• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dian Eka Wati C9409049

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dian Eka Wati C9409049"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PERAN MICE DALAM MENDUKUNG

PERKEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA DI

SURAKARTA

( Studi dalam tahun 2009 2011 )

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Ahli Madya pada

Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Dian Eka Wati

C9409049

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v MOTTO

KEBAHAGIAAN SEORANG ANAK ADALAH HARTA YANG PALING

MAHAL

BAGI ORANG TUA

(6)

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini, saya persembahkan untuk :

Bapak , Ibu, Adik adikku dan teman teman yang telah memberikan dukungan

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat , hidayah

serta inayah-Nya sehinnga penulisan Tugas Akhir yang berjudul

D

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya unutk mahasiswa

Program Diploma III Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Suakarta. Selama proses penyusunan Tugas akhir penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk materi maupun spiritual yang tidak

ternilai besarnya. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban untuk

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Riyadi Santoso, M.Ed,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret memberikan fasilitas studi selama

masa perkuliahan.

2. Ibu Dra. Isnaini WW, M.Pd, selaku Ketua Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran, dukungan dan pegarahan

sehingga tugas akhir ini terselesaikan.

3. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd, selaku sekretaris Program Diploma III

Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikan saran dan bimbingan

dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Bapak Bambang Ary Wibowo, SH selaku dosen pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan, pengetahuan , saran dan pengarahan sampai

(8)

commit to user

viii

5. Ibu Umi Yuliati, S.S, M.Hum selaku pembimbing Akademik yag telah

memberikan pengarahan , motivasi , saran dan kritik yang membangun

dari awal perkuliahan sampai akhir studi.

6. Segenap dosen jurusan Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikn

bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman selama masa perkuliahan.

7. Seluruh staff UPT Perpustakaan Univesitas Sebelas Maret, Lab.Tour D III

UPW, Perpustakaan STP Sahid Surakarta yang memberikan kemudahan

bagi penulis untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia.

8. Seluruh staff D III UPW UNS dan seluruh staff Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan pelayannan yang baik dalam proses

belajar mengajar.

9. Bapak Supriyanto Waluyo, selaku humas Puro Mangkunegaran yang telah

banyak memberikan informasi.

10.Bapak Heru Prasetya, selaku pemimpin Mataya Art & Heritage dengan

sabar dan baik dalam memberikan masukan dan informasi.

11.Bapak Budi Santoso, selaku Seluruh staff Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Solo yang banyak memberikan informasi dan pengarahan yang

sangat bermanfaat.

12.Mbak Lina, selaku staff BPPIS ang banyak memberikan masukan dan

informasi dalam pengumpulan data.

13.Bapak Daryono selaku pimpinan Sinergi Management dan mas mukhlis

yang telah memberikan data dan informasi.

14.Bapak, Ibu, adik adikku dan seluruh keluargaku yang telah memberikan

(9)

commit to user

ix

15.Daniel yang selalu sabar dalam membimbingku, memberi saran, selalu

mendukungku dan memberikan pengarahan yang terbaik selama ini.

16.Seluruh mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

angkatan 2009 yang telah membantu dan mendukung dalam

menyelesaikan tugas akhir ini tanpa kalian semua ini bukan apa apa.

17.Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,

karena itu penulis minta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam

penyusunan tugas akhir ini. Demi perbaikan isi tugas akhir ini, kritik dan saran

yang membantu kesempurnaan tugas akhir ini penulis harapkan. Semoga

karya ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Surakarta, Desember 2012

(10)

commit to user

x ABSTRAK

Dian Ekawati. C9409049. 2012. Pera n MICE Da la m Mendukung Perkemba nga n Industri Pa riwisa ta Di Sura ka rta . Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Alasan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi berkembangnya industri MICE di Surakarta serta mengetahui bagaimana pola pengembangan yang dilakukan semua pihak industri pariwisata dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan MICE di Surakarta.

Tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh industri MICE terhadap perkembangan pariwisata di Surakarta.

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah observasi dan wawancara langsung kepada pihak pihak yang terkait. Observasi dan wawancara langsung di beberapa tempat yaitu industri yang bergerak dalam jasa pariwisata, seperti Puro Mangkunegaran, Mataya Art & Hertitage, Dinas Pariwisata, BPPIS, PHRI, ASITA ,Sinergi Management sehingga dapat diketahui gambaran umum pariwiwsata di Surakarta, latar belakang berkembangnya MICE serta pengaruh Industri MICE terhadap perusahaan, Instansi maupun masyarakat.

Hasil dari penelitian ini adalah seluruh sektor yang bergerak di bidang kepariwisataan mempunyai peran besar dalam meningkatkan pariwisata di Surakarta, baik pemerintah, swasta dan mayarakat. Surakarta mempunyai potensi besar untuk meningkatkan industri MICE terbukti dengan tersediannya fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan MICE. Pihak swasta dan pemerintah bekerjasama meningkatkan kegiatan MICE dan pariwisata dengan cara meningkatkan promosi kota, mempermudah aksesibilitas, menambah atraksi dan daya tarik wisata, selain itu tersedianya akomodasi yang memadai menjadi modal awal untuk menjadikan Surakarta sebagai salah satu daearah tujuan MICE di Indonesia.

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pernyataan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pengesahan Panitia Ujian ... iv

Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... x

Daftar Isi ... xi

... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I Pendahuluan ... 1

a. Latar Belakang Masalah ... 1

b. Rumusan Masalah ... 5

c. Tujuan Penelitian ... 5

d. Manfaat Penelitian... 5

e. Kajian Pustaka... 6

f. Metode Penelitian ... 13

g. Sistematika Penulisan Laporan ... 16

BAB II Sekilas Tentang Surakarta dan Profil Pariwisata ... 17

a. Sejarah Singkat Kota Surakarta ... 17

b. Profil Pariwisata Surakarta ... 19

c. Sarana Transportasi Kota Surakarta ... 20

d. Objek Wisata di Surakarta ... 21

e. Profil MICE Kota Surakarta ... 23

BAB III Peran MICE Terhadap Perkembangan Pariwisata Surakarta ... 26

a. Latar Belakang Berkembangnya Industri MICE di Surakarta ... 28

1. Aksesibilitas ... 32

2. Sumber Daya Manusia ... 34

3. Fasilitas ... 35

4. Potensi dan Daya Tarik ... 38

5. Keunikan Daerah ... 42

(12)

commit to user

xii

c. ... 48

d. Pengaruh Perkembangan Industri MICE Terhadap Pariwisata Solo... 50

1. Pengaruh Langsung ... 50

2. Pengaruh Tidak Langsung ... 51

e. ... 52

BAB IV Penutup ... 58

a. Kesimpulan ... 58

b. Saran ... 60

Daftar Pustaka ... 62

Daftar Informan ... 63

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Penerbangan Maskapai Domestik ... 20

Tabel 2. Data Penerbangan Maskapai Internasional ... 21

Tabel 3. Data Daerah yang menjadi Tujuan MICE ... 25

Tabel 4. Data Sarana Fasilitas Penunjang Pariwisata Kota Solo ... 27

Tabel 5. Banyaknya Hotel dan Jumlah Kamar Menurut Klasifikasi di Kota Surakarta Tahun 2009 2011 ... 36

Tabel 6. Hotel berskala Internasional untuk Meeting ... 37

Tabel 7. Atraksi Budaya Kota Solo Tahun 2012 ... 39

Tabel 8. Jumlah Wisatawan tahun 2009 2011 ... 42

Tabel 9. Jumlah Penyelenggaraan Event Di Solo Tahun 2009 2011 ... 45

Tabel 10. Strategi Pengembangan Solo Menjadi Destinasi MICE ... 53

DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Upaya Pengembangan MICE di Solo ... 24

Diagram 2. Lama Tinggal Wisatawan Solo ( Length of Stay ) LOS ... 41

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Informan

Lampiran 2 : Hotel Skala Internasional Untuk Kegiatan MICE

Lmapiran 3 : Brosur Hotel Kusuma Sahid Solo

Lampiran 4 : Data Jumlah Hotel Anggota BPC PHRI

Lampiran 5 :

Gambar 5.1 Fasilitas Hotel Kusuma Sahid Solo

Gambar 5.2 Paket Meeting Kusuma Sahid Hotel Solo

Gambar 5.3 Brosur Paket Meeting Kusuma Sahid Hotel Solo

Gambar 5.4 Ruang Meeting Pantiarjo Kusuma Sahid Hotel Solo

Gambar 5.5 Ruang Meeting Wijaya Kusuma Hotel Kusuma Sahid Solo

Gambar 5.6 Objek Wisata Pasar Klewer

Gambar 5.7 Objek Wisata Keraton Kasunanan Surakarta

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata, serta usaha lainnya yang terkait.

Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya merupakan upaya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata, yang terwujud

antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna,

kemajemukan tradisi dan seni budaya, serta peninggalan sejarah dan purbakala.

Pengembangan objek dan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan

dengan pengembangan usaha jasa dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan,

jasa konvensi, penyediaan akomodasi dan penyediaan transportasi wisata, akan

berfungsi di samping meningkatkan daya tarik bagi berkembangnya jumlah

wisatawan juga mendukung pengembangan objek dan daya tarik wisata baru.

Hasil yang optimal akan diperoleh apabila upaya pengembangan tersebut

didukung oleh pembangunan prasarana yang memadai. (Oka A. Yoeti, hlm. 31)

Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal

itu dibuktikan dalam Statistical Report on Visitor arrivals to Indonesia 2004

2006, yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara untuk

pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau meeting, incentive, convention,

(16)

exhibition (MICE) mencapai 41,23% sementara untuk wisatawan liburan 56,49%

dan lainnya 2,28%.

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa perkembangan MICE di Indonesia

menunjukkan suatu peningkatan. Indonesia tidak hanya kaya akan potensi wisata

tetapi juga potensi untuk dijadikan lahan bisnis komersial di bidang MICE. Hal ini

akan menjadi peluang besar bagi pebisnis dan pemerintah Indonesia untuk

menciptakan sumber pendapatan. Dari tahun ke tahun tingkat kunjungan

wisatawan ke Solo semakin meningkat.

Solo menduduki peringkat 8 tujuan wisata nasional dan sekarang telah

bergeser ke peringkat 4, selain itu pertumbuhan ekonomi kota Solo dalam 5 tahun

terakhir rata-rata 5.6% dengan tingkat investasi tumbuh rata-rata 18% , pebisnis

dan investor local/asing banyak melakukan kunjungan rata-rata 10/20

kali/orang/tahun. Selain dari sektor bisnis dan perdagangan potensi Solo dalam

MICE di dukung dengan potensi seni budaya lokal. Solo mempunyai potensi

untuk menjadi pemain besar di bisnis MICE. (http://eprints.undip.ac.id/ LP3A -

Solo Convention a nd Exhibition Center) diakses pada 16 april 2012.

Wilayah Solo merupakan tempat berbagai macam industri dan organisasi

yang bisa menjamin permintaan yang berkelanjutan untuk acara-acara bisnis dan

konferensi. Hal ini terbukti bahwa kota Solo mampu mengorganisir berbagai

festival, konferensi dan berbagai event seni dan budaya. Hotel di semua kategori,

gedung-gedung pertemuan, dan ballroom-ballroom, restoran-restoran,

perusahaan-perusahaan tour, semuanya mempunyai perlengkapan yang mencukupi untuk

(17)

commit to user

internasional seperti Asia Pasific Historian Conference dan Federation Asian

Cultural Promotion Conference pada tahun 2012 merupakan suatu bukti dan

kebanggaan bagi kota Solo, bahwa dunia percaya Solo mampu menyelenggarakan

perhelatan besar.

Predikat Solo sebagai kota budaya dan pelajar sekarang berkembang

menjadi kota bisnis, budaya dan wisata. Munculnya properti properti baru seperti

apartemen, kondotel dan juga hotel berskala internasional seperti Ibis, Solo

Paragon, menjadi penanda yang cukup kuat bagi bangkitnya nadi perekonomian di

Kota Solo. Hal ini akan menjadi peluang besar yang sangat profitable bahkan akan

menaikkan pamor Kota Solo menjadi kota metropolis. Akan tetapi, infrastruktur

dan pemasaran MICE secara profesional dan lebih baik masih dibutuhkan untuk

menunjang berkembangnya kegiatan mice.

Kota Solo merupakan kota yang memiliki banyak potensi pariwisata salah

satunya adalah keraton. Terdapat dua keraton yang menjadi salah satu tujuan

turisme lokal dan internasional yang didukung oleh berbagai kesenian tradisional

yang masih hidup. Disamping itu, masih ada berbagai tempat di Solo dan

sekitarnya yang mempunyai potensi jualan dan yang terpenting menurut

perhitungan bisnis adalah biaya segala aktivitas yang diselenggarakan di Solo

terhitung murah dibanding kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta atau Bali,

dari tarif hotel sampai harga makanan, dari biaya transportasi sampai tiket

rekreasi.

Hal tersebut dapat mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(18)

daerah otonom. Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta dilaksanakan oleh

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dimana salah satu strateginya yaitu

Optimalisasi Kinerja Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata. Kinerja yang baik

sangat penting untuk pengelolaan/ pengembangan obyek dan daya tarik wisata

serta pengembangan sumberdaya manusia bidang pariwisata agar diperoleh hasil

kerja yang optimal. Kontribusi sektor pariwisata dalam kegiatan ekonomi global

dan ketenagakerjaan diharapkan terus meningkat selama lebih dari sepuluh tahun

ke depan.

Secara keseluruhan, Ekonomi Travel & Pariwisata diramalkan akan

meningkat hingga 4% per tahun dalam jangka waktu antara 2009 hingga 2018,

didukung dengan lapangan kerja sebanyak 296 juta hingga 2018 yaitu 9,2% dari

seluruh lapangan kerja dan 10.5% dari GDP global. Jadi Travel & Pariwisata

diharapkan terus berkembang menjadi salah satu sektor prioritas tertinggi dunia

industri dan penciptaan lapangan kerja. (Deutsche Gesellschaft für Technische

Zusammenarbeit, Januari 2008)

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengambil

penelitian sebagai bahan penulisan laporan Tugas Akhir yang berjudul Peran

(19)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang melatarbelakangi berkembangnya industri MICE di kota Solo

tahun 2009 2011 ?

2. Bagaimana pola pengembangan industri MICE yang ada di kota Solo ?

3. Bagaimana dampak perkembangan MICE bagi industri jasa pariwisata di

Solo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang berkembangnya industri MICE di kota

Solo tahun 2009 2011.

2. Untuk mengetahui pola pengembangan MICE yang di kota Solo.

3. Untuk mengetahui dampak perkembangan MICE bagi industri jasa

pariwisata di Solo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua kategori, yaitu teoritis atau akademis dan

praktis atau Pragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi

tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu

pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis

(20)

penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun

organisasi.

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan

ilmu pengetahuan serta memperoleh informasi penting tentang peran

MICE dalam mendukung pariwisata di Surakarta.

b. Dapat menjadi bahan masukkan bagi peneliti lain yang hendak melakukan

penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan wacana pemecahan masalah yang diteliti.

b. Untuk pribadi penulis dapat menerapkan ilmu ilmu yang sudah

didapatkan di bangku kuliah.

c. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai kepariwisataan Surakarta

Khususnya.

d. Sebagai pemenuhan syarat kelulusan Mahasiswa Universitas Sebelas

Maret Surakarta, khususnya Fakultas Sastra dan Seni Rupa Program D3

Usaha Perjalanan Wisata untuk memperoleh gelar Ahli Madya.

E.Kajian Pustaka

a. Kajian Teori

Pariwisata merupakan salah satu sektor di Wilayah Solo yang menunjang

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Wilayah Surakarta

memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri

(21)

commit to user

perhotelan, restoran, transportasi, perusahaan perjalanan wisata (BPW) dan

lain-lainnya, terutama di daerah terbelakang namun memiliki potensi wisata yang

tinggi. Mendorong tumbuhnya berbagai peluang yang mampu menarik pengusaha

- pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan pendidikan bagi generasi

muda.

