• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

A. Kajian Pustaka

Penelitian Heru dan Abdul (2013) meneliti tentang Model pembiayaan

qardhul hasan sangat penting untuk memberikan solusi pembiayaan bagi pedagang kaki lima yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke lembaga keuangan. Beberapa lembaga seperti bank syariah, BPR syariah, BMT, Laznas dan Bazda Kota Semarang dan Bazda Provinsi Jawa Tengah sudah menyalurkan pembiayaan tersebut namun masih dalam proporsi yang kecil. Menyimpulkan bahwa tingkat kemacetan pembiayaan qardhul hasan sangat kecil dan mayoritas PKL merasakan adanya peningkatan omzet dan tingkat kesejahteraan mereka.

Peneliti Andini (2011) meneliti tentang “Pengelolaan Dana Qardhul

Hasan terhadap Pemberdayaan Masyarakat kampong Sukamulya”

menyimpulkan bahwa ada beberapa yaitu: penghimpunan dana pengelolaan BAZ kota Bogor, penyaluran dana, pemanfaatan pengelolaan dan Pendayagunaan BAZ di kota bogor. Hasil pengelolaan dan pendayagunaan Dana Qardhul Hasan BAZ Kota Bogor dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat Kampung. Sukamulya dapat dikatakan sudah berpengaruh/ berdampak. Hal ini dapat dilihat dari berdasarkan besarnya jumlah pendapatan sebelum dan sesudah adanya program berkah.

Penelitian Rondiatin (2010) tentang “ Analisa Pembiayaan Al Qardhul Hasan pada BMT AMAN SALATIGA” menyimpulkan bahwa berdasarkan

penelitian yang penulis lakukan dapat diambil dari kesimpulan bahwa prosedur realisasi pembiayaan qardhul hasan adalah setelah menandatangani akad pembiayaan, bagian pemasaran memberikan berkas catatan kepada bagian pembiayaan membuat kwitansi, yang berisi nominal pembiayaaan lalu diberikan kepada nasabah atau meminta nasabah untuk menandatangani, kwitansi pembayaran yang telah ditandatangani nasabah dan bagian pembiayaan kemudian diserahkan kepada teller, teller yang memberikan sejumlah uang kepada nasabah.

Peneliti Adnan (2006) yang meneliti tentang Evaluasi Non Perfoming Loan (NPL) Pinjaman Qardhul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta) qardhul hasan ini mempunyai keterbatasan dalam ruang lingkup penelitian hanya pada BNI Syariah dengan obyek penelitian hanya pada 1 (satu) cabang BNI Syariah, dan perkembangan pinjaman qardhul hasan hanya dilihat 3 (tiga) tahun, sedangkan data untuk meneliti perkembangan pinjaman qardhul hasan Perbankan Syariah di Indonesia belum tersedia pada Bank Indonesia. Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal pengujian suatu teori dengan menguji sebagian dari varibel prinsip 7 C dan 7 P dalam pemberian suatu kredit. Peraturan tentang batas toleransi pinjaman macet pada produk qardhul hasan belum ada ketentuan baku, Bank Indonesia memberlakukan pinjaman/kredit komersil hanya 5 %, sedangkan koperasi berdasarkan petunjuk pelaksanaan penilaian

15

kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam dari menteri koperasi memberikan toleransi pinjaman macet 10%. Saran untuk penelitian selanjutnya harus memperluas lingkup penelitian qardhul hasan dengan obyek penelitian dan sample pada perbankan syariah di Indonesia serta perkembangan pinjaman qardhul hasan dilihat secara makro di Indonesia.

Peneliti Setiadi (2012) dengan judul “Peneliti Analisis Akad Pembiyaan

Qardhdi BMT Mandiri Getasan” menyimpulkan Qardh yang diajukan untuk jangka waktu 12 bulan. Sumber dananya di ambilkan dari modal, besarnya pembiayaan qardh sebesar Rp 2.000.000,-. BMT tidak memberikan sanksi apabila nasabah terlambat membayar angsuran qarh, apabila nasabah tidak mampu mengembalikan, setelah dilakukan analisa faktor penyebab nasabah tidak mampu mengembalikan qardh, maka pembiayaan tersebut dialihkan kedalam akad qardhul hasan, dimana nasabah tidak harus mengembalikan pembiayaan qardhul hasan pada BMT Mandiri Getasan didasarkan pada Al Quran, surat Al-Baqarah, ayat 280.

Peneliti Zunita (2016) dengan judul” Analisis Pembiayaan Qardhul

Hasan di BMT Karisma Magelang” menyimpulkan Qardhul hasan

diperiotaskan untuk usaha kecil yang kurang mampu secara ekonomi, dan yang ingin mengembangkan usahanya, juga membantu masyarakat yang tidak mmpu, berobat, membayar hutang, biaya sekolah, biaya pernikahan. Sumber dana awal qardhul hasan berasal dari infaq. Pembiayaan yang di kabulkan BMT Karisman Magelang adalah Rp 5.000.000,-. BMT tidak memberikan sanksi ataupun denda apabila nasabah telat membayar angsuran, jika tidak

mampu mengembalikan maka dilakukan analisa faktor penyebab nasabah tidak mampu membayar angsuran maka pembiayaan tersebut diihklaskan atau di hapus dari pihak BMT.

