• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Kajian Teori 1. Pembiayaan 1.Pembiayaan

2. Qardhul Hasan

b. Prosedur analisis pembiayaan

1) Berkas dan pencatatan

2) Data pokok dan analisis pendahuluan

a) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan b) Rencana pembelian, produksi dan penjualan c) Jaminan

d) Laporan keuangan

e) Data kualintatif dari calon debitur 3) Penelitian data

4) Penelitian atas realisasi usaha 5) Penelitian atas rencana usaha

6) Penelitian dan penilaian barang jaminan

7) Laporan keuangan dan penelitiannya menurut (Asiyah, 2014: 88)

2. Qardhul Hasan

a. Implementasi

Qardhul Hasan merupakan pinjaman lunak yang di berikan kepada anggota yang benar-benar kekurangan modal/ kepada mereka yang sangat membutuhkan untuk keperluan yang sifatnya darurat. Nasabah cukup mengembalikan pinjaman sesuai dengan nilai yang di berikan oleh BMT (Yunus, 2009: 38).

1) Landasan syariah

a) Sumber Hukum Al Qur’an

”Dan jika ia (orang yang berutang itu) dalam kesulitan,

menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik

bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS 2: 280). b) As Sunnah

”Orang yang melepaskan seorang muslim dari

kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba Nya

selama ia (suka) menolong saudara Nya” (H.R. Muslim). Dari Abu Qatadah:”Wahal rasulullah, bagaimanakah jika

aku berjihad dengan jiwa dan hartaku, aku bertempur penuh sabar demi mengharap pahala Allah dan maju terus pantang mundur, apakah aku masuk surga?” Rasulullah menjawab: ”ya” Beliau mengatakan sebanyak tiga kali, kemudian ia bersabda :”kecuali jika kamu mati dan kamu

punya utang serta kamu tidak membayarnya”(H.R.

Muslim).

Telah dihadapkan kepada Rasulullah (mayat seorang lelaki

untuk dishalatkan). Rasulullah bertanya”Apakah dia mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab ”Tidak”, Rasulullah bertanya lagi, ” Apakah dia mempunyai utang?” Para sahabat menjawab ”Ya, sejumlah tiga dinar”’ Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu

Qatadah lalu berkata, ”saya menjamin utangnya ya rasulullah”. Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat

tersebut (H.R. Bukhari). 2) Rukun

a) Pelaku, terdiri atas pemberi dan penerima pinjaman b) Objek akad, berupa uang yang dipinjamkan

c) Ijab Kabul/serah terima 3) Tujuan

Pada dasarnya pinjaman qardhul hasan bertujuan atau diperuntukkan untuk mereka kaum duafa yang memerlukan pinjaman konsumtif jangka pendek untuk tujuan yang sangat darurat (pendidikan dan biaya rumah sakit).

25

Sumber dana pinjaman Qardhul Hasan dapat berasal dari modal, infaq, shadaqah, denda, sumbangan, dan pendapatan non halal.

5) Pemberi Pinjaman (LKS)

a) Dapat memberikan pinjaman qardh untuk kepentingan nasabah berdasarkan kesepakatan.

b) Dapat membebankan biaya administrasi sehubungan dengan pemberian qard. Biaya administrasi ditetapkan dengan nominal tertentu, tanpa terkait dengan jumlah dan jangka waktu pinjaman.

c) Dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau menghapus buku sebagian/ seluruh kewajiban pada waktu yang telah disepakati karena nasabah tidak mampu.

6) Peminjam (nasabah)

a) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman

qardhul hasan pada waktu yang disepakati.

b) Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan suka rela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad.

c) Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas.

d) Bank tidak diperbolehkan mempermasyarakatkan imbalan atau kelebihan/ hadiah (di luar pinjaman) dari nasabah peminjam Qardhul Hasan.

b. Dokumentasi

1) Surat persetujuan prinsip 2) Akad Qardhul Hasan

3) Surat Permohonan realisasi Pinjaman Qardhul Hasan

4) Tanda Terima Uang oleh Nasabah c. Lain-lain

1) Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari perjanjian ini dapat ditanggung oleh nasabah.

2) Penyaluran dana biaya administrasi dapat dilakukan secara sekaligus atau secara mengangsur.

3) Atas pinjaman qardh, bank hanya boleh mengenakan biaya administrasi menurut (Muhammad, 2000: 17-151)

Akad terutama digunakan IDB ketika memberikan pinjaman lunak kepada pemerintah. Biaya jasa ini pada umumnya tidak lebih dari 2,5 %, dan selama ini berkisar antara 1-2 persen. Dalam aplikasinya di perbankan syariah. Qardh biasa digunakan untuk menyediakan dana talangan kepada nasabah prima dan untuk menyumbang sektor usaha kecil/mikro atau membantu sektor sosial. Dalam hal ini skema pinjamannya di sebut qardhul hasan menurut (Ascarya, 2011: 47)

d. Persyaratan untuk memperoleh fasilitas Qardhul Hasan

1) Jumlah pinjaman paling tinggi sesuai dngan keputusan sidang Dewan Direktur Eksekutif IDB ke-108 adalah US$ 5 juta.

