• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Belajar

5. Langkah-langkah Dalam Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan proses pemberian bantuan kepada siswa dalam usaha mencegah dan mengatasi dalam kesulitan dalam belajar. Saring Marsudi (2003:109-112) menyebutkan langkah-langkah dalam bimbingan belajar adalah sebagai berikut.

a. Identifikasi Kasus

Pada dasarnya langkah ini dilakukan untuk menentukan siswa baik perorangan maupun kelompok yang dikategorikan mengalami kesulitan belajar dan memerlukan layanan bimbingan belajar. Usaha ini dapat ditempuh dengan cara memanggil atau suka rela siswa yang mengalami kesulitan belajar datang sendiri kepada pembimbing agar siswa secara sukarela datang tanpa harus dipanggil, maka lebih awal program bimbingan disosialisasikan dulu kepada siswa sehingga keberadaan bimbingan dan konseling difahami siswa secara keseluruhan.

b. Identifikasi Masalah

Langkah ini pada dasarnya adalah upaya untuk mengetahui masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa secara tuntas, karena kegiatan ini termasuk layanan bimbingan belajar maka dalam langkah ini menganalisis tentang :

(a) Kesulitan belajar itu dalam bidang studi. (b) Letak kesulitan dalam hal apa.

c. Diagnosis

Langkah diagnosis adalah langkah awal untuk menganalisis berbagai kemungkinan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar. Untuk diagnosis diperlukan sarana seperti angket, tes, wawancara, dokumentasi, observasi, dan home visit.

d. Prognosis

Yang dimaksud dengan prognosis ialah suatu estimasi atau perkiraan apakah kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa itu masih mungkin untuk diatasi dan kemungkinan alternatif pencegahannya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah.

1) Untuk menentukan kemungkinan yang dapat diatasi atau tidak

harus mengacu pada faktor penyebab kesulitan siswa.

2) Apabila permasalahan itu di luar kewenangan petugas bimbingan di sekolah maka dapat dilakukan upaya referal. Oleh sebab itu sekolah harus bekerjasama dengan lembaga lain dalam upaya kegiatan layanan bimbingan secara profesional.

3) Perlu disusun atau direncanakan bentuk dan mekanisme pemberian bantuan dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa.

4) Kemungkinan alternative bentuk layanan bimbingan belajar antara lain : layanan konseling, remedial teaching, bimbingan kelompok dan referal.

5) Case conference

Kegiatan ini dilakukan dengan sharing langsung dan tanya jawab seputar permasalahan dalam belajar yang dihadapi oleh siswa tersebut dan dalam hal ini bersama-sama langsung menuntun siswa untuk menemukan jalan keluar permasalahan tersebut.

e. Pemecahan Masalah (treatment)

Pada dasarnya langkah ini ialah penerapan atau pelaksanaan yang telah dirumuskan pada langkah prognosis. Apabila langkah prognosis telah dirancang secara jelas maka pelaksanaan langkah pemecahan masalah akan berlangsung dengan baik. Sebaliknya apabila langkah prognosis itu masih belum jelas dan tidak benar secara profesional maka pelaksanaan pemecahan masalah juga akan terjadi kesulitan bahkan hasilnya tidak memuaskan.

f. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Langkah ini adalah mengevaluasi hasil pemberian bantuan atau bimbingan kesulitan belajar yang telah dilakukan pada langkah treatment. Ada beberapa kemungkinan hasil evaluasi : adanya peningkatan menjadi lebih baik artinya permasalahan teratasi, sama saja artinya sebelum dan sesudah diberikan bimbingan tidak ada perubahan, hasilnya lebih jelek dibanding sebelum diberikan bimbingan artinya bimbingan yang dilakukan mengalami kegagalan.

Atas dasar hasil evaluasi inilah diperlukan tindak lanjut layanan bimbingan. Tindak lanjut yang dilakukan adalah :

(1) Jika ada perubahan peningkatan maka hal ini perlu dipertahankan artinya jangan sampai kondisi mendorong timbulnya kembali permasalahan siswa.

(2) Apabila hasilnya sama saja maka perlu diulang kembali kualitas pemberian bimbingan belajar.

