• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATIONS BETWEEN SLEEPING PATTERNS AND ACADEMIC ACHIEVEMENTS FROM STUDENTS OF MEDICAL FACULTY OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RELATIONS BETWEEN SLEEPING PATTERNS AND ACADEMIC ACHIEVEMENTS FROM STUDENTS OF MEDICAL FACULTY OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

RELATIONS BETWEEN SLEEPING PATTERNS AND ACADEMIC ACHIEVEMENTS FROM STUDENTS OF MEDICAL FACULTY OF

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

HUBUNGAN POLA TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ZULFADLI FAJRIN 10542 0445 12

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

(2)

RELATIONS BETWEEN SLEEPING PATTERNS AND ACADEMIC ACHIEVEMENTS FROM STUDENTS OF MEDICAL FACULTY OF

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

HUBUNGAN POLA TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

ZULFADLI FAJRIN 10542 0445 12

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Zulfadli Fajrin

Tempat/TanggalLahir : Parepare, 26 Februari 1994

Alamat : BTP Blok B no 559

Agama : Islam

No Telp/Hp : 082349720555

E-mail : zulfadli.fajrin.zf@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1999-2000 : TK Kartika Parepare 2. Tahun 2000-2006 : SDN 4 Parepare 3. Tahun 2006-2009 : SMPN 10 Parepare

4. Tahun 2009-2012 : SMAN 1 Model Parepare

(9)

5. Tahun 2012- sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar

(10)

i FAKULTY OF MEDICINE MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY Undergraduate Thesis, March 2016

ZULFADLI FAJRIN,NIM 10542 0445 12

RELATIONS BETWEEN SLEEPING PATTERNS AND ACADEMIC ACHIEVEMENTS FROM STUDENTS OF MEDICAL FACULTY OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(xiii + 42 pages, 5 tables, 6 attachments)

ABSTRACT

Background: Good quality and amounts of sleeping time is one of the important factor to maintain a good performance at studying and prevents many health problems. Disruption at sleeping patterns could have impact to most of people.

Medical students are a unique example of young-adult group, having academic commitment and certain lifestyles that could give impact to their sleeping patterns. Continuous academic goals and pressures to this group could adds up to an abnormal sleeping and wake up patterns, thus could impact negatively to their academic achievements.

Goals: To find a relations between sleeping patterns and academic achievements Methods: Descriptive-Analytic study with cross-sectional approach. Sample used are students of medical faculty of University of Muhammadiyah Makassar.

Sampling technique used is stratified random sampling with a total 79 respondent to the study from the sample group.

Results: Kolmogorov-Smirnoff variable test is used as an alternative test after the variable failed the Chi-square requirements with p value = 0.000 (p<0.05)

Conclusions: There is a significant relation between sleeping patterns and academic achievements from students of medical faculty of University of Muhammadiyah Makassar

References :19 (2003 -2015)

Keywords: sleeping patterns, academic achievements

(11)

ii FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Skripsi, Maret2016

ZULFADLI FAJRIN, NIM 10542 0445 12

HUBUNGAN POLA TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(xiii+ 42 halaman, 5 tabel, 6 lampiran)

ABSTRAK

Latar Belakang: Kualitas tidur yang baik dan masa tidur yang cukup amat penting untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik dan mencegah masalah kesehatan. Masalah dalam pola tidur dapat memberi kesan kepada sebagian besar anak. Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya. Tuntutan akademik yang berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun yang tidak teratur dan kualitas tidur yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola tidur dengan prestasi belajar pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian adalah seluruh mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas Muhammadiyah Makassar. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik stratified random sampling dengan jumlah subjek penelitian 79 responden

Hasil: Uji variable dengan Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternative dikarenakan variable ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji Chi-s quare dengan hasil p value 0.000(p<0,05).

Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara pola tidur dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar DaftarPustaka :19(2003 -2015)

Kata Kunci: Pola tidur dan prestasi belajar

(12)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNyalah sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN POLA TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR” . Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat menperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucap terimakasih kepada Jamaluddin, S.Pd dan Haisah Harun, S.Pdi serta Rizka Auliyah, S.ked, Kurnia Auliyah sebagai keluarga besarku yang selalu membantu, mendukung, mendoakan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai.

Dan tidak kalah pentingnya ucapan terimakasih kepada dr. Dara Ugi, M.kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan pengarahan dan koreksi sampai skripsi ini selesai.

1. dr. Machmud Gasnawi, Sp.PA(K) selaku dekan program studi Pendidikan dokter Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Tim penguji ujian sidang dr.Dara Ugi, M.Kes, Juliani Ibrahim, Ph.D dan DR. M. Rusli Malli, M.Ag yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini.

3. Dosen dan staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang ikut memperlancar urusan skripsi ini.

4. Pembimbing Akademik yang berbaik hati membimbing dari semester 1

(13)

iv

hingga semester 7 dr. St. Nurul Rezky Wahyuni, M.kes.

5. Teman-teman FK UNISMUH tanpa terkecuali.

6. Saudaraku angkatan 2012 TRIGEMINUS yang selalu mendukung.

7. Teman-teman sepembimbing : Sabrina Benhark, Eka Kartika, Wahyu Febriandy, Fattah ch Bahmid

8. Teman-teman yang membantu dan menemani : Abraham, Anissa Nur Illah, Sahar Maulana, fritya langkole, Fernisa Mentari dan teman-teman yang tidak sempat ditulis namanya yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu dengan berbesar hati penulis akan senang menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca secara umumdan penulis secara khususnya.

Makassar, Maret 2016

Zulfadli Fajrin

(14)

v DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI

LEMBARAN PERNYATAAN PENGESAHAN LEMBARAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT RIWAYAT HIDUP

ABSTRACT………. i

ABSTRAK………. ii

KATA PEMGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……... 3

C. Tujuan Penelitian………... 3

D. Manfaat Penelitian.…... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar ………... 5

(15)

vi

a. Prestasi Belajar……….. 5

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………. 7

B. Tidur………. 8

a. Definisi Tidur………. 8

b. Tipe Tidur………. 8

c. Tahapan Tidur………. 10

d. Gangguan tidur………..……… 12

e. Pola tidur yang berkualitas……… 14

C. Hubungan antara Pola Tidur dan Prestasi Belajar… 15 D. Kerangka Teori……….. 16

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep……….. 17

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.……... 17

C. Hipotesa……… 19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian……….. ……… 20

B. Waktu dan Tempat Penelitian………... 20

C. Populasi dan Sampel ………... 20

1. Populasi... 20

2. Sampel... 21

(16)

vii

D. Metode Pengumpulan Data... 22

E. Pengolahan dan Analisis Data ……….. 23

1. Pengolahan Data... 23

2. Analisis Data……… 23

F. EtikaPenelitian………. 24

G. Alur Penelitian……….. 24

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 25

B. Gambaran Umum Populasi/Sampel... 26

C. AnalisaUnivariat... 26

D. AnalisaBivariat... 28

BAB VI PEMBAHASAN A. Pola Tidur………... 30

B. Prestasi Belajar……….. 31

C. Hubungan Pola Tidur Dengan Prestasi Belajar……. 31

D. Keterbatasan Penelitian... 33 BAB VII TINJAUAN KEISLAM

Tidur Menurut Pandangan Islam 34

BAB VIII PENUTUP

A. Kesimpulan 39

B. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 41

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

vi

(18)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Tidur ………….………….27 Tabel 5.2 Distribusi Gambaran Indeks Prestasi Akademik Mahasiswa………...27 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Angkatan ………28 Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….……28 Tabel 5.5 Distribusi Hubungan Pola Tidur Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar ………..………..29

