BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Lalat
Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak menggunakan kakinya. Oleh karenanya daerah jajahan lalat cukup luas. Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000-100.000 spesies (Maryantuti, 2007).
Jenis lalat yang banyak merugikan manusia diantaranya adalah lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala). Lalat ini tersebar secara cosmopolitan dan memiliki ketergantungan yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat seperti glukosa dan sedikit protein bagi pertumbuhannya sebagian besar ada pada makanan manusia (Sitanggang, 2001).
2.3.1 Lalat Rumah
Lalat rumah termasuk ordo Dipteria dan famili Muscidae.
Penyebarannya sangat luas, yaitu di semua tempat. (Bambang, 1992). Lalat rumah yang menyebarkan penyakit dengan berjalan di atas kotoran berisi kuman dan kemudian memindahkan kuman tersebut pada makanan atau tangan manusia. (Andriani, 2007).
Lalat rumah yang terkenal yaitu Musca domestica vicina. Musca domestica vicina mempunyai panjang badan 5,0-8,0 mm, berbntuk padat dan berwarna hitam kelabu. Pada bagian kepala memiliki banyak reseptor yang berguna sebagai indra perasa yang paling senitif.terhadap bau daging busuk yang berjarak jauh dan dapat terbang dengan cepat. Musca
domestica vicina menyukai tempat yang kumuh dan kotor sehingga patogen yang berasal dari sana masuk kedalam badan melalui mulut. Apabila lalat ini mencemari makanan manusia maka kemungkinan menyebabkan gangguan pencernaan.
2.3.2 Klasifikasi Lalat Rumah:
Kingdom : Animalia Phylum : arthoropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Dipteria Family : Muscidae Genus : Musca
Spesies :Musca domestica
2.3.3 Morfologi Lalat Rumah
Lalat ini berukuran sedang, panjang 6-8 mm. Berwarna hitam keabu-abuan dengan empat gari memanjang gelap pada bagian dorsal toraks dan satu garis hitam medial pada abdomen dorsal. Mata pada betina memiliki celah yang lebih lebar dari pada lalat jantan. Antenanya terdiri dari tiga ruas, ruas terakhir paling besar berbentuk silinder dan dilengkapi dengan arista yang memiliki bulu pada bagian atas dan bawah. Bagian proboscis lalat disesuaikan dengan fungsinya untuk menyerap dan menjilat makanan berupa cairan tidak bisa untuk menusuk atau menggigit. Ketika
lalat tidak makan, sebagian mulutnya ditarik masuk ke dalam selubung, tetapi ketika sedang makan akan dijulurkan ke arah bawah. Bagian ujung proboscis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkaoi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayapnya memiliki vena 4 yang melengkung tajam ke arah kosta mendekati vena 3. Ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Bantalan rambut lengket ini yang membuat lalat dapat menempel pada permukaan halus dan mengambil kotoran dan patogen ketika mengunjungi sampah dan tempat kotor lainnya. (Maryantuti, 2007).
Gambar 2.1
Musca Domestica (Lalat Rumah) Keterangan gambar: A.Tarsus B.Antena C.Torax D.Mata E. Sayap
2.3.4 Siklus Hidup Lalat Rumah
Gambar 2.2
Siklus Hidup Musca Domestica (lalat rumah)
Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35 º C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter, Siklus
hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari. Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer. (Wijayanti, 2009).
2.3.5 Tempat Perindukan
Tempat yang disenangi adalah tempat yang basah seperti sampah basah, kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang menumpuk secara kumulatif (dikandang).
a. Kotoran Hewan
Tempat perindukan lalat rumah yang paling utama adalah pada kotoran hewan yang lembab dan masih baru (normal nya lebih kurang satu minggu).
b. Sampah dan sisa makanan dari hasil olahan
Disamping lalat suka hinggap juga berkembang baik pada sampah, sisa makanan, buah-buahan yang ada didalam rumah maupun dipasar.
Kotoran organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia. Sampah dan makanan ikan adalah merupakan tempat yang cocok untuk berkembang biaknya lalat.
d. Air Kotor
Lalat Rumah berkembang biak pada pemukaan air kotor yang terbuka (Ermawan, 2008).
2.3.6 Pemberantasan Lalat Rumah
Untuk pemberantasan secara langsung melalui fisik dapat dilakukan dengan: Cara pemberantasan secara fisik adalah cara yang mudah dan aman tetapi kurang efektif apabila lalat dalam kepadatan yang tinggi. Cara ini hanya cocok untuk digunakan pada skala kecil seperti di rumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan pertokoan lainnya yang menjual daging, tempat produksi makanan, sayuran, serta buah-buahan (Manalu, 2012).
