• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran B: Keterbatasan Parameter

Dalam dokumen Medonic M-series M32. Panduan Pengguna (Halaman 95-99)

Lampiran B: Keterbatasan Parameter

Bagian ini menjelaskan beberapa faktor yang dapat mengganggu HCT, HGB, MCV, MPV, PLT, RBC, RDW, WBC dan penentuan diferensial WBC.

Keterbatasan HGB

Kekeruhan, dalam sampel darah, karena terdapat beberapa faktor fisiologis dan/atau terapeutik, dapat menyebabkan hasil HGB tinggi salah. Namun, penganalisis dikompensasi di seluruh rentang linear penganalisis.

Keterbatasan Deskripsi

Sel Darah Merah yang Tidak Dilisis Kekeruhan yang meningkat dapat dilihat saat sel darah merah resistan terhadap proses lisis. Kondisi ini akan menyebabkan hasil HGB tinggi salah tetapi dapat dideteksi dengan memantau MCHC.

Leukositosis WBC yang meningkat secara ekstrem dapat menyebabkan hasil HGB tinggi salah yang disebabkan oleh kekeruhan. Jika jumlah WBC ekstrem, disarankan melakukan tindakan berikut: Sampel yang diencerkan (didilusi) harus disentrifugasi dan cairan supernatan diperiksa di spektrofotometer untuk mengetahui kekeruhannya.

Lipemia, hiperproteinemia dan hiperbilirubinemia

Lipid yang meningkat dalam sampel darah akan membuat plasma tampak “seperti susu” sehingga mengganggu pengukuran spektrofotometerik HGB. Masalah yang sama dapat terjadi pada hiperproteinemia (konsentrasi protein yang tinggi) dan hiperbilirubinemia (konsentrasi bilirubin yang tinggi). Penentuan HGB yang akurat dapat diperoleh menggunakan metode referensi dan plasma kosong.

Darah janin (fetal) Pencampuran darah janin (fetal) dan ibu (maternal) dapat menyebabkan nilai HGB tinggi salah.

Keterbatasan MCV / HCT

Karena HCT adalah produk dari MCV x RBC, semua hasil yang salah dalam MCV dan/atau RBC akan menghasilkan kesalahan yang sama dalam parameter HCT.

Keterbatasan Deskripsi

Aglutinasi Sel Darah Merah Aglutinasi RBC dapat menyebabkan nilai MCV yang salah sehingga nilai HCT keliru.

WBC Jumlah WBC berlebih dapat menyebabkan gangguan pada populasi RBC sehingga nilai MCV salah.

Trombositosis (PLT yang meningkat) Pada umumnya, jumlah PLT yang berlebih tidak mengganggu parameter MCV karena teknologi diskriminator mengambang digunakan di dalam penganalisis.

Plastisitas menurun pada Sel Darah Merah

MCV yang meningkat sangat jarang terjadi jika membran sel darah merah kurang kaku (resistan terhadap proses lisis). Kondisi ini akan menyebabkan hasil MCV tinggi salah, tetapi dapat dideteksi dengan memantau parameter MCHC.

Lampiran B: Keterbatasan Parameter Keterbatasan PLT / MPV

Pengukuran level PLT rendah dapat dipengaruhi oleh RBC yang bersirkulasi, sehingga menyebabkan hasil tinggi yang salah. Pengukuran level PLT tinggi dipengaruhi oleh faktor kebetulan (msl. dua sel dihitung satu) sehingga menyebabkan hasil rendah salah. Penganalisis dikompensasi atas efek ini dengan algoritma terpisah untuk menghasilkan rentang linearitas sesuai dengan spesifikasi.

Keterbatasan Deskripsi

Mikrositosis (RBC kecil, MCV rendah) RBC yang sangat kecil dapat menghasilkan peningkatan yang salah pada jumlah PLT dan memengaruhi MPV. Efek ini diminimalkan di dalam penganalisis karena digunakannya nilai ambang yang mengambang (diskriminator). Dengan mengamati histogram PLT dan RBC, efek ini dilihat sebagai area PLT/RBC yang tumpang tindih.

RBC Teraglutinasi RBC yang teraglutinasi dapat menjebak trombosit dan menyebabkan jumlah PLT rendah yang salah serta memengaruhi MPV. Keberadaan RBC yang teraglutinasi dideteksi dengan cara memantau parameter MCHC dan dengan pemeriksaan yang saksama terhadap apus darah yang dicat. Trombosit besar dengan jumlah berlebih Hal ini dapat menyebabkan jumlah PLT rendah karena trombosit dapat

berada dalam rentang ambang RBC.