Nyoman S Pendit dalam bukunya Wisata Konvensi, Potensi Gede Bisnis

Besar th. 1999 yang berisi tentang perkembangan bisnis MICE yang merupakan

bagian dari industri pariwisata masa kini dan telah memberikan warna yang

beragam terhadap jeniskegiatan pariwisata yang identik dengan pemberian

pelayan/services. MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan

high-quality dan high-yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi

terlebih bagi negaraberkembang.

High Quality berarti kualitas pelayanan yang diberikan

mampumemberikan kepuasan kepada setiap peserta, high yield berarti

kegiatanwisata konvensi mampu memberikan keuntungan yang besar pada

penyelenggara wisata konvesi. Berkembangnya industri MICE atau wisata

konvensi sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi banyak

pihak,karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan

melibatkan banyak pihak. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan

para pengusaha penyelenggaran MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri

industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku

(22)

Istilah MICE di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi,

kegiatan wisata konvensi ini merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena

banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya, sehingga

kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan

kontribusi baik darisisi penyediaan tenaga kerja maupun dalam memberikan

devisa negara.

Sejak tahun 1980-an kegiatan MICE di Indonesia menunjukan

peningkatan jumlah peserta yang tinggi dengan jumlah pengeluaran rata-rata

perhari sebesar US$ 210 untuk setiap peserta konvensi. Dibandingkan dengan

wisatawan yang sengaja datang keIndonesia untuk berwisata, pengeluaran mereka

hanya sebesar US$ 400 untuk 7-12 hari. Dengan demikian pengeluaran peserta

wisata konvensi juga membawa serta spouse(istrinya), anak atau bahkan

temannya yang berdampak pada pengeluaran peserta selamamengikuti kegiatan

kovensi menjadi lebih besar .

Beberapa pengertian untuk kegiatan MICE dihubungkan dengan kegiatan

pariwisata. Usaha jasa konvensi, perjalanan insentive, dan pameran merupakan

usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok

orang (negarawan, usahawan,cendikiawan, dan sebagainya) untuk membahas

masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umummnya

kegiatan kovensi berkaitan denganusaha pariwisata lainnya, seperti transportasi,

akomodasi hiburan (entertaiment), perjalanan pra- dan pasca- konfrensi (pre- and

(23)

commit to user

Kepanjangan MICE adalah Meeting, Incentive, Conference and

Exhibition, yang telah dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum

dalam industri pariwisata. Industri mice merupakan industri yang masih muda, di

kenal di Eropa dan AmerikaUtara sekitar 50 tahun yang lalu dan bahkan lebih

mudah di beberapa kawasan dunialainnya, tetapi dengan cepat indiustri ini

menjadi matang terutama di negara-negara sedang berkembang, karena jelas

terlihat perkembangannya mampu memberikan dampak ekonomi yang tinggi.

Kegiatan bisnis MICE telah membuka lapangan kerja baru, tidak hanya

menciptakan tenaga kerja musiman saja, tetapi juga telah menciptakan pekerjaan

yang tetap bagi banyak masyarakat yang memiliki kemampuan tidak berbeda

dengan bisnis pariwisata yang banyak diciptakan di negara-negara sedang

berkembang. Kegiatan konferensi dan bisnis MICE merupakan bisnis yang

memiliki dampak negatif lebih kecil pada lingkungan daripada yang dilakukan

mass tourism, karena bisnis ini fokus pada jumlah peserta yang tidak terlalu

banyak, sehingga kegunaan transportasi akan lebih berkurang sehingga akan

mengurangi kemacetan serta polusi yang ditimbulkan.

Kegiatan Industri MICE sebagai industri baru masa kini menunjukan

bahwa mice sebagai salah satu sektor dalam bisnis pariwisata, karena kegiatan

mice merupakan kegiatan bisnis wisata yang tujuan utama dari para delegasi atau

peserta kegiatan MICE adalah menghadiri suatu kegiatan atau event yang

berhubungan dengan bisnisnya sambil menikmati kegiatan perjalanan wisata

(24)

Menurut M. Kesrul ( 2004 : 3-108 ) MICE diartikan sebagai suatu

kegiatankepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure

danbusiness, biasanya melibatkan sekelompok orang secara

bersama-sama,rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive

travels,conventions, congresses, conference dan exhibition.

Adapun bentuk MICE adalah sebagai berikut :

1. Meeting

Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya

merupakan perpaduan antara leisure dan business , biasanya melibatkan orang

secara

bersama-2. Incentive

Incentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu

perusahaan kepada karyawan, klien, ataukonsumen. Bentuknya bisa berupa uang,

paket wisata atau barang

3. Conference

Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa

Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting

sama saja dengan conference .

4. Exhibition

Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri

pariwisata,pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam

(25)

commit to user

menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan

penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata .

Adapun pertimbangan dalam pelaksanaan MICE, diantaranya :

1 . P enetapa n lo kasi dan venu e MI CE

2. Perlengkapan Fasilitas MICE

Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau

konferensi amat beragam sehinggatidak ada standar yang berlaku umum. Dalam

menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama

beberapa hal berikut: Jenis pertemuan dan lamanya, Jumlah peserta, Jumlah

ruangan yang dibutuhkan, Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan, Bentuk

pengaturan tempat duduk dan Akomodasi peserta MICE.

3. Penanganan Transportasi

Meeting planer atau PCO bertanggung jawab terhadap

terselenggarakannya event MICE dan pengaturan transportasi bagi keseluruhan

peserta MICE menjadi tugas dari sub bagian PCO. Ada enam poin dalam

pengaturan transportasi yaitu:

Transportasi udara, Airport shuttle service, Multiple property shuttle, VIP

transportation, Local tour, Staff transportation.

4.Pelayanan Makanan dan Minuman

Agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan

mengurangi complaint makanan dan minuman, seorang meeting manager perlu

memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage , room service

and banquet capabilities .

(26)

appearance and attractiveness, cleanliness , dan jenis serta variasimakanan

dan minuman pada saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok

pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di

samping itu apakah perlu melakukanpemesanan terlebih dahulu. Apakah restoran

tersebut melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut layout dan jenis

makanandan minuman.

5. Akomodasi

Berikut merupakan daftar penanganan akomodasi yang harus di cek

dalam kegiatan MICE, antara lain:

Akomodasi sesuai harapan peserta, Penginapan: Jumlah kamar, tipe kamar

dan tempat tidur , Kamar gratis untuk panitia atau komite: jumlah, tipe, dan

fasilitasyang harus dibayar, Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi:

jumlah, tipe,dan harga.

b. Penelitian Terdahulu

Menurut Rinda Sari dalam penelitiannya Upaya Pengembangan Industri

MICE di Solo, Suatu daerah tidak lepas dari peran dan kerjasama yang baik dari

segala sektor pariwisata termasuk didalamnya pemerintah dan pihak swsata yang

memilikiperanan dan fungsi penting. Industri MICE merupakan suatu industri

yang berdampakluas terhadap perekonomian karena MICE merupakan kegiatan

bisnis yang tidak dapat dipisahkan dengan mata rantai usaha usaha dibidang

kepariwisataan ( akomodasi, transportasi, komunikasi, destinasi wisata, hiburan,

informasi, kesehatan, keamanan ) dan berbagai sektor usaha lainnya seperti

(27)

commit to user

Secara umum kemudahan akesibiltas menuju Surakarta untuk semua

wisatawan maupun peserta MICE di tunjukan melalui Bandara Internasional Adi

Soemarmo berbanding terbalik negatif dengan kebutuhan kamar hotel yang ada di

Surakarta. Dengan melihat kondisi di lapangan bahwa keberadaan hotel bintang di

Surakarta, memiliki arti penting dalam penyelenggaraan kegiatan MICE.

