• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 a. Prestasi Belajar

Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi4. Webster’s New International Dictionary mengungkapkan bahwa prestasi adalah : “Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a sudy” . Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang dalam satu atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri individu.5 Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara intrinsic (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).

Prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.6

Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dalam proses belajar yang berwujud angka ataupun penghayatan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Prestasi belajar sebagai suatu pembuktian yang

6 akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan kurikuler.

Prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

Mahasiswa yang dinilai berhasil dalam menyelesaikan masa studinya, IPK lebih dari indeks 3,50 dan menempuh pendidikan dengan waktu kurang dari 4 tahun. Disamping itu mahasiswa yang berhasil dan menerima status cumlaude (nilai diatas rata-rata sesuai dengan ketentuan universitas), memiliki nilai indeks prestasi akademik kategori tinggi (3,51-4,00). Dalam hal ini, mahasiswa dituntut untuk menjalankan peran sebagai mahasiswa yang baik dengan meningkatkan indeks prestasi akademik secara optimal. Selain memperhatikan indeks prestasi akademik yang menjadi hasil akhir nilai prestasi akhir, mahasiswa perlu memperhatikan kestabilan emosi dan kualitas tidur yang dimiliki mahasiswa dan menjadi faktor pendukung pencapaian indeks prestasi akademik secara internal.

indeks prestasi akademik menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan hasil belajar mahasiswa di perguruan tinggi.7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

7 1. Faktor intern terdiri dari :

a. FaktorJasmani antara lain: factor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor Psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor Kelelahan Faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

2. Faktor Ekstern terdiri dari :

a. Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat8

B. Tidur

a. Definisi tidur

8 Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik ataupun rangsangan lainnya. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar saat orang tersebut tidak dapat dibangunkan.9

b. Tipe tidur

Setiap malam, seseorang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain. Tipe antara lain:

a. Tidur gelobang-lambat

Tidur gelobang-lambat, karena pada tipe ini gelombang otak sangat kuat dan frekuensinya sangat rendah. Kebanyakan dari kita dapat mengerti sifat-sifat tidur gelombang lambat yang dalam dengan mengingat saat-saat terakhir kita tetap terjaga selama lebih dari 24 jam, dan kemudian tidur nyeyak yang terjadi dalam satu jam pertama setelah tidur. Tahap tidur ini begitu tenang dan dapat dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi-fungsi vegetatif tubuh lain. Contohnya tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10 sampai 30 persen.

Walaupun tidur gelobang lambat sering disebut tidur tanpa mimpi namun sebenarnya pada tahap ini sering timbul mimpi dan kadang kadang tidur mimpi buruk terjadi selama tidur gelombang lambat. Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur gelombang lambat dan mimpi pada tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap REM

9 lebih sering melibatkan aktifitas otot tubuh dan mimpi pada tahap tidur gelombang lambat biasanya tidak dapat di ingat. Jadi, selama tidur gelombang lambat, tidak terjadi konsolidasi mimpi dan ingatan.

b. Tidur dengan pergerakan mata cepat (REM sleep),

Pada tipe tidur ini mata bergerak dengan cepat meskipun orang tetap tidur.

Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlamgsung 5 sampai 30 menit biasanya muncul rata-rata 90 menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan tidak ada.

Sebaliknya, sewaktu orang semakin nyenyak sepanjang malam, durasi tidur REM juga semakin lama.

Terdapat beberapa hal yang sangat penting dalam duras REM :

1. Tidur REM biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif.

2. Seseorang lebih sukar dibangunkan oleh rangsangan sensorik selama tidur gelombang lambat, namun orang-orang terbangun secara spontan di pagi hari sewaktu episode REM

3. Tonus otot di seluruh tubuh sangat berkurang, dan ini menunjukkan adanya habatan yang kuat pada area pengaturan otot pada spinal.

4. Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya irreguler dan ini merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi.

5. Walaupun ada hambatan yang kuat pada otot perifer, masih timbul pergerakan otot yang tidak teratur. Keadaan ini khususnya mencakup pergerakan mata yang cepat.

10 6. Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolise di seluruh otak meningkat banyak 20 persen. Pada EEG terlihat pola gelobang otak yang serupa dengan yang terjadi selama keadaan siap siaga. Tidur ini disebutkan juga tidur paradoksikal karena hal ini bersifat paradoks, yaitu seseorang dapat tertidur walaupun aktifitas otaknya meningkat.

