• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORETIS 1.1. Persepsi

1.3. Akuntansi dan Laporan Keuangan sebagai Bahasa Bisnis

2.3.6. Laporan Keuangan sebagai hasil dari Siklus Akuntansi

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transasksi dan peristiwa lain yang terjadi dalam satu entitas. Unsur laporan keuangan diklasifikasikan dalam beberapa kelompok menurut karakteristik ekonominya. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi kopmrehensif adalah penghasilan dan beban. Penyajian dalam neraca dan laporan laba rugi komprehensif memerlukan proses subklasifikasi lebih detail tergantung kebutuhan pengguna dalam pengambilan keputusan. (Martani, 2012:41).

Menurut Martani (2012:60) suatu perusahaan, apakah sebesar Markplus Inc. dalam ilustrasi pembuka, perusahaan kecil yang masuk kategori UMKM, atau bahkan perusahaan skala mikro seperti toko kelontong memerlukan suatu sistem yang memungkinkan pengumpulan dan pengorganisasian data-data, pengolahan data untuk

menjadi informasi, dan penyajian laporan. Dalam bidang akutansi sistem tersebut disebut sebagai Sistem Informsi Akiutansi (SIA). Dalam bentuk yang sederhana hingga yang canggih, secara umum SIA mmbantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-data keuangan, menglolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunaan, dan menghasilkan laporan keuangan.

SIA yang baik dan efektif memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan, seperti dalam hal:

1. Besarnya kas yang dimiliki perusahaan;

2. Besarnya saldo utang yang harus di lunasi perusahaan; (poin a dan b adalah

informasi untuk menjawab aspek likuiditas perusahaan)

3. Banyaknya aset yang dimiliki perusahaan;

4. Besarnya laba yang dihasilkan perusahaan; (poin c dan d adalah informasi untuk

utilitasi dan profitabilitas perusahaan)

5. Besarnya dividen yang bisa dibagikan kepada perusahaan; 6. Kinerja oprasional perusahaan.

Untuk perusahaan berskala kecil, SIA dapat membetuk pencatatan manual ataun semi manual dengan menggunakan program computer seperti MS Excel. Untuk perusahaan besar, implementasi SIA memerlukan program dan manajemen basis data (database) khusus yang biasanya memerlukan dukungan dari perusahan piranti lunak (software) seperti Oracle SA. Meski demikian, dasar-dasar akuntansi yang perlu dipahami adalah sama, yaitu berawal dari persamaan dasar akutansi dan siklus akutansi.

Ketika melakukan pencataan akutansi, ada istilah yang sering disebut, yaitu ‘debit’ dan ‘kredit’. Secara harafiah, Debit (sering disingkat sebagai Dr) berasal dari kata

debere, yang berarti sisi kiri; sedangkan Kredit (atau Cr) berasal dari kata credere yang

berarti sisi kanan.Debit atau kredit tidaklah bermakna kenaikan atau penurunan. Istilah kredit berarti dicatat disebelah kiri; sebaliknya kredit di catat disebelah kanan.

Pencatatan penggunaan akun, yaitu klafikasi umum yang digunakan dalam sisitem akutansi untuk merujuk pada sifat yang sama. Akun-akun tersebut bisa dikelompokkan menjadi lima bagian besar:

1. Asset;

Aset adalah harta perusahaan yang terbagi atas kas, piutang usaha , perlengkapan kantor, peralatan kantor dan lain-lain.

2. Liabilitas;

Liabilitas adalah harta perusahaan biasanya terdiri atas utang usaha, pendapatan jasa diterima dimuka, beban upah yang harus dibayar, utang modal kerja, dan lain-lain.

3. Ekuitas;

Ekuitas adalah Modal perusahaan yang biasanya terdiri atas saldo laba dan modal.

4. Pendapatan;

Pendapatan adalah seluruh pendapatan yang didapat selama periode tersebut 5. Beban.

Beban adalah seluruh beban yang hadir akibat adanya kegiatan operasional perusahaan. Diantaranya beban gaji, beban sewa, beban iklan, beban perlengkapan kantor, serta beban upah.

