• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lama Tinggal Wisatawan Solo ( Length of Stay ) LOS

Dalam dokumen Dian Eka Wati C9409049 (Halaman 55-76)

BAB III Peran MICE Terhadap Perkembangan Pariwisata Surakarta

Diagram 2. Lama Tinggal Wisatawan Solo ( Length of Stay ) LOS

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Tabel 9. Menunjukan lama tinggal wisatawan yang setiap tahunnya selalu meningkat baik hotel bintang maupun hotel biasa. Atraksi budaya mempunyai andil besar dalam peningkatan jumlah lama tinggal wisatawan. Dari tahun ke tahun jumlah atraksi dan event tahunan selalu bertambah. Pemerintah tidak mau meninggalkan budaya budaya jawa yang sudah melekat di kota Solo dan karena atraksi wisatawan mempunyai rasa ingin tahu terhadap budaya kota Solo. Hal ini menjadi bahan acuan bagi pemerintah kota Solo dalam meningkatkan kegiatan pariwisata.

Potensi dan daya tarik yang dimiliki kota Solo menjadi faktor mendatangkan wisatawan, motivasi wisatawan datang ke Solo mayoritas untuk tujuan berwisata, motivasi lainnya adalah untuk mengunjungi saudara (sambil

berwisata), belanja, studi banding, meeting dan bisnis. Adapun data wisatawan sebagai berikut :

Tabel 8. Jumlah Wisatawan tahun 2009 - 2011

Tahun Mancanegara Domestik Total Prosentase %

2009 14.041 855.090 869.131 2,51

2010 19.875 1.000.050 1.019.925 17,35

2011 13.941 919.607 933.548 -8,46

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Berdasar tabel 9. Terlihat bahwa wisatawan yang datang masih dominan wisatawan domestik akan tetapi, hal itu tidak menyurutkan promosi pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan manca dan jumlah wisatawan pada tahun 2011 turun sekitar 8,46% dibanding tahun 2010. 60% dari tujuan yang datang adalah untuk kegiatan MICE dan wisatawan domestik seperti Jakarta yang masih dominan untuk mengadakan MICE di Solo.

5. Keunikan Daerah

Faktor terakhir yang melatarbelakangi berkembangnya Industri MICE adalah keunikan suatu daerah. Daerah akan dikenal banyak orang apabila daerah tersebut berbeda dengan daerah lain. Di Solo sendiri yang menjadikan unik adalah karakter masyarakat terkenal dengan ramah, sopan, nyaman, murah dan mudah. Untuk penyelenggaraan kegiatan MICE pelaku akan memilih tempat yang nyaman mudah dijangkau dan murah. Berbeda dengan kota tujuan MICE lainnya, Solo masih asri belum padat tidak teralu macet dibandingkan daerah tujuan MICE

commit to user

lainnya dan mudah dijangkau baik lewat darat maupun udara. Aspek murah dalam kegiatan MICE tidak terlalu dihitungkan tetapi menjadi poin plus bagi kota Solo dengan fasilitas yang murah dan makanan yang enak dan murah membuat sugesti bagi wisatawan.

B . Pola Pengembangan MICE Kota Solo

Produk MICE Solo Raya layak untuk dikembangkan menjadi produk

wisata unggulan mengingat rata-rata 4.500 event setiap tahunnya telah

terselenggara di hotel dan convention ha ll di wilayah Solo. Kekuatan budaya lokal

serta pasar yang mulai terbentuk dapat dijadikan langkah awal untuk mengembangkan MICE. Posisi Solo Raya yang strategis berada di segitiga emas antara Semarang dan Yogyakarta secara umum dapat mendorong pertumbuhan pasar MICE.

Dari sisi sumber pasar, Semarang memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi aktivitas-aktivitas yang ada di Solo Raya. Perkembangan industri dan posisi Semarang sebagai ibu kota provinsi yang secara tidak langsung berakibat pada meluasnya kesempatan kerja dan usaha. Dari sisi bisnis, Kawasan Solo Raya merupakan kawasan penyangga bisnis untuk Kabupaten/Kota di pantai selatan Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan dari sisi Kepariwisataan Solo Raya merupakan perluasan kawasan wisata dari Yogyakarta.