1. Perangkap Lalat (Fly Trap)
Fly trap adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menangkap lalat dalam jumlah yang cukup besar atau padat.
2. Umpan kertas lengket berbentuk lembaran (Sticky tapes)
Di pasaran tersedia alat ini, biasanya di gantung di atap, menarik lalat karena kandungan gulanya. Lalat hinggap pada alat ini akan terperangkap oleh lem. Alat ini dapat berfungsi beberapa minggu bila tidak tertutup sepenuhnya oleh debu atau lalat yang terperangkap.
3. Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap with electrocutor) Lalat yang tertarik pada cahaya akan terbunuh setelah kontak dengan jeruji yang bermuatan listrik yang menutupi. Sinar bias dan ultraviolet menarik lalat hijau (blow flies) tetapi tidak terlalu efektif untuk lalat rumah. Metode ini harus diuji dibawah kondisi setempat sebelum investasi selanjutnya dibuat. Alat ini kadang digunakan di dapur rumah sakit dan restoran.
4. Pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela atau ventilasi. Pemasangan kawat kasa dapat menangkap lalat yang akan masuk melalui pintu dan jendela. Hal ini mudah dilakukan dan dapat berguna untuk waktu yang lama.
5. Fly grill
atau sering disebut blok grill oleh sebagian orang, fly grill adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di suatu tempat.
2.3.7 Cara Mengukur Kepadatan Lalat dengan Fly Grill
Fly grill atau yang sering disebut blok grill oleh sebagian orang, adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di suatu tempat. Alat ini dipergunakan di dunia kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan. Alat ini sering dipergunakan untuk mengukur kepadatan lalat di tempat umum, misalnya pasar, tempat sampah umum, warung makan, terminal, stasiun. Cara membuat fly grill sangat mudah dan tidak diperlukan
keahlian khusus untuk membuatnya, bahan untuk membuat fly grill
mudah untuk didapatkan, fly grill kuat dan mudah disimpan, permukaan fly grill luas sehingga dapak menangkap lalat lebih banyak dan dapat digunakan untuk jangka panjang. Fly grill diletakkan pada titik yang akan diukur dan jumlah lalat yang hinggap dihitung selama 30 menit, tiap titik diadakan 10 kali perhitungan, kemudian diambil 5 angka perhitungan tertinggi dan dibuat rata-rata.
Angka ini merupakan indek populasi lalat pada satu titik perhitungan. Pengukuran terhadap populasi lalat dewasa lebih tepat dan bisa diandalkan dari pada pengukuran populasi larva lalat. Sebagai interpretasi hasil pengukuran indek populasi lalat juga berguna untuk menentukan tindakan pengendalian yang akan dilakukan. Indek populasi lalat terbagi menjadi :
a. 0-2 ekor : rendah atau tidak menjadi masalah.
b. 3-5 ekor : sedang atau perlu tindakan pengendalian terhadap tempat perkembangbiakan lalat.
c. 6-20 ekor : tinggi atau populasi cukup padat, perlu pengamanan terhadap tempat-tempat perindukan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendalian.
d. 21 ekor : sangat tinggi sehingga perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan pengendalian lalat (Wijayanti, 2009).
2.3.8 Cara Mengukur Kepadatan Lalat dengan Fly Trap
Fly trap adalah suatu alat yang dipergunakan untuk menangkap lalat dalam jumlah yang cukup besar besar atau padat. Tempat yang menarik lalat untuk berkembangbiak dan mencari makan adalah perangkap yang gelap. Bila lalat mencoba makan dan terbang akan tertangkap dalam perangkap yang diletakkan di mulut fly trap yang terbuka itu. Sebuah model perangkap akan terdiri dari kawat kasa sebagai penutup dan beralaskan kayu untuk menempatkan umpan, tutup kayu dengan celah kecil dan sangkar di atas penutup. Celah berdiameter 2 cm antara penutup yang berbentuk kerucut dengan puncak terbuka. Hal tersebut untuk memberi kelonggaran kepada lalat untuk bergerak menuju penutup. Perangkap harus ditempatkan diudara terbuka di bawah sinar cerah matahari, jauh dari keteduhan pepohonan. Indek populasi lalat terbagi menjadi :
a.0-2 ekor : rendah atau tidak menjadi masalah.
b. 3-5 ekor : sedang atau perlu tindakan pengendalian terhadap tempat perkembangbiakan lalat.
c. 6-20 ekor : tinggi atau populasi cukup padat, perlu pengamanan terhadap tempat-tempat perindukan lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendalian.
d. 21 ekor : sangat tinggi sehingga perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat perkembangbiakan lalat dan pengendalian lalat.(Wijayanti, 2009).