• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Dalam dokumen AYU INDAH PRATIWI NIM. (Halaman 31-0)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Membaca Al-Qur’an

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Menurut Ngalim Purwanto (2007:28), menerangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan :

Dalam diri setiap muslim mempunyai kemampuan membaca Al-Qur‟an, ada berbagai macam tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an dari yang tinggi, sedang, sampai yang rendah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya yaitu:

a) Faktor Pembawaan

Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan bahwa pembawaan adalah seluruh kemungkinan kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Kesanggupan untuk membaca Al-Qur‟an yang diawali dengan terbata-bata telah ada dalam pembawaannya akan berkembang, dan karena lingkungan dan kematangannya pada suatu saat tertentu anak dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Sehinga jelas pembawaan dapat mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur‟an.

b) Faktor Keturunan

Maksud dari keturunan di sini adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada seorang anak. Jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Misalnya seorang Bapak atau Ibu ada persamaan dengan anaknya dalam membaca Al-Qur‟an pada waktu membaca Al-Qur‟an. Dapat juga sifat-sifat ini bersembunyi selama beberapa generasi mungkin juga sifat-sifat keturunan itu diwsarisi dari nenek atau buyutnya.

Sehingga anak tersebut mempunyai kemampuan membaca Al-Qur‟an sesuai dengan keturunan.

c) Faktor Lingkungan

Seorang ahli psikologi dari Amerika yang bernama Sartain mengatakan bahwa:

Lingkungan (environment) adalah meliputi segala kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.

d) Faktor Pendidikan

Fitri Raharjo (2014:9), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk wujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Menurut syaiful Sagala (2009:3) bahwa,Pendidikan juga dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.

Dalam buku Ngalim Purwanto (2007:28-29) menerangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan:

Ditambahkan oleh Sartain bahwa lingkungan itu dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:

a. Lingkungan Alam/Luar (Extenalor Physical Environment)

Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya.

b. Lingkungan Dalam (Internal Environmet)

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang termasuk lungkungan luar. Contohnya makanan dan air yang telah berada di dalam pembuluh-pembuluh darah atau di dalam cairan limpa yang mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh.

c. Lingkungan Sosial (Social Environment)

Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan soaial itu ada yang kita terima secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, keluarga kita, teman-teman kita, kawan sekolah, seperjuangan, dan sebagainya.

Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur‟an di atas, adalah faktor pembawaan, keturunan, lingkungan dan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting sekali dalam proses meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2003: 14) bahwa. “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar. penelitian kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan”.

Berdasarkan pada jenis permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pola penelitian deskriptif.

Menurut Sugiyono (2003: 11):

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain”.

Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Peneliti deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan dasar yang sama seperti penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan

tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subyek dan objek yang teliti.

Berdasarkan penelitian di atas, peneliti deskriptif merupakan penelitian yang berusaha memaparkan suatu gejala ataupun keadaan secara sistematis sehingga obyek peneliti menjadi jelas, dalam hal ini berkaitan dengan Pengaruh Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran Siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa, dengan objek penelitian yakni kemampuan membaca Al-Qur‟an Siswa, penulis menunjuk lokasi penelitian ini karena melihat Madrasah yang menerapkan Baca Tulis Qur‟an.

C. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) bahwa, “Variabel adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Dalam mengukur ada tidaknya pengaruh pembelajaran al-Qur‟an hadits terhadap peningkatan kemampuan membaca al-qur‟an siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa, penulis mengunakan penelitian kualitatif, untuk mencari pengaruh antara dua variabel yaitu:

1. Variabel X (Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis) yang merupakan variabel bebas.

2. Variabel Y (Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa) yang merupakan variabel terikat.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan variabel penelitian maka dilakukan defenisi operasional variabel:

1. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits adalah bagian matapelajaran pendidikan agama islam pada madrasah tsanawiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah SWT.

2. Tingkat Kemampuan Membaca Al-qur‟an Siswa adalah kemampuan siswa dalam membaca, memahami, dan menghayati isi yang terkandung dalam Al-Qur‟an..