(19)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori……….16 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian………17

(20)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesoner Penelitian Lampiran 2 : Tabel Hasil SPSS Lampiran 3 : Tabel R

Lampiran 4 : Uji Validitas Lampiran 5 : Tabel Induk Excel Lampiran 6 : Surat Penelitian

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pola tidur pada usia remaja dan dewasa berbeda dengan anak-anak. Pada usia 13-28 tahun terjadi perubahan hormonal yang terjadi di masa puberitas. Pada masa ini mereka mengalami pergeseran irama sirkadian sehingga jam tidur pun berubah, secara umum kebutuhan tidur orang dewasa muda berkisaran 8,5-9,25 jam per hari.1

Tidur merupakan proses fisiologis yang sangat penting untuk hidup, kualitas tidur berhubungan erat dengan psikologi dan kesehatan fisik seseorang. Efek dari kekurangan tidur adalah rasa ngantuk pada siang hari, rasa lelah dan kurang istirahat serta berpengaruh juga pada suasana hati(mood).

Berdasarkan hasil penelitian oleh National Sleep Foundationdi Amerika pada tahun 2006, lebih dari 36% dewasa muda usia 18-29 tahun dilaporkan mengalami kesulitan untuk bangun pagi dibandingkan dengan 20% pada usia 30- 64 tahun dan 9% di atas umur 64 tahun. Selain itu, hampir seperempat dewasa muda (22%) sering terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun tidur dibandingkan dengan 11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan 5% di atas umur 64 tahun dan 4% dewasa muda mengeluh mengantuk ketika beraktivitas sekurangnya 2 hari dalam seminggu atau lebih. Di samping itu, pada tahun 2011, juga dilakukan penelitian yang melibatkan 1.508 responden dengan hasil 51% responden yang mengalami gangguan tidur adalah responden yang berusia 19-29 tahun.Selain itu, keluhan berupa kesulitan tidur lebih sering dilaporkan daripada keluhan lain yang

(22)

2 berhubungan dengan tidur. Perkiraan prevalensinya pada orang dewasa bervariasi dari 15% sampai 40% dan semakin meningkat pada lansia. Sedangkan pada anak usia 3 tahun sebanyak 14% mengalami kesulitan tidur dan 50-80% anak mengalami gangguan belajar akibat kualitas tidur yang tidak baik.2.

Beberapa penelitian menunjukkan tingginya prevalensi pola tidur yang buruk di antara para mahasiswa yang nilainya bervariasi dari 19,17% sampai 57,5%, dan terutama tinggi pada mahasiswa kedokteran. Pola tidur ini dapat menimbulkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan kualitas hidup para siswa.3

Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya. Tuntutan akademik yang berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun yang tidak teratur dan kualitas tidur yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter yang menempuh tahap preklinik memiliki jadwal perkuliahan cukup padat disertai dengan kegiatan praktikum yang cukup banyak, kegiatan praktikum ini biasanya disertai dengan kegiatan pre-test, yaitu ujian kecil yang dilakukan menjelang praktikum; responsi, yaitu ujian kecil dengan dosen pembimbing praktikum yeng dilaksanakan setelah praktikum selesai dilaksanakan; dan penyusunan laporan praktikum oleh setiap mahasiswa. Kegiatan ini tentu cukup menyita waktu para mahasiswa.

Di samping tugas-tugas yang berhubungan dengan praktikum tersebut, mahasiswa masih harus menghadapi berbagai tugas lain dari dosen pengajar.

(23)

3 Mahasiswa juga diminta mencari bahan untuk diskusi yang dikenal dengan tutorial dan dibebani dengan materi yang harus dipelajari untuk dapat lulus ujian karena setiap mata kuliah yang mewajibkan kegiatan praktikum juga menyelenggarakan 2 (dua) macam ujian, yaitu ujian teoritis dan ujian praktikum.3

Banyaknya tugas-tugas yang harus dijalankan ini seringkali memaksa mahasiswa mengurangi waktu tidur mereka, dan menurut hasil penelitian, kebiasaan tidur yang buruk dapat menimbulkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan kualitas hidup para siswa.

Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk menilai pola tidur para mahasiswa ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dari penilitian ini yaitu apakah ada hubungan antara pola tidur dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar?

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pola tidur dengan prestasi belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar b. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pola tidur umumnya pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

(24)

4 2. Untuk mengetahui hubungan pola tidur buruk dengan prestasi belajar

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah a. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terhadap prestasi belajar mahasiswa yang di pengaruhi pola tidur.

b. Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan oleh masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam hal memecahkan masalah yang berkaitan dengan pola tidur yang dimilikinya.

c. Insitusi

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengajaran mata kuliah pendidikan kedokteran.

BAB II

LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar

(25)

5 a. Prestasi Belajar

Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi4. Webster’s New International Dictionary mengungkapkan bahwa prestasi adalah : “Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a sudy” . Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang dalam satu atau lebih garis-garis pekerjaan atau belajar. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri individu.5 Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara intrinsic (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi).

Prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.6

Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dalam proses belajar yang berwujud angka ataupun penghayatan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Prestasi belajar sebagai suatu pembuktian yang

(26)

6 akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan kurikuler.

Prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

Mahasiswa yang dinilai berhasil dalam menyelesaikan masa studinya, IPK lebih dari indeks 3,50 dan menempuh pendidikan dengan waktu kurang dari 4 tahun. Disamping itu mahasiswa yang berhasil dan menerima status cumlaude (nilai diatas rata-rata sesuai dengan ketentuan universitas), memiliki nilai indeks prestasi akademik kategori tinggi (3,51-4,00). Dalam hal ini, mahasiswa dituntut untuk menjalankan peran sebagai mahasiswa yang baik dengan meningkatkan indeks prestasi akademik secara optimal. Selain memperhatikan indeks prestasi akademik yang menjadi hasil akhir nilai prestasi akhir, mahasiswa perlu memperhatikan kestabilan emosi dan kualitas tidur yang dimiliki mahasiswa dan menjadi faktor pendukung pencapaian indeks prestasi akademik secara internal.

indeks prestasi akademik menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan hasil belajar mahasiswa di perguruan tinggi.7

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

(27)

7 1. Faktor intern terdiri dari :

a. FaktorJasmani antara lain: factor kesehatan dan cacat tubuh.

b. Faktor Psikologi yaitu, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan.

c. Faktor Kelelahan Faktor kelelahan sangat mempengaruhi hasil belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

2. Faktor Ekstern terdiri dari :

a. Faktor Keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor Sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor Masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat8

B. Tidur

a. Definisi tidur

(28)

8 Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik ataupun rangsangan lainnya. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar saat orang tersebut tidak dapat dibangunkan.9

b. Tipe tidur

Setiap malam, seseorang mengalami dua tipe tidur yang saling bergantian satu sama lain. Tipe antara lain:

a. Tidur gelobang-lambat

Tidur gelobang-lambat, karena pada tipe ini gelombang otak sangat kuat dan frekuensinya sangat rendah. Kebanyakan dari kita dapat mengerti sifat-sifat tidur gelombang lambat yang dalam dengan mengingat saat-saat terakhir kita tetap terjaga selama lebih dari 24 jam, dan kemudian tidur nyeyak yang terjadi dalam satu jam pertama setelah tidur. Tahap tidur ini begitu tenang dan dapat dihubungkan dengan penurunan tonus pembuluh darah perifer dan fungsi-fungsi vegetatif tubuh lain. Contohnya tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang 10 sampai 30 persen.

Walaupun tidur gelobang lambat sering disebut tidur tanpa mimpi namun sebenarnya pada tahap ini sering timbul mimpi dan kadang kadang tidur mimpi buruk terjadi selama tidur gelombang lambat. Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur gelombang lambat dan mimpi pada tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap REM

(29)

9 lebih sering melibatkan aktifitas otot tubuh dan mimpi pada tahap tidur gelombang lambat biasanya tidak dapat di ingat. Jadi, selama tidur gelombang lambat, tidak terjadi konsolidasi mimpi dan ingatan.

b. Tidur dengan pergerakan mata cepat (REM sleep),

Pada tipe tidur ini mata bergerak dengan cepat meskipun orang tetap tidur.

Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlamgsung 5 sampai 30 menit biasanya muncul rata-rata 90 menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan tidak ada.

Sebaliknya, sewaktu orang semakin nyenyak sepanjang malam, durasi tidur REM juga semakin lama.

Terdapat beberapa hal yang sangat penting dalam duras REM :

1. Tidur REM biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif.

2. Seseorang lebih sukar dibangunkan oleh rangsangan sensorik selama tidur gelombang lambat, namun orang-orang terbangun secara spontan di pagi hari sewaktu episode REM

3. Tonus otot di seluruh tubuh sangat berkurang, dan ini menunjukkan adanya habatan yang kuat pada area pengaturan otot pada spinal.

4. Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya irreguler dan ini merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi.

5. Walaupun ada hambatan yang kuat pada otot perifer, masih timbul pergerakan otot yang tidak teratur. Keadaan ini khususnya mencakup pergerakan mata yang cepat.

(30)

10 6. Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolise di seluruh otak meningkat banyak 20 persen. Pada EEG terlihat pola gelobang otak yang serupa dengan yang terjadi selama keadaan siap siaga. Tidur ini disebutkan juga tidur paradoksikal karena hal ini bersifat paradoks, yaitu seseorang dapat tertidur walaupun aktifitas otaknya meningkat.

Ringkasan tidur REM merupakan tipe tidur saat otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktifitas otaknya tidak di alurkan kearah yang sesuai agar orang itu siaga penuh terhadap keadaan sekelilingnya sehingga, orang tersebut benar-benar tertidur.9

c. Tahapan tidur

Terdapat berbagai tahap dalam tidur:

1. Tahap tidur pertama

Sesuai dengan keadaan dimana seseorang baru saja terlena. Seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata dan kedua bola mata bergerak bolak balik kedua samping. Elektroesefalogram (EEG) tahap tidur ini, memperlihatkan penurunan voltase dengan gelombang- gelombang alfa yang makin menurun frekuensinya.

2. Tahap kedua

Apabila timbul sekelompok gelombang yang berfrekuensi 14-18 siklus perdetik pada aktifitas dasar yang berfrekuensi 3-6 siklus per detik.

Kelompok gelombang-gelombang tersebut dikenal sebagai gelomang

(31)

11 tidur atau “sleep spindles” dalam tahap kedua ini kedua bola mata berhenti bergerak, tetapi tonus otot masih terpeiharan.

3. Tahap ketiga dan tahap keempat

EEG memperlihatkan gelombang dasar yang lambat dengan sekali-kali timbul “sleep spindles”. Pada tahap tidur keempat terlihat hanya gelombang lambat saja tanpa “ sleep spindles”. Keadaan fisik pada tahap ketiga dan keempat ini ialah lemah-lunglai, karena tonus otot sangat rendah.

4. Tahap lima

Pada tahap tidur kelima tonus otot meninggi kembali terutama otot-otot rahang bawah, bahwa otot-otot anggota gerak dan badan dapat kejang.

Bola mata yang selama tahap ketiga dan keempat berhenti bergerak, pada tahap kelima mulai bergerak kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu tahap tidur kelima ini dinamakan rapid eye movement sleep (REMS) atau paradoxal sleep. Tahap tidur pertama sampai kempat dimana gerakan mata tidak secepat sewaktu tahap kelima dinamakan

“non rapid eye movement sleep (NREMS). Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata 7 jam kedua macam tidur ini berselingan 4-6 kali, apabila seseorang kurang cukup mengalami REMS maka besok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya, nafsu makan bertambah dan birahi pun besar sedangkan jika NREMS kurang cukup keadaan fisik kurang gesik.

(32)

12 Dari manifestasi-manifetasi kekurangan REMS terungkaplah peran tidur terhadap manusia dengan adanya tidur dapat memelihara kesegarannya, kebutuhan dan metabolisme seluruh tubuh sepanjang masa. Hinggga umur 1 bulan neonatus memerlukan tidur 20 jam perhari, sesudah itu tampak ia cukup tidur selama 10-12 jam perhari. Orang dewasa cukup tidur 8 jam perhari tergantung pada kebiasaan yang membekas semasa perkembangan menjelang dewasa.10

d. Gangguan Tidur

Siklus bangun tidur adalah suatu variasi siklik normal dalam kesadaran akan lingkungan. Berbeda dari keadaan terjaga, orang yang tidur tidak secara sadar mengetahui dunia eksternal, tetapi mereka memilki pengalaman kesadaran dunia internal misalnya mimpi. Selain itu mereka dapat dibangunkan dengan ransangan dari luar.11