Selanjutnya sistem pencatatan akutansi yang digunakan secara umum oleh perusahaan adalah sistem pembukuan ganda (double-entry system), yaitu apabila ada suatu pencatatan yang dibuat perusahaan, maka aka nada dampak ganda, yaitu minimal sutu pencatatan di sisi debit dan minimal satu pencatatan di sisi kredit. Dalam sistem pembukuan ganda tidaklah mungkin terdapat pencatatan yang berdampak hanya pada satu sisi (debit saja atau kredit saja).

Keterkaitan antara akun-akun tersebut antara laian Asset = Liabilities + Ekuitas. Seluruh akun tersebut setelah diklasifikasikan dan diolah dalam sistem akuntansi menjadi informasi yang dilaporkan melalui laporan keuangan. Silkus akuntansi suatu entitas secara umum dapat diringkas sebagai berikut.

1. Pencatatan Transaksi Melalui Jurnal

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi peristiwa dan pencatatan transaksi. Setiap harinya transaksi atau kejadian atau event yang dilakukan oleh entitas , seperti rekrutmen karyawan, pembayaran gaji karyawan, pengangkatan karyawan tetap, pelatihan, kunjungan, dan sebagainya. Dari sekian banyak transaksi tersebut, terdapat peristiwa yang berdampak eksternal dan internal, dan ada yang menimbulkan konsekuensi keuangan secara langsung. Peristiwa yang berdampak eksternal dan internal, dan ada yang menimbulkan konsekuensi keuangan dikenal sebagai transaksi. Jadi, transaksi merupakan peristiwa atau kejadian dalam perusahaan yang memiliki dampak moneter atau

konsekuensi keuangan. Proses rekruitmen karyawan adalah peristiwa, namun bukanlah transaksi. Namun pembayaran honor untuk konsultans SDM yang terlibat dalam proses rekruitmen tersebut adalah transaksi karena adanya dampak moneter yang timbul, yaitu nilai pembayaran dan adanya pengurangan kas yang dimiliki. Pencatatan transaksi harian dilakukan melalui jurnal umum (selanjutnya disebut sebagai jurnal) secara kronologis berdasarkan tanggal.

Gambar 2 Contoh Bentuk Jurnal Umum Tanggal Akun dan Penjelasan Ref Debit Kredit

1 Juni Beban Gaji 500 Rp.XXX .

Kas 101 Rp.XXX

Sumber: Martani, 2012:66

Penentuan apakah suatu akun akan ditempatkan pada sisi debet atau sisi kredit disesuaikan dengan saldo normal yang berlaku. Sebagai contoh akun beban mempunyai saldo normal di sebelah debet. Maka ketika beban gaji bertambah atau meningkat, maka akun tersebut ditempatkan disebelah debet dan begitu juga dengan akun kas, akun kas termasuk dalam akun asset yang ketika saldonya bertambah maka akan dicatat disebelah debet dan ketika berkurang maka akan dicatat disebelah kredit. Ketika melakukan pembayaran beban gaji, maka saldo kas berkurang. Hal tersebut mengakibatkan saldo kas dicatat disebelah kredit. Berikut saldo normal setiap akun.

Gambar 3 Saldo Normal Akun

Nama Akun Debit Kredit

Akun Aset Meningkat (+) Menurun (-) Akun Liabilitas Menurun (-) Meningkat (+)

Akun Ekuitas Menurun (-) Meningkat (+) Akun Pendapatan Menurun (-) Meningkat (+) Akun Beban Meningkat (+) Menurun (-)

Sumber: Martani, 2012:61

Posisi yang dicatat pada saat transaksi yang menunjukkan peningkatan menjadi indicator saldo normal dari masing-masing akun. Dengan demikian, saldo normal akun asset adalah debit, sedangkan akun liabilitas dan ekuitas adalah kredit. 2. Pemindahan kedalam buku besar

Tahap berikutnya adalah pemindahbukuan atau sering disebut dengan istilah

posting yang merupakan langkah untuk melakukan klasifikasi akun-akun yang

sesuai didalam buku besar (ledger). Langkah-langkah untuk melakukan posting adalah sebagai berikut.