Industri MICE masih dapat di kembangkan, jika para penggiat pariwisata

melakukan tugasnya secara bersama sama dan dalam pengembanganyya tidak

hanya satu sub kepariwisataan dalam hal ini adalah perhotelan saja melainkan

berbagai sub kepariwisataan seperti tujuan wisata, sarana dan prasarana

pariwisata, dll.

F.Metode Penelitian

Metode pembahasan penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif

yaitu dengan memberikan gambaran segala permasalahan dan keadaan yang ada,

selanjutnya dilakukan analisa.

1. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah instansi, perusahan pihak pihak yang

bergerak dibidang MICE di Surakarta pada tahun 2009 2011 antara lain:

Hotel, Event Organizer, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Objek Wisata

yang ada di Surakarta.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian adalah kota Solo. Kota Solo merupakan kota yang

mempunyai banyak aset budaya yang perlu dijaga dan dikembangkan sebagai

(28)

tahun mengalami peningkatan. Hal itu menjadi bukti bahwa kota Solo layak

dikembangkan menjadi salah satu tujuan Kota MICE.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap perkembangan

kegiatan MICE yang diselenggarakan di kota Surakarta, adapun tahap metode

observasi antara lain pengamatan dilakukan berdasarkan data tahun 2009 -2011 :

1. Pengumulan data yang dimaksud pengumpulan data dalam metode

observasi adalah pada tahap ini peneliti berusaha memprhatikan dn

merekam sebanyak mungkin aspek/elemen situasi sosial, sehingga

diperoleh gambaran umum tentang apa yang diteliti.

2. Identifikasi data yaitu hal yang dilakukan terutama untuk

pengelompokan berdasarkan elemen elemen domain yang telah

dipilih dari hasil pengumpulan data.

3. Pengolahan data biassa dilakukan untuk memperoleh data/ informasi

yang diperlukan untuk analisis komponensial sehingga menghasilkan

informasi yang lebih detail.

4. Analisis dan Kesimpulan

b. Metode Wawancara (interview)

Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara

tanya jawab dengan narasumber. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis

(29)

commit to user

Pihak- pihak yang diwawancarai tersebut seperti staff Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Solo, pihak hotel, travel, event organizer, restoran serta objek

wisata.

Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah :

a. Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai informan

primer yang dapat memberikan informasi mengenai bahan penelitian penulis.

b. Pihak pihak industri jasa lainnya seperti, hotel, travel, dan restoran sebagai

informan sekunder yang dapat memberikan informasi mengenai

perkembanganMICE yang ada di Kota Solo.

c. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data dari tempat

penelitian berupa buku maupun arsip yang diperoleh dari PHRI berupa data data

Hotel yang ada di Solo, data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta

yang berupa data Kunjungan wisatawan, data kegiatan MICE. Selain itu, data-data

dari artikel artikel yang berkaitan dengan judul penelitian, serta data data yang

diambil dari Internet.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan bahan pendukung sebagai pengunpulan data

untuk acuan pokok bahasan. Bahan sudi pustaka diperoleh dari perpustakaan

program studi D III UPW (Lab Tour ), Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata

(30)

4. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data, kemudian menganalisis data. Pada tahap ini

data dikumpulkan untuk menjawab permasalahan . Pada penelitian ini ditampilkan

penjabaran mengenai perkembangan MICE kota solo berdasarkan hasil observasi,

wawancara, studi pustaka dan dokumen lainnya yang mendukung penulisan

laporan tugas akhir ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Laporan ini terdir dari empat ( 4 ) bab, setiap bab terdiri dari sub sub bab

disertai dengan penjelasan. Adapu penjelasan bab bab tersebut sebagai berikut :

Bab pertama bagian awal dalam proses penulisa tugas akhir yang berisi

latar belakang, perumusan masalah , tujuan masalah , manfaat penelitian , kajian

pustaka, metode penelitian, dan sistemtika penulisan laporan.

Bab kedua berisi tentang gambaran umum Kota Surakarta, meliputi

sejarah singkat kota Surakarta, pariwisata kota Surakarta yang meliputi profil

pariwisata, objek dan daya tarik serta jasa wisata, profil MICE kota Solo.

Bab ketiga berisi tentang latar belakang berkembangnya industri MICE,

pola pengembangan MICE yang dilakukan pemerintah Surakarta, dampak

perkembangan mice terhadap Industri jasa pariwisata lainnya serta strategi

pengembangan MICE.

Bab keempat merupakan prosess akhir dari penulisan laporan yang berisi

penutup dengan pembahasan berupa simpulan dan saran yang bermanfaat untuk

(31)

commit to user

BAB II

SEKILAS TENTANG SURAKARTA

DAN PROFIL PARIWISATA

A. Sejarah Singkat Kota Surakarta

Kota Surakarta diawali saat Kesultanan Mataram memindahkan

kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Keraton

Kasunanan Surakarta secara resmi mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745.

Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Kota surakarta berdiri dua keraton yaitu

Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, dengan hal itu Kota Surakarta

menjadi dua bagian admiistratif. Kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi

setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10

bulan, Solo berstatus sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai

Daerah Istimewa Surakarta ( DIS ), Karesidenan Surakarta.

Berkembang gerakan a ntimona rki di Surakarta serta kerusuhan,

penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni

1945 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja

Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati

Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi

pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi

tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta

(Residentie Soeraka rta) dengan luas daerah 5.677 km².

Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta,

Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten

(32)

Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, sedangkan tanggal 16 Juni

diperingati sebagai hari jadi Kota Solo era modern. Setelah Karesidenan

Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah

administrasi Provinsi Jawa Tengah.

Surakarta disebut juga Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi

Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan

penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 , terletak di antara 110 45` 15" -

110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan

dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan

Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan

yang masing dipimpin oleh seorang camat dan 51 kelurahan yang

masing-masing dipimpin oleh seorang lurah. Kelima kecamatan di Surakarta adalah :

Kecamatan Pasar Kliwon (57110): 9 kelurahan

Kecamatan Jebres (57120): 11 kelurahan

Kecamatan Banjarsari (57130): 13 kelurahan

Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan, 57140): 11 keluarhan

Kecamatan Serengan (57150): 7 kelurahan

memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan

Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan

pemasaran pariwisata, slogan Solo The Spirit of J a va (Jiwanya Jawa) sebagai

(33)

commit to user

beberapa julukan Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet. Penduduk Solo disebut

sebagai wong Solo. ( http://id.wikipedia.org/wiki/kota_Surakarta, diakses pada 10

Februari 2012 ).

B. Profil Pariwisata Kota Surakarta

Sesuai visi pemerintah kota Solo dengan Perda No. 10 Tahun 2001 yaitu

terwujudnya Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan,

Meningka tka n Keseja hteraa n

Masyara ka t da n Mema juka n Kota Dila ndasi Spirit Solo seba gai Kota Buda ya

Solo menjadi salah satu tujuan wisata utama tingkat nasional yang terkenal

dengan warisan budayanya yang unik. Kaya akan keindahan alam dan keramah

tamahan penduduknya. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menunjang

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Banyak objek objek yang menjadi daya tarik di kota solo, dari objek

historian sampai wisata belanja. Keadaan Solo yang masih asri dan belum begitu

padat dijadikan sebagai tujuan utama wisatawan untuk berlibur atau berkunjung

ke kota ini. Tahun tahun sebelumnya kota Solo hanya sebagai tempat

persinggahan wisatawan yang berlibur dari Bali atau Jogja, dengan manajemen

pemerintahan yang lebih baik sekarang Solo menjadi first destina tion.

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pariwisata kota Solo banyak

komponen yang menunjang kebijakan pemerintah antara lain : pariwisata

bersejarah dan tradisional ( Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran ),

komponen kota Kota kolonial ( bangunan peninggalan kolonial Belanda ),

(34)

akomodasi yang menunjang kegiatan MICE seperti Hotel , Restoran /rumah

makan/ cafe / jasa boga , Pub / bar / diskotik, Bioskop , Biliard , Travel agent,

Event Organizer . Selain itu adanya sungai Bengawan Solo yang mempunyai

potensi besar dan sudah terkenal sampai mancanegara. Adanya kemudahaan

dalam sarana transportasi merupakan gerbang utama dalam meningkatkan jumlah

wisatawan yang berkunjung.