Kemoterapi Obat sitotoksik dan imunosupresif dapat meningkatkan kerapuhan sel, yang menyebabkan jumlah PLT rendah. Metode referensi (manual) mungkin diperlukan untuk memperoleh jumlah trombosit yang akurat. Hemolisis Spesimen terhemolisis mengandung stroma sel darah merah, yang dapat

meningkatkan jumlah trombosit.

Darah A.C.D Darah yang memiliki anti koagulasi dengan Asam Sitrat Dekstrosa dapat mengandung agregat trombosit, yang dapat menekan jumlah trombosit. Inklusi RBC Inklusi eritrosit juga dapat menghasilkan jumlah trombosit yang palsu

(msl, bodi Howell-Jolly, granul siderotik dan basofilik).

Aglutinasi trombosit Trombosit yang menggumpal karena teknik pengambilan yang buruk atau satelitosis trombosit yang disebabkan oleh aktivasi EDTA imunoglobulin dapat menyebabkan menurunnya jumlah trombosit dan/atau meningkatnya jumlah WBC. Spesimen harus diambil ulang dalam antikoagulan natrium sitrat dan dianalisis ulang hanya untuk jumlah trombosit itu saja. Hasil akhir PLT harus dikoreksi untuk efek dilusi natrium sitrat.

Keterbatasan MPV

Keterbatasan Deskripsi

Trombosit besar Trombosit besar yang terhitung sebagai RBC akan berada di luar rentang PLT sehingga menurunkan MPV.

Eritrosit kecil RBC yang sangat kecil dapat masuk ke wilayah PLT dan dapat dihitung sebagai PLT sehingga memengaruhi parameter MPV.

Eritrosit teraglutinasi Hal ini dapat menjerat trombosit sehingga memengaruhi parameter MPV. Perhatikan bahwa eritrosit teraglutinasi dapat dideteksi dengan memeriksa parameter MCHC dan/atau apus darah yang dicat dengan hati-hati.

Lampiran B: Keterbatasan Parameter

Kemoterapi Juga dapat memengaruhi ukuran PLT.

EDTA Perhatikan bahwa semua sampel yang terkumpul dalam EDTA tidak akan membuat MPV tetap stabil. PLT akan membesar karena waktu dan suhu.

Keterbatasan RBC

Dilusi sel darah merah mengandung semua elemen sel darah: RBC, WBC, dan PLT. Trombosit tidak dihitung karena ukuran berada di bawah ambang diskriminator. Leukosit disertakan dalam penghitungan RBC, tetapi karena rasio RBC terhadap WBC sekitar 1000:1, jumlah WBC yang ada hampir dapat diabaikan. Terdapat pengecualian seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Pengukuran level RBC tinggi dipengaruhi oleh faktor kebetulan (msl. dua sel dihitung satu) sehingga menyebabkan hasil rendah yang palsu. Penganalisis dikompensasi atas efek ini dengan menggunakan algoritma untuk menghasilkan rentang linearitas sesuai dengan spesifikasi.

Keterbatasan Deskripsi

Leukositosis dengan anemia konkuren Pada sampel di mana WBC sangat tinggi dan pada saat bersamaan RBC rendah, WBC dapat menyebabkan peningkatan yang salah pada jumlah RBC. WBC selalu disertakan dalam jumlah RBC, namun kontribusinya tidak signifikan pada kondisi normal. Jumlah RBC dapat dikoreksi dengan hanya mengurangkan WBC dari RBC.

Sel Darah Merah Teraglutinasi Hal ini dapat menyebabkan penurunan palsu jumlah RBC. Sampel darah yang mengandung sel darah merah yang teraglutinasi dapat diidentifikasi dengan mengamati MCH yang tidak normal dan nilai MCHC, serta mengamati apus darah yang dicat.

Aglutinin Dingin IgM imunoglobulin yang meningkat dalam penyakit aglutinin dingin dapat menurunkan jumlah RBC dan PLT dan meningkatkan MCV.

Sel Darah Merah Rapuh RBC rapuh dapat menyebabkan nilai RBC rendah palsu karena adanya lisis antara sampling dan penghitungan. Kondisi ini dapat dideteksi dengan memantau parameter MCHC.

