• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelamahan terjadi pada sektor pertanian dan pemerintahan. Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 2,44% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 12,01% (yoy). Dengan pangsa yang paling besar membuat lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mempengaruhi perlambatan ekonomi Sulawesi Barat secara keseluruhan. Selain itu, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib tumbuh sebesar 2,12% (yoy). Sektor lain secara umum mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Lapangan usaha industri pengolahan meningkat 10,37% (yoy) atau lebih baik dibandingkan triwulan IV 2015 9,82% (yoy). Begitu pula lapangan usaha konstruksi dan perdagangan besar dan eceran yang masing-masing tumbuh 10,47% (yoy) dan 5,71% (yoy). Sektor-sektor tersebutlah yang menopang perekonomial Sulawesi Barat saat ini meskipun dominasi lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih dirasa sangat besar dengan pangsa mencapai 41,9% pada triwulan I 2016.

Grafik 9. Perkembangan Harga CPO

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi Lapangan Usaha

sumber: BPS

1.3.1 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pembangunan infrastruktur dan perluasan lahan tidak mampu mendorong peningkatan sektor pertanian. Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya tumbuh 2,31% secara triwulanan (qtq). Angka tersebut lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 5,11% (qtq). Pembangunan infrastruktur memang menjadi program utama pemerintah daerah untuk meningkatkan perekonomian Sulawesi Barat. Sulawesi Barat memiliki lahan yang subur dan potensi besar untuk beberapa komoditas sumber daya alam seperti padi, jagung, kelapa sawit, dan kakao. Hal tersebut membuat sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang terus dikembangkan secara inovasi dan teknologi. Pembangunan irigasi dan penggunaan bibit berkualitas terutama untuk komoditas padi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, perluasan lahan yang sudah dimulai sejak tahun lalu masih terus dilakukan. Namun, upaya-upaya tersebut belum mampu meningkatkan produksi pertanian pada triwulan I 2016. Musim kemarau panjang atau biasa disebut El Nino yang terjadi pada tahun 2015 turut mempengaruhi produksi pertanian di awal 2016. Meskipun curah hujan cukup baik untuk mendukung produksi, El Nino menyebabkan terjadi pergeseran musim panen. Selain itu, curah hujan yang tinggi beberapa kali mengganggu produksi perikanan dikarenakan nelayan sulit melaut karena infrastruktur masih terbatas.

2016 I II III IV Total I Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.40 7.32 5.72 5.93 3.40 6.27 3.08 12.01 6.04 2.44 Pertambangan dan Penggalian 12.13 11.77 10.60 8.04 11.89 11.37 13.82 -1.48 8.06 8.45 Industri Pengolahan 14.90 6.79 7.09 35.92 19.76 16.40 0.77 9.82 10.95 10.37 Pengadaan Listrik dan Gas 12.85 17.28 13.28 10.55 -0.65 1.26 1.65 13.62 4.05 25.11 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 26.97 12.40 12.77 6.46 1.04 9.22 10.15 8.82 7.32 12.07 Konstruksi 9.96 7.74 10.10 8.11 0.20 16.17 12.30 7.60 8.84 10.47 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9.08 7.71 8.14 7.10 0.91 7.17 5.29 3.01 4.10 5.71 Transportasi dan Pergudangan 8.10 5.39 6.37 7.39 7.73 7.95 5.95 7.29 7.20 0.57 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 15.84 7.48 7.62 6.53 1.32 3.65 6.87 6.61 4.69 9.33 Informasi dan Komunikasi 9.09 9.89 11.11 7.20 11.13 8.12 8.35 15.63 10.87 16.82 Jasa Keuangan dan Asuransi 20.75 15.53 5.82 3.77 2.20 -2.42 12.55 12.46 6.26 16.72 Real Estate 5.03 2.79 4.38 4.14 3.82 4.82 5.05 6.32 5.01 6.52 Jasa Perusahaan 14.76 6.86 7.16 3.01 2.29 11.56 9.07 7.77 7.63 6.64 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 19.05 20.37 7.14 6.16 5.59 13.32 19.24 10.05 12.02 2.12 Jasa Pendidikan 18.01 16.77 6.94 4.02 8.17 8.91 10.57 -0.60 6.29 11.33 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 16.68 16.59 5.63 6.05 10.91 8.08 6.90 -0.29 6.01 13.31 Jasa lainnya 5.12 9.27 6.72 8.92 4.48 5.62 9.33 8.88 7.14 7.49 PDRB 10.73 9.25 6.94 8.88 5.59 8.72 6.33 8.72 7.37 6.14