C. Sarana Transportasi Kota Surakarta

Solo memiliki sarana transportasi yang lengkap, dari terminal bus hingga

terminal udara. Untuk menujang perkembangan pariwisata dan kesejahtern

masyarakat, pemerintah Kota Solo menambah armada baru yaitu bus ( Batik

Solo Trans ) agar mempermudah masyarakat atau wisatawan berkunjung dari

tempat satu ke tempat lainnya. Selain itu dari jalur udara menambah rute baru

[image:34.595.120.503.240.712.2]

isata , industri dan perdagangan.

Tabel 1. Data Penerbangan Maskapai Domestik

Maskapai

Frekuensi

Rute 2009 2010 2011 2012

Maret Garuda ndonesia

Lion Air Sri Wijaya Air Batavia Air Sky Avition Trigana Air Trigana Air IAT Air

3x / hari 2x / hari 3x / hari - - - - -

3x / hari 2x / hari 3x / hari 1x / hari - - - - 3x /hari 2x /hari 3x /hari 1x /hari 1x /hari - - -

4x / hari 4x / hari 3x / hari 1x / hari -

1x/minggu 1x/minggu 1x/minggu

(35)

commit to user

Sumber : Seminar Mahasiswa D3 Usaha Perjalanan Wisata UNS pada tanggal 4

[image:35.595.90.538.180.488.2]

Mei 2012

Tabel 2. Data Penerbangan Maskapai Internasional

Maskapai

Frekuensi

Rute 2009 2010 2011 2012

Maret Garuda Indonesia

( haji ) Silk Air Asia Air 88 kloter 3x/ minggu 1x/ hari 88 kloter 3x/ minggu 1x/hari 91 kloter 3x/ minggu 1x/ hari 99 kloter 3x/ minggu 1x/ hari

Jeddah Solo Jeddah

Singapore Solo - Singapore Kualalumpur - Solo - kualalumpur

Sumber : Seminar Mahasiswa D3 Usaha Perjalanan Wisata UNS pada tanggal 4

Mei 2012

Berdasarkan tabel 1. Dan tabel 2. Diatas dapat diketahui tingkat kebutuhan

masyarakat untuk bepergian semakin tahun semakin meningkat. Hal itu menjadi

salah satu faktor kebijakan pemerintah kota Solo untuk lebih meningkatkan

kemudahan dalam melakukan perjalanan.

Selain penambahan rute perjalanan via udara, solo mempunyai alat

transportasi baru yaitu sepur kluthuk Jaladara dan bs tingkat Werkudara yang

menjadi salah satu daya tarik pariwisata kota Solo. Dan masih banyak lagi alat

transportasi lainnya, andong, becak, kereta api.

D . Objek Wisata di Surakarta

Kota Solo memiliki potensi besar dalam industri pariwisata yang patut

dikunjungi, mulai bangunan bersejarah, hingga wisata kuliner dan belanja. Tetapi

dalam hal ini, objek wisata di Surakarta pada khususnya masih sedikit diantaranya

(36)

Laweyan dan Kauman, Pasar Klewer, Pasar Antik Windujenar. Wisatawan yang

sering berkunjung ke Surakarta merasa bosan sebab wisata hanya seperti saja.

( wawancara dengan Bp. Budi Sartono pada tanggal 11 November 2012).

Untuk mengeksplor pariwisata Surakarta lebih menarik lagi pemerintah

Surakarta bekerjasama dengan Pemerintah Soloraya. Atraksi atraksi wisata

semakin bervariasi anatara lain : terdapat 6 wisata budaya yang menjadi unggulan

pariwisata Solo, Candi Cetho, Candi Sukuh, Keraton Kasunanan, Puro

Mangkunegaran, Makam Pandanaran dan Museum Manusia Purba dan Fosil

Sangiran. Wisata alam tersebar di Soloraya yang menjadi tempat pilihan bagi

masyarakat sekitar maupun wisatawan mancanegara.

Gunung Merapi, Merbabu, Selo Pass,Grojogan Sewu, Air Terjun Jumog,

Wisata Air Waduk Gajah Mungkur, Goa Goa Karang. Banyak wisata sebagai

minat khusus yang berkembang di Solo seperti Ramayana, Sentra Batik Kauman ,

Batik Laweyan, Pasar Klewer, Desa Wirun Sentra Pembuatan Gamelan. Objek

objek wisata yang menjadi daya tarik kota Solo tidak hanya berpusat di Solo,

tetapi tersebar di seluruh Soloraya yang sudah menjadi ikatan kerjasama semua

pihak untuk meningkatkan citra dan pariwisata kota Solo.

Kerjasama dengan semua pihak pemerintah Soloraya menjadi salah satu

alternatif yang dapat meningkatkan elektabilitas Surakarta khususnya dan

Soloraya pada umumnya. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pariwisata tidak

(37)

commit to user

E . Profil MICE Kota Solo

Kegiatan MICEsudah ada sejak zaman kerajaan, pertemuan merupakan

alat komunikasi untuk menyampaikan segala sesuatu yang menjadi permasalahan

dan untuk diselesaikan bersama. Seiring berkembangnya zaman MICE ditangani

oleh PCO/PEO orang yang mengatur segala sesuatu mengenai kegiatan yang akan

dilaksanakan. Di Solo kegiatan MICE mulai menggeliat pada tahun 2008,

bersamaan dengan Solo Batik Carnival ( SBC ) yang pertama. Melihat kebutuhan

orang untuk bertemu, bertukar pengalaman dan berdiskusi semakin meningkat

pemerintah kota Solo mulai melirik peluang ini untuk menjadikan Solo sebagai

destinasi MICE. Pada tahun 2009 kegiatan MICE yang bertaraf nasional maupun

internasional sudah diselenggarakan di hotel hotel yang mempunyai fasilitas

lengkap dan kapasitas yang memadai.

Untuk mendukung kebijakan pemerintah mengenai Solo sebagai destinasi

mice, segenap industri jasa lainnya bekerjasama guna mencapai tujuan kota Solo.

Pemerintah mulai memanfaatkan pariwisata kota Solo yang sudah mempunyai

branding sebagai kota budaya dengan mengadakan dan menambah event tahunan

yang menjadi Calender of Event. Hal itu menjadi strategi dan salah satu bahan

promosi untuk menarik wisatawan agar berkunjung. Banyaknya event tahunan

yang diselenggarakan membuat wisatawan untuk mengadakan kegiatan MICE

semakin bertambah.

Dari tahun ke tahun tingkat kujungan MICE semakin meningkat hal itu

terbukti bahwa kota Solo menduduki peringkat ke 6 tahun 2009 kota sebagai

destinasi MICE se Indonesia. Adapun tingkat kunjungan MICE yang ada di

(38)

Diagram 1. Upaya Pengembangan MICE di Solo

Sumber : Tugas Akhir Rindha Sari, Upaya Pengembangan MICE di Solo di Best Western Premier Hotel

Perkiraan kegiatan MICE tahun 2011 yang berlangsung di Best Western

Premier Hotel dihitung berdasarkan angka rata-rata jumlah kegiatan MICE per

minggu di tahun 2012 dikurangi 7%. Banyaknya peserta berkisar 30 500 orang

dan dibandingkan dengan jumlah tamu yang menginap di hotel tahun 2011 yang

85% adalah tamu MICE. Dengan meningkatkan kegiatan MICE di hotel. Kota

Solo dideklarasikan sebagai kota MICE gambaran bahwa hotel memberikan arti

penting dalam terselenggarakannya kegiatan MICE.