1.) Mengidentifikasi nama akun yang terkait dan memindahkan jumlah pada kolom debit/kredit pada akun dibuku besar.

2.) Menuliskan kode nomor akun pada kolom referensi di jurnal dan halaman pada kolom referensi akun dibuku besar.

3.) Setelah proses pemindahbukuan selesai, saldo akhir masing-masing akun dalam buku besar ditentukan dan nantinya dipindahkan ke buku besar.

3. Penyusunan neraca saldo

Neraca saldo (trial balance) berisi saldo akhir kumpulan akun pada akhir periode. Penyusunan neraca saldo disusun berdasarkan saldo normal akun debit dan kredit, dimulai dari akun asset , liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban. Neraca saldo tidak dimaksudkan untuk memastikan bahwa seluruh transaksi dan posting kebuku besar telah dilakukan dengan benar. Sebaliknya, sesuai dengan nama (trial balance), saldo debit dan kredit neraca saldo harus seimbang (balance).

Neraca saldo bermanfaat untuk mendeteksi kesalahan dalam proses jurnal dan posting.

4. Penyusunan ayat jurnal penyesuaian dan pemindahan kedalam buku besar Salah satu konsekuensi entitas menerapkan prinsip akrual adalah pengakuan pendapatan dan beban harus dilakukan pada periode saat terjadinya pendapatan atau beban tersebut. Karenanya entitas harus melakukan proses penyesuaian untuk memenuhi prinsip pengakuan pendapatan dan penandingan. Secara umum, ayat jurnal penyesuaian dialkukan terhadap dua kategori akun, yaitu pembayaran dimuka dan akrual. Hal yang yang termasuk dalam kategori pembayaran dimuka adalah sebagai berikut.

1.) Beban dibayar dimuka (prepaid expenses), yaitu seluruh beban yang telah dibayar secara tunai, namun masih belum dimanfaatkan atau digunakan, dan dicatat sebagai asset.

2.) Pendapatan diterima dimuka (Unearned revenues), yaitu seluruh pendapatan yang diterima secara tunai, namun jasa atau barang masih belum diserahkan, dan dicatat sebagai liabilitas.

Sedangkan akrual meliputi sebagai berikut.

1.) Pendapatan yang belum diterima (accrued revenues), yaitu seluruh pendapatan yang telah diselesaikan penyerahan jasa atau barang terkait, namun belum diterima pembayaran tunainya atau bahkan belum dicatat. 2.) Beban yang belum dibayar atau beban yang harus dibayar, yaitu seluruh beban yang sudah terjadi (dimanfaatkan atau digunakan), namun belum

umum entitas akan mengakui beban atau pendapatan terkait periode berjalan. Dengan kata lain, beban dibayar dimuka akan diakui menjadi beban dan pendapatan diterima dimuka diakui sebagai pendapatan.

5. Penyusunan neraca saldo disesuaikan

6. Pemilahan neraca saldo menjadi laporan keuangan

Neraca saldo disesuaikan yang telah disusun segera dipilah agar menjadi laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan saldo laba, dan laporan posisi keuangan. Dengan demikian terdapat dua dari lima jenis laporan keuangan yang harus dibuat entitas yang bisa dihasilkan dari neraca saldo disesuaikan. Laporan perubahan saldo laba saat ini tidak dibuat secara khusus dan hanyalah bagian dari laporan perubahan ekuitas. Laporan keuangan lain yang harus disiapkan adalah laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

7. Penyusunan ayat jurnal penutup

8. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan

Setelah seluruh akun temporer ditutup, akun yang masih bersaldo adalah akun riil yang biasanya muncul dilaporan laba rugi komprehensif. Seluruh akun riil ini kemudian disusun menjadi neraca saldo sesudah penutupan.

