• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung sebagai badan publik yaitu lembaga yudikatif telah melaksanakan kewajiban menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik sesuai dengan Visi dan Misi Mahkamah Agung yaitu :

Visi Mahkamah Agung Republik Indonesia :

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung” Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia :

1. Menjaga Kemadirian Badan Peradilan;

2. Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan;

3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan; 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan. Keterbukaan informasi yang efektif dan efisien merupakan bagian dari komitmen Mahkamah Agung dalam rangka reformasi birokrasi, sebagaimana dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan, dan disempurnakan dengan Surat Keputusan Mahhkamah Agung Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan.

Pada dasarnya pelayanan informasi publik di Mahkamah Agung telah mengumumkan informasi-informasi yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, seperti info perkembangan perkara, informasi putusan, jaringan dokumentasi dan informasi hukum, serta organisasi-organisasi internal Mahkamah Agung, hal ini diikuti juga oleh lingkungan pengadilan tingkat pertama maupun tingkat banding di bawahnya melalui situs resmi di setiap pengadilan.

Dalam perkembangannya media Informasi yang digunakan semakin bervariasi, sehingga metode penyampaian Informasi juga perlu adanya perkembangan sesuai dengan arahan pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 Mahkamah Agung Republik Indonesia yaitu “segenap pemangku kepentingan di lingkungan MA dan badan-badan peradilan di bawahnya menempatkan pembenahan TI sebagai salah satu prioritas perubahan”1.

Pengadilan Agama Tangerang sebagai salah satu Lembaga Pengadilan Tingkat Pertama di bawah lingkungan peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia juga memiliki kewajiban untuk menyediakan informasi pelayanan publik sebagaimana di arahkan pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 dan dituangkan dalam SK KMA No. 144/KMA/SK/II/2007 tentang keterbukaan informasi di Pengadilan, sesuai dengan Visi dan Misi Pengadilan Agama Tangerang yaitu :

Visi Pengadilan Agama Tangerang :

“Terwujudnya Pengadilan Agama Tangerang yang Agung” Misi Pengadilan Agama Tangerang :

1. Mewujudkan pelayanan prima, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel kepada pencari keadilan dengan pola peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

2. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan rutin, terstruktur dan terukur untuk peningkatan kualitas SDM di lingkungan PA Tangerang; 3. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang

efektif efisien, bersih, dan melayani berstandar APM, RB, dan ZI menuju WBK/WBBM.

4. Meningkatkan akses peradilan melalui inovasi tiada henti dengan optimalisasi teknologi informasi kepada masyarakat pencari keadilan; 5. Mengupayakan terus menerus ketersediaan anggaran yang memadai

untuk mendukung peningkatan SDM, sarana dan prasarana yang cukup sesuai ketentuan yang berlaku.

1. Kondisi Ideal

Akuntabilitas Kinerja adalah nilai utama Mahkamah Agung yang keempat dan merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Penguatan akuntabilitas termasuk salah satu area/program dalam Zona Integritas dan mendapatkan 10% dari 60% komponen pengungkit. Indikator tercapainya program ini adalah keterlibatan pimpinan dalam proses penyusunan perencanaan dan pengelolaan akuntabilitas kinerja.

Penguatan akuntabilitas dalam SAKIP fokus terhadap kualitas perencanaan dan pengelolaan akuntabilitas kinerja, perbedaan mendasarnya hanya pada keterlibatan pimpinan pada Zona Integritas. Dalam proses membangun zona integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani, nilai dokumen SAKIP yang telah dievaluasi menjadi salah satu syarat penting, sehingga dokumen SAKIP sebagai dokumen perencanaan

menjadi acuan dan pedoman bagi satuan kerja Pengadilan Agama Tangerang dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Agar laporan akuntabilitas kinerja dapat tersaji secara akurat, tepat waktu dan akuntabel, capaian kinerja perlu dimonitoring dan dievaluasi secara rutin dan berkala sehingga dibutuhkan suatu media yang dapat memudahkan stakeholder mengakses dokumen SAKIP seperti Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja (PK), Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan

Pelaporan adalah salah satu sub sistem dari bidang

Kesekretariatan di Pengadilan Agama Tangerang yang memiliki peran strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsi perencanaan program dan anggaran terutama dalam penyusunan dokumen SAKIP.