Peneliti Putriyana, (2016) dengan judul”Analisis Pembiayaan Qardhul

Hasan pada PT BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KC UNGARAN”

menyimpulkan Prosedur pembiayaan qardhul hasan di Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran tidak menggunakan jaminan serta persyaratan cukup mudah dengan jangka waktu jatuh tempo selama satu tahun. Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran bekerja sama dengan masjid dalam penyaluran dana pembiayaan qardhul hasan dengan maksud untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar masjid. Nasabah pembiayaan qardhul hasan tiap orang menerima maksimal Rp 2.000.00,-, sumber dana qardhul hasan melalui zakat, infaq, sodaqoh yang berasal dari LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional) Bank Syariah Mandiri (BSM) Semarang. Penyaluran pembiayaan

qardhul hasan di Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran sudah terlaksana dengan tepat sasaran yaitu pihak yang mendapat pembiayaan qardhul hasan

ini masyarakat menengah kebawah yang memiliki usaha kecil dan menengah. Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian yang akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa perbedaan penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan, yaitu di BMT Syamil Ampel. Peneliti lebih fokus pada bagaimana prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Syamil Ampel, melihat bagaimana upaya BMT Syamil Ampel dalam mewujudkan Good Corporate Governance melalui

17

pembiayaan Qardhul Hasan, serta mengetahui kendala yang dihadapi BMT Syamil Ampel dalam rangka mewujudkan Good Corporate Governance

melalui pembiayaan Qardhul Hasan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Dengan perbedaan–perbedan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang analisis pembiayan qardhul hasan

dalam rangka mewujudkan good corporate governance dengan mengambil judul “Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan Dalam Rangka Mewujudkan

Good Corporate Governance di BMT Syamil Ampel”ini berbeda dan belum pernah ada yang melakukannya.

Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, sebagai berikut:

Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya

Nama Judul Metode Hasil

Muhammad Najib Setiadi (2012) Analisis Akad Pembiyaan Qardh di BMT Mandiri Getasan

Kualitatif Qardh yang diajukan untuk jangka waktu 12 bulan. Sumber dananya di ambilkan dari modal, besarnya pembiayaan qardh sebesar Rp 2.000.000,-. BMT tidak memberikan sanksi apabila nasabah terlambat membayar angsuran qardh, apabila nasabah tidak mampu mengembalikan, setelah dilakukan analisa faktor penyebab nasabah tidak mampu mengembalikan qardh,

kedalam akad qardhul hasan, dimana nasabah tidak harus mengembalikan pembiayaan qardhul hasan pada BMT Mandiri Getasan didasarkan pada Al Quran, surat Al-Baqarah, ayat 280. Zunita Megasari (2016) Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma Magelang

Deskriptif Qardhul hasan diperiotaskan untuk usaha kecil yang kurang mampu secara ekonomi, dan yang ingin mengembangkan usahanya, juga membantu masyarakat yang tidak mmpu, berobat, membayar hutang, biaya sekolah, biaya pernikahan. Sumber dana awal qardhul hasan berasal dari infaq. Pembiayaan yang di kabulkan BMT Karisman Magelang adalah Rp 5.000.000,-. BMT tidak memberikan sanksi ataupun denda apabila nasabah telat membayar angsuran, jika tidak mampu mengembalikan maka dilakukan analisa faktor penyebab nasabah tidak mampu membayar angsuran maka pembiayaan tersebut diihklaskan atau di hapus dari pihak BMT.

Putriyana (2016)

Analisis Pembiayaan

Kualitatif Prosedur pembiayaan qardhul hasan

19 Qardhul Hasan pada PT BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KC UNGARAN

Ungaran tidak menggunakan jaminan serta persyaratan cukup mudah dengan jangka waktu jatuh tempo selama satu tahun. Bank Syariah Mandiri( BSM) KC Ungaran bekerja sama dengan masjid dalam penyaluran dana pembiayaan

qardhul hasan dengan maksud untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar masjid. Nasabah pembiayaan qardhul hasan tiap orang menerima maksimal Rp 2.000.00,-, sumber dana qardhul hasan melalui zakat, infaq, sodaqoh yang berasal dari LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional) Bank Syariah Mandiri( BSM) Semarang. Penyaluran pembiayaan

qardhul hasan di Bank Syariah Mandiri( BSM) KC Ungaran sudah terlaksana dengan tepat sasaran yaitu pihak yang mendapat pembiayaan

qardhul hasan ini masyarakat menengah kebawah yang memiliki usaha kecil dan menengah.

Muhammad Akhyar Adnan (2006) EVALUASI NON PERFORMING LOAN (NPL) Kuantitatif dengan analisis regresi

qardhul hasan inimempunyai keterbatasan dalam ruanglingkup penelitian hanya pada BNI Syariahdengan obyek penelitian hanya pada 1 (satu)cabang BNI

PINJAMAN QARDHUL HASAN (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta) Syariah, dan perkembanganpinjaman qardhul hasan hanya dilihat 3(tiga) tahun, sedangkan data untuk menelitiperkembangan pinjaman

qardhul hasanPerbankan Syariah di Indonesia belumtersedia pada Bank Indonesia.Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal pengujian suatu teoridengan menguji sebagian dari varibelprinsip 7 C dan 7 P dalam pemberian suatukredit.

B. Kajian Teori

Dokumen terkait