Ringkasan tidur REM merupakan tipe tidur saat otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktifitas otaknya tidak di alurkan kearah yang sesuai agar orang itu siaga penuh terhadap keadaan sekelilingnya sehingga, orang tersebut benar-benar tertidur.9

c. Tahapan tidur

Terdapat berbagai tahap dalam tidur:

1. Tahap tidur pertama

Sesuai dengan keadaan dimana seseorang baru saja terlena. Seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata dan kedua bola mata bergerak bolak balik kedua samping. Elektroesefalogram (EEG) tahap tidur ini, memperlihatkan penurunan voltase dengan gelombang-gelombang alfa yang makin menurun frekuensinya.

2. Tahap kedua

Apabila timbul sekelompok gelombang yang berfrekuensi 14-18 siklus perdetik pada aktifitas dasar yang berfrekuensi 3-6 siklus per detik.

Kelompok gelombang-gelombang tersebut dikenal sebagai gelomang

11 tidur atau “sleep spindles” dalam tahap kedua ini kedua bola mata berhenti bergerak, tetapi tonus otot masih terpeiharan.

3. Tahap ketiga dan tahap keempat

EEG memperlihatkan gelombang dasar yang lambat dengan sekali-kali timbul “sleep spindles”. Pada tahap tidur keempat terlihat hanya gelombang lambat saja tanpa “ sleep spindles”. Keadaan fisik pada tahap ketiga dan keempat ini ialah lemah-lunglai, karena tonus otot sangat rendah.

4. Tahap lima

Pada tahap tidur kelima tonus otot meninggi kembali terutama otot-otot rahang bawah, bahwa otot-otot anggota gerak dan badan dapat kejang.

Bola mata yang selama tahap ketiga dan keempat berhenti bergerak, pada tahap kelima mulai bergerak kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu tahap tidur kelima ini dinamakan rapid eye movement sleep (REMS) atau paradoxal sleep. Tahap tidur pertama sampai kempat dimana gerakan mata tidak secepat sewaktu tahap kelima dinamakan

“non rapid eye movement sleep (NREMS). Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata 7 jam kedua macam tidur ini berselingan 4-6 kali, apabila seseorang kurang cukup mengalami REMS maka besok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya, nafsu makan bertambah dan birahi pun besar sedangkan jika NREMS kurang cukup keadaan fisik kurang gesik.

12 Dari manifestasi-manifetasi kekurangan REMS terungkaplah peran tidur terhadap manusia dengan adanya tidur dapat memelihara kesegarannya, kebutuhan dan metabolisme seluruh tubuh sepanjang masa. Hinggga umur 1 bulan neonatus memerlukan tidur 20 jam perhari, sesudah itu tampak ia cukup tidur selama 10-12 jam perhari. Orang dewasa cukup tidur 8 jam perhari tergantung pada kebiasaan yang membekas semasa perkembangan menjelang dewasa.10

d. Gangguan Tidur

Siklus bangun tidur adalah suatu variasi siklik normal dalam kesadaran akan lingkungan. Berbeda dari keadaan terjaga, orang yang tidur tidak secara sadar mengetahui dunia eksternal, tetapi mereka memilki pengalaman kesadaran dunia internal misalnya mimpi. Selain itu mereka dapat dibangunkan dengan ransangan dari luar.11

Penderita dengan gangguan tidur kebanyakan mengelukan keluhan tidak bisa tidur. Dan hanya sebagian kecil di antara mereka yang datang ke dokter karena selalu mengantuk. Orang-orang yang terlampau banyak tidur, pada umumnya tidak mengeluh. Justru istrinya atau suaminya yang mendorong serta membawanya ke dokter, karena khawatir akan adanya penyakit yang mendasari gejala “ terlampau banyak tidur”. Memang benar dugaan orang awan, kebanyakan tidur merupakan gejala patologi.sebaliknya, sebagian dari kasus tidak bisa tidur ialah gejalah sekunder berbagai macam penyakit sebagai berikut:

a. Hiperinsomnia (sangat tidak bisa tidur)

13 b. Insomnia primer; penderita bisa tidur tetapi tidak merasa tidur jenis gangguan tidur ini karena masa REM berkurang sedangkan masa NREM cukup

c. Insomnia sekunder akibat psikoneurosis; banyak mengeluh sakit kepala, perut kembung, badan pegal dan lain-lain dapat menganggu tidurnya seseorang

d. Insomnia sekunder akibat penyakit organik; penderita tidak bisa tidur karena pada saat tertidur dia diganggu oleh penderitaan organik seperti contohnya penyakit diabetes militus sering terbangun kencing malam hari.

