• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lada Putih

Dalam dokumen BUDIDAYA TANAMAN OBAT DAN REMPAH (Halaman 97-101)

TANAMAN REMPAH UNGGULAN

B. Syarat tumbuh

2. Lada Putih

Tahap-tahap pengolahan hasil lada putih adalah sebagai berikut: Perendaman

Buah lada masak yang baru dipetik dimasukkan dalam karung goni direndam dalam bak yang airnya mengalir selama 7 - 10 hari atau rata-rata 8 hari untuk melunakkan kulit buah supaya mudah terlepas dari biji. Pada tahap ini perlu diperhatikan, bahwa air rendaman harus bersih dan mengalir, agar dihasilkan lada yang baik (putih bersih). Penggunaan air rendaman yang kotor dan tidak mengalir akan menghasilkan lada putih yang kurang baik (kotor, warna abu-abu atau kecoklatan).

Pembersihan atau Pencucian

- Lada hasil rendaman, dikeluarkan dari karung dan dimasukkan dalam tampah atau

ember, lalu kulitnya dipisahkan dari biji dengan menggunakan tangan.

- Kemudian lada tersebut dimasukkan dalam karung atau bakul pada air mengalir

sambil digoyang-goyang supaya kulit hanyut atau terbuang ke luar.

- Setelah biji bersih dari kulit dan tangkai buah, kemudian lada ditiriskan sampai

Pengeringan.

- Buah lada bersih kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 3 - 7 hari,

sampai cukup kering.

- Pengeringan buah lada dilakukan dengan mempergunakan tikar atau tampah/plastik

atau mempergunakan lantai penjemuran yang dibuat lebih tinggi agar lebih efektif.

- Pada waktu proses pengeringan, tumpukan lada dibolak-balik/ditipiskan dengan

mempergunakan garuk dari kayu agar pengeringan lebih cepat dan merata. Lada dianggap kering, bila dipijit memberikan suara menggeretak dan pecah.

Pembersihan dan sortasi.

Setelah lada cukup kering, kemudian lada ditampi dengan tampah, yaitu untuk membuang bahan-bahan yang ringan serta benda asing lainnya seperti tanah, pasir, daun kering, gagang, serat-serat dan juga sebagian lada enteng.

Pengemasan dan Penyimpanan

Lada yang telah kering dan bersih ini dimasukkan dalam karung atau wadah penyimpanan lain yang kuat dan bersih. Hasil kemasan kemudian disimpan diruangan simpan yang kering dan tidak lembab (Rh 70%), dengan diberi alas dari bambu atau kayu setinggi 15 cm dari permukaan lantai sehingga bagian bawah karung tidak berhubungan langsung dengan lantai.

3. Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub-Divisio : Angiospermae Klas : Dicotyledoneae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Eugenia

Nama daerah :

clove (Inggris), cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; wunga Lawang (Bali), cangkih (Lampung), sake (Nias); bungeu lawang (Gayo), cengke (Bugis), sinke (Flores); canke (Ujung Pandang), gomode (Halmahera, Tidore).

A. Deskripsi

Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat

memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7.5 -12.5 cm.

Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu- unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun.

Asal Usul Cengkeh

Cengkeh dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Ada beberapa daerah yang diyakini sebagai daerah asal cengkeh., yaitu Filipina dan Pulau Makian (di Maluku Utara), tetapi ada juga yang berpendapat bahwa cengkeh berasal dari Papua. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar,

juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka. Maluku merupakan satu-satunya daerah penghasil cengkeh hingga abad ke 18.

Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya mengunyah cengkeh, agar harum napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangat mahal di zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan Sultan dari Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.

Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar. Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor.

B. Syarat tumbuh

Tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah antara 20 oLU - 20 oLS. Suhu udara

yang cocok untuk tanaman cengkeh adalah 21 – 35 oC dengan ketinggian ideal 200-300 m

dpl. Tanaman cengkeh tumbuh dan berproduksi pada dataran rendah, sedangkan pada dataran tinggi tanaman cengkeh lambat bahkan tidak berproduksi sama sekali. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia, cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Curah hujan yang disukai tanaman cengkeh adalah curah hujan yang merata sepanjang tahun berkisar antara 2.000-3.500 mm/tahun, dengan 9 bulan basah dan 3 bulan kering. Pada bulan kering, tanaman cengkeh menghendaki curah hujan sekitar 60-80 mm/bulan.

Tanaman cengkeh menghendaki kesuburan tanah yang sedang dengan struktur tanah gembur dan solum tanah dalam serta berdrainase baik, dengan pH 5.5-6.5. Lahan yang dipilih sebaiknya bertopografi miring, agar air tidak tergenang.

C. Budidaya

Dalam dokumen BUDIDAYA TANAMAN OBAT DAN REMPAH (Halaman 97-101)

Dokumen terkait