• Tidak ada hasil yang ditemukan

34 Tidur Menurut Pandangan Islam

Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (habl min Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia ( hbl min al-nas) yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Dalam islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dimana tidur sudah menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan.16

Di dalam islam tidak ada satu aktifitas pun yang tidak diatur, yang tujuannya semata-mata untuk kebaikan manusia tersebut agar menjadi manusia baik secara jasmani dan rohani untuk menjalankan fungsinya sebagai khalifah di dunia dan melaksanakan tugas di dunia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT, karena jika manusia itu tidak sehat karena tidurnya tidak teratur maka ibadahnya pun tidak akan bisa dilaksanakan secara optimal.

Tidur adalah aktivitas sehari-hari manusia, sepertiga kehidupan manusia di isi oleh kegiatan ini. Saat tidur, tubuh kita juga memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh juga membuat pikiran kita menjadi lebih tenang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil, lelah, berkurangnya kemampuan berpikir.17

Adab-abab tidur rasulullah antara :

1. Tidur di awal malam

Rasulullah adalah teladan bagi setiap muslim, maka barang siapa yang memperhatikan tidurnya, niscaya dia akan mendapati bahwa tidurnya beliau

35 paling sempurna dan paling bermanfaat bagi tubuh. Beliau tidur di awal malam dan bangun diawal sepertiga malam.18

2. Dibencinya tidur sebelum isya dan ngobrol telahnya Berdasarkan hadist:

“Dari Abu Barzah bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum isya dan bercakap-cakap setelahnya.(HR.Bukhari dan Muslim)

3. Menutup pintu, mematikan api dan lampu sebelum tidur, berdasarkan sabda nabi:

"Padamkan lampu-lampu pada waktu malam apabila kalian hendak tidur, dan tutuplah pintu-pintu, bejana serta makanan dan minuman kalian."

[ HR. Al-Bukhari dan Muslim]

4. Dianjurkan berwudhu sebelum tidur, berdasarkan hadist Rasulullah saw.

ِةَلاَّصلِل َكَء ْوُضُو ْأَّضَوَتَف َكَعَجْضَم َتْيَتَأ اَذِإ.

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana wudhu’mu untuk melakukan shalat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

5. Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ِنَمْيَلأْا َكِّقَش ىَلَع ْعِجَطْضِا.

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

6. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam ataupun tidur siang. Sebagaimana hadits:

36 َّلَجَو َّزَع ُالله اَهُضَغْبَي ٌةَعْجَض اَهَّنِإ.

“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla [ HR. abu Dawud]

7. Membaca do’a mau tidur ‘Bismika Allahumma amuutu wa ahya’. Dari Hudzaifah, ia berkata,

ُّىِبَّنلا َناَك– ملسو هيلع الله ىلص– َلاَق َماَنَي ْنَأ َداَرَأ اَذِإ« اَي ْحَأَو ُتوُمَأ َّمُهَّللا َكِمْساِب» . اَذِإَو َلاَق ِهِماَنَم ْنِم َظَقْيَتْسا« ُروُشُّنلا ِهْيَلِإَو ، اَنَتاَمَأ اَم َدْعَب اَناَي ْحَأ ىِذَّلا ِ َّ ِلِلَ ُدْمَحْلا»

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR.

Bukhari)17

Orang yang berakal adalah orang yang mengenal adab tidur dalam islam agar ia mendapatkan faedah dari tidurnya. Selain itu, untuk menambah timbangan kebaikan serta menjadikannya ibadah yang mendatangkan pahala, sebagai ganti dari waktu yang telah dihabiskannya untuk tidur dan dari hari ke hari yang dilaluinya tanpa berfaedah.

Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw. Untuk tidak tidur banyak, dan menganti apa yang telah dikurangi dari waktu tidur di malam, pada waktu siang.

Allah swt. Berfirman:

ُلِّمَّزُمْلا اَهُّيَأ اَي(١) لايِلَق لاِإ َلْيَّللا ِمُق(٢) لايِلَق ُهْنِم ْصُقْنا ِوَأ ُهَفْصِن(٣) لايِتْرَت َنآْرُقْلا ِلِّتَرَو ِهْيَلَع ْدِز ْوَأ(٤) ْوَق َكْيَلَع يِقْلُنَس اَّنِإ

لايِقَث لا (٥) لايِق ُمَوْقَأَو اًئْطَو ُّدَشَأ َيِه ِلْيَّللا َةَئِشاَن َّنِإ(٦)َّ لايِوَط اًحْبَس ِراَهَّنلَا يِف َكَل(٧)

37 “ Wahai orang yang berselimut (Muhammad),Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu.

Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan,Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kapadamu.

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan. Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang.( QS. Al Muzammil:1-7)

Dalam ayat ini dijelaskan perintah untuk tidak banyak tidur di waktu malam, dan mengantikanyya di siang. Ini juga menegaskan apa yang telah ditemukan para peneliti saat sekarang . Sejumlah penelitian menyatakan bahwa serangan jantung yang diawali hipertensi umumya datang pada pagi hari sampai terbit matahari. Kita jadi mengerti kenapa Nabi yang mulia itu melewati waktu paginya hingga matahari terbit dengan berzikir, bertasbih, dan tilawah Al-Quran.

Ada 3 hal penting yang sangat perlu di perhatikan dalam hal tidur:

1. Kapan kita tidur

Rasullah SAW mengajarkan tidur secepatnya, yaitu sekitar jam 9 malam dan bangun cepat yaitu 1/3 malam (03.00) .Pembentukan sel darah dimulai sejak pukul 21.00 kemudian tubuh melakukan detoksikasi lever.

Keadaan bangun menjelang subuh di manfaatkan untuk shalat Tahajjud, membaca Al-Quran dan bermunajat kepada Allah SWT. Sepanjang hayat Rasullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat Tahajjud juga merupakan satu-satunya shalat sunah yang di sebutkan eksplisit dalam Al-quran. Bahkan Allah SWT menjanjikan kedudukan yang terpuji bagi pelaksanaan shaolat Tahajjud.

2. Berapa lama kita harus tidur

Penelitian kedokteran yang masih berpegang kepada teori lama menunjukkan bahwa lama ideal orang dewasa 6-8 jam. Peneliti terbaru,

38 bangun 1/3 malam yang diikuti sholat Tahajjud akan memperbaiki kekebalan tubuh. Shalat Tahajjud yang dilaksanakan dengan tulus, khusyu dan kontinyu akan membuat kadar GABA, kortisol dan reseptor antagonisnya menjadi normal, membebasakan kita dari stress, meninggkatkan kekekabalan tubuh, bahkan membantu pengobatan kanker.

3. Posisi tidur yang dianjurkan.

Rasullah SAW menganjurkan posisi tidur adalah miring kekanan dengan tangan diletakan mengganjal kepala. Posisi ini adalah menjaga organ lambung dan jantung. Dan Rasullah sesekali memiringkan badannya kekiri dalam waktu sebentar dengan tujuan membantu mencairkan bahan makanan dilambung agar tidak menggumpal.

Adapun tangan kanan mengganjal kepala agar tubuh tidak membebani bahu kanan kita. Posisi tubuh miring bermanfaat juga untuk ruas-ruas tulang belakang. Dari tinjauan medis posisi ini adalah posisi ideal untuk tidur.

BAB VIII

PENUTUP

39 A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh, peneliti menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar memiliki prevelensi pola tidur buruk cukup tinggi dibandingkan pola tidur yang baik.

2. Pencapaian prestasi akademik mahasiswa berdasarkan pada indeks prestasi kumulatif yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa/responden yaitu: responden yang memiliki IPK yang kurang memuaskan lebih banyak dibanding responden yang memiliki IPK yang cukup memuaskan dan memuaskan.

3. Terdapat hubungan antara pola tidur dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Hal ini berdasarkan pada hasil Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternative dikarenakan variable ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji Chi-s quare dengan hasil p value 0.000(p<0,05).

B. Saran

Dari hasil responden, peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Institusi pendidikan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap hasil belajar dan prestasi akademik mahasiswa serta diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan metode pembelajaran dan evaluasi hasil belajar untuk memajukan kualitas pendidikan.

40 2. Peneliti lainnya juga dapat meneliti maupun mengembangkan penelitian

tentang prestasi akademik mahasiswa. Peneliti menyarankan untuk mencari variabel-varibel lain yang diduga juga memiliki hubungan dan berkontribusi terhadap variabel prestasi akademik, contohnya hubungan prestasi akademik dengan metakognisi, motivasi, perilaku, dan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi akademik seseorang, seperti faktor sosial, faktor budaya, faktor pengetahuan, dll.

Dalam proses penelitian, peneliti harus memperhatikan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian atau faktor perancu dalam penelitian sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat akurat.

Dokumen terkait