• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Realisasi Anggaran APBD Provinsi Sulawesi Barat .1 Pendapatan

KEUANGAN DAERAH

4.2 Perkembangan Realisasi Anggaran APBD Provinsi Sulawesi Barat .1 Pendapatan

Kinerja untuk peningkatan PAD belum menunjukkan perkembangan berarti. Pendapatan pemerintah pada tahun 2016 di targetkan sebesar Rp1,71 triliun, dimana sumber utama peningkatan tersebut diharapkan berasal dari pendapatan transfer, sedangkan peningkatan

Grafik 27. Realisasi Keuangan Pemerintah di Sulawesi Barat Triwulan I 2016

dari PD masih relatif minim. Upaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) belum mengalami perkembangan berarti, di tahun 2016 ditargetkan meningkat sebesar 16,25% (yoy) menjadi Rp278,77 miliar. Meskipun ditargetkan meningkat, pada triwulan I 2016 realisasi PAD masih relatif kecil, sebesar 10,98% atau senilai Rp30,6 miliar, turun 32,81% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy). Deviasi PAD disebabkan karena rendahnya realisasi pendapatan dari pajak daerah yang baru mencapai Rp28,82 miliar (11,85%) dan realisasi retribusi daerah yang hanya sebesar Rp1,09 miliar (8,94%). Dengan demikian, berdasarkan pangsanya, pangsa pajak dalam PAD triwulan I 2016 sebesar 94,19%, diikuti pendapatan retribusi sebesar 3,56% dan terkecil pangsa dari pendapatan lainnya 2,25%.

Penurunan realisasi pendapatan juga terjadi pada pendapatan transfer senilai Rp238,36 miliar, turun 36,54% (yoy) dibandingkan Rp375,59 miliar pada triwulan I 2015. Kondisi ini cukup berbeda dengan yang diharapkan pada tahun 2016, dimana pendapatan dari transfer ditetapkan sebesar Rp1,42 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 41,91% (yoy). Berdasarkan komponennya, rendahnya realisasi tersebut disebabkan karena nihilnya realisasi dari dana alokasi khusus (DAK), sementara realisasi dari bagi hasil pajak telah cukup baik, sebesar Rp6,67 miliar atau 26,32%, begitu juga dengan dana alokasi umum (DAU) yang realisasinya sebesar Rp231,29 miliar atau 25% dari target anggaran. Pangsa DAU mendominasi pendapatan transfer yaitu sebesar 97,03%, diikuti bagi hasil dari pajak sebesar 2,80% dan bagi hasil dari sumber daya alam (non pajak) yang masih sangat minim, sebesar 0,17%.

Satu-satunya komponen yang mencatat kenaikan adalah pendapatan dari komponen lain-lain, jumlahnya naik sekitar Rp800 miliar dibandingkan tahun lalu yang berjumlah Rp957 juta. Berdasarkan alokasi pendapatan tersebut mengindikasikan dibutuhkannya peningkatan kemandirian anggaran, sehingga pangsa PAD didalam pendapatan daerah dapat lebih ditingkatkan.

Grafik 28. Perkembangan Pendapatan Pemerintah Prov. Sulawesi barat

Grafik 29. Perkembangan Belanja Pemerintah Prov. Sulawesi Barat

Tabel 14. Realisasi Pendapatan Sulawesi Barat (Rp juta)

4.2.2 Belanja Pemerintah

Belanja pemerintah ditargetkan meningkat menjadi Rp2,16 triliun. Belanja pemerintah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2016 diperkirakan sebesar Rp2,16 triliun, meningkat signifikan (59,14%, yoy) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp1,35 triliun. Kenaikan terbesar dari belanja tersebut diharapkan berasal dari belanja modal yang mencapai 87,27% (yoy) menjadi sebesar Rp830,68 juta di tahun 2016. Sementara kenaikan belanja operasional ditargetkan sebesar 21,71% (yoy) menjadi Rp1,11 triliun. Namun demikian, target peningkatan belanja tersebut belum terealisasi sesuai dengan harapan, hanya sebesar 5,46% atau sebesar Rp117,76 miliar.

