• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Teori .1 Roadmap

Dalam dokumen L a p o r a n A k h i r KATA PENGANTAR (Halaman 33-39)

LANDASAN TEORI DAN KEBIJAKAN

2.1 Landasan Teori .1 Roadmap

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah road map atau peta jalan secara harfiah adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sebagai bagian dari perencanaan strategis.

Berikut akan dijabarkan mengenai beberapa kajian penyusunan road map menurut beberapa penelitian:

1. Penyusunan Road Map Pengembangan Sistem Inovasi Daerah Handayani, et al (2013) melakukan penelitian mengenai Kajian Road Map Pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kota Semarang dalam rangka membangun keunggulan daya saing daerah. Dalam penyusunan road map tersebut mengacu pada Panduan Penyusunan Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2013. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan meliputi:

 Pengumpulan data dan informasi;

 Analisis data;

 Perumusan kondisi yang akan dicapai;

 Perumusan tujuan dan sasaran;

 Perumusan strategi dan arah kebijakan;

 Perumusan fokus dan program prioritas;

 Penetapan indikator kerja; serta

 Perumusan rencana aksi.

Road map yang dihasilkan nantinya harus diintegrasikan dengan dokumen RPJMD dan isi dari dokumen road map SIDa harus merupakan upaya percepatan pencapaian visi pembangunan daerah.

2. Penyusunan Road Map Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (2010) melakukan penelitian mengenai Perkembangan Penyusunan Road Map Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) dalam rangka membangun daya saing industri di berbagai daerah sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Pasal 3 dan Pasal 6 pada Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN). Road Map tersebut

Penyusunan Roadmap Bidang Ekonomi Kota Salatiga |

2-2

nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pedoman operasional aparatur pemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program pengembangan industri, sebagai pedoman bagi para pelaku industri, sebagai pedoman koordinasi perencanaan kegiatan antar sektor, serta sebagai informasi guna mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan industri.

Adapun road map pengembangan KIID akan memuat:

 Pendahuluan yaitu penjabaran sumberdaya yang dimiliki dan kompetensi inti industri

 Arah pembangunan jangka panjang

 Sasaran pengembangan 5 tahun

 Strategi pengembangan 5 tahun

 Rencana aksi 5 tahun

3. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2011, road map merupakan suatu rencana rinci yang didalamnya memuat tahapan-tahapan yang sistematis dan terstruktur dalam pelaksanaan reformasi birokrasi pada waktu tertentu. Road map sendiri diperlukan sebagai instrumen yang akan memandu perubahan di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai karakteristik yang dimiliki, dan akan menjadi dokumen yang akan digunakan sebagai acuan perubahan birokrasi tersebut.

Format penyusunan road map reformasi birokrasi sendiri meliputi:

 Ringkasan Eksekutif yang berisi uraian singkat mengenai gambaran kondisi saat ini, kondisi yang diharapkan, program, kegiatan, anggaran, rencana penghematan yang diharapkan, rencana waktu pelaksanaan, serta kriteria keberhasilan yang ditetapkan

 Pendahuluan yang berisikan kondisi nyata birokrasi pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang mencakup gambaran masalah-masalah yang dihadapi dan langkah-langkah pembenahan yang akan dilakukan

 Konsolidasi Rencana Aksi Program dan Kegiatan yang meliputi:

o Pencapaian yang berisikan paparan program dan kegiatan yang sudah dicapai o Rencana yang berisikan paparan program dan kegiatan yang sedang dan akan

dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah

o Kriteria Keberhasilan yang berisikan paparan mengenai hasil yang akan dicapai untuk setiap program dan akan mengacu pada kriteria dan ukuran yang diterbitkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

o Agenda Prioritas yang berisikan paparan mengenai program dan aktivitas reformasi birokrasi yang sedang dan akan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah o Waktu Pelaksanaan dan Tahapan Kerja yang berisikan paparan mengenai

Penyusunan Roadmap Bidang Ekonomi Kota Salatiga |

2-3

sedang dan akan dilaksanakan oleh masing-masing yang beserta tahap-tahap pelaksanaan program dan kegiatannya

o Penanggungjawab yang berisikan informasi mengenai unit kerja atau sumber daya manusia yang menjadi penanggungjawab setiap pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah terkait

o Rencana Anggaran yang berisikan informasi mengenai rencana besaran anggaran yang akan dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan setiap program dan kegiatan reformasi birokrasi.

Berdasarkan beberapa tinjauan penyusunan road map diatas, dapat disimpulkan beberapa hal yang harus tertuang dalam suatu road map meliputi:

1. Rencana program

2. Indikator keberhasilan program 3. Alokasi anggaran

4. Waktu dan tahapan pelaksanaan program 5. Koordinator dan penanggungjawab program Berdasarkan pengertiannya, roadmap

adalah salah satu istilah yang banyak digunakan Ketika seseorang bepergian ataupun sebuah organisasi yang mengadakan kegiatan diluar. Roadmap juga banyak digunakan oleh mereka yang mengadakan kegiatan diluar ruangan. Road map merupakan peta atau panduan yang digunakan sebagai petunjuk untuk mengarahkan jalan, di mana letak ini sengaja dibuat dengan cara yang lebih rinci yang membuat tahapan sistematis mengenai pelaksanaan suatu program kegiatan dalam kurun waktu tertentu.