Meningkatnya kegiatan MICE di hotel Solo diimbangi dengan kota Solo

sebagai salah satu daerah tujuan MICE se-Indonesia. Hal itu terdapat pada tabel

berikut, antara lain 10 destinasi utama dan 4 destinasi potensial Indonesia :

16 12 28 32 24 28 14 8 20 24 7

562 944 3584

4096

2972 3384

494 296

2560 2672

559 Upaya Pengembangan MICE di SOLO

(39)
[image:39.595.131.460.134.573.2]

commit to user

Tabel 3. Data Daerah / Kota yang menjadi Tujuan MICE

No. Daerah / Kota Peringkat

1. Jakarta 1

2. Bali 2

3. Medan 3

4. Batam 4

5. Yogyakarta 5

6. Solo 6

7. Surabya 7

8. Padang Bukittinggi 8

9. Makasar 9

10. Manado 10

Daerah Potensial Peringkat

1. Mataram 1

2. Balikpapan 2

3. Bandung 3

4. Palembang 4

Sumber : GTZ, 2009

Berdasarkan tabel 3. di atas Departemen Pariwisata Indonesia menetapkan

10 daerah / kota destinasi MICE unggulan dan 4 kota sebagai destinasi MICE

potensial. Dengan demikian, terdapat 14 kota destinasi MICE yang menjadi

(40)

Jakarta menjadi peringkat pertama sebagai kota tujuan MICE dikarenakan

Jakarta menjadi ibukota negara dan industri jasa pendukung lainnya mempunyai

fasiitas yang memadai dan memenuhi standar MICE internasional. Peringkat

kedua adalah Bali, banyak wisatawan mancanegara yang mengenal Bali sejak

dulu, dikarenakan Bali memiliki brand natural equity objek wisata yang khas dan

exotic wisatawan lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia.

Yogyakarta dan Solo merupakan daerah/ kota yang serumpun berasal dari

kerajaan mataram islam, sehingga Solo dan Jogja memiliki banyak kemiripan.

Baik dari segi budaya maupun pariwisatanya. Dari tabel diatas terlihat bahwa

peringkat 5 6 Jogja dan Solo, hal itu membuktikan bahwa Solo mempunyai

peluang besar untuk menjadi kota tujuan MICE dengan potensi yang sangat besar.

Adapun potensi yang dimiliki kota Solo antara lain :

a. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pariwisata kota Solo

b. Komponen pariwisata bersejarah dan tradisional ( Kraton Kasunanan dan

Pura Mangkunegaran ), komponen kota Kota kolonial ( bangunan

peninggalan kolonial Belanda ), komponen kota bercorak etnis Arab dan

Cina.

c. Letak geografis kota Solo sangat strategis se ig

Solo, dan Semarang.

(41)

commit to user

Tabel 4. Sarana dan Fasilitas Penunjang Pariwisata Solo

No . Penyedia jasa Jumlah

1. Hotel

- Bintang

- Melati

- Homestay

24

114

10

2. Restoran / cafe / jasa boga / rumah

makan

207

3. Travel agent 63

4. Event organizer 15

5. Pub / Bar / Diskotik 6

6. Billiard 12

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta

Tabel diatas memperlihatkan bahwa Surakarta mempunyai sarana dan

fasilitas yang memadai untuk kegiatan wisata. Selain itu keberadaan sarana dan

[image:41.595.123.498.138.498.2]
(42)

commit to user

BAB III

PERAN MICE TERHADAP PERKEMBANGAN PARIWISATA

SURAKARTA

A . Latar Belakang Berkembangnya Industri MICE

Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) dalam industri

pariwisata masih tergolong baru, akan tetapi perkembangannya sangat signifikan.

MICE bermula dari Amerika pada tahun 1960-an yang ditandai dengan semakin

meningkatnya kebutuhan orang untuk saling bertemu, berdiskusi, bertukar

pikiran dan pengalaman. Pada dasawarsa 90-an, MICE telah menjadi bagian

penting dalam perkembangan kepariwisataan di Tanah Air. Pesatnya

perkembangan ini seiring dengan semakin terbukanya perdagangan internasional

dan berkembangnya teknologi informasi dan transportasi.

Wisata MICE terdiri atas empat pokok kegiatan utama yaitu pertemuan

(meetings), insentif (incentives), konvensi (conventions) dan pameran

(exhibitions). Keempat jenis kegiatan itu merupakan usaha untuk memberi jasa

pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (para pelaku bisnis,

cendekiawan, para eksekutif pemerintah maupun swasta) untuk membahas

berbagai masalah berkaitan dengan kepentingan bersama termasuk juga

memamerkan produk-produk bisnis.

Bagi Indonesia kehidupan berserikat dan berkumpul sudah ada sejak

zaman kerajaan. Secara historis momen terpenting munculnya MICE adalah

diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 kemudian

(43)

commit to user

disusul dengan berlangsungnya kegiatan Genefo (Games of the New Emerging

Forces) tahun 1960, Konferensi PATA tahun 1963 dan 1974 menyusul kemudian

OPEC di Bali dan KTT APEC di Bogor tahun 1995, dan diselengarakanya

UNFCC di Nusa Dua, Desember 2007. Di level Internasional Indonesia masuk

dalam deretan tiga besar sebagai daerah tujuan wisata MICE di Asia Tenggara dan

menempati urutan ke-5 di Asia Tenggara atau ke-45 di dunia. Sebelum terjadi

krisis tahun 1997, industri MICE sempat mengalami pertumbuhan yang luar biasa

pesatnya.

Pada tahun 1995 tercatat ada 991 kegiatan meeting dengan jumlah peserta

165.572 orang. Setelah krisis dan ancaman keamanan dalam negeri yang tidak

kunjung stabil, wisata konvensi mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2004

dari 5.321.000 wisatawan, hanya 22.693 (0,43%) orang yang tercatat sebagai

wisata konvensi, dan tahun 2005 sebesar 67.147 (1, 34 %) dari total kunjungan

wisatawan sebesar 5.002.101 orang (sumber da ta: GTZ 2009). Berkaitan dengan

hal tersebut pemerintah telah mengeluarkan arah dan kebijakan pengembangan

industri MICE, potensi penyelenggaraan/ perkembangan MICE di Indonesia serta

peran penerbangan sebagai pendukung industri MICE di Indonesia yang nantinya

dapat diharapkan akan terjalin komunikasi dan kerjasama antar stakeholders.

Solo sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang

menetapkan diri sebagai kota MICE. Memiliki potensi besar dalam bisnis MICE,

mengingat pertumbuhan ekonomi yang mantap, peningkatan tren pariwisata, serta

keberhasilan dalam pencitraan kota Solo. Embrio sebagai destinasi wisata MICE

(44)

World Heritage Cities Conference ( 2008 ), Asia-Pasific Ministerial Conference

Housing and Urban Development/ APMCHUD( 2010 ), Internasional Conference

of Child Friendly Aisa-Pasific (2011), Asian Parliamentary Assemblyb/APA

(2011), ASEAN Para Games (2011), ASEAN 67th Coordinating Committee on

Services/ CCS (2012), Musyawarah Nasional APEKSI, Festival Musik Etnik

(SIEM), International Performing Art Mart (IPAM), Solo Batik Carnival dan

beberapa event lainnya terkait dengan wisata, seni dan budaya (sumber : Booklet

BPPIS Solo ).

Dengan pencitraan ini, stakeho lder pariwisata di wilayah Solo saling

bekerjasama guna mengembangkan wisata MICE. Di Solo sendiri MICE mulai

terdengar pada tahun 2003 dengan adanya pameran dan 2008 beriringan dengan

diadakannya SBC yang pertama. Pemerintah melihat Solo mempunyai peluang

yang sangat besar dalam Industri MICE sehingga mulai mempromosikan Solo

sebagai destiasi MICE yang merupakan bagian integral yang tidak dapat

dipisahkan dari usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran dalam suatu

rangkaian kegiatan pelayanan bagi pertemuan/berkumpulnya orang-orang atau

sekelompok orang pada suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan,

pembahasan atau kepentingan bersama.

Meeting merupakan rapat/pertemuan sekelompok orang yang tergabung

dalam suatu asosiasi, perusahaan yang memiliki kesamaan minat dengan tujuan

dan kepentingan pembahasan suatu permasalahan bersama. Sedangkan Incentives

suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para

(45)

commit to user

berkaitan dengan penyelengaraan konvensi yang membahas perkembangan

kegiatan perusahaan yang bersangkutan dan atau kegiatan pameran.