9. Penggunaan saldo untuk periode berikutnya 10. Penyusunan jurnal pembalik

Menurut PSAK 1, perusahaan menerbitkan minimal lima jenis laporan keuangan, yaitu:

Laporan posisi keuangan, atau sering disebut neraca, melaporkan asset, liabilitas, dan modal entitas pada tanggal tertentu. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang posisi keuangan entitas karena merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung dengan pengukuran posisi keuangan, yaitu asset, liabilitas, dan ekuitas. Kegunaan laporan poisisi keuangan secara umum adalah untuk menilai resiko-resiko entitas dan arus kas masa depan. Tujuan pengguna laporan posisi keuangan menggunakan laporan ini adalah sebagai berikut.

1.) Mengevaluasi struktur pendanaan

Dalam hal ini yang dilihat adalah informasi tentang perbandingan sumber pendanaan melalui utang dibandingkan dengan ekuitas.

2.) Menganalisis likuiditas

Likuiditas adalah seberapa cepat waktu yang diperlukan sampai suatu asset dapat terealisasi atau dikonversi menjadi kas, atau sampai suatu liabilitas dapat terbayar. Pihak kreditur biasanya sangat tertarik dengan informasi tentang rasio likuiditas jangka pendek, yang informasinya dapat mereka gunakan untuk menilai kemampuan entitas membayar bunga tepat waktu.

3.) Menilai solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan entitas membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Biasanya hal ini dapat diukur dengan tingkat utang jangka panjang yang dimiliki entitas. Entitas yang memiliki rasio utang yang tinggi berarti memiliki solvabilitas yang rendahdibanding entitas dengan rasio utang yang rendah. Entitas dengan solvabilitas yang rendah artinya lebih beresiko, karena

memerlukan lebih banyak asset untuk membayar utangnya, baik pokok maupun beban bunga.

4.) Menilai fleksibilitas keuangan

Likuiditas dan solvabilitas akan menentukan fleksibilitas keuangan entitas, yaitu mengukur kemampuan entitas mengambil tindakan tertentu sebagai respons terhadap kebutuhan dan peluang yang ada. Entitas dengan tingkat utang yang tinggi lebih tidak fleksibel disbanding entitas dengan tingkat utang rendah . Suatu entitas yang memiliki utang yang tinggi terkadang tidak mudah untuk mengalokasikan arus kasnya untuk merespons peluang tertentu misalnya peluang berinvestasi, karena rus kasnya untuk merespons peluang tertentu misalnya peluang berinvestasi, karena arus kas tersebut harus dialokasikan untuk pembayaran utang.

Elemen posisi laporan keuangan teridiri atas: 1.) Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan dan diperoleh entitas.

2.) Liabilitas

Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

3.) Ekuitas

Klasifikasi dalam Laporan Posisi Keuangan menyajikan ringkasan yang terstruktur mengenai asset, liabilitas, dan ekuitas entitas. Aset dan liabilitas diklasifikasikan dengan suatu cara yang dapat memfasilitasi pengguna untuk dapat mengevaluasi struktur modal entitas, likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan, sehingga asset dan liabilitas diklasifikasikan berdasarkan karakteristik operasi entitas. Menurut PSAK 1 (revisi 2009) penyajian laporan keuangan, entitas menyajikan asset sebagai asset lancer serta liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan.

Dengan demikian artinya ketika entitas yang bergerak di bidang penjualan barang dan jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas, maka klafikasi asset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang alam laporan posisi keuangan memberikan informasi yang bermanfaat karena menyajikan asset neto yang digunakan sebagai modal kerja dengan asset neto yang digunakan dalam jangka panjang. Siklus oprasi normal yang umum dimulai dari kas, pembelian persediaan (entitas manufaktur atau dagang) kemudian muncul piutang akibat penjualan persediaan, dan akhirnya kembali lagi ke kas melalui penagihan piutang.

Namun untuk beberapa entitas, misalnya entitas dibidang jasa keuangan, penyajian asset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relefan dan dapat di andalkan dibandingkan dengan penyajian berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang

karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas.

