• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Memudahkan stakeholder monitoring & evaluasi capaian kinerja secara berkala

2. Mengorganisir manajemen perkantoran e-Office secara digital 3. Tersedianya informasi capaian kinerja dan perkantoran yang

terintegrasi

C. MANFAAT

1. Bagi Stakeholders

Adapun manfaat yang diharapkan dari Aksi Perubahan ini bagi

Institusi/Lembaga Mahkamah Agung pada umumnya dan

Pengadilan Agama Tangerang Khususnya, yaitu :

1. Mengoptimalkan manajemen perkantoran secara terintegrasi dengan dukungan teknologi informasi (e-Office) sehingga data dapat terpusat dan dapat diakses kapan saja dimana saja.

2. Memudahkan aparatur dalam menelusuri dokumen-dokumen SOP, SK, eviden ZI, APM, LHKPN/LHKASN, dan lain sebagainya yang mendukung tugas pokok dan fungsi

3. Data akuntabilitas kinerja instansi dapat tersedia secara realtime sehingga dapat dilakukan monitoring dan evaluasi secara cepat dan mudah.

4. Mendukung pelayanan prima dengan adanya keterbukaan informasi akuntabilitas kinerja untuk publik.

5. Memberikan citra positif bagi lembaga peradilan khususnya Pengadilan Agama Tangerang dan pengakuan dari instansi lainnya seperti BPS, Kementerian PAN dan RB & MA RI.

2. Bagi Masyarakat

Layanan Informasi tentang hasil kinerja Instansi akan meningkatkan kredibilitas serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Pengadilan yang baik terutama layanan terhadap pencari keadilan.

BAB II

PROFIL KINERJA ORGANISASI

a. Kondisi Umum

Pengadilan Agama Tangerang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1882 Nomor 152 tahun 1882 tentang Pembentukan Pengadilan Agama di Jawa dan Madura dengan nama Raad Agama/Penghulu Landraad.

Pengadilan Agama Tangerang terletak di Kota Tangerang, sebuah kota yang terletak di Propinsi Banten, Indonesia. Kota Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat,

Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, sertaDKI Jakartadi sebelah

timur.

Kota Tangerang merupakan kota terbesar di Propinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di propinsiJawa Baratdan dilalui olehJalan Nasional Rute 1.

Pengadilan Agama Tangerang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan II, Kelurahan Babakan Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Propinsi Banten, dengan wilayah yurisdiksi yang tersebar di 13 (tiga belas) kecamatan di Kota Tangerang yaitu : Batuceper, Benda,

Cibodas, Ciledug, Cipondoh, Jatiuwung, Karang Tengah, Karawaci,

Larangan,Neglasari,Periuk,PinangdanTangerang.

Tabel 1.1

Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tangerang

DAFTAR WILAYAH YURISDIKSI PENGADILAN AGAMA TANGERANG KECAMATAN KELURAHAN / DESA LUAS

WILAYAH JUMLAH PENDUDUK 1. Batuceper 1. Batuceper 2. Poris Jaya 3. Poris Gaga 4. Poris Gaga Baru 5. Batu Jaya 6. Batu Sari 7. Kebon Besar 7,22 km² 70.360 jiwa 2. Benda 1. Belendung 2. Benda 3. Jurumudi 4. Jurumudi Baru 5. Pajang 9,98 km² 57.951 jiwa 3. Cibodas 1. Cibodas 2. Cibodas Sari 3. Cibodas Baru 4. Uwung Jaya 5. Jatiuwung 6. Panunggangan Barat 9,54 km² 11.676 jiwa 4. Cipondoh 1. Cipondoh 2. Cipondoh Indah 3. Cipondoh Makmur 4. Gondrong 5. Petir 6. Poris Pelawad 7. Poris Pelawad Indah 8. Poris Pelawad Utara 9. Kenanga

