• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana yaitu investor dengan pihak yang memperjualbelikan sekuritas sebagai pihak yang membutuhkan dana yaitu perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2010 : 190) : “Pasar modal (capital

market) merupakan : “Pasar untuk utang jangka menengah dan jangka

panjang serta saham perseroan”.

Menurut Jogiyanto (2016 : 30) : “Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana”.

2. Jenis-jenis Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2010 : 28) Pasar modal di Indonesia terbagi dalam dua jenis, yaitu :

1. Pasar Perdana, dalam pasar inilah untuk pertama kalinya perusahaan menjual sekuritasnya, dan proses itu disebut dengan istilah Initial

Public Offering (IPO) atau penawaran umum, atau dapat juga

dikatakan pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya.

2. Pasar Sekunder, setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, selanjutnya sekuritas emiten tersebut kemudian bisa diperjualbelikan oleh dan antar investor di pasar sekunder.

Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan. Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu :

a. Pasar Lelang (Auction Market), pasar sekunder yang lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual menggunakan perantara (broker) yang mewakili masing-masing pihak pembeli dan penjual.

b. Pasar Negosiasi (Negotiated Market), pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar jaringan lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dan menjual dari investor.

B. Saham

1. Pengertian Saham

Saham menurut Rusdin (2008:68) adalah :“Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Surat berharga dalam bentuk saham lebih disukai dari obligasi dan surat berharga lainnya yang diperdagangkan dipasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa saham adalah kertas yang dijadikan bukti kepemilikan perusahaan atau penyertaan modal yang diterbitkan oleh suatu perusahaan.

2. Jenis-jenis Saham

Menurut Fahmi (2013:81),dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock)

dan saham istimewa (preference strock). Kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing.

a. Common Stock (Saham Biasa)

Common Stock (Saham Biasa) adalah suatu surat berharga yang

dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (Rupiah, Dolar, Yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.

b. Preferred Stock (Saham Istimewa)

Preferred Stock (Saham Istimewa) adalah surat berharga yang

dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (Rupiah, Dolar, Yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima kuartal (tiga bulanan).

Menurut Rusdin (2008:69) berdasarkan atas car peralihan, saham dibedakan menjadi 2, yaitu: Saham atas unjuk (Bearer Stock) dan saham atas nama (Registered Stock).

1) Saham atas unjuk (Bearer Stock)

Saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain.

2) Saham atas nama (Registered Stock)

Saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus membuat daftar nama pemegang saham.

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan oleh berbagai pihak yang mempunyai kepentingan diluar perusahaan.

Menurut Kamaludin dan Rini (2012 : 34) laporan keuangan adalah : “Hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.

Menurut Brigham dan Houston (2010 : 84) laporan keuangan adalah : “Beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada di balik angka tersebut”.

2. Jenis–jenis Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2016 : 22) urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah sebagai berikut :

a. Neraca menunjukkan posisi keuangan – aktiva, utang, dan ekuitas pemegang saham – suatu perusahaan pada tanggal tertentu, seperti pada akhir triwulan atau akhir tahun.

b. Laporan rugi-laba menyajikan hasil usaha – pendapatan, beban, laba atau rugi bersih dan laba atau rugi per saham – untuk periode akuntansi tertentu.

c. Laporan ekuitas pemegang saham merekonsialiasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.

d. Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu periode akuntansi.

D. Laba Akuntansi

Menurut Harahap (2011 : 112) : “Committee on Terminology

mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi”.

Menurut Brigham dan Houston (2010 : 96) : “Laba akuntansi adalah laba bersih suatu perusahaan seperti yang dilaporkan didalam laporan laba ruginya”.

E. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal dalam suatu bidang tertentu. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, beberapa diantaranya adalah investasi dalam bentuk aset realseperti tanah, emas, rumah, serta aset real lainnya, dan aset financialseperti deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

Menurut Jogiyanto (2016 : 5) :“Penundaan konsumsi sekarang dapat diartikan sebagai investasi untuk konsumsi dimasa mendatang. Dalam arti yang lebih luas investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan keaktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Dengan adanya aktiva yang produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke aktiva yang produktif tersebut akan kepuasaan atau utiliti total”.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas, berupa penundaan konsumsi sekarang dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang sehingga meningkatkan kepuasan atau utilitas total.