27

2) Jangka waktu paling lama 25 tahun, dengan masa tenggang waktu paling lama 5 tahun

3) Dikenakan service free sebesar biaya yang benar benar dikeluarkan untuk pemberian pinjaman tersebut yang besarnya tidak lebih dari 2,5% per tahun menurut (Antonio, dan Perwataatmadja, 1992: 67-68)

3. Governance

a. Governance

Governance adalah mekanisme, praktik dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya dan memecahkan publik. Kualitas governance dinilai dari kualita interaksi yang terjadi antara komponen governance yaitu pemerintah.

Governance yang baik memiliki unsur transparansi, akuntabilitas, partisipasi, predictability menurut (Sumarto, 2003: 15)

b. Corporate Governance

Corporate Governance adalah konsep lama yang dipopulerkan kembali untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang dihadapi oleh korporasi modern. Dari tahap perkembangannya terlihat bahwa konsepsi governance yang sekarang berkembang lebih mengarah ke konsep divergensi, yang dari hakikinya bersifat terbuka dan menerima perbedaan model dan sistem governance yang dianut oleh korporasi di lintas negara. Walaupun demikian prinsip prinsip dasar yang dianut

tetap sama untuk setiap institusi yang menerapkannya, karena perbedaan yang ada dalam penerapan sistem governance semata mata dipengaruhi oleh hal hal yang bersifat konteks spesifik. Dengan tujuan akhir meningkatkan kinerja korporasi dan mengurangi benturan kepentingan antara berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan, penerapan governance secara lebih baik diharapkan akan berpengaruh pada perbaikan kondisi perekonomian secara keseluruhan menurut (Abdullah, 2010: 40)

c. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (stakeholders value) serta mengalokasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) seperti kreditor, supplier, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas menurut (Tangkilisan, 2003: 11). Secara etimologis kata Governance berasal dari bahasa Perancis kuno gouvernance yang berarti pengendalian (control) dan suatu keadaan yang berada dalam situasi terkendali the state being governed (Abdullah, 2010: 24). Menurut Endraswati (2006: 9) Good Corporate Governance adalah sebagai suatu sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikontrol dan sebagai suatu hubungn antara pimpinan perusahaan dengan pemegang saham dan stakeholders.

29

1) Fairness (keadilan)

Inti dari keadilan adalah bahwa setiap keputusan yang diambil senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham mayoritas. Atau dengan memberikan perlindungan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya dari rekayasa dan transaksi yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 2) Transparency (transparansi)

Inti dari trasparansi adalah meningkatkan keterbukaan dari kinerja perusahaan secara teratur dan tepat waktu serta benar. Dalam pengambilan keputusan direksi dan dewan komisaris senantiasa berupaya mengetengahkan keterbukaan kepada para

stakeholder, dengan lima karakteristik, yaitu komprehensif, relevan, friendly, reliable dan comparable.

3) Responsibility (tanggung jawab)

Inti dari tanggung jawab adalah bahwa selain bertanggung jawab untuk menjalankan perusahaan kepada pemegang saham, direksi serta jajaran termasuk karyawan dan masyarakat. Perusahaan memiliki tannggung jawab untuk mematuhi hukum dan ketentuan/peraturan yang berlaku, termasuk tanggap lingkungan dimana perusahaan berada.

4) Accountabilityi (akuntabilitas)

Inti dari prinsip akuntabilitas adalah bahwa teciptanya sistem pengendalian yang efektif didasarkan atas distribusi dan

keseimbangan kekuasaan diantara anggota direksi, pemegang saham, komisaris dan pengawas. Para komisaris, direksi dan jajarannya wajib memiliki kemampuan dan integritas untuk menjalankan usaha sesuai aturan dan ketentuan yng berlaku. Sebagai contoh, kewenangan board of commissioners dan board of directions diatur dalam anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) perusahaan yang dilaksanakan secara konsekuen.

5) Commitment (komitmen)

Inti dari prinsip komitmen adalah bahwa pihak pengelola/manajemen dituntut memiliki komiten penuh untuk selalu meningkatkan nilai perusahaan, senantiasa mengoptimalisasikan nilai pemegang saham, serta menurunkaan tingkat resiko perusahaan menurut (Tangkilisan, 2003: 100).

d. Mekanisme Governance

Pedoman GCG menyebut pelaksanaan GCG dapat dilakukan melalui lima tindakan utama yaitu; 1) penentapan misi dan visi dan nilai perusahaan, 2) penyusunan corporate governance structure, 3) pembentukan budaya koorporasi, 4) penerapan sarana, 5) penyempurnaan berbagai kebijakan LKS memenuhi prinsip GCG menurut (Abdullah, 2010: 98).

31

Dokumen terkait