Penderita dengan gangguan tidur kebanyakan mengelukan keluhan tidak bisa tidur. Dan hanya sebagian kecil di antara mereka yang datang ke dokter karena selalu mengantuk. Orang-orang yang terlampau banyak tidur, pada umumnya tidak mengeluh. Justru istrinya atau suaminya yang mendorong serta membawanya ke dokter, karena khawatir akan adanya penyakit yang mendasari gejala “ terlampau banyak tidur”. Memang benar dugaan orang awan, kebanyakan tidur merupakan gejala patologi.sebaliknya, sebagian dari kasus tidak bisa tidur ialah gejalah sekunder berbagai macam penyakit sebagai berikut:

a. Hiperinsomnia (sangat tidak bisa tidur)

(33)

13 b. Insomnia primer; penderita bisa tidur tetapi tidak merasa tidur jenis gangguan tidur ini karena masa REM berkurang sedangkan masa NREM cukup

c. Insomnia sekunder akibat psikoneurosis; banyak mengeluh sakit kepala, perut kembung, badan pegal dan lain-lain dapat menganggu tidurnya seseorang

d. Insomnia sekunder akibat penyakit organik; penderita tidak bisa tidur karena pada saat tertidur dia diganggu oleh penderitaan organik seperti contohnya penyakit diabetes militus sering terbangun kencing malam hari.

Di samping hyperinsomnia dan insomnia, di kenal juga gangguan tidur fungsional, yaitu gangguan tidur yang bersifat patologik

a. Somnambulisme, yaitu berjalan-jalan pada saat tidur.

b. Sleep automatism, yaitu berjalan-jalan sambil melakukan perbuatan yang nampak bertujuan namun dalam keadaan tidur. Seperti membereskan koper seseorang sekan-akan mereka akan pergi.

c. Kekau atau bicara dalam keadaaan tidur biasanya terkait pada mimpi, Menjerit, menagis dan merintih dalam keadaan tidur terkait pada mimpi tentang kejadian yang seram.

d. Kejang nokturnus atau mioklous nokturnus

Pada saat seseorang tertidur, dapat ia bangun kembali karena anggota geraknya berkejang sejenak. Ada kalahnya kejang tersebut sebagai

(34)

14 gejala bagian dari mimpi terpleset dan terjatuh tetapi bukan bagian dari epilepsi.

e. Paralisis nokturnus

Perasaan lumpuh seluruh badan dapat dialami seseorang yang sedang tidur. Perasaan ini dialami sebagai kenyataan. Lagi pula menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Segala daya upaya untuk menggerakkan anggotanya tidak berhasil tetapi lama kemudian ia dapat mengerakkan anggota tubuhnya secara bebas.10

e. Pola Tidur Yang Berkualitas

Pola tidur yang dimiliki setiap orang seperti halnya jam dimana tubuh individu dapat memahami kapan waktunya untuk tertidur dan kapan waktunya untuk bangun. Waktu tidur diatur oleh jam biologis/ irama sirkadian yang terletak di kedalaman otak. Ketika jam biologis menentukan waktu tidur, ini akan bekerja dengan fungsi tubuh lainnya untuk membantu menyiapkan individu untuk tertidur di malam hari, dan berhentinya berbagai fungsi tubuh yang berkaitan dengan waktu terjaga/bangun. Hal ini juga terjadi kebalikannya ketika individu terbangun.

Kualitas tidur merupakan kemampuan individu untuk tetap tertidur dan untuk mendapatkan jumlah tidur REM dan NREM yang tepat. Kualitas tidur yang baik akan ditandai dengan tidur yang tenang, merasa segar pada pagi hari dan merasa semangat untuk melakukan aktifitas. Dewasa muda kebanyakan tidur malam hari- rata-rata 6 sampai 8,5 jam dan jarang sekali tidur siang. Kurang waktu 20% waktu tidur yang dihabiskan yaitu REM. Adapun gaya hidup didapat dapat menganggu pola

(35)

15 tidur, seperti steress pekerjaan, hubungan keluarga dan aktifitas sosial dapat mengarah pada insomnia dan penggunaan medikasi untuk tidur.12

C. Hubungan antara Pola Tidur dan Prestasi Belajar

Seperti yang telah diketahui tidur merupakan proses fisiologis yang sangat penting untuk hidup. Kualitasnya berhubungan erat dengan psikologi dan kesehatan fisik serta pengukuran-pengukuran lain dalam kehidupan seseorang. Salah satu dari pada efek akibat dari pada kekurangan tidur adalah rasa mengantuk pada siang hari, rasa lelah dan kurang tumpuan serta berpengaruh juga kepada suasana hati (mood).

Ini akhirnya menjadi faktor utama penurunan prestasi belajar pada siswa. Oleh itu dapat disimpulkan bahwa tidur sangat berpengaruh besar dalam hal kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir dan lain-lain sebagainya.

Hasil penelitian yang mengkaji waktu tidur dan fungsi optimal anak remaja pada siang harinya membuktikan adanya hubungan antara gangguan pada pola tidur dengan prestasi belajar. Hal ini disebabkan hasil dari pada penelitian tersebut menunjukkan siswa yang memperoleh Indeks Prestasi (IP) yang tinggi melaporkan masa tidur yang lebih panjang dan waktu tidur yang lebih awal pada hari persekolahan berbanding siswa yang memperoleh IP yang lebih rendah.

Penelitian yang meneliti mengkaji hubungan antara ritme sirkadian, waktu persekolahan dan tingkat kesukaran subjek yang dipelajari mendapati bahwa pada subyek yang lebih sukar, masa optimal siswa memberi pengaruh besar terhadap keputusan ujian mereka.

(36)

16 Berdasarkan hasil penelitian yang lain didapatkan masa memulai tidur dan bangun dari pada tidur lebih memberi kesan kepada prestasi belajar siswa berbanding jumlah masa tidur siswa itu sendiri. Hasil ini menunjukkan siswa yang lebih berprestasi mempunyai kemampuan untuk mengubah waktu tidur mereka menjadi lebih awal berbanding siswa yang kurang berprestasi.

Dan satu lagi penilitian Beberapa penelitian telah dilakukan diantaranya yaitu pada penelitian dengan judul hubungan antara kualitas tidur dan kestabilan emosi dengan prestasi akademi kmahasiswa aktif paduan suara voca erudita UNS didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara keduanya.3

D. Kerangka Teori

(Widodo S , Ahmadi A. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.1991) BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL Prestasi belajar Faktor

internal

Faktor eksternal jasmani

psikologi kelelahan

masyarakat sekitar keluarga Gangguan

tidur

(37)

17 A. Kerangka Konsep

Catatan :

: variabel independen

: variabel dependen

Gambar A : Skema kerangka konsep penelitian B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi oprasional Cara ukur Alat ukur Skala ukur 1. Pola tidur Kualitas tidur Kuesioner Kuesioner Numerik 2. Prestasi

belajar

Di nilai indeks kumulatif mahasiswa

Pengamatan hasil selama study

(Dokumentasi)

Indeks prestasi kumulatif

Numerik Faktor internal:

- Pola tidur

Prestasi Belajar (IPK) Faktor eksternal:

- Keluarga - Sekitar - masyarakat

(38)

18 Untuk variabel pola tidur terdapat 27 pertanyaan di dalam kuesioner mengenai penilaian subjektif dari pada parameter tidur yaitu pola tidur baik dan buruk yang dialami oleh responden.

