• Tidak ada hasil yang ditemukan

lama membutuhkan kewaspadaan.

Dalam dokumen Mediakom Edisi 27 Desember 2010 - [MAJALAH] (Halaman 48-50)

Nasional

memberi pertolongan. Salah satu yang digunakan untuk mensuplai makanan dengan menggunakan helikopter.

Bencana telah mengakibatkan rusaknya fasilitas kesehatan yaitu 1 Puskesmas Malakopak, 1 Pustu Malakopak, 3 Polindes (Muntei Kecil, Lima Sua, dan Surat Kaban), dan 1 Kantor Desa (dijadikan Yankes) di Kec. Malakopak.

Trauma isik, seperti luka- luka, trauma tumpul dan fraktur mendominasi korban bencana Tsunami Mentawai. Perlu diwaspadai adanya infeksi yang diakibatkan penanganan luka yang tidak tepat. Oleh sebab itu tetap dilakukan penanganan Traumatic Healing dibawah koordinasi RSJ HB Seanin Padang.

Untuk mengatasi masalah kesehatan pasca tsunami telah dilakukan pemantauan kesehatan lingkungan dan air bersih, kegiatan surveilans penyakit berpotensi wabah (diare, malaria, campak) dan kegiatan surveilans lingkungan pada

penduduk risiko tinggi di 7 ( tujuh ) desa dan 4 (empat) dusun.

Melakukan penyemprotan dan pencegahan penularan malaria di 4 (empat) desa, memberi pengobatan (rawat jalan) di Desa Surataban dan Desa Linok Sua oleh Petugas kesehatan. Menempatkan tenaga medis dan paramedis untuk tinggal selama 3 (tiga) hari di 6 (enam) desa. Mengimunisasi TT terhadap petugas relawan sebanyak 124 orang.

Mendirikan 4 Pos Kesehatan di Kec. Sikakap, pelayanan kesehatan di Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit.

Mengirim tenaga kesehatan total 480 orang, terdiri dari 17 orang fasilitator, 25 orang spesialis, 3 psikiater, 68 dokter umum, 4 dokter gigi, 3 apoteker, 234 perawat, 1 bidan, dan 112 tenaga surveilans, 6 tenaga logistik dan 3 tenaga gizi.

Kementerian Kesehatan dan berbagai instansi lain telah mengirim bantuan, antara lain: dana operasional sebesar 100 juta rupiah, 3 ton obat-obatan, 10 ton MP-ASI, 2 unit oksigen konsentrat,

2 unit swing fog, 1 unit mist blower, 5 kg tawas, 2 kotak air rahmat, 10 liter lysol, 5 stel wear pack, 5 liter verosid, 1 lusin sarung tangan kain, 3 kotak masker, 10 pasang sepatu bot, 5 stel jas hujan, 100 liter solar, 20 liter bensin, bahan habis pakai dan alat perlengkapan diri/APD (masker, handscoen, kapas, kassa, infus set, pembalut gis dan sebagainya) sebanyak 228 item, 700 ampul vaksin ATS, 100 vial vaksin TT, 520 buah kantong jenazah, 20 kotak susu, 1 unit mesin fogging, 1 unit mist blower, 20 liter malation, 24 liter K-Otthrine, 350 buah kelambu, 630 strip aquatab, 10 set warepack, 5 set oksigen + regulator, dan 6000 lembar kelambu.

Untukmu Wasior

Banjir bandang yang terjadi, 4 Oktober 2010 pukul 08.30 WIT di Distrik Wassior telah mengagetkan banyak pihak. Banjir Bandang yang terjadi secara tiba-tiba menyebabkan sarana jalan dan listrik terputus. Menurut laporan Ditjen P2PL

Presiden berdialog dengan korban bencana Wasior.

Nasional

bencana telah menghanyutkan staf KKP di kantor wilayah kerja (wilker) KKP Wondama sampai ke laut. Saat ini korban selamat, sementara kantor dan peralatan hanyut terbawa air.

Banjir juga mengakibatkan kerusakan fasilitas kesehatan antara lain 42 unit, yaitu 9 fasilitas rusak total, diantaranya 2 Puskesmas (Puskesmas Distrik Wasior dan Puskesmas Wondiboi). Fasilitas rusak berat sebanyak 32 unit, berupa 1 rumah sakit, 1 Pustu di Rado, 2 Puskeskam di Wulu dan Wasior, 8 rumah dinas dokter dan 18 rumah dinas paramedis di perumahan Puskesmas Wasior, Puskesmas Wondiboi serta komplek perkantoran Dinkes Kab. Teluk Wondama, 1 kantor Dinkes Kabupaten, serta 1 mess dokter dan perawat. Fasilitas kesehatan yang rusak ringan adalah 1 Pustu Dotir.