(3) Apabila tidak berhasil maka perlu diulang kembali langkah-

langkah pemberian bantuan belajar secara profesional dan perlu dicari analisis yang tepat tentang jenis masalahnya, faktor penyebab, dan pelaksanaan pemberian bimbingan.

Abin Syamsuddin Makmun (2002:284-289) menyebutkan langkah-langkah dalam bimbingan belajar adalah sebagai berikut. a. Identifikasi Kasus

Pada langkah ini ada beberapa siswa secara sukarela datang atau bertanya kepada guru pembimbing untuk memperoleh bantuan pemecahan masalah atau kesulitan dalam belajar yang dirasakannya, maka lebih awal program ini disosialisasikan dahulu kepada siswa sehingga siswa mengetahui akan arti penting layanan bimbingan belajar.

b. Identifikasi Masalah

Langkah ini ditujukan kearah menjawab pertanyaan secara umum permasalahan yang dialami individu atau kelompok individu yang menyangkut bidang pendidikan, perencanaan, karir, atau jabatan.

c. Diagnosis

Langkah diagnosis adalah langkah untuk menganalisis atau untuk memperoleh informasi atau data yang relevan mengenahi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar.

d. Mengadakan Prognosis

Suatu perkiraan yang mana masalah yang dihadapi siswa dapat terpecahkan atau tidak dan berapa lama dan dengan cara apa masalah yang dihadapi siswa masih mungkin untuk diatasi.

e. Melakukan Tindakan Remedial

Dilakukan apabila prognosanis telah dirancang secara jelas dan masalah tidak bisa terselesaikan dengan baik maka selayaknya guru membuat tindakan referal kepada para ahli yang kompeten dalam bidang tersebut.

f. Evaluasi dan Follow Up

Usaha bantuan remedial itu dilakukan oleh guru

pembimbing yang bersangkutan hendaknya meneliti seberapa jauh pengeruh tindakan remedial itu telah menunjukkan efek atau pengeruh yang positif bagi pemecahan masalahnya selanjutnya

dilakukan tindakan mengevaluasian dari hasil pemberian bantuan yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.

Berdasarkan beberapa penjabaran di atas langkah-langkah dalam bimbingan belajar di atas adalah identifikasi kasus, identifikasi masalah, diagnosis, pemecahan masalah, dan yang terakhir evaluasi dan follow up.

D. Tinjauan tentang Layanan Diskusi Kelompok 1. Pengertian Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok menurut Sudjana (2005:99) adalah pembicaraan melalui tatap muka yang direncanakan diantara 2 orang peserta didik atau lebih tentang poko topik bahasan tertentu, dan dipimpin oleh seseorang pemimpin diskusi.

Dewa Ketut Sukardi (2008:220) mengatakan bahwa diskusi kelompok adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk saling tukar pengalaman dan pendapat dan biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama. Jadi dalam diskusi kelompok ada unsur-unsur: 1) percakapan orang-orang yamg bertemu, 2) tujuan yang ingin dicapai, 3) proses saling tukar pengalaman dan pendapat, 4) keputusan atau kemufakatan bersama.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu cara atau teknik bimbingan kelompok yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan

pikiran masing-masing serta berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan suatu masalah atau pengambilan keputusan.

2. Tujuan Diskusi Kelompok

Sudjana (2005:100) mengemukakan tujuan diskusi kelompok adalah untuk tukar menukar informasi tentang topik yang dibahas sehingga dapat dicapai kesamaan kecocokan dan kesepakatan pikiran diantara peserta didik. Kesamaan pikiran ini penting dalam menentukan persetujuan atau kesimpulan tntang gagasan yang bisa diambil atau tindakan yang akan dilakukan yang berkenaan dengan topik yang dibicarakan.