10. Ketapang

5. Ciledug 1. Peninggilan 2. Peninggilan Utara 3. Parung Serab 4. Sudimara Timur 5. Sudimara Barat 6. Sudimara Selatan 8,93 km² 88.557 jiwa 6. Jatiuwung 1. Keroncong 2. Jatake 3. Gandasari 4. Pasir Jaya 5. Alam Jaya 6. Manis Jaya 15,21 km² 141.152 jiwa

7. Tangerang 1. Tanah Tinggi 2. Suka Asih 3. Buaran Indah 4. Sukarasa 5. Babakan 6. Cikokol 7. Sukasari 8. Kelapa Indah 17,54 km² 2.109.748 jiwa 8. Larangan 1. Gaga 2. Cipadu Jaya 3. Cipadu Jaya 4. Kreo 5. Kreo Selatan 6. Larangan Indah 7. Larangan Utara 8. Larangan Selatan 8,61 km² 114.575 jiwa

9. Karang Tengah 1. Karang Tengah 2. Karang Timur 3. Karang Mulia 4. Pondok Bahar 5. Pondok Pucung 6. Parung Jaya 7. Padurenan 9,55 km² 84.336 jiwa

2. Kedaung Wetan 3. Kedaung Baru 4. Karang Anyar 5. Karangsari 6. Mekarsari 7. Selapang Jaya 11. Karawaci 1. Karawaci Baru

2. Bojong Jaya 3. Nusa Jaya 4. Cimone 5. Cimone Jaya 14,98 km² 145.306 jiwa 12. Pinang 1. Pinang 2. Sudimara Pinang 3. Nerogtog 4. Panunggangan Utara 5. Panunggangan Timur 21,1 km² 103.728 jiwa 13. Periuk 1. Periuk 2. Periuk Jaya 3. Gembor 4. Gebang Jaya 5. Sangiang Jaya 11,51 km² 75.588 jiwa

Pengadilan Agama Tangerang adalah salah satu dari enam pengadilan tingkat pertama di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kota Tangerang yang berjumlah 2,139,891 jiwa (BPS Kota Tangerang : 2017), Pengadilan Agama Tangerang dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 45 orang dengan komposisi sebagai berikut :

Tabel 1.2.

Sumber Daya Manusia Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2019

No. Jabatan Jumlah Ket.

1 Ketua 1 orang

3 Hakim 10 orang

4 Panitera 1 orang

5 Panitera Muda 3 orang

6 Panitera Pengganti 8 orang

7 Juru Sita 3 orang

8 Juru Sita Pengganti 4 orang

9 Sekretaris 1 orang

10 Kepala Sub. Bagian 3 orang

12 Staf 2 orang

JUMLAH 39 orang

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menyebutkan bahwa Pengadilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Tangerang mempunyai tugas memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: 1. Perkawinan, 2. Waris, 3. Wasiat, 4. Hibah, 5. Wakaf, 6. Zakat, 7. Infaq, 8. Shadaqah dan 9. Ekonomi syariah.

Pengadilan Agama Tangerang menyelenggarakan fungsi:

a. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama (vide : Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

b. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan kode etik Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Juru Sita/Juru Sita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya (vide : Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989) dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide: KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

c. Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (vide : KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

d. Fungsi Lainnya :

1) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan instansi lain yang terkait, seperti KEMENAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain (vide: Pasal 52 A Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

2) Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset atau penelitian dan sebagainya, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan.

Pengadilan Agama Tangerang sebagai bagian dari unit organisasi Mahkamah Agung dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengadilan Agama Tangerang dalam menjalankan tugas dan fungsinya dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Tangerang, dalam hal ini Renstra Tahun 2015-2019.

Rencana Strategis Pengadilan Agama Tangerang merupakan pelaksanaan misi dalam mewujudkan visinya secara bertahap. Rencana yang sedang dilaksanakan Pengadilan Agama Tangerang pada saat ini

judicial reform dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2015-2019.

Rencana Strategis sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Pengadilan Agama Tangerang lima tahun ke depan, dijabarkan ke dalam program-program yang kemudian diuraikan ke dalam rencana tindakan

(action plan).