Berdasarkan PERMA No. 7 Tahun 2015, tugas dan fungsi sub bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan adalah :

1. Melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan perencanaan, program, dan anggaran;

2. Pengelolaan teknologi informasi, dan statistik;

3. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.2

Kondisi ideal yang ingin dicapai oleh Pengadilan Agama Tangerang dalam Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan yaitu menyiapkan dan melaksanakan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran, dan pengembangan sistem dan teknologi informasi serta melaksanakan dukungan implementasi SIPP dan pelayanan publik terutama

dalam akuntabilitas kinerja adalah tersedianya suatu media yang terintegrasi yang berfungsi sebagai pusat data dan dokumentasi penyusunan dokumen dan laporan akuntabilitas kinerja sekaligus berfungsi sebagai keterbukaan informasi yang dibutuhkan publik. 2. Permasalahan yang dihadapi

a) Penyusunan LKjIP masih manual karena tidak tersedianya manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi (e-Office).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai target atau sasaran strategis yang telah ditetapkan yang mana dalam penyusunannya berpedoman kepada prinsip-prinsip yang lazim yaitu laporan harus disusun secara jujur, objektif dan transparan.

Pengadilan Agama Tangerang wajib menyampaikan laporan akuntabilitas kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

LKjIP juga berfungsi sebagai media kepada pihak-pihak yang berkepentingan (obligation to answer) dengan menyajikan data capaian kinerja, hambatan dan tindak lanjut atas pencapaian kinerja sehingga capaian kinerja dapat diukur apakah kinerja pengadilan Agama Tangerang telah sesuai dengan perencanaan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja (PK), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) atau tidak, apa saja hambatan dalam meraih capaian dan solusi apa yang

sudah dilakukan sebagai tindak lanjut atau solusi atas hambatan pencapaian dari target indikator kinerja yang terjadi.

Berdasarkan hasil analisa rapat tim Rancangan Aksi Perubahan dirumuskan, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan Dokumen SAKIP dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Agama Tangerang, yakni :

1. Program Mahkamah Agung yaitu “Era Baru Peradilan Modern Berbasis Teknologi Informasi”3 mewajibkan pengadilan menggunakan laporan dan dokumentasi berbasis elektronik, namun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kinerja Pengadilan Agama Tangerang, masih manual dengan menghimpun data dari setiap bagian unit organisasi.

Ket. Foto : Proses pengumpulan bahan dokumen SAKIP

2. Tidak adanya pusat data yang terintegrasi sebagai media penyajian data akuntabilitas kinerja sehingga stakeholder kesulitan untuk memonitoring maupun mengevaluasi capaian kinerja yang tidak tercapai sesuai target dan tidak dapat

3 Berdasarkan Sambutan Ketua Mahkamah Agung dalam Sidang Pleno Laporan Tahunan Mahkamah Agung 2017 dengan tema “Era Baru Peradilan Modern berbasis Teknologi Informasi”, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu, 27

menentukan kebijakan dan langkah-langkah kerja untuk optimalisasi capaian kinerja pengadilan secara cepat dan tepat. 3. Tidak tersedianya manajemen perkantoran yang terintegrasi

berbasis teknologi informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen SAKIP.

b) Penyusunan eviden dan pengisian Lembar Kerja Evaluasi Pembangunan Zona Integritas dan Akreditasi Penjaminan Mutu masih manual dan tidak berbasis teknologi informasi

Pembangunan Zona Intergritas mendasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 sebagai perubahan dari Permenpan RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Dasar penilaian ZI yaitu Permenpan Nomor 10 Tahun 2019, perbedaan dengan yang lama Permenpan RB Nomor 52 tahun 2014 antara lain:

Terdapat perbedaan pada nilai minimal pengungkit. Sub komponen TLHP minimal harus 100%.

SAKIP minimal nilai B.

LHKASN dan LHKPN sudah terkirim 100%.

Poses Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM melalui beberapa tahapan yaitu :

1. PENCANANGAN ZI

- Penandatanganan Pakta Integritas oleh seluruh/sebagian besar pegawai

- Pernyataan komitmen telah siap membangun Zona Integritas.