Realisasi belanja operasional relatif rendah, sebesar 10,59% atau senilai Rp117,42 milar, mengalami peningkatan sebesar 21,71% (yoy). Bagian terbesar belanja operasional tersebut diperuntukan bagi pembayaran gaji pegawai, dan tahun 2016 alokasi dana untuk belanja pegawai mengalami kenaikan sangat pesat, lebih dari 200% menjadi sebesar Rp818,72 miliar. Alokasi terbesar berikutnya adalah belanja barang dan jasa yang mengalami kenaikan sebesar 15,93% (yoy) menjadi sebesar Rp497,43 miliar, diikuti oleh belanja hibah sebesar Rp388,16 miliar atau meningkat 69,78% (yoy). Ketiga komponen tersebut mendominasi alokasi dana untuk belanja operasional di tahun 2016.

Uraian Anggaran 2015 Anggaran 2016 Realisasi 2016 %

P endapatan 1 ,4 5 0 ,1 8 4 .1 1 ,7 0 6 ,3 3 6 .9 2 7 0 ,7 4 1 .3 1 5 .8 7

P endapatan Asli Daerah (P AD) 2 3 9 ,7 9 5 .8 2 7 8 ,7 6 6 .5 3 0 ,6 0 2 .3 1 0 .9 8

Pendapatan Pajak Daerah 216,196.5 243,221.1 28,824.7 11.85

Pendapatan Retribusi Daerah 4,141.8 12,177.3 1,088.3 8.94

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1,175.0 1,225.0 0.0 0.00

Lain-lain PAD Yang Sah 18,282.5 22,143.1 689.3 3.11

P endapatan Transfer 1 ,0 0 4 ,2 0 8 .8 1 ,4 2 5 ,0 8 6 .6 2 3 8 ,3 5 6 .8 1 6 .7 3

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat 1,004,208.8 1,425,086.6 238,356.8 16.73

Bagi Hasil Pajak 36,113.9 25,362.0 6,673.0 26.31

Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 0.0 1,986.4 396.9 19.98

Dana Alokasi Umum (DAU) 895,580.9 925,147.6 231,286.9 25.00

Dana Alokasi Khusus (DAK) 72,514.0 152,205.3 0.0 0.00

Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik 0.0 277,980.4 0.0 0.00

Dana Insentif Daerah (DID) 0.0 42,405.0 0.0 0.00

Lain-lain P endapatan Daerah Yang Sah 2 0 6 ,1 7 9 .5 2 ,4 8 3 .8 1 ,7 8 2 .3 7 1 .7 6

Pendapatan Hibah 742.7 742.7 0.0 0.00

Meskipun alokasi jumlahnya meningkat pesat, namun realisasi penyerapan untuk ketiga komponen tersebut masih terbilang rendah, sampai dengan triwulan I 2016 alokasi untuk pembayaran gaji pegawai baru terealisasi sebesar Rp37,62 milar (4,60%), belanja barang dan jasa terealisasi sebesar Rp3,86 miliar (0,78%). Perkembangan yang cukup baik terjadi pada realisasi konsumsi pemerintah untuk hibah, yaitu sebesasr 17,74% atau sebesar Rp68,88 juta. Sementara alokasi dana untuk pembayaran bunga dan bantuan sosial jumlahnya masih terbilang minim, jumlah kumulatif keduanya sebesar Rp17,84 miliar.

Belanja modal meningkat 87,27% (yoy). Peningkatan tersebut mendorong alokasi dana untuk belanja modal di tahun 2016 sebesar Rp830,68 miliar. Namun demikian, perkembangan kurang menggembirakan terjadi pada rendahnya serapan anggaran untuk belanja modal, sampai dengan triwulan I 2016 hanya terserap anggaran sebesar Rp347,62 juta untuk pembelian peralatan dan mesin. Sementara belanja untuk pembelian tanah, gedung dan bangunan, perbaikan jalan dan belanja asset tetap lainnya masih nihil.