Rencana strategis ini kelak di dalam pelaksanaannya diharapkan didukung oleh anggaran yang memadai dan dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten serta ditunjang oleh sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Agama Tangerang, baik lingkungan internal maupun eksternal sebagai variabel strategis.

c. Reformasi Birokrasi

Pengadilan Agama Tangerang telah berjalan dan melangkah menuju Visi dan Misi Mahkamah Agung sejalan dengan Reformasi Birokrasi Jilid II Tahun 2010-2035 yang menuntut semua lembaga peradilan di bawah lingkungan Mahkamah Agung untuk melakukan pembaruan dan perubahan.

Perubahan yang fundamental tersebut ditindaklanjuti dengan peningkatan pelayanan bagi masyarakat pencari keadilan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam transparansi penyelesaian perkara.

Berdasarkan data SIPP Pengadilan Agama Tangerang, beban perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Tangerang hingga 2019 ± 5.000 perkara yang disidangkan setiap tahun. Sedangkan jumlah SDM kepaniteraan tidak sebanding dengan beban perkara, terdiri dari 41 orang terdiri dari 15 Hakim, 13 Panitera Pengganti, 9 Juru Sita/Juru Sita Pengganti dan 2 Staf kepaniteraan.

Meski demikian, Pengadilan Agama Tangerang mampu meraih penghargaan dari Dirjen Badilag, berhasil meraih peringkat 10 besar berturut-turut dalam kepatuhan implementasi SIPP dan ikut serta memecahkan rekor MURI dengan menyelenggarakan Isbat Nikah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah.

Hal ini dapat tercapai, selain karena komitmen yang tinggi dari seluruh unsur pegawai baik Kepaniteraan maupun Kesekretariatan, Pengadilan Agama Tangerang juga dibantu oleh Calon Hakim yang

magang di Pengadilan Agama Tangerang.

Ket. Foto : Sertifikat Rekor MURI & Piagam Penghargaan dari Walikota Tangerang

d. Akreditasi Penjaminan Mutu dan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani

Padatnya jumlah pencari keadilan yang dilayani setiap hari telah menginspirasi Pengadilan Agama Tangerang untuk membenahi sistem pelayanan publik, terutama sejak dicanangkannya komitmen bersama dalam Pencanangan Zona Integritas yang dimulai pada tahun 2016. Pencanangan ini merupakan langkah awal yang bahkan saat itu belum ada satuan kerja (Pengadilan Agama) yang melakukannya di Indonesia kecuali Pengadilan Agama Tangerang.

Hasil komitmen bersama dalam menciptakan zona integritas di Pengadilan Agama Tangerang membawa perubahan dan dampak positif, dimulai dengan kenaikan kelas dari Pengadilan Agama Tangerang Kelas I.B menjadi Pengadilan Agama Tangerang Kelas I.A pada tahun 2017.

Dampak positif ini kemudian dipertahankan dan dikembangkan dengan membuat bisnis proses dan sistem pelayanan yang lebih baik lagi sesuai standar akreditasi penjaminan mutu, sehingga Pengadilan Agama Tangerang mampu meraih predikat “A Excellent” pada tahun 2017 dan berhasil mempertahankan predikat “A Excellent” tersebut pada audit

surveillance tahun 2018 dan 2019.

Ket. Foto : Sertifikat Akreditasi Penjaminan Mutu

Untuk pelayanan yang prima, Pengadilan Agama Tangerang kemudian meluncurkan aplikasi berbasis web dan android bernama “e-Perkara” pada 9 Februari 2018.

e-Perkara memiliki ragam fitur, antara lain : antrean persidangan, cetak Kartu Perkara Elektronik (KPE), Kios-K untuk manajemen persidangan, manajemen posbakum, manajemen PTSP, hingga pengambilan akta cerai dengan rekam wajah dan QR Code pada akta cerai.

e-Perkara yang diluncurkan tersebut, mendapatkan respon yang positif dari Pengadilan Tinggi Agama Banten, Badan Peradilan Agama dan Mahkamah Agung hingga diundang menjadi perwakilan stand pameran Badan Peradilan Agama pada Pameran Kampung Hukum 2018 dalam rangkaian acara Laporan Tahunan Mahkamah Agung 2017 pada 1-3 Maret dan Kampung Hukum 2018 di Jakarta Convention Centre.