Kebijakan pemerintah yang menjadikan Solo sebagai kota MICE mendapat dukungan dari semua pihak industri jasa pariwisata. Perkembangan pariwisata di Solo dalam kurun waktu 3 tahun terakhir mengalami peningkatan

yang cukup signifikan, baik dalam sisi pasar maupun pasokan (supply), seperti hotel, restoran dan usaha lainnya serta pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan. Meningkatkan pariwisata memerlukan peran dan kontribusi dari semua pihak, baik dari unsur pemerintah, swasta maupun masyarakat. Masing-masing memiliki peran dan kontribusi menurut posisi dan kapasitasnya. Pemerintah secara khususnya berkonsentrasi sebagai fasilitator dan regulator, mendatangkan wisatawan. Pemerintah bersama aparatur lainnya bekerjasama membangun citra Solo menjadi lebih baik. Pemerintah mempunyai peran sebagai pembina pelaku wisata hotel dan BPW sedangkan

pihak swasta berperan sebagai ser ver yang siap setiap jam melayani para

wisatawan.

Istilah MICE yaitu Meeting, Incentive, Conference dan Exhibiton kegiatan mempunyai dampak luas bagi semua pihak yang terkait seperti hotel, EO, objek wisata, dan restoran. Meeting merupakan rapat/pertemuan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu asosiasi, perusahaan yang memiliki kesamaan minat dengan tujuan dan kepentingan pembahasan suatu permasalahan bersama. Meeting biasa dilakukan oleh semua orang untuk menyampaikan permasalahan atau hasil dari pemecahan masalah. Intensitas meeting semakin hari semakin meningkat untuk mewadahi kegiatan tersebut perlu adanya faktor pedukung seperti venue yang layak dan memadai.

Dari tabel 6. hotel dan tempat meeting yang memadai menjadi modal awal untuk mendatangkan para pelaku meeting. Pola pengembangan yang dilakukan pemerintah bekerjasama dengan swasta membangun hotel hotel baru dengan latar belakang hotel MICE aktivitas yang ditawarkan tidak lepas dari kegiatan

commit to user

MICE misal : di lingkup hotel terdapat mall, kafe, spa, dll seperti halnya hotel Paragon Solo. Dengan hotel hotel yang berlatarbelakang MICE para pelaku meeting akan lebih tertarik untuk menyelenggarakan kegiatan di tempat tersebut.

Untuk mengembangkan pariwisata sebagai dampak dari perkembangan industri MICE suatu daerah perlu menyiapkan daya tarik yang dapat mensugesti

wisatawan. Dari tabel 8 sederet kalender atraksi budaya yang terangkum da la m

ca lender of event Solo disajikan bertujuan untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke kota Solo. Upaya menyiapkan daya tarik ciri khas daerah Solo

Solo di masa depan sama dengan Solo di masa lalu yang nantinya dikenal sebagai kota modern yang unggul namun tetap berpegang pada nilai nilai budaya luhur di masa lalu.

Tabel 9. Jumlah Penyelenggaraan Event Di Solo Tahun 2009 2011 Event 2009 2010 2011 Meeting 3.425 3.486 3.858 Conference 180 162 157 Exhibition 36 38 40 Total 3.641 3.686 4.055

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 10. Event MICE yang ada di Solo setiap tahunnya mengalami peningkatan, kegiatan paling jelas peningkatannnya adalah kegiatan meeting. Hampir setiap hari di hotel diadakan untuk acara meeting, baik yang bersifat goverment, corporate dan familiy.

Kegiatan MICE conference sama halnya dengan meeting perbedaan terletak pada jumlah pesertanya yang lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan conference pemerintah dan aparatur daerah perlu menyiapkan saranan dan prasarana yang dibutuhkan. Banyak event tahunan yang menjadi agenda dan perhelatan besar bertaraf Nasional maupun Internasional seperti World Heritage Cities Conference & Expo (WHCCE), Solo Batik Carnival, Munas Apeksi, SIEM, Bengawan Solo Fair, Borobudur Travel Mart dan Munas Apeksi. Hal ini akan sangat disayangkan apabila tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, seperti ruangan yang besar dan nyaman dan perlengkapan audio visual yang memadai. Pembangunan convetion center menjadi langkah awal untuk mewujudkan perkembangan MICE di kota Solo dan dengan sendirinya perkembangan itu dapat dirasakan oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat lainnya.

Incentive kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka yang berkaitan dengan penyelengaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan atau kegiatan pameran. Pada dasarnya Indonesia unggul kegiatan MICE dalam halnya Incentvice. Beragam budaya dan pariwisata menjadi modal utama untuk kegiatan incentive. Solo menjadi bagian dari Indonesia yang mempunyai pariwisata unik dan berbeda dengan daerah lain mulai dari wisata sejarah hingga wisata alam.

