain, misalnya jenis kontainer, tanda-tanda dan tata caranya.

Aturan yang berlaku bagi limbah kimiawi dari rumah sakit ini adalah identik dengan penangan limbah kimiawi dari sumber industri. Bagi limbah kimiawi yang tergolong tidak berbahaya, maka bila memungkinkan untuk didaur ulang, maka limbah ini dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kontainer untuk ditangani seperti limbah biasa. Namun kontainer maupun kantong-kantong yang digunakan harus jelas tertulis atau tertandai sebagai limbah tidak berbahaya. Contoh limbah kimiawi yang tidak tergolong berbahaya adalah:

o kelompok kimia organik: asetat (Ca, Na, NH4, K), asam-asam amino dan garam-

garamnya, asam citris dan garam-garamnya (Na, K, Mg, Ca dan NH4), lactic dan garam- garamnya (Na, K, Mg, Ca dan NH4), gula dan sebagainya

o kelompok kimia anorganik: bikarbonat (Na,K), borat (Na, K, Mg, Ca), bromida (Na, K),

Karbonat (Na, K, Mg, Ca), khlorida (Na, K, Mg, Ca), flourida (Ca), iodida (Na, K), oksida- oksida (B, Mg, Ca), sulfat (Na, K, Mg Ca, NH4).

Limbah kimiawi berbahaya yang tidak dapat didaur-ulang segera dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan pengolahannya, misalnya melalui sebuah insinerator, karena limbah jenis ini kadangkala toksik dan flammable, sehingga tidak boleh dibuang melalui sistem riolering.

Limbah reaktif yang berasal dari rumah sakit adalah senyawa-senyawa seperti:

o Shock sensitive: senyawa-senyawa diazo, metal azide, nitro cellulose, perchloric acid,

garam-garam perchlorat, bahan kimia peroksida, asam picric, garam-garam picrat, polynitroaromatic.

o Water reactive: logam-logam alkali dan alkali tanah, reagen alkyl lithium, larutan- larutan boron trifluorida, reagen Grignard, hidrida dari Al, B, Ca, K, Li, dan Na, logam halida dari Al, As, Fe, P, S, Sb, Si, Su dan Ti, phosphorus oxychloride, phosphorus pentoxide, sulfuryl chloride, thionyl chloride.

o Bahan reaktif lain: asam nitrit diatas 70%, phosphor (merah dan putih).

Seluruh bahan kimia peroksida di atas harus diberi tanggal begitu digunakan dan penyimpanannya (setelah dibuka) terbatas dengan lama penyimpanan maksimum:

o 3 bulan: diethyl ether, isoprophyl ether, dioxane, tetrahydrofuran, sodium amide,

cyclohexane.

o 12 bulan: acrylonitrile, butadiene, vinylidene chloride, chlorotrifluoroethylene, vinyl chloride,

vinyl ether.

o 24 bulan: acetat, etylene glycol dimethyl ether (glyme), dicyclopentadiene, tetrahy-

dronaphtalene, diethylene glycol dimethil ether (diglyme), decahydronaphthalene, methyl acethylene, diacetylene.

a. Limbah umum:

o Tidak diperlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan dengan limbah domestik o Seluruh makanan yang telah meninggalkan dapur pada prinsipnya adalah limbah bila tidak

dikonsumsi dan sisa makanan dari bagian penyakit menular perlu di autoclave dulu sebelum dibuang ke landfill.

b. Limbah patologis:

o Pengolahan yang dilakukan adalah dengan sterilisasi, insinerasi dilanjutkan dengan landfilling

o Insinerasi merupakan metode yang sangat dianjurkan, kantong-kantong yang digunakan

untuk membungkus limbah juga harus diinsinerasi. c. Limbah radioaktif:

o Bahan radioaktif yang digunakan dalam kegiatan kesehatan/medis ini biasanya tergolong

mempunyai daya radioaktivitas level rendah, yaitu di bawah 1 megabecquerel (MBq)

o Limbah radioaktif dari rumah sakit dapat dikatakan tidak mengandung bahaya yang

signifikan bila ditangani secara baik

o Penangan limbah dapat dilakukan di dalam area rumah sakit itu sendiri, dan umumnya

disimpan untuk menunggu waktu paruhnya telah habis, untuk kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa

d. Limbah kimia:

o Bagi limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya adalah identik dengan limbah

lainnya yang tidak termasuk katagori berbahaya

o Konsep penanganan limbah kimia yang berbahaya adalah identik dengan penjelasan

sebelumnya yang terdapat dalam diktat ini tentang limbah berbahaya

o Beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya misalnya :

Solven semacam toluene, xylene, acetone dan alkohol lainnya yang dapat diredistilasi – Solven organik lainnya yang tidak toksik atau tidak mengeluarkan produk toksik bila

dibakar dapat digunakan sebagai bahan bakar

Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas di laborato-

rium, atau didaur-ulang untuk mendapatkan khromnya

– Limbah logam - merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya dikumpulkan

untuk didaur-ulang ; limbah jenis ini dilarang untuk diinsinerasi karena akan mengha- silkan gas toksik

Larutan-larutan pemerosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver dapat

direklamasi secara elektrostatis

Batere-batere bekas dikumpulkan sesuai jenisnya untuk didaur-ulang seperti : merkuri,

kadmium, nikel dan timbal

o Insinerator merupakan sarana yang paling sering digunakan dalam menangani limbah jenis

ini, baik secara on-site maupun off-site; insinerator tersebut harus dilengkapi dengan sarana pencegah pencemaran udara, sedang residunya yang mungkin mengandung logam-logam berbahaya dibuang ke landfill yang sesusai.

o Solven yang tidak diredistilasi harus dipisahkan antara solven yang berhalogen dan non-

halogen; solven berhalogen membutuhkan penanganan khusus dan solven non- halogen dapat dibakar pada on-site insinerator

o Limbah cytotoxic dan obat-obatan genotoxic atau limbah yang terkontaminasi harus

dipisahkan, dikemas dan diberi tanda serta dibakar pada insinerator; limbah jenis ini tidak di

autoclave karena disamping tidak mengurangi toksiknya juga dapat berbahaya bagi operator

o Beberapa jenis limbah kimia berbahaya juga dihasilkan dari bagian pelayanan alat-alat

kesehatan, misalnya: disinfektan, oli dari trafo dan kapasitor atau dari mikroskop yang mengandung PCB dan sebagainya, sehingga perlu ditangani sesuai jenisnya

e. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious):

Memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau langsung ditangani pada insinerator ; autoclave tidak dibutuhkan bila limbah tersebut telah diwadahi dan ditangani secara baik sebelum diinsinerasi. f. Benda-benda tajam:

Dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi petugas dari bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam insinerator

g. Limbah farmasi:

obat-obatan yang tidak digunakan dikembalikan pada apotik, sedangkan yang tidak dipakai lagi ditangani secara khusus misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau dikembalikan ke pemasok. h. Kontainer-kontainer di bawah tekanan: di landfilling atau didaur-ulang.

Dalam dokumen DIKTAT KULIAH TL 3204 (1) (Halaman 94-99)