Secara umum diskusi kelompok merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membahas atau membantu memecahkan suatu masalah. Hal ini sependapat dengan pendapat Roestiyah N. K (2001:6) yang menyatakan bahwa diskusi kelompok bertujuan untuk.

a. Mendorong siswa menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk

memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain. Jadi siswa dilatih untuk memecahkan masalah sendiri.

b. Melatih siswa agar mampu menyatakan pendapatnya secara lisan

karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis. c. Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam

Dewa Ketut Sukardi (2008: 221-222) mengatakan bahwa tujuan diskusi kelompok adalah.

a. Siswa memperoleh informasi yang berharga dari teman diskusi dan pembimbing diskusi. Pengalaman yang baik maupun buruk dan pendapat dari teman, banyak membantu perkembangan pribadi siswa.

b. Membangkitkan motivasi dan semangat siswa untuk melakukan

sesuatu tugas. Bila siswa mula-mula enggan mengerjakan sesuatu tugas, misalnya membuat ringkasan tentang isi bacaan setelah diskusi tentang manfaat membuat ringkasan, maka timbul minat dan kemauan untuk membuat ringkasan. Begitu juga terhadap hal-hal yang semula ditolak, kurang diminati, kurang dipahami, bahkan mungkin yang semula dibenci dapat berubah untuk dicintai dan dikerjakan.

c. Mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis, mampu

melakukan analisis dan sintesis atas data atau informasi yang diterimanya. Dalam diskusi siswa memperoleh berbagai informasi yang mungkin saling bertentangan, berhubungan, atau saling menunjang. Siswa secara bertahap akan mampu menanggapi secara kritis dan lambat laun mampu membuat analisis serta mensistesiskan informasi yang diterimanya.

d. Mengembangkan keterampilan dan keberanian siswa untuk

siswa dibimbing untuk berani dan terampil menyampaikan pengalaman dan gagasannya secara teratur, sehingga mudah dipahami orang lain.

e. Membiasakan kerja sama di antara siswa.

Diskusi pada hakikatnya kerja sama dalam mengumpulkan dan tukar-menukar pengalaman serta gagasan. Melalui diskusi, siswa dibina memperhatikan kepentingan orang lain, menghargai pendapat orang lain, dan menerima keputusan bersama.

Penulis menyimpulkan bahwa tujuan diadakan diskusi kelompok yaitu siswa mendapatkan informasi yang berharga dari teman dan pembimbingnya, dapat membangkitkan motivasi dan semangat mengerjakan tugas, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, mengembangkan keterampilan dan keberanian peserta diskusi kelompok untuk mengemukakan pendapatnya, dan dapat membiasakan kerjasama diantara siswa.

3. Ciri - Ciri Diskusi Kelompok

Dewa Ketut Sukardi (2008: 228-229) menyebutkan ciri-ciri diskusi kelompok yang dilihat dari segi hasil dan prosesnya adalah :

1. Dari segi hasilnya, diskusi yang efektif ialah. a. Masalah yang didiskusikan dapat terpecahkan.

b. Ada keputusan yang dapat direalisasikan, Makin banyak keputusan yang dapat direalisasikan makin efektiflah diskusi itu.

d. Semua peserta diskusi menerima dan menghormati keputusan diskusi.

2. Dari segi prosesnya, diskusi yang efektif ialah :

a. Semua peserta mengambil bagian secara aktif, pemimpin dan

semua anggota sama-sama aktif.

b. Pertentangan dan pendapat dan ketegangan dapat diatasi, sebelum diskusi selesai.

c. Diskusi memberikan keputusan emosional (rasa puas) diantara

anggotanya, keinginan untuk diskusi lagi, dan hubungan yang lebih akrab setelah diskusi.

d. Ketrampilan para siswa sebagai anggota atau pemimpin diskusi makin bertambah. Hal ini dapat dilihat pada kesempatan diskusi berikutnya atau dalam percakapan sehari-hari.

W.Gulo (2004:127-129) menyebutkan ciri-ciri diskusi kelompok ialah:

1. Interaksi

Anggota suatu keolompok terikat pada pembicaraan tertentu. Keterikatan pada pokok pembicaraan ini menimbulkan komunikasi ini terjadi dalam bentuk tatap muka. Di dalam diskusi kelompok agar terjadi interaksi yang baik seseorang yang berbicara ysng lsin mendengar ada juga yang bertanya dan ada juga yang menjawab.