2. PEMBANGUNAN ZI

- Membangun unit kerja menuju WBK/WBBM 3. PENGUSULAN

- Penilaian Mandiri oleh Tim Penilai Internal (TPI) - TPI melaporkan kepada pimpinan instansi - Pengusulan ke Kementerian PAN RB

Pengadilan Agama Tangerang telah mencanangkan

pembangunan zona integritas sejak tahun 2016 dan telah meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tahun 2019.

Ket. Foto : Ketua Pengadilan Agama Tangerang (kedua dari kiri) menerima penghargaan WBK yang diserahkan oleh Menteri PANRB (Tjahjo Kumolo) didampingi Wakil KetuaMahkamah AgungBidang Non Yudisial (Sunarto).

Ket. Foto : Piagam Penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

Pada tahun 2020, Pengadilan Agama Tangerang telah diusulkan oleh Mahkamah Agung untuk dapat meraih predikat zona

integritas Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) yang pada prosesnya melalui berbagai tahapan evaluasi secara berjenjang, mulai dari Pengadilan Tingkat Banding, Badan Pengawas Mahkamah Agung hingga Kementerian PAN dan RB yang bekerja sama dengan lembaga lain yang terkait seperti Badan Pusat Statistik.

Dalam proses evaluasi pembangunan ZI secara berjenjang tersebut, Pengadilan Agama Tangerang membutuhkan eviden berupa dokumen-dokumen pada 6 area ZI. Namun, proses pengumpulan eviden masih manual, sehingga tim pembangunan ZI kesulitan mengumpukan eviden pada Lembar Kerja Evaluasi (LKE), karena data dukung dari masing-masing penanggungjawab area, dikumpulkan satu persatu, dari komputer masing-masing ke server, baru kemudian oleh Sekretaris Tim ZI dimasukkan ke dalam LKE.

Foto : tahap proses scanning untuk mengisi LKE ZI

Cara ini meskipun melibatkan elektronik dan jaringan komputer, namun sistemnya tidak didukung teknologi informasi yang terintegrasi. Selain itu, Pengadilan Agama Tangerang yang telah meraih predikat “A Excellent” pada Surveillance Akreditasi Penjaminan Mutu Badan Peradilan Agama MA RI, predikat tersebut juga dievaluasi setahun sekali dengan mengisi LKE.

Menghadapi seluruh proses evaluasi tersebut baik evaluasi pembangunan zona integritas maupun akreditasi penjaminan mutu, diperlukan suatu manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi yang dapat menghimpun seluruh eviden dalam satu aplikasi untuk memudahkan pengisian LKE dan juga berfungsi sebagai pusat data dan komunikasi yang terintagrasi untuk stakeholder Pengadilan Agama Tangerang.

c) Inovasi yang telah ada belum mendukung keterbukaan informasi publik mengenai akuntabilitas kinerja

Pengadilan Agama Tangerang telah banyak menciptakan inovasi-inovasi baru setiap tahunnya, contohnya, e-Perkara berbasis android yang dilaunching pada tahun 2018 dan telah diupdate pada tahun 2020. e-Perkara adalah aplikasi yang berfungsi untuk melihat status, jadwal sidang, pengambilan antrean sidang dan produk pengadilan serta kalkulator panjar biaya perkara melalui handphone.

Ket. Foto : User Interface e-Perkara Mobile Version 2.0 dan Livie

Selain e-Perkara 2.0, adapula LIVIE (Layanan Informasi Via elektronik) dimana masyarakat dapat mendapatkan informasi mengenai prosedur layanan melalui chat BOT whatsapp dan DELON (Delegasi

Online) aplikasi persuratan untuk mengelola tata naskah dinas dan surat delegasi/tabayun.

Namun diantara inovasi-inovasi yang tersebut di atas, belum ada yang berfungsi untuk keterbukaan informasi publik mengenai akuntabilitas kinerja. Sehingga dibutuhkan suatu inovasi baru untuk mengakomodirnya. Inovasi baru tersebut bernama SENORITA (Sistem Manajemen e-OfficeTerintegrasi & Akuntabilitas Kinerja).

Dokumen terkait