Ket. Foto : KMA sedang mencoba e-Perkara di stand Badilag, Kampung Hukum 2018

Pengadilan Agama Tangerang juga telah meluncurkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada Jum’at, 24 Agustus 2018 dan diikutkan dalam Lomba PTSP untuk 4 (empat) Peradilan di Lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Ket. Foto (Atas) : Peresmian PTSP Pengadilan Agama Tangerang

Pada Lomba Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk 4 (empat) Peradilan di Lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang diumumkan Senin, 10 September 2018 di Bali tersebut, Pengadilan Agama Tangerang meraih Juara Harapan I berdasarkan Piagam Penghargaan Ditjen Badilag Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 004/DjA/PTSP/IX/2018.

Ket. Foto : Suasana Pengumuman LombaPelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk 4 (empat) Peradilan di Lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pada Juli 2019, Pengadilan Agama Tangerang mendapatkan piagam penghargaan karena telah berhasil mempertahankan peringkat sepuluh besar secara berturut-turut dalam pencapaian kinerja penanganan perkara berdasarkan pada kepatuhan SIPP.

Ket. Foto : Piagam Penghargaan SIPP dari Ditjen Badilag

Pada tahun yang sama pula, Pengadilan Agama Tangerang meraih Juara I Lomba Inovasi pada rangkaian Lomba Manajemen Direktoral Jenderal Badan Peradilan Agama berdasarkan Piagam Penghargaan Ditjen Badilag Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor

079/DjA/SERT/4/2019.

Prestasi-prestasi tersebut dapat terwujud berkat dukungan sumber daya manusia Pengadilan Agama Tangerang yang memiliki komitmen tinggi, profesional dan berkualitas, budaya kerja yang baik. Ket. Foto : Piagam Penghargaan Lomba Inovasi dari Ditjen Badilag

Pengadilan Agama Tangerang pada tahun 2019, juga berhasil mendapatkan sertifikat pembangunan zona integritas dari Sekretaris Mahkamah Agung RI dan pada tahun yang sama diusulkan untuk masuk ke dalam usulan satuan kerja Wilayah Bebas dari Korupsi ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

BAB III

ANALISIS MASALAH

Setelah dilakukan identifikasi permasalahan yang ada pada Pengadilan Agama Tangerang, ditemukan isu atau masalah-masalah sebagai berikut :

1. Belum adanya sistem manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi yang terintegrasi sekaligus berfungsi sebagai pusat data dalam penyusunan dokumen akuntabilitas kinerja, dokumen ZI dan APM sehingga dapat menghasilkan laporan capaian kinerja yang dapat diakses secara berkala oleh publik.

2. Belum adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara virtual/online melalui situs web.

3. Belum dikembangkannya fitur antrean online pada inovasi e-Perkara yang sudah ada.

Berdasarkan ketiga masalah di atas maka perlu adanya solusi terbaik yang harus dilaksanakan. Agar penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan efektif, maka harus dilakukan penentuan skala prioritas penyelesaian masalah dari ketiga faktor penyebab tersebut, yaitu dengan menggunakan Instrument USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Analisa menggunakan Instrument USG ini pada intinya menilai kualifikasi persoalan dari sisi :

a. Urgency, yaitu seberapa mendesak isu yang bersangkutan harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut;

b. Seriousness, yaitu seberapa serius isu tersebut dikaitkan dengan akibat yang yang ditimbulkan dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut jika tidak dipecahkan.

c. Growth, yaitu tingkat laju perkembangan isu, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu yang bersangkutan jika tidak ditangani dan dibiarkan.

Berdasarkan tiga parameter diatas, isu-isu dimaksud akan dianalisa sehingga ditemukan yang paling tinggi skornya untuk dijadikan sebagai isu prioritas pada Rancangan Aksi Perubahan ini.