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Setiap kegiatan yang dilakukan di lapangan tidak terlepas dari keadaan subjek yang hendak dijadikan sebagai sumber data yang biasa disebut dengan populasi. Penentuan sumber data tersebut tergantung pada masalah yang akan diteliti.

Untuk mengantar penulis pada pemahaman terhadap suatu objek populasi penelitian dalam proposal ini, maka terlebih dahulu penulis akan memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para pakar, yaitu:

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130):

Populasi adalah keseluruhan objek populasi penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian maka penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya adalah studi sensus.

Menurut Sugiono (2009:80):

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menyimak pengertian di atas, maka dapat disimpulakan bahwa populasi dalam sebuah penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek yang menjadi objek penelitian berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa sesuai kriteria yang ditentukan oleh penulis. Oleh sebab itu, populasi yang dimaksudkan adalah Pengaruh Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa.

Tabel I Keadaan Populasi

No Siswa-Siswi dan Guru MTS Aisyiyah

Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Kelas VII 63 49 112

2. Kelas VIII 59 61 120

3. Kelas IX 49 50 99

4. Guru Al-Qur‟an Hadis 1 1 2

Jumlah 172 161 333

Sumber data: Tata Usaha MTS Aisyiyah.

Tabel I di atas menunjukkan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 333 orang dari siswa MTS Aisyiyah yang terbagi dari tiga kelas, Kelas VII sebanyak 112 Orang, Kelas VIII sebanyak 120 Orang, Kelas IX sebanyak 99 orang dan Guru sebanyak 2 orang. Jadi jumlah keseluruhan populasi adalah sebanyak 333 orang.

2. Sampel

Setelah menentukan populasi dalam penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel hanya sebagian kecil yang diambil dari populasi. Jadi, dalam penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan biaya yang banyak, waktu yang lama dan pertimbangan keterbatasan yang lainnya. Oleh karena itu, diambil dari sebagian populasi yang ada sebagai wakil (sampel) yang akan diteliti dengan syarat bahwa sampel dapat mewakili seluruh karakteristik populasinya.

Berdasar pada permasalahan di atas Menurut Sugiyono (2009:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.

Suharsimi Arikunto, (1998:120) mengemukakan “bahwa sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.” Populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih.

Penentuan sampel yang penulis ambil adalah 33 dari jumlah populasi, yaitu 333 x 10% = 33 orang sampel. Hal ini berdasarkan teori tersebut diatas. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2 Keadaan Sampel

No Siswa – siswi MTS Aisyiyah

Jenis kelamin Jumla Laki-laki Perempuan h

1. Kelas VII 6 5 11

2. Kelas VIII 6 6 12

3. Kelas IX 5 5 10

4. Guru Al-Qur‟an Hadis 1 1 2

Jumlah 18 17 35

Tabel di atas menunjukan jumlah sampel sebanyak 35 orang dari Siswa-siswi dan Guru MTS Aisyiyah Sungguminasa.

F. Instrument Penelitian

Dalam hal ini penulis akan mempergunakan instrument penelitian.

Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai alat untuk menyatakan besaran atau persentase suatu

hasil penelitian baik berupa data kualitatif yang berupa angka-angka. Oleh karena itu, instrument yang dimaksudkan adalah alat ukur yaitu alat untuk mengukur dan menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif, sehingga dengan menggunakan instrumen yang dipakai tersebut berguna bagi pengukurnya

Adapun instrument penelitian yang penulis pergunakan dalam pengumpulan data dilapangan adalah pedoman observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Keempat instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis bahwa kemungkinan hasilnya adalah lebih valid dan akurat. Untuk mengetahui lebih jelas, penulis akan menguraikan secara sederhana ketiga bentuk instrument tersebut, sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam satu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati, dan menggunakan peralatan seperti: buku catatan, alat mencatat, dan lain-lain

2. Pedoman Wawancara

Adalah berupa catatan dimana peneliti mengarah pada pedoman tentang siapa yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi atau keterangan ketika bertatap muka langsung dengan

cara mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan data informasi yang diperlukan.