Ketiga, conventions. Pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,

cendekiawan, profesional dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah

yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan biasanya dalam jumlah peserta

yang besar. Dan exhibition murupakan suatu bentuk kegiatan mempertunjukkan,

memperagakan, memperkenalkan, mempromosikan dan menyebarluaskan

informasi hasil produksi barang/jasa maupun informasi visual di suatu tempat

tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk disaksikan secara langsung oleh

masyarakat untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar dan mencari

hubungan dagang.

Penyelenggaraan kegiatan MICE melibatkan banyak pihak yang bergerak

dibidang jasa maupun industri lainnya seperti pemasok bahan makanan sampai

industri properti. Dengan banyaknya kegiatan MICE yang berlangsung

berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Kota Solo. Dampak yang

dihasilkan luas sehingga semua pihak dapat merasakan perubahan dan

perkembangan yang terjadi. Hotel merupakan salah satu pihak yang merasakan

dampak dari penyelenggaran kegiatan MICE, mulai dari venue meeting hingga

makan dan minum sudah menjadi satu paket yang praktis. Dalam perhitungan

bisnis, penyelenggaran kegiatan MICE di Solo terhitung lebih murah dibanding

dengan kota kota lain dan murah tidak berarti murahan sebab Solo layak

menjadi tujuan MICE Indonesia. ( wawancara dengan Bpk. Daryono pada tanggal

(46)

Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun wisata MICE Solo

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi perkembangan MICE

di wilayah Solo terdapat permasalahan yang mendasar yang menghambat upaya

pengembangan wisata konvensi salah satu permasalahan utama adalah pengolahan

data base mengenai banyaknya kegiatan MICE yang diselenggarakan di hotel

hotel belum maksimal.

Kajian data kegiatan MICE Solo merupakan aktivitas untuk menyediakan

informasi mengenai kajian pasar wisata MICE serta sebagai bahan untuk

perencanaan pengembangan dan kegiatan monitoring yang direncanakan oleh para

pemangku kepentingan untuk mengetahui sejauh mana tren wisata MICE di masa

depan (baik secara nasional mau pun internasional). Kebutuhan pasar MICE, latar

belakang serta strategi pemasaran sebagai acuan dalam pengembangan MICE di

wilayah Solo Raya (wa wancara denga n Bp. Da ryono selaku pimpina n Sinergi

Mana gement pa da 10 Nov 2012).

Perkembangan kegiatan MICE di Kota solo tidak kalah dengan kota kota

besar seperti Bali, Jakarta dan Bandung beberapa hal yang melatarbelakangi

berkembangnya MICE Kota Solo anatara lain aksesibilitas, Sumber daya

manusianya, fasilitas pendukung, daya tarik dan citra daerah yang membuat kota

Solo berbeda dengan kota lain.

1. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan sarana untuk mempermudah mencapai daerah

tujuan wisata. Tersedianya transportasi untuk menuju ke daerah tersebut, jarak

(47)

commit to user

Kemudahan aksesibilitas kota menjadi point penting bagi kelancaran roda

perekonomian masayarakat. Solo memiliki sarana transportasi yang lengkap, dari

terminal bus hingga terminal udara. Melalui jalan darat 2 jam dari Yogyakarta, 3

jam dari Semarang dan 7 jam dari Surabaya. Jalan-jalan masuk ke wilayah Solo

pada umumnya dalam kondisi yang baik, tapi dipadati oleh kendaraan-kendaraan

pengangkut barang sperti truk, pick-up dan juga sepeda motor.

Perjalanan melalui jalan darat masih dianggap menyita waktu. Dengan

kereta api: jalur kereta api sebelah selatan yang menghubungkan Jakarta dan

Surabaya melalui wilayah Solo 8 jam dari Jakarta, 4 jam dari Surabaya, 1 jam dari

Yogyakarta. Masih terdapat jalur tambahan kereta api pulang-pergi yang

menghubungkan Solo Yogyakarta.

Melalui udara: Bandara Internasional Adisumarmo yang berada di luar

kota Solo mempunyai jalur hubungan dengan Jakarta Garuda dan Lion Air 4 kali

perhari, Sriwijaya Air 1 kali perhari dan Batavia Air sekali per hari, Jalur

internasional ke Singapore dilayani oleh Silk Air dan ke Kuala Lumpur oleh Air

Asia 3 kali perhari(wa wa nca ra dengan Putri Da sa ini, Sta f Aba di Tour & Tra vel).

Untuk transportasi menujang perkembangan pariwisata dan kesejahteran

masyarakat, pemerintah Kota Solo menambah armada baru yaitu bus ( Batik Solo

Trans ) agar mempermudah mayarakat atau wisatawan berkunjung dari tempat

satu ke tempat lainnya.

Selain itu dari jalur udara menambah rute baru yaitu sebagai gerbang

gi

kegiatan pariwisata , industri dan perdagangan. Lengkapnya armada angkutan

(48)

keindahan kota Solo. Mulai dari becak, andong, bus, taksi, kereta api, pesawat

udara, dll mampau memberikan pelayanan baik bagi wisatawan. Letak Solo

sangat strategis yaitu berada di segitiga emas Semarang dan Jogja, Selain itu

mempunyai alat transportasi yang lengkap, infrastruktur dan kondisi jalan cukup

bagus.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sebagai pokok penggerak roda perindustrian dan

ekonomi. Solo melahirkan banyak orang berprestasi dan berpotensi dalam dunia

bisnis. Sumber Daya Manusia yang siap dan mapan mampu mengubah Solo

menjadi pusat perekonomian Soloraya yang lebih baik. Dengan berkembangnnya

industri MICE di kota Solo berdampak pada semua lini perekonomian mulai dari

pemasok makanan hingga industri properti. Akan tetapi, Perkembangan bisnis

pariwisata tujuan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) tidak

diimbangi dengan cukupnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

kompeten. (hasil wawancara dengan Bp. Daryono)

Untuk meningkatkan MICE Solo semua pihak SDM perlu mendapatkan

pelatihan dan pengarahan tentang kebijakan pemerintah mengenai Solo sebagai

salah satu destinasi MICE. Seperti Biro Perjalanan Wisata, Event Organizer,

Hotel gerbang utama yang mempunyai peran mendatangkan wisatawan. Dengan

adanya pelatiahan dan sertifikasi terhadap tenaga kerja parwisata khususnya

(49)

commit to user

Keberadaan sertifikasi menjadi jawaban atas Peraturan Pemerintah (PP)

No 52/2012. Di dalam aturan ini disebutkan, baik hotel, professional conference

organiser (PCO), event organiser (EO) hingga penyelenggara pameran harus

mempekerjakan setidaknya satu karyawan yang telah bersertifikat MICE. (Suara

Merdeka, 10 Januari 2013). Selain itu, Masyarakat Surakarta yang terkenal

dengan orangnya yang ramah dan sopan santun dengan modal tersebut lebih

dikembangan dengan cara memberi pengetahuan tentang arti penting pariwisata

yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Fasilitas

Hotel merupakan fasilitas pokok dalam mendukung terselenggarakannya

kegiatan MICE. Para pelaku MICE biasa menggunakan ballroom ballroom hotel

untuk kegiatan Meeting, Conference maupun Exhibiton fasilitas yang lengkap

menjadi salah satu pilihan dan bahan pertimbangan. Tidak hanya ballroom untuk

kegiatan pokok tetapi juga tersedia kamar tidur dan restoran yang menjadi satu

paket praktis dan mempermudah serta memperlancar jalannya acara. Hotel hotel

di Solo mempunyai venue yang luas mampu menampung ribuan orang dengan

fasilitas dan pelayanan yang baik.