Kegiatan incentive di Solo belum sejajar dengan kegiatan MICE lainnya, kurangnya pengelolaan menjadi kendala perkembangan Incentive. Pola pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan incentive di kota Solo antara lain dengan mengikuti trend MICE dunia. Pergerakan manusia untuk melakukan

commit to user

perjalanan wisata beralih ke Eco-tourism, responsibility tourism meluawaktu untuk bersantai tetapi tetap bertanggung jawab. Apa yang menjadi tren diaplikasikan dengan inventaris daerah sehingga muncul keunikan dan keaslian.

Kegiatan exhibition merupakan bentuk kegiatan dengan cara

mempertunjukkan, memperagakan, memperkenalkan, mempromosikan dan menyebarluaskan informasi hasil produksi barang/jasa maupun informasi visual di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk disaksikan secara langsung oleh masyarakat untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar dan mencari hubungan dagang.

Pameran menjadi agenda rutin di kota Solo hampir 3 bulan sekali diadakan sebuah pameran seperti pameran komputer, pameran clothing distro, pameran buku dll, pameran yang berskala kecil Solo masih mempunyai sarana untuk menampung berbagai kegiatan itu. Tetapi untuk pameran berskala besar Solo belum mempunyai fasilitas pendukung, hal ini kembali lagi ke penyediaan fasilitas seperti halnya conference untuk menampung perhelatan besar perlu adanya convenion center. Dengan kemudahan kemudahan ketersediaan fasilitas dapat meningkatkan laju perekonomian kota Solo dan peningkatan Pendapatan Daerah Surakarta.

Selain tersedianya fasilitas yang memadai, differensiasi produk baru dan promosi menjadi kunci pokok mendatangkan wisatawan. Promosi merupakan gerbang utama untuk mendatangkan wisatawan, keberhasilan kota dalam meningkatkan pariwisata dan MICE tergantung pada penyampaian promosi.

C. Analisis SWOT

Analisis SWOT penting bagi perkembangan pariwisata dan kegiatan MICE di Surakarta, apa yang menjadi kelemahan, kelebihan, ancaman dan peluang dapat menjadi acuan dan strategi untuk mengembangkan MICE di Surakarta. Adapun analisis SWOT sebagai berikut :

Strengeth / Kekuatan

1. Kota Surakarta semakin dikenal banyak orang.

2. Mempunyai Sarana dan Prasarana yang memadai untuk kegiatan wisata

dan MICE.

3. Solo mempunyai potensi yang sangat besar untuk industri MICE.

4. Aksesibilitas mudah dijangkau dari berbagai penjuru serta sarana

transportasi yang beragam.

5. Nyaman, Mudah dan Murah menjadi ciri khas Kota Surakarta.

6. Budaya dan keramahtamahan penduduk menjadi keunggulan komparatif.

Weakness / Kelemahan

1. SDM belum siap terhadap kebijakan pemerintah untuk menjadikan kota

Surakarta sebagai kota MICE.

2. Objek dan daya tarik wisata masih terbatas.

3. Paket perjalanan yang ditawarkan masih sedikit.

4. Promosi dan pemasaran produk serta komunikasi pasar masih lemah.

5. Banyak berdirinya hotel hotel baru menimbulkan persaingan yang tidak

commit to user

6. Pengelolaan data base mengenai kegiatan MICE yang ada di Surakarta

belum maksimal.

Opportunity / Peluang

1. Kegiatan kepariwisataan yang ramai, lancar, menumbuhkan industri

industri kreatif baru.

2. Terselenggaranya event MICE yang lebih banyak lagi dengan fasilitas

yang ditawarkan.

3. Perekonomia masyarakat akan lebih baik.

4. Pariwisata penyumbang pendapatan daerah terbesar.

Threats / Ancaman

1. Timbulnya persaingan yang tidak sehat antara pelaku bisnis MICE .

2. Kerjasama anatar pelaku bisnis MICE semakin berkurang.

3. Banyaknya bangunan hotel baru menimbulkan kesenjangan sosial

masyarakat.