No Isu

Unsur

Jumlah Ranking U S G

1. Belum adanya sistem manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi yang terintegrasi sekaligus berfungsi sebagai pusat data dalam penyusunan dokumen akuntabilitas kinerja, dokumen ZI dan APM sehingga dapat menghasilkan laporan capaian kinerja yang dapat diakses secara berkala oleh publik.

4 5 5 14 1

2. Belum adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara virtual/online melalui situs web

4 4 3 11 2

3. Belum dikembangkannya fitur antrean online pada inovasi e-Perkara yang sudah ada

4 3 3 10 3

Tabel Analisa Isu Prioritas Keterangan :

Berdasarkan hasil analisa dengan analisa USG diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa isu prioritas yang paling dominan yaitu “Belum adanya sistem manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi yang terintegrasi sekaligus berfungsi sebagai pusat data dalam penyusunan dokumen akuntabilitas kinerja, dokumen ZI dan APM sehingga dapat menghasilkan laporan capaian kinerja yang dapat diakses secara berkala oleh publik.”.

Dengan demikian, perlu dibuat sebuah inovasi yang dapat menyediakan suatu sistem manajemen perkantoran berbasis teknologi informasi yang terintegrasi sekaligus berfungsi sebagai pusat data dalam penyusunan dokumen akuntabilitas kinerja, dokumen ZI dan APM sehingga dapat menghasilkan laporan capaian kinerja yang dapat diakses secara berkala oleh publik.

Untuk menyelesaikan isu prioritas diatas, ada beberapa alternatif yang dapat ditempuh antara lain dengan menggunakan metode Tapisan Mc. Namara.

Analisis tapisan ini menentukan tiga kriteria yang dinilai dari setiap alternatif gagasan yakni kontribusi, kemurahan dan kelayakan.

Adapun alternatif solusi yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan isu masalah di atas :

1. Meminta dan mengumpulkan data untuk penyusunan laporan akuntabilitas kinerja setiap bulan dan menyajikannya kepada stakeholders melalui grup whatsapp.

2. Meminta dan mengumpulkan data untuk penyusunan laporan akuntabilitas kinerja setiap bulan dan menyajikannya kepada stakeholders melalui server satuan kerja.

PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF (TAPISAN MC NAMARA)

No PenyelesaianAlternatif Tapisan Mc Namara Total Ranking Kontribusi Kelayakan Biaya

1. Meminta dan mengumpulkan data untuk penyusunan laporan akuntabilitas

kinerja setiap bulan dan menyajikannya kepada stakeholders melalui grup whatsapp 4 3 2 9 3 2. Meminta dan mengumpulkan data untuk penyusunan laporan akuntabilitas

kinerja setiap bulan dan menyajikannya kepada stakeholders melalui server satuan kerja 5 4 2 11 2 3. Membuat aplikasi manajemen perkantoran (e-Office) yang terintegrasi. 5 5 5 15 1

Tabel Tapisan Mc Namara Keterangan :

Berdasarkan analisa alternatif, maka solusi yang tepat untuk mengoptimalkan manajemen perkantoran, akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik yang ada pada Pengadilan Agama Tangerang

maka Rancangan Aksi Perubahan yang akan dilakukan oleh

Reformer adalah : “Terwujudnya Optimalisasi Manajemen

Perkantoran Terintegrasi dan Akuntabilitas Kinerja melalui aplikasi

SENORITA (Sistem Manajemen e-Office Terintegrasi dan

Akuntabilitas Kinerja) Pada Pengadilan Agama Tangerang”.

Aplikasi ini akan sangat membantu aparatur Pengadilan Agama Tangerang dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya serta mendukung program zona integritas dan akreditasi penjaminan mutu agar dapat menyajikan laporan akuntabilitas kinerja secara periodik dengan keterbukaan informasi kepada publik dan memiliki nilai-nilai utama Mahkamah Agung RI antara lain akuntabilitas dan keterbukaan.

BAB IV

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

Dokumen terkait