Venue MICE Solo mempunyai hotel dengan fasilitas yang memadai, tetapi

Solo membutuhkan convention hall untuk menyelenggarakan acara MICE yang

berskala besar dan convention hall menjadi satu kendala untuk meningkatkan

perkembangan MICE solo. Exhition dan conference lebih mudah diselenggarakan

(50)

dan memadai. Dengan segala fasilitas yang memadai Solo mampu bersaing

[image:50.595.137.496.213.623.2]

dengan kota kota besar di Indonesia

Tabel 5. Banyaknya Hotel dan Jumlah Kamar Menurut Klasifikasi

di Kota Surakarta Tahun 2009 2011

No Kasifikasi 2009 2010 2011

Hotel Kamar Hotel Kamar Hotel Kamar

1 Hotel bintang 5 - - - - 1 138

2 Hotel bintang 4 4 481 4 481 5 778

3 Hotel bintang 3 6 197 6 197 8 563

4 Hotel bintang 2 8 78 8 78 6 886

5 Hotel bintang 1 5 176 5 176 4 137

6 Hotel melati 3 23 657 23 657 -

-7 Hotel melati 2 48 916 48 916 110 2.999

8 Hotel melati 1 42 562 42 562 -

-9 Blm teridentifiksi 8 73 8 73 4 42

10 Pondok wisata - - - - 10 83

Jumlah 144 3.135 144 3.135 148 4.926

Sumber : BPS Kota Surakarta

Untuk menyelenggarakan MICE di suatu kota ketersediaan prasarana

pendukung wajib mengimbangi kebutuhan kegiatan MICE. Solo mempunyai

banyak hotel untuk keperluan Meeting, terdapat 24 hotel bintang dengan jumlah

(51)

commit to user

wisata dengan kapasitas 83 kamar. Dari data diatas dapat dilihat Solo mampu

untuk menyelenggarakan konferensi besar dan layak disebut sebagai kota tujuan

MICE. Adapun beberapa hotel yang mempunyai fasilitas dan memadai untuk

[image:51.595.164.430.234.620.2]

kegiatan meeting.

Tabel 6. Hotel berskala Internasional untuk Meeting

No Nama Hotel Kapsitas persons

1 Best Western Premier 730

2 The Sunan 2800

3 Novotel 750

4 Ibis 80

5 Sahid Jaya 600

6 Indah Palace 1000

7 Lor In Business Resort 1000

8 Paragon 1500

9 Agas 170

10 Fave 200

11 Riyadi Palace 125

12 Kusuma Sahid Prince 400

Sumber : Booklet BPPIS Solo

Berdasar tabel 6. Diatas menunjukan bahwa Solo mempunyai hotel hotel

kelas internasional yang mampu menampung ribuan orang untuk acara MICE.

Venue venue yang ditawarkan sangat beragam dan terpenting pelayanan serta

(52)

mampu bersaing dengan kota lain, selain venue berskala internasional harga yang

ditawarkan relatif lebiih murah dibanding dengan kota lain yang menjadi

destinasi.

Infrastrukur yang memadai salah satu faktor pendukung

terselenggarakannya kegiatan wisata maupun MICE di suatu daerah. Kondisi jalan

yang bagus, aparatur pemerintah, keamanan kota menjadi bahan pertimbangan

pelaku wisata untuk berkunjung di suatu tempat. Solo mampu menyediakan

permintaan pelaku MICE mulai dari kondisi jalan yang baik hingga keamanan.

Baru baru ini kondisi keamanan Solo kurang stabil, banyak teror bom dan

kerusuhan massa yang dapat menghambat tingkat kunjungan wisatawan. Hal itu

tidak menyurutkan promosi pariwisata dan MICE kepada dunia terlihat

peningkatan kegiatan meeting berskala Nasional maupun Internasional di hotel

hotel pada awal tahun 2012.

4. Potensi dan daya tarik

Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok

dalam pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti:

akomodasi, restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya, tetapi objek wisata dan

atraksi budaya menjadi salah satu faktor pendukung ( optional tour ) kegiatan

MICE. Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh

suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain dari pada yang lain

memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan. Suatu

tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati oleh

(53)

commit to user

Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik

harus terus dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai daya tarik agar

wisatawan puas terhadap objek wisata yang dikunjunginya. Berbagai objek

wisata ada di kota Solo mulai wisata sejarah hingga wisata belanja, untuk wisata

sejarah Solo mempunyai Keraton Kasunanan, Puro Mangkunegaran, Sangiran.

Solo terkenal sebagai kota batik sehingga banyak wisata belanja yang

meningkatkan citra kota seperti PGS, pasar Klewer, Batik Danar Hadi, Batik

Laweyan dan pusat oleh oleh lainnya. Kegiatan wisata pre/post conference biasa

peserta MICE menyertakan anak dan istrinya disaat peserta mengikuti meeting

[image:53.595.127.498.237.723.2]

anak dan istri berwisata dan berbelanja.

Tabel 7. Atraksi Budaya Kota Solo Tahun 2012

No . Atraksi Budaya Tanggal 1. Grebek Sudiro Pasar Gede 15 Januari

2. Sekaten 30 Januari 5 Februari , Alun alun Kraton Surakarta 3. Grebek Mulud Kraton Surakarta 5 Februari

4. Festival Ketoprak Balekambang 17 21 Februari

5. Solo Karnaval 18 Februari

6.

Gunungan Charity boat race Bengawan Solo

19 Maret

7. Mahesa Lawung Kraton Surakarta 22 Maret

9. Solo Menari 29 April

(54)

12. SIEM 4 8 Juli 13. Solo Batik Fashion 13 16 Juli 14. Pentas Wayang Orang Gabungan 19 22 Juli 15. Malam selikuran 8 Agustus

16. Grebeg Poso 9 Agustus

17. Solo Internasional Performing Art 28 30 September 18. Kirap Apem Sewu 11 November 19. Bengawan Solo Gethek Festival 11 November 20. Kirap Malam 1 Suro 15 November

[image:54.595.126.496.103.485.2]

Sumber : kalender of event Surakarta, 2012

Tabel 7. Sederet atraksi budaya kota Solo yang terangkum dalam calender

of event Solo yang mempunyai nilai plus untuk mensugesti wisatawan. Dari

kalender event, wisatawan atau para pelaku MICE bisa menyesuaikan diri kapan

waktu yang tepat berkunjung ke Solo agar bisa melihat keindahan seni dan atraksi

budaya yang disuguhkan. Seiring berkembangnya zaman kegiatan MICE tidak

hanya meeting semata, melainkan para pelaku mice meluangkan waktu untuk

menikmati pariwisata setempat dan menetap untuk beberapa waktu. Atraksi

budaya mempunyai pengaruh besar terhadap pariwisata di suatu daerah, yang

dapat meningkatkan PAD dan mempengaruhi tingkat hunian hotel. Wisatawan

yang berkunjung

Gambar

Gambar 5.1 Fasilitas Hotel Kusuma Sahid Solo
Tabel 1. Data Penerbangan Maskapai Domestik
Tabel 2. Data Penerbangan Maskapai Internasional
Tabel 3. Data Daerah / Kota yang menjadi Tujuan MICE
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Waru pada tanggal 15, 21 dan 22 Oktober terdapat peningkatan hasil belajar keterampilan membaca bahasa

Perpustakaan sebagai penyedia layanan informasi memiliki kewajiban untuk memberikan layanan yang setara dan merata kepada semua kalangan termasuk kalangan pemustaka

• Dibutuhkan informasi mengenai persediaan terkait dengan transaksi jual- beli yang terjadi untuk memantau kekonsistensian antara jumlah barang yang keluar masuk dari gudang

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada aspek aktivitas kepala sekolah sebagai fasilitator mendapatkan ketercapaian

Tulisan ini merupakan temuan penelitian yang menggambarkan minat siswa terhadap pendidikan agama dan potensi intoleransi keagamaan siswa yang berkembang di sekolah dan

Secara keseluruhan kepuasan kerja karyawan Hotel Aliga Padang tergolong pada kategori cukup puas, ditinjau dari masing-masing indikator yaitu isi pekerjaan, supervisi,

Hasil kajian mendapati bahawa tahap pemikiran politik mahasiswa terhadap Pilihan Raya Kampus di Universiti Malaya keseluruhannya berada di.. tahap

Ambeien stadium IV : Benjolan wasir yang keluar tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam dubur meski sudah dibantu dengan dorongan jari dan biasa cenderung