2015 Uraian 2011 2012 2013 2014

Pertumbuhan di sektor pertanian berdampak peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini ditandai dengan perrtumbuhan NTP yang meningkat sejak pertengahan tahun 2015. Pada triwulan I 2016, NTP tumbuh 3,76% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya 2,77% (yoy). Pertumbuhan NTP paling tinggi terjadi pada nilai tukar yang diterima oleh petani tanaman pangan dan hortikultura dengan pertumbuhan NTP masing-masing mencapai 2,02% (yoy) dan 2,83% (yoy). Sementara itu, kredit di sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 14,89% (yoy).

Grafik 10. Perkembangan Kredit Pertanian Grafik 11. Nilai Tukar Petani

sumber: LBU sumber: BPS

Selain petani tanaman pangan, peningkatan kesejahteraan juga dinikmati para nelayan. Kebijakan mengenai larangan transshipment yang dikeluarkan oleh pemerintah masih memberikan dampak terhadap kesejahteraan nelayan. Kebijakan memang perlu diterapkan untuk memberikan ruang yang lebih bagi nelayan dalam meningkatkan kesejahteraannya. Nilai tukar nelayan perikanan meningkat 1,26% (yoy) sehingga indeksnya menjadi 100,58. Peningkatan tersebut didorong tingkat pertumbuhan penerimaan nelayan lebih tinggi dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh nelayan. Indeks yang diterima nelayan tumbuh 3,37% (yoy) sedangkan indeks yang dibayar tumbuh 2,084% (yoy).

1.3.2 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran

Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran mengalami peningkatan pada triwulan I 2016. Sektor perdagangan besar dan eceran mengalami pertumbuhan sebesar 5,71% (yoy), lebih baik dibandingkan pada triwulan sebelumnya 3,01% (yoy). Aktivitas perdagangan pada awal tahun 2016 mengalami peningkatan akibat turunnya harga bahan bakar minyak (baik subsidi dan non subsidi) dan tarif dasar listrik. Sumber barang jadi yang banyak berasal dari daerah lain membuat biaya operasional semakin murah. Masyarakat Sulawesi Barat dapat

memenuhi kebutuhan yang selama ini dianggap mahal karena biaya transportasi. Selain itu, perdagangan sudah mulai menjadi alternatif bagi masyarakat dalam memperoleh penghasilan. Masyarakat Sulawesi Barat selama ini lebih banyak mendapat penghasilan dari sektor pertanian. Namun, masyarakat mulai melirik sektor yang memiliki nilai tambah lebih baik dimana salah satunya melalui perdagangan. Beberapa toko-toko modern juga telah dibangun di Sulawesi Barat yang semakin meningkatkan perdagangan eceran yang dengan mudah dapat menjangkau masyarakat.

1.3.3 Lapangan Usaha Industri Pengolahan

Industri pengolahan tumbuh seiiring peningkatan harga komoditas. Harga komoditas mulai mengalami peningkatan sejak awal tahun 2016 ditengarai akibat mulai membaiknya perekonomian AS dan Tiongkok sebagai penggerak perekonomian dunia. Sulawesi Barat yang memiliki banyak potensi kelapa sawit, sangat dipengaruhi harga komoditas CPO. Secara tahunan, industri pengolahan Sulawesi Barat meningkat 10,37%. Peningkatan ditopang harga CPO sebagai olahan kelapa sawit telah meningkat. Selain itu, berdasarkan hasil liaison, produksi kelapa sawit secara umum tidak mengalami kendala. Apalagi didukung bibit baru yang dikembangkan membuat produktivitas semakin meningkat. Contact liaison menyebutkan bahwa kapasitas produksi sejak awal tahun sudah dapat beroperasi maksimal untuk mendukung produksi yang lebih tinggi.