3. Angket

Angket merupakan pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan tentang pribadinya atau hal-hal ia ketahui.

4. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu instrumen yang penulis pergunakan dalam memperoleh data di lapangan dengan mencatat dokumen-dokumen atau gambar dokumentasi, yang dianggap penting atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu dalam memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penenlitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik yaitu:

 Field research (Lapangan), yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan tentang objek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang lebih akurat yang ada hubungannya

dengan masalah yang ada dalam penelitian ini dengan menggunakan metode:

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki.

Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Qur‟an Hadits Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa. Mengadakan observasi berupa pengamatan langsung pada hal- hal yang berhubungan dengan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik untuk mendapatkan data dan keterangan secara langsung dari responden. Oleh karena itu, jika teknik ini digunakan dalam penelitian, maka perlu terlebih dahulu mengetahui sasaran maksud dan masalah yang dibutuhkan si peneliti, sebab dalam waktu wawancara dapat diperoleh keterangan yang berlainan dan adakalanya tidak sesuai dengan maksud peneliti.

3. Angket

Teknik angket dimaksudkan untuk memperoleh informasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tertulis disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden. Angket adalah salah satu teknik untuk

mendapatkan data dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diinginkan secara tertulis.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang berhubungan dengan permasalahan melalui dokumen-dokumen tertulis baik pada instansi terkait maupun referensi-referensi ilmiah lainnya.

H. Teknik Analis Data

Hasil Penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriftif dalam teknik statistik deskriptif yang akan menggambarkan data yang terkumpul dengan cara penggambaran melalui tabel-tabel sederhana dan dalam sistem penggambaran persen, lalu kemudian disimpulkan dengan cara deskriftif.

Untuk melihat presentase hasil dari analisis data, Anas Sudjono (2002 : 25) memaparkan rumusnya sebagai berikut:

P = x100% N

f

Keterangan :

P = Angka persentase.

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N = Jumlah siswa.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum MTS Aisyiyah Sungguminasa 1. Sejarah Berdirinya MTS Aisyiyah Sungguminasa

Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah berdiri pada tahun 1976 berlokasi di sungguminasa Gowa dibawah asuhan Aisyiyah cabang sungguminasa. Sekolah ini didirikan sebagai salah satu amal usaha dari Aisyiyah cabang sungguminasa untuk mendirikan cabang dibidang pendidikan

Sejak berdirinya hingga sekarang, MTs. Aisyiyah Sungguminasa Gowa telah dipimpin oleh empat kepala sekolah, yaitu:

Tabel 3

Daftar Nama Kepala Sekolah MTS Aisyiyah Sungguminasa No. Nama

1 Drs. Borahima, M.Pd.

2 Dra.Hj. Musdalifah Wahab 3 Aziz Masang, S.Ag., M.Si 4 Dra.Sumiyati. M

Sumber data : Tata usaha MTS Aisyiyah Sungguminasa

2. Visi, dan Misi MTS Aisyiyah Sungguminasa Visi

“Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa”.

Misi

a. Meperkuat iman dan taqwa kepada allah SWT.

31

b. Membentuk peserta didik yang memiliki pemahaman benar terhadap ajaran agama islam.

c. Mewujudkan peserta didik yang terampil dalam bekerja cerdas dalam berpikir serta mulia dalam berakhlak

d. Memiliki nilai akademik yang tinngi.

e. Menumbuhkan budaya unggul dalam presentasi akademik dan non akademik. Menumbuhkan budaya lingkungan yang bersih,aman,dan sehat

3. Personal Sekolah a. Guru

Guru sering juga disebut tenaga pendidik, merupakan salah satu unsur dalam dunia pendidikan yang sangat berperan penting untuk memberikan bimbingan kepada siswa khususnya di MTs.

Aisyiyah Sungguminasa. Mereka diharapkan dapat memberikan perhatian dan bimbingan secara prefosional dengan menggunakan metode yang tepat agar tercipta suasana kondusif selama proses belajar.