2. Tujuan

Suatu kelompok diskusi mempunyai tujuan bersama yang jelas, tanpa tujuan yang jelas maka diskusi kelompok tidak akan berjalan dengan semestinya menyebabkan kurangnya motivasi diantara anggota kelompok untuk berusaha mencapai tujuan.

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan tidak selalu berada pada diri seseorang tetapi dapat berpindah dari satu ke yang lain. Fungsi kepemimpinan ini dapat berjalan dengan sendirinya tanpa mengganggu kelancaran arus pembicaraan dalam kelompok dan seharusnya kepemimpinan suatu kelompok ditetapkan secara formal oleh anggota-anggota kelompok itu sendiri.

4. Norma

Setiap anggota dalam kelompok terikat dengan norma-norma tertentu. Umumnya norma-norma tersebut harus ditaati oleh anggota kelompok seperti tidak berbicara keras-keras, tidak boleh melarang orang lain berbicara keras-keras.

5. Emosi

Setiap anggota dalam kelompok mengalami cetusan-cetusan emosi tertentu. Rasa bosan, emosi, kecewa, senang semuanya bisa terjadi jika setiap orang aktif di dalam kelompok. Untuk membina perasaan-persaan positif setiap anggota kelompok harus mengakui kehadiran semuan anggota. Di dalam kelompok timbul dua bentuk

perasaan yaitu persaan individual dan perasaan kelompok. Suatu kelompok bisa merasa frustasi karena tidak mencapai tujuan yang diharapkan, gejala seperti ini menunjukkan bahwa kelompok belum bekerja secara fungsional.

Penulis menyimpulkan ciri-ciri diskusi kelompok yang efektif yaitu seluruh anggota kelompok berperan aktif mendiskusikan pemecahan suatu masalah sehingga dari hasil diskusi kelompok adanya keputusan dari penyelesaian masalah tersebut.

4. Langkah-langkah dalam Diskusi Kelompok

Suprihadi Saputro, dkk (2000: 184-185) menyebutkan langkah – langkah diskusi kelompok, antara lain.

a. Merumuskan masalah secara jelas.

b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok –

kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya sesuai dengan tujuan diskusi kelompok.

Tugas pimpinan diskusi yaitu:

a) Mengatur dan mengarahkan diskusi. b) Mengatur “lalu-lintas” pembicaraan.

c. Melaksanakan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu

persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama.

d. Melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi alasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.

e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan

Diskusi kelompok yang baik disusun dengan langkah-langkah yang terstruktur. Hal ini digunakan untuk memudahkan proses berlangsungnya diskusi kelompok. Supriyadi Saputro, Zainal Abidin dan I Wayan Sutama (2000:184-185) mengatakan bahwa langkah-langkah dalam diskusi kelompok adalah.

a. Merumuskan masalah secara jelas.

b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok diskusi. c. Melaksanakan diskusi, setiap diskusi hendaknya tahu persis apa yang

akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tau bahwa mereka mempunyai hak berbicara yang sama.

d. Melaporkan hasil diskusi.

e. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan

hasil laporan diskusi kelompok.

Berbeda dengan pendapat di atas, Hasibuan dan Moedjiono (2003:23-24) mengatakan bahwa langkah-langkah diskusi kelompok adalah.

a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan member

pengarahan seperlunya mengenahi cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama- sama oleh guru dan siswa. Yang penting judul masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa.

b. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok diskusi,

memilih pimpinan diskusi, dan mengatur tempat duduk, ruangan, dan sarana.

c. Para siswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing sedangkan

guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan dengan lancer.

d. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil

tersebut ditanggapi oleh semua siswa terutama dari kelompok lain. Guru member ulasan dan penjelasan terhadap laporan tersebut. Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan diskusi dari setiap kelompok.

Berdasar pendapat di atas langkah-langkah dalam diskusi kelompok tersebut diawali dengan melakukan perumusan masalah yang akan dibahas. Langkah kedua yang dilakukan adalah melakukan pembentukan kelompok diskusi. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan diskusi yang dilanjutkan dengan pelaporan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Langkah terakhir yang dilakukan dalam diskusi adalah melakukan pencatatan hasil kegiatan diskusi kelompok yang telah dilakukan.

Dokumen terkait