Sementara dari industri pengolahan beras, aktivitas industri semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan produksi padi semakin banyak yang diolah di Sulawesi Barat sendiri tanpa harus dikirim ke daerah lain. Produksi padi meningkat meskipun belum optimal akibat pergeseran musim panen sehingga akan terjadi produksi yang lebih lagi pada triwulan berikutnya3. Contact liaision telah menambah mesin penggiling untuk mendukung tingginya produksi padi. sehingga produksi beras dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Industri mikro dan kecil (IMK) mengalami perlambatan. Perlambatan ekonomi berimbas pada industri mikro dan kecil yang ada di Sulawesi Barat. Produksi industri mikro dan kecil hanya tumbuh 0,97% (qtq). IMK makanan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dan hanya tumbuh 1,72% (yoy). Meskipun secara umum IMK mengalami penurunan, IMK tekstil mampu tumbuh lebih baik dibandingkan sektor lainnya dengan tumbuh 10,13% (qtq). Tumbuhnya industri lain dengan skala yang lebih besar dapat menjadi penyebab perlambatan IMK.

Grafik 12. Industri Mikro dan Kecil

sumber: BPS

1.3.4 Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan

Sosial

Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib mengalami perlambatan yang cukup dalam pada periode laporan. Sektor ini hanya tumbuh 2,12% (yoy) dibandingkan triwulan lalu yang mencapai 10,05. Meskipun aktivitas pemerintahan biasanya cukup lambat pada awal tahun, aktivitas di tahun 2016 lebih turun dibandingkan 2015 yang mampu tumbuh 5,59% (yoy). Perlambatan ini lebih disebabkan realisasi program pemerintah yang belum dapat dijalankan pada periode ini. Pemerintah daerah sedang melakukan penyusunan ulang program pada tahun 2016 sehingga beberapa program tidak dapat dijalankan pada triwulan I 2016. Hal ini ditengarai adanya pemilihan kepala daerah yang akan dilangsungkan pada awal tahun 2017 sehingga perlu pengalokasian anggaran untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut.

1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi

Lapangan usaha konstruksi tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Lapangan usaha konsturksi yang tumbuh 10,47% (yoy) pada periode laporan lebih banyak disebabkan pembangunan dari sektor swasta. Pembangunan di sektor swasta meliputi pertokoan, perumahan baru maupun hotel non bintang. Dari sisi pemerintah, masih terhambatnya realisasi anggaran pemerintah daerah membuat pembangunan infrastruktur relatif minim. Fokus pemerintah daerah pada triwulan awal di 2016 lebih kepada perbaikan infrastruktur seperti jalan utama yang banyak mengalami kerusakan akibat curah hujan yang

cukup tinggi. Kondisi alam cukup mempengaruhi kondisi infrastruktur di Sulawesi Barat karena wilayah yang cukup rawan mendapat angin kencang dan daerah perbukitan rawan longsor ketika hujan berlangsung.

Meskipun realisasi penyerapan anggaran pemerintah daerah rendah, namun konstruksi justru mengalami peningkatan. Meningkatnya pertumbuhan konstruksi dikonfirmasi dengan terjaganya pertumbuhan realisasi pengadaan semen pada triwulan I 2016, sebesar 25,03% (yoy) lebih tinggi pertumbuhan pada triwulan lalu. Sejalan dengan hal tersebut, realisasi kredit pada sektor konstruksi menunjukan penguatan, pada triwulan I 2016 pertumbuhannya sebesar 25,08% (yoy) sementara pada triwulan lalu meningkat sebesar 17,16% (yoy). Kebutuhan swasta yang cukup tinggi terhadap bangunan untuk mendukung usaha, membuat permodalan pada sektor ini meningkat.

Grafik 13. Penyaluran Kredit Konstruksi

sumber: LBU

Pada tahun 2016 beberapa proyek akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor konstruksi. Hingga saat ini, beberapa proyek yang masih dalam pengerjaan yaitu penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tumbuan oleh Kalla Group, pembangunan jalan arteri bandara Tampa Padang – Kantor Gubernur dan pengembangan terminal bandara Tampa Padang. Selain itu, terdapat pelebaran jalan menuju pelabuhan Belang-belang dan perbaikan irigasi. Proyek-proyek tersebut diharapkan menjadikan kondisi infrastruktur Sulawesi Barat lebih baik lagi sehingga mendorong peningkatan investasi lebih cepat.

Dokumen terkait