Rendahnya penyerapan anggaran di triwulan I 2016 disinyalir akibat belum terealisasinya hasil tender untuk pelaksanaan pembangunan, di samping itu pula diperkirakan terdapat rencana relokasi anggaran sehubungan dengan pelaksanaan pilkada langsung untuk pemilihan Gubernur yang akan dilakukan pada bulan Februari 2017.

Tabel 15. Realisasi Belanja Sulawesi Barat

sumber : Kanwil DJPbN Provinsi Sulbar, diolah

4.2.3 Rasio antara Pendapatan dan Belanja

Defisit pembiayaan pembangunan Sulawesi Barat sebesasr Rp448,69 juta. Berdasarkan alokasi antara pendapatan dan belanja di atas, terdapat defisit pengeluaran sebesar Rp448,69 juta. Kekurangan penerimaan tersebut ditargetkan untuk menggunakan dana silpa sebesar Rp90 miliar dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp360,69 miliar. Di samping itu, pemerintah menargetkan adanya penyertaan modal atau investasi pemerintah daerah sebesar Rp2 miliar di tahun 2016, dan penyertaan tersebut telah direalisasikan seluruhnya pada triwulan I 2016.

Uraian Anggaran 2015 Anggaran 2016 Realisasi 2016 %

BELANJA 1 ,3 5 4 ,1 4 2 .8 2 ,1 5 5 ,0 2 7 .9 1 1 7 ,7 6 3 .5 5 .4 6

BELANJA O P ERASI 9 1 0 ,5 6 2 .6 1 ,1 0 8 ,2 8 0 .2 1 1 7 ,4 1 5 .9 1 0 .5 9

Belanja Pegawai 241,370.0 818,724.1 37,621.3 4.60

Belanja Barang dan Jasa 429,066.8 497,426.2 3,864.9 0.78

Belanja Bunga 0.0 5,842.5 0.0 0.00

Belanja Hibah 228,625.8 388,165.0 68,877.7 17.74

Belanja Bantuan Sosial 11,500.0 12,006.5 0.0 0.00

BELANJA MO DAL 4 4 3 ,5 8 0 .2 8 3 0 ,6 8 4 .4 3 4 7 .6 0 .0 4

Belanja Modal Tanah 0.0 6,000.0 0.0 0.00

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0.0 128,859.9 347.6 0.27

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0.0 413,941.2 0.0 0.00

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0.0 274,906.7 0.0 0.00

Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 0.0 6,976.7 0.0 0.00

BELANJA TAK TERDUGA 0 .0 1 ,0 0 0 .0 0 .0 0 .0 0

Belanja Tak Terduga 1,000.0 1,000.0 0.0 0.00

TRANSFER 0 .0 1 5 1 ,3 4 4 .4 0 .0 0 .0 0

TRANSFER BAGI HASIL P ENDAP ATAN 8 6 ,2 8 1 .0 1 1 6 ,1 8 8 .4 0 .0 0 .0 0

Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 86,281.0 116,188.4 0.0 0.00

TRANSFER BANTUAN K EUANGAN 6 6 ,0 6 6 .0 3 5 ,1 5 6 .0 0 .0 0 .0 0

Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah Lainnya 65,066.0 34,087.0 0.0 0.00

Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 1,000.0 1,069.0 0.0 0.00

SURP LUS / (DEFISIT) 0 .0 -4 4 8 ,6 9 1 .0 1 5 2 ,9 7 7 .8 (3 4 .0 9 )

P EMBIAYAAN

P ENERIMAAN P EMBIAYAAN 0 .0 4 5 0 ,6 9 1 .0 0 .0 0 .0 0

Penggunaan SiLPA 0.0 90,000.0 0.0 0.00

Pinjaman Dalam Negeri 0.0 360,691.0 0.0 0.00

P ENGELUARAN P EMBIAYAAN 0 .0 2 ,0 0 0 .0 2 ,0 0 0 .0 1 0 0 .0 0

Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah 0.0 2,000.0 2,000.0 100.00

P EMBIAYAAN NETTO 0 .0 4 4 8 ,6 9 1 .0 -2 ,0 0 0 .0 (0 .4 5 )

5. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Dokumen terkait