2. Tipe-tipe Investasi keuangan

Menurut Jogiyanto (2016 : 7) Investasi dapat dibedakan dalam dua tipe yang dapat dipilih yaitu :

a. Investasi Langsung

Investasi Langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar uang (money market), pasar modal (capital market) atau pasar turunan (derivative market).

Dengan kata lain, investasi langsung berarti pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan.

Macam-macam investasi langsung dapat diartikan sebagai berikut ini : 1. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan

b). Deposito

2. Investasi langsung dapat diperjual-belikan a) Investasi langsung di pasar modal

1) T-bill

2) Deposito yang dapat dinegosiasi b). Investasi langsung dipasar modal

1) surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities)

(1) T-bond

(2) Faderal agency securities

(3) Municipal bond

(4) Corporate bond

(5) Convertible bond

2) Saham – saham (equity securities) (1) Saham preferen (preferred stock) (2) Saham biasa (common stock) 3) Investasi langsung dipasar turunan

(1) Opsi

a) Warran (warrant) b) Opsi put (put option) c) Opsi cal (call option)

(2) Futures contract

F. Net Profit Margin(NPM)

NPM merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjualan bersihnya. NPM menunjukkan proporsi penjualan yang tersisa setelah dikurangi semua biaya terkait.

NPM menurut Kasmir (2011:200) merupakan : “Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih”.

NPM biasanya digunakan untuk mengukur seberapa efesien manajemen pengelola perusahaannya dan juga memperkirakan profitabilitas masa depan

berdasarkan peramal penjual yang dibuat oleh manajemen. Dengan membandingkan laba bersih dengan total penjualan, investor dapat melihat berapa persentase pendapatan yang digunakan untuk membayar biaya operasional dan biaya non-operasional serta berapa persentase tersisa yang dapat membayar dividen ke para pemegang saham ataupun berinvestasi kembali ke perusahaannya. NPM merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

G. Debt to Equity Ratio(DER)

DER merupakan salah satu rasio keuangan yang tergolong kelompok rasio solvabilitas. DER adalah rasio yang menggunakan hutang dan modal untuk mengukur besarnya rasio. DER menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.

DERmenurut Kasmir (2011 : 157) Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas/modal. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas/modal. Rasio ini berguna untuk menggunakan jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap jumlah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Dengan demikian NPM akan menggambarkan bahwa kinerja suatu perusahaan semakin baik atau buruk yang akan berdampak pada pemegang saham apakah akan

meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya dan memperoleh keuntungan.

H. Return On Asset(ROA)

ROA adaalah rasio profitabilitas yang menunjukkan persentase keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset. Dengan kata lain, ROA adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba selama suatu periode. ROA dinyata dalam persentase (%).

ROA menurut Wiratna (2017: 65) merupakan : “Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto”.

Semakin tinggi pengambilan atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya semakin rendah hasil pengambilan atas aset berarti semakin rendah pada jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang ditanam dalam total aset.

I. Income Smoothing

Income Smoothing menurutSubramanyam dan Wild (2010:132)

merupakan bentuk umum manajemen laba. Pada strategi ini, manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi frekuensinya. Perataan laba juga mencakup tidak melaporkan bagian laba pada periode baik dengan menciptakan cadangan atau laba dan kemudian melaporkan laba ini saat periode buruk.

MenurutPeranasari dan Dharmadiaksa (2014 : 140)Income

Smoothingmerupakan langkah-langkah manajemen untuk membuat laba

yang rendah). Perilaku ini dimotivasi oleh adanya perilaku pasar yang cenderung lebih merespon secara positif informasi fundamental perusahaan yang memiliki sifat meningkat dan pasti.

Income Smoothing menurut Ibrahim (2010 : 102) merupakan : “Suatu

perilaku yang rasional yang didasakan pada asumsi dalam Positive

Accounting Theory, dimana manajemen suatu perusahaan melakukan

kebijakan ketentuan untuk memaksimumkan kepentingan”.

Perataan laba menurut Pratiwi dan Damayanthi (2017 : 496) merupakan “Tindakan yang secara sengaja dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dengan berbagai macam tujuan agar kinerja perusahaan terlihat stabil dan sehat”.

J. Harga Saham

Menurut Rusdin (2008 : 66) : “Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun”.

Menurut Brigham dan Houston (2010 : 8) : “Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor rata-rata jika investor membeli saham”.

BAB III

Dokumen terkait