SWOT merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi, keadaan suatu objek, dalam hal ini peluang MICE di Surakarta cukup besar terbukti

dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk

diselenggarakannya event MICE dengan hotel berskala internasional. Akan tetapi

terdapat ancaman ancaman yang dapat membahayakan peluang MICE di

Untuk mengatasi ancaman tersebut para pelaku MICE harus saling bekerjasama dengan cara tidak mementingkan ego perusahaan demi kesuksesan sendiri, selain itu membuat suatu perkumpulan yang bergerak dibidang MICE, mempromosikan Kota Solo tidak hanya dalam negeri melainkan ke luar negeri bahwa Solo layak untuk diadakannya kegiatan MICE yang bertaraf Internasional dan memberikan kesempatan bagi masyarakat lain yang tidak mempunyai basic dalam industri pariwisata untuk meningkatkan pariwisata Kota Surakarta, sehingga tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dan kesenjangan sosial.

D . Pengaruh Perkembangan Industri MICE Terhadap Pariwisata Solo

MICE merupakan kegiatan yang mempunyai dampak luas banyak pihak yang mendukung terselenggarakannya kegiatan ini. Semua lini perekonomian dapat merasakan dampak dari industri MICE yang paling utama adalah kesejahteraan masyarakat lebih baik. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan MICE adalah dampak langsung dan tidak langsung.

1. Pengaruh Langsung

Terjadi pada hotel, transportasi, Event Organizer, Biro Perjalanan wisata yang berkaitan langsung pada penyelenggaraan kegiatan. Hotel merupakan tempat yang paling banyak diselenggarakan kegiatan MICE, Solo mempunayai banyak hotel dengan fasilitas yang memadai. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan MICE yang dilakuan di hotel memberikan keuntungan besar. Mulai venue, kamar, makan dan minum sudah menjadi satu paket. Hotel yang digunakan untuk kegiatan meeting secara tidak langsung memberikan kontribusi

commit to user

bagi karyawan. Semakin lama tinggal semakin banyak profit yang diperoleh hotel.

Biro Perjalanan dan Event Organizer sebagai garda depan mempunyai peran ganda mendatangkan wisatawan dari penjualan produk wisata, penjualan tiket dan memasarkan MICE. Bersama pemerintah BPW dan EO memasarkan produk unggulan yang menjadi daya tarik. MICE merupakan salah satu produk yang ditawarkan kepada pihak pihak yang sering mengadakan meeting atau kegiatan MICE lainnya. Selain hotel dampak yang terjadi terlihat jelas pada jasa transportasi, seseorang atau pelaku MICE akan menggunakan alat transportasi untuk ke tempat tujuan. Semakin sering berpergian semakin banyak keuntungan daerah yang didapatkan.

2. Pengaruh Tidak Langsung

Dampak tidak langsung dapat dirasakan oleh pihak pusat perbelanjaan seperti wisata belanja yang ada di daerah penyelenggaraan kegiatan MICE, objek wisata, tempat wisata kuliner dan penyedia jasa pariwisata lainnya . Di Solo banyak tempat wisata belanja yang menjadi oleh oleh souvenir khas Solo seperti seperti pasar Klewer, Kampung Batik, PGS, Beteng, Solo juga mempunyai banyak objek wisata yang dapat dinikmati wisatawan, mulai objek historian sampai wisata belanja. Keraton dan sangiran menjadi objek unggulan yang menjadi daya tarik kota Solo. Pada kegiatan meeting kunjungan ke suatu tempat biasa dilakukan guna menyegarkan pikiran setelah beberapa hari melakukan diskusi. Objek objek wisata banyak mendapatan keuntungan dari kegiatan itu,

mulai tiket masuk , penjualan souvenir , oleh oleh hingga penyelenggaraan welcome dinner atau penutupan acara seperti di Puro Mangkunegaran.

Dampak tidak langsung ini mencakup semua pihak yang bergerak dalam bidang jasa pariwisata, penyelenggaraan kegiatan MICE akan menigkatkan kesejahteraan masyarakat dan kota akan lebih dikenal dengan keberadaan citra yang dimiliki. Berbagai kegiatan yang dilakukan di hotel, objek wisata, retoran maupun tempat wisata lainnya, pemerintah mempunyai peran besar dalam menyelaraskan pendapatan.

Dampak dari peran pemerintah terhadap masyarakat dan pengusaha jasa pariwisata lainnya dapat meninggkatkan PAD Surakarta, yaitu dari hasil pajak hotel, pajak restoran, perijinan penyelenggaraan MICE , objek wisata, dll. Semakin banyak tingkat hunian kamar hotel, semakin banyak wisatawan yang perkunjung semakin banyak juga pendapatan daerah yang masuk. Dari pendapatan daerah yang ada menjadi amanah bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan promosi dan pariwisata dari segmentasi terendah.

