• Tidak ada hasil yang ditemukan

Larangan Suami Terhadap Isteri Yang Bekerja Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI DALAM HUKUM ISLAM

A. Larangan Suami Terhadap Isteri Yang Bekerja Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT

Perempuan karier adalah perempuan yang bukan hanya bekerja di sektor publik, tetapi juga disektor domestik. Peranannya yang ganda tersebut sering kali memberikan kesibukan yang luar biasa, sehingga kadang-kadang intensitas komunikasi dengan pasangan hidupnya relatif kurang. Komunikasi yang kurang memungkinkan dapat menyebabkan masalah kecil dalam rumah tangga menjadi masalah yang besar jika tidak segera diatasi. Tidak jarang hal ini menimbulkan pertengkaran dan adu mulut, bahkan sampai menimbulkan kekerasan fisik bagi perempuan. Akan tetapi, karena perempuan karier sibuk dengan berbagai aktivitas, maka kadang-kadang keadaan rumah tangga yang dialaminya tidak terlalu dipikirkan, termasuk tidak pernah berpikir adanya KDRT dalam rumahnya.1

Deklarasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang disahkan pada Sidang Umum PBB ke 85, pada tanggal 20 Desember 1993, menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak-hak asasi, dan kebebasan fundamental perempuan. Kekerasan terhadap perempuan menghalangi atau meniadakan kemungkinan perempuan untuk menikmati

1

Antuni Wiyarsih dkk, Survei Terhadap Terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) Perempuan Karier Di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2010 , artikel diakses pada tanggal 22 Juli 2016.

hak-hak asasi dan kebebasannya. Komnas perempuan merupakan lembaga yang dibentuk sebagai komitmen pemerintah untuk menegakkan hak asasi manusia, khususnya perempuan. Hal ini yang melatarbelakangi pendirian lembaga ini adalah peristiwa kekerasan seksual terhadap perempuan. Gerakan perempuan dan masyarakat sipil mendesak pemerintah Indonesia untuk mendirikan Komnas Perempuan sebagai Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia.2

Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi. Pandangan negara tersebut berdasarkan pada pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, beserta perubahannya pasal 28 G ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa ‘’Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang dibawah kekuasannya serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari rasa ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.’’ Pasal 28H (2) UUD 1945 menyatakan ‘’ setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan’’.

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan falsafah Pancasila, menjelaskan bahwa setiap warga negara, berhak

2

Berita Komnas Perempuan. Meneguhkan Mekanisme Hak Asasi Perempuan. Edisi 8 Januari 2012. h.1 artikel diakses pada tanggal 21 Juni 2016 jam 14.00

53

mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Hingga akhirnya dibentuklah Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), yang berfokus pada penegakan hak asasi manusia perempuan Indonesia.

Perempuan merupakan salah satu Lembaga Nasional Hak Asasi Manusia. Sebagaimana yang diuaraikan pada tujuan pembentukan undang- undang ini, bahwa pemerintah berkeinginan memberikan rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan dan bagi warga negaranya, dan pemerintah menegaskan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah pelanggaran hak asasi manusia serta kejahatan bagi martabat manusia. Hak untuk rasa aman dan bebas dari ketakutan adalah salah satu bentuk dari Hak asasi individual yang melekat pada pribadi manusia. Sedangkan kebijakan untuk melakukan perlindungan kepada kaum perempuan, menunjukan bahwa peraturan tersebut dipengaruhi paham feminisme.3

Suami melarang Istri bekerja merupakan salah satu tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) hal ini berdasar dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2004 yang dijelaskan dalam pasal 9 ayat 2 bahwasanya penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi atau melarang bekerja yang layak didalam atau di luar rumah, sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) juga merupakan bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia. Hak laki-laki maupun perempuan tentunya sama sesuai dengan

3

Husni Mubarok, Peran Pemerintah dalam Penyelesaian Kasus KDRT. Artikel

kewajiban yang harus ditanggung masing-masing. Setiap manusia baik laki- laki dan perempuan pada akhirnya mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diperbuatnya masing-masing. Maka, laki-laki dan perempuan mempunyai hak asasi yang sama begitupun dengan kewajibannya.

Analisa penulis, memang tugas perempuan mengurus dan mengatur segala urusan rumah tangga, tetapi masalah dalam mendidik generasi (anak) tidak dibebankan hanya kepada kaum perempuan. Laki-laki berperan penuh dalam mendidik anak menjadi generasi yang baik. Baik dan buruknya perkembangan anak sudah menjadi kewajiban suami maupun isteri. Masa depan generasi bukan hanya bergantung pada kaum perempuan saja melainkan peran laki-laki juga dibutuhkan.

Menurut penulis bahwa larangan suami terhadap isteri yang bekerja dapat dikategorikan sebagai Kekerasan Dalam Rumah tangga yang dijelaskan dalam pasal 9 ayat 2 Undang-Undang No.23 Tahun 2004 Tentang PKDRT, dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang juga dijelaskan dalam pasal 39 ayat 1 Tahun 1999 tentang hak asasi . Kekerasan dalam Rumah Tangga yang mengakibatkan penelantaran rumah tangga yang dijelaskan dalam pasal 9 ayat 2 dikenakan sanksi pidana pada pasal 45 yaitu dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp. 3000.000,00 (tiga juga rupiah).

Perempuan bekerja bukan menjadi faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, Islam memuliakan manusia tanpa memandang jenis

55

kelaminya dan menjadikan ketakwaan sebagai ukuran kemuliannya. Islam adalah agama yang ramah bagi perempuan meski pada praktiknya perempuan sering sekali mendapat diskriminasi dan Tradisi hukum yang kurang menguntungkan.

Meskipun kepemimpinan diberikan kepada kaum laki-laki, akan tetapi sesungguhnya kaum perempuan tidaklah dilarang dari kepemimpinan kecuali dalam kepemimpinan publik dengan syarat dirinya mampu memlihara seluruh adab-adab syar’i ketika keluar rumah.

Selagi pekerjaan yang dilakukan perempuan itu masih dalam jangkaun dalam positif tidak menjadi masalah. Islam tidak menerima orang yang berangan-angan dan berpaku tangan. Apa yang dikerjakan perempuan di luar rumah tidak selalu dalam hal negatif. Islam mempunyai sikap yang progresif dan kerja keras, bekerja diwajibkan dilakukan oleh laki laki maupun perempuan Jangan menilai agama Islam dalam satu sudut pandang saja kenyataanya Islam sangat memuliakan perempuan dalam hal kesetaraan. Apabila perempuan dilarang bekerja di luar rumah apalagi pekerjaan itu pekerjaan yang mulia seperti guru yang menyebarkan ilmu kepada generasi- genarasi penerus bangs, bagaimana nasib generasi selanjutnya yang kurang akan pengetahuan. Islam sangat memperhitungkan kadar kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

B. Pandangan Hukum Islam Terhadap Istri Yang Bekerja di Luar

Dokumen terkait