Cara ukur : Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner Pilihan jawaban:

Tidak = 0

Kadang- kadang = 1 Sering = 2

Selalu = 3

Skor total di bawah atau sama dengan 40 dari seluruh pertanyaan menunjukkan pola tidur yang baik sedangkan skor yang diatas 40 menunjukkan pola tidur yang buruk atau terdapat masalah dalam pola tidur responden. Prestasi belajar mahasiswa di liat dari nilai Indeks prestasi kumulatif terakhir.

2. Kriteria objektif a. Pola tidur

(1) Pola tidur buruk :Jika skor pada alat ukur > 40 (2) Pola tidur normal : Jika skor pada alat ukur ≤ 40 b. Prestasi belajar

(1) Sangat memuaskan : 3,5-4 (2) Memuaskan :3-3,49 (3) Cukup memuaskan :2-2,99

(39)

19 (4) Kurang memuaskan :<2

C. Hipotesis

1. Hipotesis Null(H0)

Pola tidur tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Hipotesis Alternatif(Ha)

Pola tidur berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

BAB IV

METODE PENELITIAN

(40)

20 A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yang mencari hubungan kualitas tidur dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran Univesitas Muhammadiyah Makasssar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, dimana telah dilakukan pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner untuk menilai pola tidur mahasiswa. Kemudian dinilai prestasi akademik mahasiswa dengan melihat Indeks prestasi kumulatif dan dilakukan hanya pada satu kali pengamatan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian Insya Allah dilakukan dari bulan Desember 2015 sampai bulan Januari 2016. Dimana di bulan November dilakukan pembuatan proposal dan penyusunan laporan hasil penilitian di bulan Januari. Waktu pengumpulan data di lapangan dilakukan di bulan Januari 2016

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gedung Gedung F Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.13 Populasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar .

(41)

21 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

a. Kriteria inklusi

 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang masih aktif dalam perkulihaan(preklinik)

 Bersedia mengisi dan mengembalikan kuisoner a. Kriteria Eksklusi

 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang aktif dalam perkulihan tetapi tidak hadir saat pengambilan data.

 Tidak memiliki indeks prestasi akademik Rumus besar sampel

𝑛 = ⃒Za√2𝑃𝑄 + Zβ√P1Q1 + p2q2

𝑃1 − 𝑃2 ⃒2

Keterangan :

2 : Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5 % jadi deviat baku alfa =1,960 Zb : Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20 % jadi deviat baku beta = 0,842 P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,191

Q2 : 1- P2 = 1-0,191 = 0,809

P1 : Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti = 0,191 + 0.2= 0,391

Q1 : 1-P1 = 1- 0,391= 0,609

(42)

22 P  Proporsi total = P1+P2= 0,391+0,191 = 0.291

2 2 Q  1-P = 1- 0.291 = 0.709 Maka :

𝑛 = ⃒1,960√2 × 0,291 × 0,709 + 0,842 √0,391 × 0,609 + 0,191 × 0,809 0,391 − 0,191

= ⃒1,25 + 0,522

0,2 ⃒2

= ⃒1,772 0,2 ⃒2

= 8,86 2

= 79

2

Jadi jumlah responden 79 Responden

Untuk mencari sampel yang dicari menggunakan teknik stratified random sampling untuk mewakili populasi14. Maka rumus yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah

Angkatan 2012 24398x79 = 31.86 Angkatan 2013 97

243x79 = 31.53 Angkatan 2014 24348x79 = 15.60 D. Metode Pengumpulan Data

Hasil penilaian pola tidur sebagai variabel bebas adalah sebagai data primer yang didapatkan melalui metode angket (kuesioner). Sedangkan untuk menilai prestasi belajar digunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang mengutip sumber catatan yang telah ada. Pada penelitian ini akan diambil data sekunder yaitu nilai prestasi akademik dari pihak administrasi kampus.

E. Pengolahan dan Analisis Data

(43)

23 1. Pengolahan Data

Pada awalnya seluruh kuesioner untuk variabel kualitas tidur yang telah dikembalikan, diperiksa kelengkapan dan ketepatannya (editing). Data yang telah lengkap diberi kode secara manual (coding) dan dimasukkan ke dalam komputer (entry). Seterusnya dilakukan pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan untuk menghindari terjadinya kesalahan ketika pemasukan data (cleaning). Akhir sekali, data disimpan untuk tujuan analisis (saving).

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Adapun analisis yang akan dilakukan meliputi:

 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik dari variabel penelitian. Hasil analisis dari masing-masing variabel kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekwensi.

 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel. Dalam penelitian ini akan dibandingkan distribusi silang antara kedua variabel yang berhubungan. Kemudian akan dilakukan uji statistik untuk menyimpulkan hubungan antara kedua variabel tersebut bermakna atau tidak. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chisquare berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu :

(44)

24 1. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak

2. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima F. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan persetujuan pihak responden. Responden diberi penjelasan secara lisan mengenai tujuan, cara penelitian dan diberi kerahasiaan serta dalam pelaksanaanya telah melewati informed consent.15

G. Alur penelitian

Seluruh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar Yang Aktif

Kuliah (Preklinik) Menentukan

sampel

Informed consent

Pengambilan kuisoner

Dokumentasi indeks prestasi

mahasiswa Pengelolaan data

Analisis Data

Hasil

(45)

25 BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang berada di negara Indonesia yang beribukota di Makassar. Terletak antara 0°12- 8° Lintang Selatan dan 116°48-122°36 Bujur Timur, yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah timur, batas sebelah barat dan timur masing-masing adalah Selat Makassar dan Laut Flores. Terdapat kurang lebih 123 Universitas di Provinsi Sulawesi Selatan yang tersebar disetiap kabupaten/kota. Satu diantaranya yang dijadikan sebagai tempat lokasi penelitian ini yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).

Unismuh Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tiga kampus yaitu kampus II Unismuh Makassar yang beralamat di Jl. Letjen Andi Mapaoddang No.17 Makassar, kampus III Unismuh Makassar yang beralamat jalan Ranggong Dg Romo No.21 Makassar, dan kampus pusat Unismuh Makassar yang beralamat di Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar.

Unismuh Makassar memiliki 8 fakultas dan 4 program pasca sarjana yang terdiri dari 27 program studi. Satu diantaranya yang dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel penelitian ini yaitu Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar (FK Unismuh Makassar) yang terletak di gebung F Unismuh Makassar.