3. Strategi pengembangan Solo Menjadi Destinasi MICE

Strategi MICE dirancang oleh berbagai pihak yang bergerak di sektor pariwisata antara lain Pemerintah, ASITA, PHRI, Pihak Swasta dan pihak lain yang terkait. Adapun strategi pengembangan sebagai berikut :

commit to user

Tabel 10. Strategi Pengembangan Solo Menjadi Destinasi MICE

Komponen Rencana Aksi Nama Program Institusi Pelaksana Sumber Dana Penguatan

Produk

Mendorong Standarisasi, Kualitas SDM, Layanan MICE di Solo Raya

1. Pelatihan MICE Tingkat Dasar ASITA , PHRI Pemerintah

Swadaya Dana Lain tidak mengikat 2. Pelatihan MICE Tingkat

Lanjutan

ASITA , PHRI Pemerintah

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat

3. Pelatihan LO ASITA , PHRI

Pemerintah

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat 4. Pelatihan Banquet Sales bagi

Hotel dan restoran PHRI Swadaya

5. Pelatihan Penyusunan Paket 6. \MICE

ASITA, PHRI Pemerintah

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat 7. Pelatihan Teknik Bidding

event-Event MICE Pemerintah APBD/APBN

8. Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Pelaku Wisata di Level Operational

ASITA, PHRI Pemerintah

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat 9. Penyusunan standar venue

MICE Solo Raya disertai muatan lokal

ASITA, PHRI Pemerintah

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat 10. Monitoring kelengkapan

perijinan dan kualitas venue Pemerintah APBD/APBN 11. Sertifikasi tenaga kerja yang

terlibat (Hotel/Restoran/Convention Hall) Pemerintah Pelaku MICE APBD/APBN Swadaya Peningkatan Iklim Investasi MICE

1. Mendorong beberapa PCO di Jakarta dan Bali Untuk membuka perwakilan di Kawasan Solo Raya

Pemerintah APBD/APBN

2. Penyusunan Buku Panduan

Peluang Investasi Mice APBD/APBN

3. Pengembangan Fasilitas MICE sekelas JCC (Jakarta Convention Center) melalui investasi swasta dan pemerintah

Pemerintah APBD/APBN

4. Mendorong venue untuk melakukan investasi di bidang komunikasi dan bisnis center

Pemerintah APBD/APBN

Penguatan Kesadaran Masyarakat dan Aparatur Mengenai Aktivitas MICE

1. Diseminasi kesadaran tentang wisata MICE bagi aparatur dan masyarakat umum di wilayah Solo

Pemerintah APBD/APBN

2. Diseminasi kesadaran tentang pentingnya wisata MICE dan Menangani Wisatawan MICE bagi BPW, Travel Agent dan Pramuwisata

Pemerintah, ASITA

APBD/APBN, Sumber lain tidak mengikat 3. Diseminasi kesadaran tentang

pentingnya wisata MICE dan Menangani Wisatawan MICE bagi Pengusaha Transportasi Modern maupun Tradisional

Pemerintah, Asosiasi terkait

APBD/APBN, Sumber lain tidak mengikat

Komponen Rencana Aksi Nama Program Institusi Pelaksana Sumber Dana Identifikasi dan

Pengembangan Program- Program dan Pendukung MICE

1. Inventarisasi aktivitas kesenian dan budaya di Kabupaten/Kota dikawasan Solo Raya dalam booklet atau Panduan.

Pemerintah APBD/APBN

2. Inventarisasi Daya Tarik Disekitar Venue Dalam Bentuk Booklet atau Panduan

Pemerintah APBD/APBN

3. Inventarisasi isu-isu lokal yang dapat diangkat menjadi aktivitas MICE di perguruan tinggi di wilayah Solo Raya guna menarik event-event yang ada.

Pemerintah, Kopertis APBD/APBN

4. Penyusunan Panduan Ladies

Program di Solo Raya Pemerintah APBD/APBN

Pengembangan Paket dan produk wisata MICE

1. Penyusunan Katalog Paket MICE Solo Raya disertai dengan event-event pendamping yang ada.

Pemerintah Pelaku MICE

APBD/APBN Swadaya Dana lain Yang Tidak Mengikat 2. Temu Tokoh Budaya Lokal

untuk memperkuat Solo Raya sebagai Ikon Budaya Nasional dan Internasional agar nantinya dapat mendorong event-event MICE bertema budaya di Solo Raya