Keterbatasan RDW

Lebar penyebaran sel darah merah merupakan fungsi dari jumlah RBC dan diperoleh dari histogram RBC. Pada umumnya, semua kesalahan yang terdapat dalam MCV juga dapat menyebabkan

kesalahan RDW.

Keterbatasan Deskripsi

Transfusi darah Transfusi darah dapat meningkatkan RDW secara signifikan karena adanya populasi bi-modal.

Lampiran B: Keterbatasan Parameter Keterbatasan WBC

Pengukuran level WBC tinggi dipengaruhi oleh faktor kebetulan (msl. dua sel dihitung satu) sehingga menyebabkan hasil rendah palsu. Penganalisis dikompensasi atas efek ini dengan menggunakan algoritma untuk menghasilkan rentang linearitas sesuai dengan spesifikasi.

Keterbatasan Deskripsi

Leukositosis WBC dalam konsentrasi yang melampaui batas linearitas sistem akan memerlukan dilusi sampel darah. Melakukan asai ulang terhadap sampel terdilusi akan membantu memperoleh nilai asai yang tepat.

Sel Darah Merah Bernukleus (Nucleated Red Blood Cells), NRBC

Sel darah merah bernukleus tidak matang (imatur) dan tidak dilisis seperti RBC matang (matur), sehingga digolongkan sebagai WBC dan dapat menyebabkan hasil WBC dan limfosit yang tinggi tapi palsu. Jika jumlah NRBC tidak mencukupi untuk mengaktifkan alarm DE, gangguan tersebut akan terdeteksi. Ikhtisar apus darah yang dicat dapat mengungkap adanya NRBC.

Sel Darah Merah yang Tidak Dilisis Pada kondisi tertentu, RBC dalam sampel darah dapat tidak menjalankan lisis sepenuhnya seperti yang diharapkan. Sel non-lisis tersebut dapat terdeteksi pada histogram WBC dengan alarm DE, atau sebagai garis dasar yang meningkat pada sisi populasi limfosit. RBC non-lisis akan menyebabkan peningkatan palsu jumlah WBC dan limfosit. (Lihat juga NRBC di atas)

Hemolisis Spesimen terhemolisis yang mengandung debris sel darah merah, yang dapat menyebabkan peningkatan palsu jumlah WBC dan/atau PLT. Hemolisis dapat dideteksi dengan melihat warna plasma di sampel EDTA yang telah menjadi endapan.

Leukemia Status penyakit ini dapat menyebabkan jumlah WBC rendah yang palsu, jika leukosit lebih rapuh daripada yang normal dan menjadi hancur dalam sampel. Pecahan sel juga akan mengganggu parameter diferensial WBC (LYM, GRAN dan MID). Jumlah WBC rendah yang palsu juga dapat dilihat di pasien yang mengidap leukemia limfositik karena adanya limfosit kecil tidak normal, yang mungkin tidak dihitung oleh penganalisis.

Kemoterapi Obat sitotoksik dan imunosupresif dapat meningkatkan kerapuhan leukosit, yang menyebabkan jumlah WBC rendah.

Krioglobulin Level krioglobin yang meningkat dapat menyebabkan meningkatnya level jumlah WBC, RBC atau PLT serta HGB. Krioglobulins dapat dikaitkan dengan mieloma, karsinoma, leukemia, makroglobulinemia, gangguan limfoproliferatif, tumor metastatik, gangguan autoimun, infeksi, penyakit idiopatik, aneurisme, kehamilan, fenomena tromboembolik, diabetes, dll. Spesimen dapat dihangatkan hingga 37 °C dan segera dianalisis ulang atau penghitungan WBC, RBC atau PLT manual dapat dilakukan.

Mieloma ganda Presipitasi protein pada pasien yang memiliki mieloma ganda dapat menyebabkan jumlah tinggi WBC yang palsu.

Limfosit besar, limfosit atipis, blas, basofil dalam jumlah yang berlebih.

Adanya limfosit besar atau atipikal, blast, atau jumlah basofil yang berlebih dapat mengganggu area sel MID yang sebagian besar dinyatakan mengandung monosit.

Metamielosit, mielosit, premielosit, blas, dan sel plasma dalam jumlah berlebih.

Adanya jumlah metamielosit, mielosit, promielosit, blas dan sel plasma dapat mengganggu keakuratan penghitungan granulosit.

Dalam dokumen Medonic M-series M32. Panduan Pengguna (Halaman 95-99)

Dokumen terkait