(46)

26 Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar merupakan satu dari tiga fakultas kedokteran yang ada di Makassar. Program Studi strata S-1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Unismuh ini berdiri pada sejak tahun 2008, yang dirancang melalui pemikiran yang cermat untuk dapat menghasilkan para dokter yang berkualitas dan berdedikasi tinggi, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

B. Gambaran Umum Populasi/ Sampel

Telah dilakukan penelitian tentang hubungan pola tidur dengan prestasi belajar mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar dari bulan November 2015 sampai Maret 2016. Responden yang dipilih menjadi sampel adalah mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012-2014 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun jumlah sampel yang diperoleh adalah 79 orang.

Data dikumpulkan melalui pengisian kuisioner dan data indeks prestasi mahasiswa selama , setelah data terkumpul, selanjutnya tersebut disusun dalam tabel induk (master tabel) dengan menggunakan program komputerisasi yaitu Microsoft Excel. Dari tabel induk tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program SPSS 21.0 for windows dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi maupun tabel silang (Cross-tabs).

C. Analisis Univariat

Tahap pertama dari analisis data adalah analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu karakteristik responden yang mencakup pola tidur dan prestasi

(47)

27 belajar mahasiswa.Berdasarkan hasil wawancara tidak langsung /kuesioner diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Tidur

Frekuensi Persen Baik 36 45.6

Buruk 43 54.4

Total 79 100.0

Tabel 5.1 Menunjukan distribusi Responden sebanyak 79 orang diantara responden tersebut memiliki pola tidur yang baik yaitu sebanyak 36 orang (45.6%) dan yang pola tidur buruk sebanyak 43 orang (54.4%).

Tabel 5.2 Distribusi Gambaran Indeks Prestasi Akademik Mahasiswa

Frekuensi Persen

Memuaskan 3 3.8

Cukup Memuaskan 32 40.5

Kurang Memuaskan 44 55.7

Total 79 100.0

Berdasarkan data Tabel 5.2 diatas didapatkan hasil bahwa mahasiswa di fakultas kedokteran memiliki IPK yang memuaskan yaitu sebanyak 3 orang (3.8%), cukup memuaskan sebanyak 32 orang (40.5%) dan responden yang memiliki IPK yang kurang memuaskan yaitu sebanyak 44 orang (55.7%).

(48)

28 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Angkatan

Frekuensi Persen 2012 32 40.5

2013 30 38.0 2014 17 21.5

Total 79 100.0

Tabel 5.3 Menunjukan distribusi Responden sebanyak 79 orang diantara responden tersebut terdapat angkatan 2012 sebanyak 32 orang (40.5%), 2013 sebanyak 30 orang (38.0%) dan 2014 sebanyak 17 orang (21.5%).

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Persen

Lk 21 26.6

Pr 58 73.4

Total 79 100.0

Berdasarkan table 5.4 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi jenis kelamin perempuan dengan jumlah 58 orang(73.4%), dan untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang (26.6%).

D. Analisa Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara pola tidur dengan prestasi akademik mahasiswa berdasarkan nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa.

(49)

29 Tabel 5.5 Distribusi Hubungan Pola Tidur Dengan Prestasi Akademik

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar

Pola Tidur * IPK Crosstabulati

on

IPK

TOTAL Memuask P

an

Cukup Memuaska

n

Kurang Memuask

an

N % N % N % N %

Baik 3 3.8 24 30.4 9 11.4 36 45.6 0.0

Buruk 0 0.0 8 10.1 35 44.3 43 54.4 00 TOTAL 3 3.8 32 40.5 44 55.7 79 100

Pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pola tidur yang baik dan memiliki IPK yang memuaskan yaitu sebanyak 3 responden (3.8%), memiliki IPK yang cukup memuaskan yaitu sebanyak 24 responden (30.4%), dan memiliki IPK yang kurang memuaskan yaitu sebanyak 9 responden (11.4%), sedangkan responden yang memiliki pola tidur yang buruk dan memiliki IPK yang memuaskan yaitu sebanyak 0 responden (0%), ipk yang cukup memuaskan 8 responden(10.1%), dan ipk yang kurang memuaskan 35 responden (44.3%).

Berdasarkan hasil uji yang digunakan pada variable ini adalah Kolmogorov- Smirnov sebagai uji alternative dikarenakan variable ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji Chis quare, memperliatkan bahwa p value 0.000 artinya terdapat hubungan pola tidur dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

(50)

30 BAB VI

PEMBAHASAN A. Pola Tidur

Hasil penelitian yang dilakukan pada responden di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar menunjukan responden yang memiliki pola tidur baik sebanyak 36 orang (45.6%) dan yang pola tidur buruk sebanyak 43 orang (54.4%). Hal ini mengambarkan bahwa mahasiswa program studi pendidikan dokter sebagian besar memiliki pola yang buruk, pola tidur buruk ini disebabkan karena mahasiswa yang menempuh tahap preklinik memiliki jadwal perkuliahan cukup padat disertai dengan kegiatan praktikum yang cukup banyak, kegiatan praktikum ini biasanya disertai dengan kegiatan ujian kecil (responsi) yang dilakukan menjelang atau sesudah praktikum oleh dosen pembimbing praktikum, kemudian diberikan tugas penyusunan laporan praktikum oleh setiap mahasiswa.

Di samping tugas-tugas yang berhubungan dengan praktikum tersebut, mahasiswa masih harus menghadapi berbagai tugas lain dari dosen pengajar. Mahasiswa juga diminta mencari bahan untuk diskusi yang dikenal dengan tutorial dan dibebani dengan materi yang harus dipelajari untuk dapat lulus ujian karena setiap mata kuliah yang mewajibkan kegiatan praktikum juga menyelenggarakan 2 (dua) macam ujian, yaitu ujian teoritis dan ujian praktikum.3

Banyaknya tugas-tugas dan ujian ini seringkali memaksa mahasiswa fakultas kedokteran mengurangi waktu tidur mereka, sehingga menyebabkan sebagian besar mahasiswa sulit untuk mengatur waktu tidur mereka, tuntutan akademik yang berkelanjutan dapat menyebabkan pola tidur-bangun yang tidak teratur dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Dalam satu penelitian dengan

(51)

31 judul hubungan antara kualitas tidur dan kestabilan emosi hgdengan prestasi akademi kemahasiswa aktif paduan suara voca erudite di fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara keduanya.3

B. Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mahasiswa yang memiliki IPK yang memuaskan yaitu sebanyak 3 orang (3.8%), cukup memuaskan sebanyak 32 orang (40.5%) dan responden yang memiliki IPK yang kurang memuaskan yaitu sebanyak 44 orang (55.7%). Angka tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki indeks prestasi akademik yang kurang memuaskan. Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dalam proses belajar yang berwujud angka ataupun penghayatan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa. Prestasi belajar sebagai suatu pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan kurikuler.

