• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji , atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Oleh karena itu, Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Diduga Retribusi Pasar Berkontribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Barru.

Retribusi Pasar Pendapatan Asli Daerah

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian deskriptif kuantitatif. Kuantitatif yaitu suatu proses mendapatkan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini menggunakan data time series yang diperoleh melalui observasi dan melakukan pendataan terkait data-data yang dibutuhkan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diangkat mengenai penerimaan daerah di sektor retribusi pasar, lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Barru dengan mengambil data waktu rencana mulai dari tahun 2016-2020.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan yaitu mulai dari bulan September-November Tahun 2021.

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu defenisi yang dinyatakan dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran kriteria.

1. Retribusi Pasar adalah pendapatan yang diperoleh daerah berdasarkan pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu untuk kepentingan pribadi atau badan.

28

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

D. Populasi dan Sampel a. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah laporan data target dan realisasi retribusi pasar dan PAD yang diambil dari Kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) di Kabupaten Barru.

b. Sampel

Pada penelitian ini sampel yakni Data Retribusi Pasar dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Barru 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2016-2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian ini merupakan suatu cara untuk memperoleh data dari informasi melalui penulusuran buku literature dengan bahan kuliah dan beberapa terbitan lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian Retribusi Pasar dan Pendapatan Asli Daerah diantaranya dengan menggunakan jurnal-jurnal, dan teori-teori.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data dari dokumen-dokumen , atau bukti tertulis berupa laporan data, khususnya data mengenai retribusi pasar dan PAD beberapa tahun yang lalu. Data yang dimaksud merupakan data yang bersifat nasional yang diambil dari BAPENDA Kabupaten Barru.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahapan pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Analisis kontribusi retribusi pasar terhadap PAD

Analisis kontribusi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari penerimaan retribusi pasar terhadap PAD di Kabupaten Barru. Kontribusinya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Untuk menggambarkan indikator dalam menilai kontribusi retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah (PAD), Maka digunakan indikator atau kriteria pada tabel dibawah ini .

Tabel 3.2 Kriteria Kontribusi Retribusi Pasar

PERSENTASE KRITERIA

0%-0,9% Tidak Berkontribusi

1%-1,9% Kurang Berkontribusi

2%-2,9% Cukup Berkontribusi

3%-3,9% Berkontribusi

>4% Sangat Berkontribusi

Sumber : Kemendagri No. 690.900-327

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Kabupaten Barru

Kabupaten Barru dahulu sebelum terbentuk adalah sebuah kerajaan kecil yang masing-masing dipimpin oleh seorang raja, yaitu:

Kerajaan Berru (Barru), Kerajaan Tanete, Kerajaan Soppeng Riaja dan Kerajaan Mallusetasi. Pada masa pemerintahan Belanda dibentuk Pemerintahan Sipil Belanda dimana wilayah Kerajaan Barru, Tanete dan Soppeng Riaja dimasukkan dalam wilayah onder afdeling Barru yang bernaung di bawah afdeling parepare. Sebagai kepala pemerintahan onder afdeling diangkat seorang control Belanda yang berkedudukan di Barru, sedangkan ketiga bekas kerajaan tersebut diberi status sebagai Self Bestuur (Pemerintahan Kerajaan Sendiri) yang mempunyai hak otonom untuk menyelenggarakan pemerintahan sehari-hari baik terhadap eksekutif maupun dibidang yudikatif.

Seiring dengan perjalanan waktu, maka pada tanggal 20 Februari 1960 merupakan tonggak sejarah yang menandai awal kelahiran Kabupaten Daerah Tingkat II Barru dengan Ibu Kota Barru, berdasarkan Undang-Undang Nomor 229 tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan. Kabupaten Barru terbagi dalam 7 Kecamatan yang memilki 40 Desa dan 14 Kelurahan, berada ±102 Km di sebelah Utara Kota Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan. Sebelum dibentuk sebagai suatu Daerah Otonom berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959, pada tahun 1961 daerah ini terdiri dari 4 wilayah Swapraja di dalam

31

Barru, Swapraja Tanete, Swapraja Soppeng Riaja, dan bekas Swapraja Mallusetasi. Ibu kota Kabupaten Barru sekarang bertempat di bekas ibu kota Kewedanaan Barru.