Menurut PSAK `1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, entitas mengklafikasikan asset sebagai asset lancar, jika:

1) Asset diharapkan dapat direalisasikan, atau terjual,atau digunakan dalam siklus operasi normal;

2) Asset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan;

3) Asset yang diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu dua blas bulan setelah periode pelaporan; atau

4) Berupa kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi npertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurang dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Asset yang tidak dimasukkan dalam kategori di atas, diklafikasikan sebagai asset tidak lancar.

Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan asset untuk pemrosesan dan realisasinya menjadi kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak diidentifikasikan secara jlas, maka diasumsikn selama dua belas bulan. Contoh asset lancar antara lain kas, piutang, persediaan, investasi jangka pendek, dan biaya di muka. Pengklafikasikan terpisah antara asset lancar dan tidak lancar akan menunjukkan bagaimana suatu asset difungsikan dalam entitas. Contohnya, sebuah motor bagi entitas diler (dealer) motor merupakan persediaan (asset lancar) karena motor tersebut merupakan barang dagang.

Sedangkan motor yang digunakan entitas lain sebagai alat angkat sehari-hari akan diklafikasikan sebagai asset tetap (asset tidak lancar).

Asset tidak lancar adalah asset yang tidak memenuhi definisi asset lancar. Asset tidak lancar sebagai berikut.

1) Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang biasanya mencakup beberapa bentuk, baik yang berbentuk investasi dalam obligasi dan saham, atau investasi dalam bentuk dana yang dihasilkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).

2) Asset tetap

Ini adalah asset berwujud yang digunkan dalam operasi entitas, misalnya tanah, bangunan, mesin dan furniture.

3) Asset takberwujud

Asset takberwujud merupakan asset tanpa wujud fisik yang bukan berbentuk instrument keuangan, misalnya hak paten, hak cipta, franchise, dan goodwill. 4) Asset lain yang bersifat tidak lancar

Contohnya: piutang jangka panjang dan biaya dibayar di muka-jangka panjang.

Entitas mengklafikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek jika [PSAK 1 (revisi 2009)]:

1.) Liabilits diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normalnya;

2.) Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan (misalnya instrumen derivative);

3.) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau

4.) Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Liabilitas yang tidak termasuk kategori diatas, diklafikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.

Contoh liabilitas jangka pendek antara lain utang dating, biaya akural untuk biaya karyawan, atau biaya operasi lain, yang merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada asset dan liabilitas. Jika tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka siklus operasi normal entitas diasumsikan dua belas bulan.

Kriteria untuk mengklafikasikan liabilitas sebagai jangka pendek atau jangka panjang berdasarkan kondsi yang ada pada tanggal akhir periode laporan keuangan. Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal akhir periode akan diklafikasikan sebagai liabilitas lancar , meskipun entitas sudah melakukan perjanjian untuk pembiayaan kembali atau perpanjangan ( refinancing atau reschedule) menjadi jangka panjang, namun perjanjian tersebut baru dilakukan setelah tanggal akhir periode laporan keuangan, sebelum laporan keuangan terbit. Jika entitas memiliki diskresi menggunakan fasilitas pinjaman yang ada untuk melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan selama 12 bulan setelah tanggal akhir periode, maka liabilitas tersebut dapat diklafikasikan sebagai liabilitas jangka panjang. Namun, jika pembiayaan kembali atau

perpanjangan bukan diskresi entitas, maka liabilitas tersebut tetap diklafikasi sebagai jangka pendek.

Liabilitas jangka panjang biasanya mencakup:

1.) Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa guna usaha, dan utang bank jangka panjang;

2.) Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi entitas, seperti kewajiban pensiun, dan kewajiban pajak tangguhan;

3.) Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa di masa depan, seperti provisi untuk kewajiban garansi.