C. Hubungan Pola Tidur Dengan Prestasi Belajar

Dari penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji statistic didapatkan p-value = 0,000, artinya p-value <0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pola tidur dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiayah Makassar . Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan bahwa tingginya prevalensi pola tidur yang buruk di antara para mahasiswa yang nilainya bervariasi dari 19,17% sampai 57,5%, dan terutama tinggi pada mahasiswa kedokteran. Pola tidur ini menimbulkan pengaruh negatif yang

(52)

32 signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan kualitas hidup para siswa.3 Berdasarkan hasil penelitian yang lain didapatkan masa memulai tidur dan bangun dari pada tidur lebih memberi kesan kepada prestasi belajar siswa berbanding jumlah masa tidur siswa itu sendiri. Hasil ini menunjukkan siswa yang lebih berprestasi mempunyai kemampuan untuk mengubah waktu tidur mereka menjadi lebih awal berbanding siswa yang kurang berprestasi.

Dari hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pola tidur dengan prestasi belajar(p=0.000). Namun, prestasi belajar tidak hanya di pengaruhi pola tidur tapi masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal terdiri dari factor jasmani, faktor kelelahan dan faktor psikologi sedangkan faktor eksternal terdiri dari factor keluarga, factor tempat menimbah ilmu, dan factor masyarakat atau lingkungan.

Pola tidur termaksud dalam faktor internal yaitu faktor jasmani, keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat, tidur teratur dan tidak mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan – ketentuan tentang bekerja,belajar, istirahat, tidur yang cukup, makan-makanan yang sehat, olahraga teratur, rekreasi dan ibadah.

D. Keterbatasan Penelitian

(53)

33 Rancangan yang dipakai dalam penelitian ini bersifat cross sectional (potong lintang), dimana rancangan ini mempunyai kelemahan yaitu pengambilan data variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu sehingga data yang didapat bisa jadi akan berbeda jika diambil pada waktu yang lain tergantung kepada kondisi responden saat penelitian.

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kelemahan kuesioner, karena sudah disediakan alternatif jawabannya (bersifat tertutup) sehingga jawaban yang diberikan responden terpaku pada jawaban yang sudah ada dan tidak bisa mengembangkan jawaban yang lebih luas dan lengkap. Jumlah responden dalam penelitian ini sangat terbatas dikarenakan kondisi tempat penelitian yang bersifat dinamis dan tidak dapat diprediksi dalam arti jumlah responden dapat berbeda setiap harinya dikarenakan kondisi mahasiswa yang kompleks.

Instrumen untuk penilaian pola tidur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisoner yang telah di uji. Namun pada kenyataannya instrumen ini hanya menilai pola tidur secara umum tanpa memperhitungkan gangguan baik pada fase tidur NREM maupun REM. Jika instrumen yang digunakan mampu menilai gangguan tidur lebih spesifik pada fase NREM dan REM dimungkinkan akan didapatkan hasil yang berbeda dalam penelitian ini.

BAB VII

TINJAUAN KEISLAMAN

(54)

34 Tidur Menurut Pandangan Islam

Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (habl min Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia ( hbl min al-nas) yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Dalam islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dimana tidur sudah menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan.16

Di dalam islam tidak ada satu aktifitas pun yang tidak diatur, yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan manusia tersebut agar menjadi manusia baik secara jasmani dan rohani untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah di dunia dan melaksanakan tugas di dunia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT, karena jika manusia itu tidak sehat karena tidurnya tidak teratur maka ibadahnya pun tidak akan bisa dilaksanakan secara optimal.

Tidur adalah aktivitas sehari-hari manusia, sepertiga kehidupan manusia di isi oleh kegiatan ini. Saat tidur, tubuh kita juga memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh juga membuat pikiran kita menjadi lebih tenang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil, lelah, berkurangnya kemampuan berpikir.17

Adab-abab tidur rasulullah antara :

1. Tidur di awal malam

Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim, maka barang siapa yang memperhatikan tidurnya, niscaya dia akan mendapati bahwa tidurnya beliau

(55)

35 paling sempurna dan paling bermanfaat bagi tubuh. Beliau tidur di awal malam dan bangun diawal sepertiga malam.18

2. Dibencinya tidur sebelum isya dan ngobrol telahnya Berdasarkan hadist:

“Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum isya dan bercakap-cakap setelahnya.(HR.Bukhari dan Muslim)

3. Menutup pintu, mematikan api dan lampu sebelum tidur, berdasarkan sabda nabi:

"Padamkan lampu-lampu pada waktu malam apabila kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan minuman kalian."

[ HR. Al-Bukhari dan Muslim]

4. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur, berdasarkan hadist Rasulullah saw.

ِةَلاَّصلِل َكَء ْوُضُو ْأَّضَوَتَف َكَعَجْضَم َتْيَتَأ اَذِإ.

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

5. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ِنَمْيَلأْا َكِّقَش ىَلَع ْعِجَطْضِا.

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

6. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam ataupun tidur siang. Sebagaimana hadits:

(56)

36 َّلَجَو َّزَع ُالله اَهُضَغْبَي ٌةَعْجَض اَهَّنِإ.

“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla [ HR. abu Dawud]

7. Membaca do’a mau tidur ‘Bismika Allahumma amuutu wa ahya’. Dari Hudzaifah, ia berkata,

ُّىِبَّنلا َناَك– ملسو هيلع الله ىلص– َلاَق َماَنَي ْنَأ َداَرَأ اَذِإ« اَي ْحَأَو ُتوُمَأ َّمُهَّللا َكِمْساِب» . اَذِإَو َلاَق ِهِماَنَم ْنِم َظَقْيَتْسا« ُروُشُّنلا ِهْيَلِإَو ، اَنَتاَمَأ اَم َدْعَب اَناَي ْحَأ ىِذَّلا ِ َّ ِلِلَ ُدْمَحْلا»

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR.

Bukhari)17

Orang yang berakal adalah orang yang mengenal adab tidur dalam islam agar ia mendapatkan faedah dari tidurnya. Selain itu, untuk menambah timbangan kebaikan serta menjadikannya ibadah yang mendatangkan pahala, sebagai ganti dari waktu yang telah dihabiskannya untuk tidur dan dari hari ke hari yang dilaluinya tanpa berfaedah.

Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw. Untuk tidak tidur banyak, dan menganti apa yang telah dikurangi dari waktu tidur di malam, pada waktu siang.

Allah swt. Berfirman:

ُلِّمَّزُمْلا اَهُّيَأ اَي(١) لايِلَق لاِإ َلْيَّللا ِمُق(٢) لايِلَق ُهْنِم ْصُقْنا ِوَأ ُهَفْصِن(٣) لايِتْرَت َنآْرُقْلا ِلِّتَرَو ِهْيَلَع ْدِز ْوَأ(٤) ْوَق َكْيَلَع يِقْلُنَس اَّنِإ

لايِقَث لا (٥) لايِق ُمَوْقَأَو اًئْطَو ُّدَشَأ َيِه ِلْيَّللا َةَئِشاَن َّنِإ(٦)َّ لايِوَط اًحْبَس ِراَهَّنلَا يِف َكَل(٧)

(57)

37 “ Wahai orang yang berselimut (Muhammad),Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu.

Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan- lahan,Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kapadamu.

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan. Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang.( QS. Al Muzammil:1-7)

Dalam ayat ini dijelaskan perintah untuk tidak banyak tidur di waktu malam, dan mengantikanyya di siang. Ini juga menegaskan apa yang telah ditemukan para peneliti saat sekarang . Sejumlah penelitian menyatakan bahwa serangan jantung yang diawali hipertensi umumya datang pada pagi hari sampai terbit matahari. Kita jadi mengerti kenapa Nabi yang mulia itu melewati waktu paginya hingga matahari terbit dengan berzikir, bertasbih, dan tilawah Al-Quran.

Ada 3 hal penting yang sangat perlu di perhatikan dalam hal tidur:

1. Kapan kita tidur

Rasullah SAW mengajarkan tidur secepatnya, yaitu sekitar jam 9 malam dan bangun cepat yaitu 1/3 malam (03.00) .Pembentukan sel darah dimulai sejak pukul 21.00 kemudian tubuh melakukan detoksikasi lever.

Keadaan bangun menjelang subuh di manfaatkan untuk shalat Tahajjud, membaca Al-Quran dan bermunajat kepada Allah SWT. Sepanjang hayat Rasullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat Tahajjud juga merupakan satu-satunya shalat sunah yang di sebutkan eksplisit dalam Al-quran. Bahkan Allah SWT menjanjikan kedudukan yang terpuji bagi pelaksanaan shaolat Tahajjud.

2. Berapa lama kita harus tidur

Penelitian kedokteran yang masih berpegang kepada teori lama menunjukkan bahwa lama ideal orang dewasa 6-8 jam. Peneliti terbaru,

(58)

38 bangun 1/3 malam yang diikuti sholat Tahajjud akan memperbaiki kekebalan tubuh. Shalat Tahajjud yang dilaksanakan dengan tulus, khusyu dan kontinyu akan membuat kadar GABA, kortisol dan reseptor antagonisnya menjadi normal, membebasakan kita dari stress, meninggkatkan kekekabalan tubuh, bahkan membantu pengobatan kanker.

3. Posisi tidur yang dianjurkan.

Rasullah SAW menganjurkan posisi tidur adalah miring kekanan dengan tangan diletakan mengganjal kepala. Posisi ini adalah menjaga organ lambung dan jantung. Dan Rasullah sesekali memiringkan badannya kekiri dalam waktu sebentar dengan tujuan membantu mencairkan bahan makanan dilambung agar tidak menggumpal.

Adapun tangan kanan mengganjal kepala agar tubuh tidak membebani bahu kanan kita. Posisi tubuh miring bermanfaat juga untuk ruas-ruas tulang belakang. Dari tinjauan medis posisi ini adalah posisi ideal untuk tidur.

BAB VIII

PENUTUP

(59)

39 A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh, peneliti menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar memiliki prevelensi pola tidur buruk cukup tinggi dibandingkan pola tidur yang baik.

2. Pencapaian prestasi akademik mahasiswa berdasarkan pada indeks prestasi kumulatif yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa/responden yaitu: responden yang memiliki IPK yang kurang memuaskan lebih banyak dibanding responden yang memiliki IPK yang cukup memuaskan dan memuaskan.

3. Terdapat hubungan antara pola tidur dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Hal ini berdasarkan pada hasil Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternative dikarenakan variable ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji Chi-s quare dengan hasil p value 0.000(p<0,05).

B. Saran

Dari hasil responden, peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Institusi pendidikan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap hasil belajar dan prestasi akademik mahasiswa serta diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan metode pembelajaran dan evaluasi hasil belajar untuk memajukan kualitas pendidikan.

(60)

40 2. Peneliti lainnya juga dapat meneliti maupun mengembangkan penelitian

tentang prestasi akademik mahasiswa. Peneliti menyarankan untuk mencari variabel-varibel lain yang diduga juga memiliki hubungan dan berkontribusi terhadap variabel prestasi akademik, contohnya hubungan prestasi akademik dengan metakognisi, motivasi, perilaku, dan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi akademik seseorang, seperti faktor sosial, faktor budaya, faktor pengetahuan, dll.

Dalam proses penelitian, peneliti harus memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian atau faktor perancu dalam penelitian sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat akurat.

DAFTAR PUSTAKA

(61)

41 1. Prasetja A. Ayo Bangun Dengan Bugar Karena Tidur Yang Benar. Jakarta:

Hikmah, 2009

2. Puri BK, Lakin PJ, Treasaden IH. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2011

3. Rohmaningsih N, Fitrikasari A. Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa/i Angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.2013. Diakses pada tanggal 21 Desember 2015

4. Jackson T, Mackenzie J, Hobfoll SE. Communal Aspects of Self- Regulation. Dalam M. Boekaerts, P. R. Pintrich& M. Zeidner (Ed.) Handbook of Self-Regulation. San Diego: Academic Press. 2000 5. Widodo S , Ahmadi A. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.1991 6. Haryanto. Pengertian Prestasi Belajar.2010. Diakses Pada Tanggal 5

November 2015

7. Etyowati EA, Yuliadi I, Karyanti NA. Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Kestabilan Emosi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Aktif Paduan Suara Voca Erudita UNS. 2015. diakses 5 november 2015

8. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta,2010, hlm.2 .

9. Guyton, Arthur C. Hall, John E. Buku Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Jakarta:EGC.2007

10. Mahar M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Pt. Dian Rakyat.

2012

Referensi

Dokumen terkait

Diunduh dari situs lpse.jatengprov.go.id dengan ini kami mengundang perusahaan Saudara untuk diadakan klarifikasi dan verifikasi Dokumen Penawaran serta Pembuktian

Penelitian tentang optimasi proses pencampuran krim anti Androgenetic alopecia ekstrak Saw Palmeto (Serenoa repens) dengan perbandingan kecepatan putar dan lama pencampuran

Bintang Selatan Agung (BSA) adalah salah satu perusahaan di Palembang yang bergerak dalam bidang usaha peminjaman alat-alat berat dalam pelaksana kegiatan perusahaan,

Kalkulasi aspek sikap , menerima data identitas siswa dari administrasi (TU) yang akan digunakan wali kelas untuk memasukkan nilai aspek sikap dengan skala nilai 1-100

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi gerak pada

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Triayanto, Febri Baruna Kusuma, Shinta Puspasari Studi ini bertujuan untuk memeberikan solusi dengan cara membandingkan metode

Dengan generasi kromosom yang lebih baik selama proses dijalankan (dengan nilai fitness yang lebih tinggi) maka solusi optimal dapat diperoleh dari generasi

berjudul; Model Pembinaan Pendidik Profesional (Suatu Penelitian dengan Pendekatan Lesson Study pada Guru-Guru Sekolah Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo), yang