Di samping hyperinsomnia dan insomnia, di kenal juga gangguan tidur fungsional, yaitu gangguan tidur yang bersifat patologik

a. Somnambulisme, yaitu berjalan-jalan pada saat tidur.

b. Sleep automatism, yaitu berjalan-jalan sambil melakukan perbuatan yang nampak bertujuan namun dalam keadaan tidur. Seperti membereskan koper seseorang sekan-akan mereka akan pergi.

c. Kekau atau bicara dalam keadaaan tidur biasanya terkait pada mimpi, Menjerit, menagis dan merintih dalam keadaan tidur terkait pada mimpi tentang kejadian yang seram.

d. Kejang nokturnus atau mioklous nokturnus

Pada saat seseorang tertidur, dapat ia bangun kembali karena anggota geraknya berkejang sejenak. Ada kalahnya kejang tersebut sebagai

14 gejala bagian dari mimpi terpleset dan terjatuh tetapi bukan bagian dari epilepsi.

e. Paralisis nokturnus

Perasaan lumpuh seluruh badan dapat dialami seseorang yang sedang tidur. Perasaan ini dialami sebagai kenyataan. Lagi pula menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Segala daya upaya untuk menggerakkan anggotanya tidak berhasil tetapi lama kemudian ia dapat mengerakkan anggota tubuhnya secara bebas.10

e. Pola Tidur Yang Berkualitas

Pola tidur yang dimiliki setiap orang seperti halnya jam dimana tubuh individu dapat memahami kapan waktunya untuk tertidur dan kapan waktunya untuk bangun. Waktu tidur diatur oleh jam biologis/ irama sirkadian yang terletak di kedalaman otak. Ketika jam biologis menentukan waktu tidur, ini akan bekerja dengan fungsi tubuh lainnya untuk membantu menyiapkan individu untuk tertidur di malam hari, dan berhentinya berbagai fungsi tubuh yang berkaitan dengan waktu terjaga/bangun. Hal ini juga terjadi kebalikannya ketika individu terbangun.

Kualitas tidur merupakan kemampuan individu untuk tetap tertidur dan untuk mendapatkan jumlah tidur REM dan NREM yang tepat. Kualitas tidur yang baik akan ditandai dengan tidur yang tenang, merasa segar pada pagi hari dan merasa semangat untuk melakukan aktifitas. Dewasa muda kebanyakan tidur malam hari-rata-rata 6 sampai 8,5 jam dan jarang sekali tidur siang. Kurang waktu 20% waktu tidur yang dihabiskan yaitu REM. Adapun gaya hidup didapat dapat menganggu pola

15 tidur, seperti steress pekerjaan, hubungan keluarga dan aktifitas sosial dapat mengarah pada insomnia dan penggunaan medikasi untuk tidur.12

C. Hubungan antara Pola Tidur dan Prestasi Belajar

Seperti yang telah diketahui tidur merupakan proses fisiologis yang sangat penting untuk hidup. Kualitasnya berhubungan erat dengan psikologi dan kesehatan fisik serta pengukuran-pengukuran lain dalam kehidupan seseorang. Salah satu dari pada efek akibat dari pada kekurangan tidur adalah rasa mengantuk pada siang hari, rasa lelah dan kurang tumpuan serta berpengaruh juga kepada suasana hati (mood).

Ini akhirnya menjadi faktor utama penurunan prestasi belajar pada siswa. Oleh itu dapat disimpulkan bahwa tidur sangat berpengaruh besar dalam hal kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir dan lain-lain sebagainya.

Hasil penelitian yang mengkaji waktu tidur dan fungsi optimal anak remaja pada siang harinya membuktikan adanya hubungan antara gangguan pada pola tidur dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan hasil dari pada penelitian tersebut menunjukkan siswa yang memperoleh Indeks Prestasi (IP) yang tinggi melaporkan masa tidur yang lebih panjang dan waktu tidur yang lebih awal pada hari persekolahan berbanding siswa yang memperoleh IP yang lebih rendah.

Penelitian yang meneliti mengkaji hubungan antara ritme sirkadian, waktu persekolahan dan tingkat kesukaran subjek yang dipelajari mendapati bahwa pada subyek yang lebih sukar, masa optimal siswa memberi pengaruh besar terhadap keputusan ujian mereka.

16 Berdasarkan hasil penelitian yang lain didapatkan masa memulai tidur dan bangun dari pada tidur lebih memberi kesan kepada prestasi belajar siswa berbanding jumlah masa tidur siswa itu sendiri. Hasil ini menunjukkan siswa yang lebih berprestasi mempunyai kemampuan untuk mengubah waktu tidur mereka menjadi lebih awal berbanding siswa yang kurang berprestasi.

Dan satu lagi penilitian Beberapa penelitian telah dilakukan diantaranya yaitu pada penelitian dengan judul hubungan antara kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan prestasi akademi kmahasiswa aktif paduan suara voca erudita UNS didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara keduanya.3

D. Kerangka Teori

(Widodo S , Ahmadi A. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.1991) BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Dokumen terkait