Pos yang berbeda dan cukup material harus disajikan terpisah dalam laporan posisi keuangan. Keputusan untuk penyajian terpisah ini berdasarkan ukuran, fungsi, sifat, dan likuiditas asset atau berdasarkan sifat atau jangka waktu liabilitas. Jika basis pengukuran yang berbeda digunakan untuk menilai asset, maka asset tersebut harus disajikan terpisah. Menurut PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, informasi minimum yang harus tersaji pada laporan posisi keuangan adalah:

1. Asset tetap;

2. Property investasi; 3. Asset takberwujud; 4. Asset keuangan;

5. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas; 6. Persediaan;

8. Kas dan setara kas;

9. Asset yang diklafikasi dimiliki untuk dijual, termasuk kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual;

10. Utang dagang dan utang lainnya; 11. Provisi;

12. Liabilitas keuangan;

13. Liabilitas untuk asset pajak kini; 14. Liabilitas dan asset pajak tangguhan;

15. Liabilits yng termasuk kedalam kelompok lepasan yang diklafikasi sebagai dimiliki untuk dijual;

16. Kepentingan nonpengendali (sebagai bagian dari ekuitas);

17. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

PSAK tidak mensyaratkan format tentu untuk menyajikan laporan posisi keuangan. Beberapa entitas menyajikan asset terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ekuitas dan liabilitas. Sementara entitas lain menyajikan asset lancar pada urutan awal penyajian asset, dan liabilitas jangka pendek pada urutan awal liabilitas.

Secara umum ada dua bentuk laporan posisi keuangan yang bisa diikuti oleh entitas, yaitu bentuk akun (account form) dan bentuk laporan (report form). Bentuk akan menyajikan secara berdampingan bagian kiri adalah bagian kanan adalah liabilitas dan ekuitas.

Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011

Asset lancar Liabilitas jangka pendek Asset tidak lancar Liabilitas jangka panjang Ekuitas

Sementara bentuk laporan, menyajikan secara berurutan kebawah mulai dari asset, liabilitas, dan ekuitas.

Laporan posisi keuangan 2011 31 Desember 2011

Aset Liabilitas Ekuitas

Sedangkan, format yang diilustrasikan di IFRS berada dalam penyajian sebagai berikut.

Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011

Asset tak lancar Ekuitas

Asset lancar Liabilitas jangka panjang Liabilitas Jangka pendek

PSAK menyajikan ilustrasi format yang mengikuti kebiasaan di Indonesia, sedangkan IFRSmenyajikan ilustrasi format yang mengikuti kebiasaan di perusahaan-perusahaan Eropa, yaitu sebagian besar menyajikan asset tidak lancar terlebih dahulu sebelum asset lancar dan menyajikan ekuitas dahulu sebelum liabilitas.Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan, subklafikasikan dari pos-pos yang disajikan. Perincian subklafikasi bergantung pada ketentuan di PSAK, misalnya: 1.) Piutang, antara piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak

2.) Persediaan, disubklafikasikan antara persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;

3.) Asset tetap, disubklafikasi terpisah menurut kelompok asset tetap, misalnya tanah, bangunan, dan peralatan.

2. Laporan Laba Rugi Komprehensif;

Laporan laba rugi komprehensif berguna untuk membantu laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan, dalam rangka menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit.

1.) Pengguna Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi komprehensif digunakan oleh beberapa pengguna laporan seperti berikut ini.

a.) Investor

Investor menggunakan informasi mengenai penghasilan perusahaan sebagai input penting dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan, yang kemudian dijadikan dasar untuk memprediksi harga saham dan dividen perusahaan dimasa depan.

b.) Kreditor

Kreditor menggunakan informasi laba rugi masa lalu, kreditor dapat memahami kemampuan calon debitur dalam menghasilkan arus kas dimasa depan yang diperlukan untuk membayar beban bunga dan membayar pokok pinjaman.

Laporan laba rugi komprehensif dipandang penting bagi investor dan kreditur, maka sudah sepatutnya manejemen juga berkepentingan terhadap laporan laba rugi komprehensif.

2.) Elemen Laporan Laba rugi komprehensif

Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode

Dokumen terkait