Pemerintah, ASITA, PHRI, KADIN

APBD/APBN, Swadaya, dana lain tidak mengikat

3. Mendorong beberapa perguruan tinggi di Kawasan Solo Raya untuk secara Intensif menggali isu-isu terkini dan mengangkatnya dalam forum- forum workshop dan seminar yang berskala nasional

Pemerintah, Kopertis APBD/APBN

Penguatan Kebijakan dan Kelembaga an Mendorong Kebijakan- Kebijakan yang Mempermudah Perijinan kegiatan maupun usaha MICE

1. Mendorong masuknya item MICE atau jasa konvensi dalam Peraturan Daerah di masing-masing Kabupaten/Kota di Solo Raya

Pemerintah APBD/APBN

2. Sinkronisasi penggunaan Lahan dengan Rencana Tata Ruang dan Lingkungan di Kab/Kota di

Solo Raya untuk

pengembangan kawasan Wisata MICE

Pemerintah APBD/APBN

3. Memasukkan Produk MICE dalam Rencana Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPDA prop/kab/kota) dan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (prop/Kab/Kota)

Pemerintah APBD/APBN

Penguatan Kelembagaan Asosiasi EO dan PCO

1. Penyelenggaraan forum pertemuan pelaku wisata MICE

secara berkala.

Pemerintah Pelaku MICE

commit to user

Komponen Rencana Aksi Nama Program Institusi Pelaksana Sumber Dana 2. Mendorong asosiasi-asosiasi

yang terkait dengan MICE untuk melaksanakan Pendataan Ulang Anggotanya.

Pemerintah Pelaku MICE

APBD/APBN Swadaya Dana lain yang tidak mengikat 3. Pembinaan Manajemen Usaha

MICE

Pemerintah, ASITA, PHRI

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat Pemasaran

dan Kemitraan

Mendorong Peran Serta Solo Raya Dalam Aktivitas Bidding untuk event-event dalam skala Nasional Maupun Internasional

1. Inventarisasi event-event internasional yang ada dalam rentang tahun 2010-2013

Pemerintah

Pelaku MICE Swadaya

2. Membangun Komitmen Pemerintah Daerah di Kawasan Solo Raya untuk Dapat Memberikan Dukungan Untuk PCO/Organisasi/Perguruan Tinggi yang akan mengikuti Bidding MICE Event

Pemerintah APBD/APBN

Memperkuat

Citra/Branding Solo Raya Sebagai Destinasi MICE

1. Penyusunan MICE Branding dan Standar Layananan MICE Solo Raya Pemerintah, ASITA, PHRI Pelaku MICE APBD/APBN, Swadaya Dana lain tidak mengikat 2. Melakukan Komunikasi

Branding MICE Solo Raya Kepada Masyarakat Solo Raya

Pemerintah, ASITA, PHRI

Pelaku MICE

APBD/APBN, Swadaya Dana lain tidak mengikat 3. Mendorong hotel hotel yang

ada di Solo Raya untuk Menjadikan MICE Package Sebagai Komoditas Andalan

Pemerintah, PHRI

APBD/APBN, Swadaya Hotel Dana lain tidak mengikat 4. Melakukan Update Kalender

Kegiatan MICE solo raya secara bulanan

Pemerintah, ASITA, PHRI

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat 5. Public Relations Activity terkait

dengan MICE Program Pemerintah, ASITA, PHRI

Pelaku MICE

APBD/APBN, Swadaya Dana lain tidak mengikat Memperkenalkan Solo

Raya Kepada Pengguna Jasa MICE di level nasional dan Internasional

1. Penyusunan MICE Catalog

Pemerintah Pelaku MICE

APBD/APBN Swadaya 2. Mendorong Keikutsertaan Solo

Raya Dalam kegiatan pertemuan Buyer and Seller MICE (internasional MICE Forum)

Pemerintah, ASITA, PHRI

APBD/APBN, Dana lain tidak mengikat Mengembangkan Portal

Informasi MICE Solo Raya Yang Disertai Online Sistem

1. Mengembangkan Web MICE Solo yang disertai informasi venue dan obyek-obyek pendukung yang ada.

Pemerintah ASITA, PHRI

APBD Swadaya 2. Pengembangan sistem booking

online terpadu untuk venue

Pemerintah ASITA, PHRI

APBD Swadaya Membangun kemitraan

dengan Pemerintah Pusat, Provinsi dan organisasi internasional dan organisasi nasional

1. Menyelenggarakan forum koordinasi MICE antara pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah.

Pemerintah APBD/APBN

Dalam dokumen Dian Eka Wati C9409049 (Halaman 55-76)

Dokumen terkait