Tujuan dari roadmap adalah :

1. Dengan adanya road map menjadi instrumen yang mempersatukan seluruh kegiatan dalam lingkungan yang membatasinya

2. Road map dapat memberikan petunjuk tentang dari mana dan akan kemana perubahan dilakukan dalam rangka mensukseskan sebuah program. Hal ini sangat penting mengingat pemahaman masing-masing orang berbeda beda. Terutama jika melakukan kegiatan atau sebuah program bersama dengan tugas yang berbeda.

3. Merupakan dokumen yang menjadi acuan untuk melakukan perubahan di berbagai bidang.

Penyusunan Roadmap Bidang Ekonomi Kota Salatiga |

2-4

4. Menjadi instrumen yang penting yang akan membantu perubahan lingkungan

sekitarnya sesuai dengan karakteristik atau sifat yang telah dimiliki. 5. Menjelaskan sebuah program atau rencana dengan sistematis Prinsip Dasar Roadmap

1. Jelas. Di mana roadmap harus mudah dipahami dan dapat dilaksanakan.

2. Ringkas. Roadmap bertujuan untuk menjelaskan secara keseluruhan dengan poin-poin utama saja.

3. Terukur. Di mana program kegiatan target waktu dan juga harus dapat diukur dan dapat dijelaskan dalam suatu alur yang sama dan juga ringkas.

4. Komitmen. Di mana roadmap merupakan kesepakatan bersama yang memberikan gambaran kesadaran akan tanggung jawab. Sehingga harus diketahui oleh semua pihak dan juga dipahami oleh semua pihak tidak boleh satu atau dua orang saja. 5. Roadmap bisa masuk ke dalam dokumen yang sangat rinci. Roadmap ini merupakan

rincian dari pelaksanaan kegiatan dan juga hasil yang akan didapatkan dari kegiatan tersebut. Sehingga biasanya membuat roadmap sembarangan. Namun mereka yang dapat mengerti dan juga Memiliki gambaran luas akan kegiatan dan program tersebut. 6. Prinsip terakhir roadmap adalah merupakan dokumen resmi bagi beberapa program. 2.1.2 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno 2000:13). Berdasarkan atas definisi ini dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi berarti adanya suatu proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Adanya proses pembangunan itu diharapkan adanya kenaikan pendapatan riil masyarakat berlangsung untuk jangka panjang.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi terus-menerus yang bersifat dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan proses pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan ekonomi berkaitan pula dengan pendapatan perkapita riil, di sini ada dua aspek penting yang saling berkaitan yaitu pendapatan total atau yang lebih banyak dikenal dengan pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita berarti pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk.

Ada empat model pembangunan (Suryana, 2000: 63) yaitu model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan barang-barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian sampai batas maksimal.

Penyusunan Roadmap Bidang Ekonomi Kota Salatiga |

2-5

Todaro (2008:21), mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat multidimensional, yang melibatkan kepada perubahan besar, baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi.

Menurut Adisasmita (2008:13), pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.

2.1.3 Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah.

Arsyad (1999:108), berpendapat bahwa masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumber-sumber daya fisik secara lokal (daerah).

Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah dengan mengembangkan basis ekonomi sektoral dan kesempatan kerja yang beragam. Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya kebijakan prioritas sektoral dalam menentukan sektor-sektor yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan.

Sebelum diberlakukannya otonomi daerah, ketimpangan ekonomi regional di Indonesia disebabkan karena pemerintah pusat menguasai dan mengendalikan hampir sebagian besar pendapatan daerah yang ditetapkan sebagai penerimaan negara, termasuk pendapatan dari hasil sumber daya alam dari sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan/kelautan. Akibatnya daerah-daerah yang kaya sumber daya alam tidak dapat menikmati hasilnya secara layak.

Menurut pemikiran ekonomi klasik bahwa pembangunan ekonomi di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumber daya alam. Hingga tingkat tertentu, anggapan ini masih bisa

Penyusunan Roadmap Bidang Ekonomi Kota Salatiga |

2-6

dibenarkan, dalam artian sumber daya alam harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang selanjutnya harus dikembangkan terus. Dan untuk ini diperlukan faktor-faktor lain, diantaranya yang sangat penting adalah teknologi dan sumber daya manusia (Tambunan, 2001: 198).

Perbedaan tingkat pembangunan yang di dasarkan atas potensi suatu daerah, berdampak terjadinya perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa semakin besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin tinggi laju pertumbuhan PDRB daerah tersebut.

Berdasarkan pengalaman negara-negara maju, pertumbuhan yang cepat dalam sejarah pembangunan suatu bangsa biasanya berawal dari pengembangan beberapa sektor primer. Pertumbuhan cepat tersebut menciptakan efek bola salju (snow ball effect) terhadap sektor-sektor lainnya, khususnya sektor-sektor sekunder.

Pembangunan ekonomi dengan mengacu pada sektor unggulan selain berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi juga akan berpengaruh pada perubahan mendasar dalam struktur ekonomi.

Pengertian sektor unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun Nasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik.

Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, di mana daerah memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah untuk peningkatan kemakmuran masyarakat.

Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi sektor prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk yang mempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan pengembangan kapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil-hasil produksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta maupun pemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu member pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.

Penyusunan Roadmap Bidang Ekonomi Kota Salatiga |

2-7

2.1.4 Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Dalam dokumen L a p o r a n A k h i r KATA PENGANTAR (Halaman 33-39)