Untuk membantu penanganan masalah kesehatan, Kementerian Kesehatan RI telah memobilisasi bantuan berturut-turut sebagai berikut :

• Tanggal 4 Oktober 2010: Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Sub Regional Papua memobilisasi 11 orang tim kesehatan terdiri dari 3 orang (2 dokter dan 1 perawat) berasal dari RSUD Manokwari. Sedangkan 8 orang lainnya dari RSUD Kab. Nabire untuk menyiapkan dukungan logistik. Sedangkan Dinkes Prov. Papua Barat menugaskan 7 orang tim kesehatan, terdiri dari 2 dokter umum, 1 dokter gigi, dan 4 orang paramedis.

• Tanggal 5 Oktober 2010: Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Manokwari yang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen PP dan PL Kemenkes mengirim tenda, obat-obatan dan perlengkapan kesehatan, juga menugaskan 5 tim kesehatan (1 dokter, 2 perawat, 1 sanitarian, dan 1 orang logistik); PPK Kemenkes mengirimkan 100 buah kantong mayat, 1 ton obat paket banjir

dan 1 ton MP-ASI. Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire juga telah menugaskan 4 dokter dan 4 perawat. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari mengirimkan 3 dokter dan 7 perawat.

• Tanggal 6 Oktober 2010: PPK Kemenkes mengirimkan 12 orang tim kesehatan, terdiri 5 orang PPK, 5 orang Binkesmas, dan 2 orang P2PL. Sedangkan Dinkes Prov. Papua Barat mengirimkan sebanyak 11 petugas kesehatan (5 dokter umum dan 6 paramedis). • Tanggal 7 Oktober 2010:

bantuan operasional sebesar 50 juta rupiah dari PPK untuk Dinkes Kab. Teluk Wondama. KKP Manokwari mengirim obat- oabatan, handscoon, sepatu boot, sarung tangan panjang, kacamata pelindung 5 petugas kesehatan (1 dokter, 2 perawat, 1 sanitarian, dan 1 orang logistik). Sementara itu PPK regional Makassar mengirim 1 buah orthopedic set. Dinkes Prov. Papua Barat mengirim alat pengendali vektor (mist blower). PPK regional Jawa Timur memberikan 1 ton obat- obatan, 1 ton MP-ASI, 100 kantong mayat untuk KRI Dr. Suharso. PPK mengirim ATS sebanyak 55 vial dan antibiotik injeksi sebanyak 240 vial. Sedangkan P2PL

mengirim bantuan air rahmat 200 botol, aqua tab 500 table dan P. A. C (Penjernih Air Cepat) 500 sachet,

kantong sampah 1.000 buah • Tanggal 8 Oktober 2010:

Ditjen P2PL Kemenkes akan mengirimkan bantuan lagi untuk keperluan sanitasi berupa PAC 1.000 sachet, aquatab 1.000 tablet, air rahmat 500 botol, insect lalat 100 liter, insect nyamuk 50 liter, masker 5.000 buah, kelambu 1.000 buah, larvasida untuk malaria 50 kg, larvasida untuk DBD 50 kg, hygiene kit 120 set, polibag 5.000 kantong, dan kaporit.

• Tanggal 9 Oktober 2010: PPK Reg. Sub Papua mengirimkan desinfektan 10 liter, lisol 20 liter, detol 6 karton, kaporit 15 kl. Jajaran kesehatan melakukan penyemprotan desinfektan untuk pengendalian vektor penyakit potensi wabah ke daerah lokasi bencana.

• Tanggal 10 Oktober 2010: Kemenkes mengirimkan 20 buah spanduk Pos Kesehatan dan 30 buah rompi.

• Tanggal 11 Oktober 2010: Kemenkes mengirimkan tim kesehatan yaitu 1 dokter dari PPK dan 3 Psikiater dari Dit. Kesehatan Jiwa Masyarakat. Melakukan pertemuan llintas program untuk membahas kegiatan pasca bencana.

Tindak lanjut pasca bencana yaitu mengantisipasi potensi KLB penyakit menular, memulihkan kondisi kejiwaan korban pasca bencana dengan mengirim psikiater bekerja sama dengan UI dan Puskes TNI. Memperbaiki fasilitas kesehatan di lokasi bencana, menambah obat-obatan untuk RSUD Nabire. Menambah pos kesehatan di Distrik Wasior, mengirimkan tim kesehatan pasca bencana yang berasal dari Dit. Kesehatan Ibu, Kesehatan Komunitas, Ditjen Yanmedik, Kesehatan Jiwa, WHO dan UNFPA. Serta akan mengirimkan bantuan 20 unit jamban darurat, 5 ton MP ASI dan 50 food poisoning kit. n

Pra

Pembiayaan

Dalam dokumen Mediakom Edisi 27 Desember 2010 - [MAJALAH] (Halaman 48-50)

Dokumen terkait