Adapun keadaan guru MTs. Aisyiyah Sungguminasa Tahun Ajaran 2016-2017

1. Nama-nama Pimpinan Madrasah, guru serta staf administrasi

Tabel 4

Dedi Hidayat, S.S, S.Pd., M.Pd.

Tajuddin, A.Md.Kom.

27 28

Riswan Majid, S.Pd.I Muh. Khadafi, S.Pd.I

Guru Guru

Sumber Data : Tata Usaha MTS Aisyiyah Sungguminasa

4. Keadaan Siswa MTS Aisyiyah Sungguminasa

Seperti halnya sekolah- sekolah yang lain mendidik siswa-siswi, khusus pada MTs. Aisyiyah Sungguminasa Gowa mendidik siswa-siswi sebanyak 372 orang, dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelas VII terdiri dari : 112 Siswa Kelas VII A : 38 siswa

Kelas VII B : 37 siswa Kelas VII C : 37 Siswa

2. Kelas VIII terdiri dari : 120 Siswa Kelas VIII A : 41 Siswa

Kelas VIII B : 39 Siswa Kelas VIII C : 40 Siswa 3. Kelas IX terdiri dari : 99 Siswa

Kelas IX A : 36 Siswa Kelas IX B : 33 Siswa Kelas IX C : 30 Siswa

5. Fasilitas

Sebagai sekolah menengah, Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa memiliki Fasilitas Yang dapat dikategorikan sangat memadai dan mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif.

Adapun fasilitas yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa, Yaitu: perpustakaan, Ruang BP, Aula, Ruang

tata Usaha, ruang belajar, ruang guru, ruang Kepala Sekolah dan Mushollah. Untuk lebih jelasnya akan kami paparka sebagai berikut:

 Gedung Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa terletak dijalan Balla Lompoa no. 26 sungguminasa, sekitar 100 meter sebelah barat Balla Lompoa. Sekitar 20 meter sebelah barat terdapat gedung dakwah muhammadiyah sungguminasa. Gedung ini di gunakan oleh dua sekolah yakni MTS aisyiyah dan SMP Aisyiyah dan juga sebelahan dengan Madrasah Aliyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa.

 Ruang Kelas

Ruang Kelas di MTs Aisyiyah Sungguminasa cukup tertata dengan baik meskipun beberapa gambar yang dianggap sering menjadi hiasan kelas seperti gambar presiden dan wakil presiden, lambang garuda danlain sebagainya masih jarang terlihat menghiasi dinding kelas. Untuk MTs sendiri menggunakan Ruangan sebanyak 6 Ruangan. Untuk kelas IX a, IXb, IXc menggunakan ruangan diwaktu pagi, sementara dengan ruangan yang sama diisi oleh kelas VII a, VII b, VII c diwaktu siang.

Sedangkan untuk ruang kelas VIII berada dilantai 2 gedung sebelah selatan yang mana dilantai satu digunakan oleh siswa(i) SMP Aisyiyah Sungguminasa. Tiap ruangan terdapat 24 bangku dan tempat duduk dengan jumlah siswa 20 – 48 siswa.

 Perpustakaan

Perpustakaan MTs. Aisyiyah Sungguminasa terletak dilantai dasar agak kebelakang sehingga suasananya sangat tenang.

 Ruang Guru

Ruang guru MTs. Dan SMP Aisyiyah terletak dalam satu ruangan Letaknya didepan tempat parkir sebelah kanan pintu masuk gedung sekolah, diruang guru ini terdapat meja, kursi dan almari guru.Disamping itu juga terdapat papan pengumuman, daftar guru

dan karyawan, tatatertib guru dan lain-lain. Sedangkan dari segi pemanfaatnya, setiap hari lebih dari 10 orang guru hadir dan memanfaaatkan ruangan tersebut sebagai tempat persiapan mengajar dan saling berbagi pengalaman tentang kondisi peserta didik yang dihadapi hari itu.

 Ruang Kantor Dan Kepala Sekolah

Ruangan kantor dan ruangan kepala sekolah terletak di sebelah kiri gerbang masuk. Dalam ruangan tersebut terdapat ruangan kepala sekolah MTs dan SMP Aisyiyah yang saling bersebelahan, didepan ruangan kepala sekolah terdapat sofa untuk tamu yang datang serta terdapat lemari yang berisikan banyak tropy dan piala yang diraih oleh siswa-siswi MTs dan SMP Aisyiyah sungguminasa Gowa

 Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha terletak disebelah ruangan kantor dan dibatasi dengan tangga menuju lantai 2 gedung. Ruangan tata usaha sangat kecil tapi nampak rapi dengan penataan yang sangat unik sehingga banyak aktifitas dapat dilakukan dalam ruangan yang sederhana itu.

 Kamar Mandi/ WC

Terdapat tiga kamar mandi yang masih berfungsi, dan bersebelahan dengan tempat wudhu.

 Mushollah

Mushollah terletak didepan halaman menghadap ke barat. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, mushollah ini sering dijadikan sebagai tempat pertemuan bagi kami Mahasiswa PPL.yang dimana mosollah tersebut dilengakapi dengan 2 kipas angin.

Identitas Sekolah

Nama Sekolah : MTS Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa

Lokasi : Jl. Balla Lompoa No. 26 Sungguminasa, Kab. Gowa

Tabel 6 Fasilitas Sekolah

No Jenis Ruangan/ Gedung Jumlah Keterangan 01

Ruangan Kepala Sekolah dan Wakil Ruangan Tata Usaha

Sumber data: Tata Usaha MTs Aisyiyah Sungguminasa

Fasilitas yang dimiliki oleh MTS Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa sebagaimana yang terdapat pada daftar tabel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fasilitas yang dimiliki oleh MTS Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Karena sarana dan prasarana sebagaimana yang dimiliki oleh MTS Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa tidak hanya pada fasilitas peserta didik, akan tetapi fasilitas yang baik juga dimiliki oleh para guru, seperti ruangan, dan lain-lain.

B. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Siswa MTS Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa

Pembelajaran al-Qur‟an hadis diarahkan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan siswa terhadap al-Qur‟an dan hadis, sehingga memperoleh pengetahuan mengenai keduanya dengan baik dan benar.

Muwahidah Idrus (Guru Al-Qur‟an Hadis), mengatakan bahwa:

Dalam Pembelajaran al-Qur‟an hadis di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah, menekankan proses kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang muslim terhadap kedua sumber ajaran tersebut. Di antaranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, memahami, dan mengamalkan al-Qur‟an hadis. Metode yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis bermacam-macam seperti Ceramah sambil Tanya jawab, demontrasi, hafalan, . (Wawancara, di Ruang Guru tanggal, 19 Juli 2016)

Lebih jelasnya dapat di perhatikan jawaban responden dengan melalui tabel berikut :

Tabel 7

Tanggapan Responden Belajar Membaca Al-Qur‟an sesuai dengan Hukum Tajwid di Sekolah

No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %

1 Ya 33 100%

2 kadang-kadang - -

3 Tidak - -

Jumlah 33 100%

Sumber data : Dari angket item 1

Dari tabel di atas diketahui bahwa semua siswa belajar membaca al-Qur‟an sesuai dengan hukum tajwid. ini terbukti semuanya siswa yang menjawab Ya sebanyak 33 siswa (100%) dari jumlah sampel 33 orang.

Tabel 8

Tanggapan Responden Belajar tentang Unsur-unsur Hadis seperti sanad, perawi, matan pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis

No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %

1 Ya - -

2 kadang-kadang - -

3 Tidak 33 100%

Jumlah 33 100%

Sumber data : Dari angket item 2

Dari tabel di atas diketahui bahwa Semua siswa menjawab Tidak Belajar Unsur-unsur Hadis seperti sanad, perawi, matan pada mata

Dari tabel di atas diketahui bahwa Semua siswa menjawab Tidak Belajar Unsur-unsur Hadis seperti sanad, perawi, matan pada mata

Dalam dokumen AYU INDAH PRATIWI NIM. (Halaman 31-0)

Dokumen terkait