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Barru 2. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Barru yang dikenal dengan Motto Daerah HIBRIDA (Hijau, Bersih, Asri dan Indah) adalah salah satu kabupaten yang terletak di pesisir pantai Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan panjang garis pantainya 78 km. Kabupaten Barru secara administratif terbagi atas 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Barru (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Soppeng Riaja, Kecamatan Mallusetasi, Kecamatan Pujananting dan Kecamatan Balusu dan terdiri dari 15 Kelurahan dan 40 Desa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

b. Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone.

c. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

d. Sebelah Barat dengan Selat Makassar.

3. Letak Geografis

Secara geografis Kabupaten Barru terletak diantara koordinat 4o05’49” LS - 4o47’35” LS dan 119o35’00” BT- 119o49’16” BT. Luas Wilayah Kabupaten Barru seluas 1.174,72 km2 (117.472 Ha) dan berada ±102 km disebelah utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat ±2,5 jam. Kabupaten Barru terletak diantara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare dan merupakan jalur perlintasan trans Sulawesi.

Kabupaten Barru merupakan jalur perlintasan trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut.

Barru

NO Kecamatan Desa Kelurahan

Luas

Km %

1 Tanete Riaja 6 1 174,29 14,48

2 Tanete Rilau 8 2 79,17 6,74

3 Barru 5 5 199,32 16,97

4 Soppeng Riaja 5 2 78,9 6,72

5 Mallusetasi 5 3 216,58 18,44

6 Pujananting 6 1 314,26 26,75

7 Balusu 5 1 112,2 9,55

40 15 1174,72 100%

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Barru, 2021

4. Visi dan Misi Kabupaten Barru

Dengan adanya penetapan visi dan misi Kabupaten Barru diharapkan akan terwujud komitmen yang kuat dari pemerintahan serta masyarakat untuk bersama-sama membangun Kabupaten Barru. Selain itu dengan adanya visi misi tersebut dapat menjadi tolak ukur terselenggaranya program kerja pembangunan agar dapat terealisasi dengan baik.

Visi Kabupaten Barru

Secara umum, visi merupakan pandangan ideal di masa yang akan datang yang akan diwujudkan dan secara potensial terwujud. Maka visi pembangunan Kabupaten Barru adalah “Terwujudnya Kabupaten Barru lebih maju, sejahtera, taat azas, dan bermafaskan keagamaan.”

Misi mencerminkan segala sesuatu tentang program atau layanan yang ditawarkan dan sangat diperlukan oleh masyarakat untuk pencapaian misi. Oleh karenanya berdasarkan visi yang telah ditetapkan diatas maka misi Kabupaten Barru yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat

2. Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM

3. Mengembangkan Interkoneksitas Sinergis Antar Wilayah Di Tingkat Nasional, Regional Dan Internasional.

4. Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif

5. Mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) 5. Hidrologi dan Iklim

Di Kabupaten Barru terdapat 21 sungai yang tersebar di 7 kecamatan. Sungai Jampue di Kecamatan Mallusetasi merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Barru dengan panjang sungai 45,55 Km kemudian sungai Sumpang Binangae di Kecamatan Barru dengan panjang 44,95 Km. Di Kabupaten Barru terdapat seluas 71,79 % wilayah ( 84.340 Ha) dengan tipe iklim C yakni mempunyai bulan basah berturut-turut 5-6 bulan (Oktober – Maret ) dan bulan Kering berberturut-turut-berturut-turut kurang dari 2 bulan (April – September) total hujan selama setahun di Kabupaten Barru sebanyak 113 hari dengan jumlah curah hujan sebesar 5.252 mm.

Curah hujan di Kabupaten Barru berdasarkan hari hujan terbanyak pada bulan Desember – Januari dengan jumlah curah hujan 1.335 mm dan

curah hujan masing-masing 104 mm dan 17 mm.

6. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Barru berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2019 sebanyak, 174.323 jiwa yang terdiri atas 83.878 jiwa penduduk laki-laki dan 90.445 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2018, penduduk Barru mengalami pertumbuhan sebesar 0,40% dengan masing-masing persentase pertumbuhan sebesar 0,40% dengan masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 0,47% dan penduduk perempuan sebesar 0,35%. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 93.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Persentase Penduduk, Dan Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Barru Tahun 2010-2020

Kecamatan

Sumber: Badan Pusat Statistik Barru,2021

Kepadatan penduduk di Kabupaten Barru tahun 2020 mencapai 157 jiwa/km2. Dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang.

Kepadatan penduduk di 7 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Tanete Rilau dengan kepadatan sebesar 470 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Pujananting sebesar 42 jiwa/km2.

7. Pendidikan

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam tujuan pembangunan berkelanjutan adalah menjamin kualitas pendidikan yang merata serta meningkatkan kesempatan belajar untuk semua penduduk. Oleh karena itu, pendidikan merupakn salah satu indikator dalam mengukur pencapaian pembangunan manusia. Sesuai dengan pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ini adalah tanggung jawab pemerintah ataupun Negara dalam kemajuan bangsa ini.

Tabel 4.3 Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Barru.

Jenjang Pendidikan APS APM APK

SD/MI 99,68 97,89 108,11

SMP/MTS 95,13 81,06 91,76

SMA/MA 70,48 62,06 78,1

Sumber: Badan Pusat Statistik Barru, 2019 (Data Diolah)

Angka Partisipasi Murni (APM) tertinggi berada pada jenjang SD/MI dengan APM mencapai 92,54 dan Angka partisipasi kasar (APK) tertinggi berada pada jenjang SD/MI dengan APK 102,93.

8. Perekonomian

Dalam sistem perekonomian di Kabupaten Barru yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan-kegiatan yang bergerak dibidang pertanian dan perikanan. Dalam sektor pertanian seperti padi merupakan hasil pertanian yang memberikan kontribusi besar dalam laju pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Barru. Selain itu, jasa-jasa dan perdagangan, pajak hotel dan restoran juga menjadi faktor penggerak roda perekonomian dalam pengembangan daerah di Kabupaten Barru.

Struktur perekonomian yang ada di Kabupaten Barru dari tahun 2017-2020 dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (%) Tahun 2017-2020

Lapangan Usaha (PDRB)

PDRB Kabupaten Barru Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (%)

Transportasi dan

Sumber: Badan Pusat Statistik Barru, 2021

9. Gambaran Umum Objek Penelitan

1. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Barru

Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Barru terletak di Jl. Sultan Hasanuddin, Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Bapenda Kabupaten Barru bertanggung jawab untuk urusan pendapatan daerah berdasarkan azas otonomi dan pembantuan. Selain itu Badan pendapatan daerah atau juga dikenal dengan singkatan BAPENDA memiliki tugas dan fungsi lainnya. Bapenda memiliki tugas utama yaitu sebagai penyelenggara untuk pemungutan pendapatan daerah wilayah kerjanya dan sebagai koordinat instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga evaluasi pemungutan pendapatan daerah. Untuk fungsi BAPENDA adalah merumuskan kebijakan bidang pendapatan daerah, pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan penerimaan daerah

izin bidang pendapatan daerah, penyusunan rencana pendapatan daerah, hingga evaluasi pendapatan daerahnya.

Beberapa sumber pendapatan daerah yang menjadi tanggung jawab BAPENDA adalah pengawasan penerimaan pajak baik pajak rumah bangunan, tanah, kendaraan bermotor, PBB perkotaan, bea perolehan ha atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak parkir mobil dan motor di wilayahnya. Terkait dengan hal itu, BAPENDA memiliki wewenang untuk menerbitkan izin-izin tertentu sesuai dengan fungsi dan tugasnya seperti surat izin pembangunan dan pengadaan billboard, izin pengadaan lahan parkir, izin reklame, dan lainnya.

2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah 1. Kepala Badan

2. Sekertaris:

a. Kasubag program dan keuangan b. Kasubag umum dan SDM

3. Bidang perencanaan dan Pembagunan a. Sub bidang perencanaan dan pendapatan b. Sub bidang pengendalian dan evaluasi c. Sub bidang hukum dan perundang-undangan 4. Bidang pendaftaran dan penetapan

a. Sub bidang pendaftaran dan pendataan b. Sub bidang perhitungan dan penetapan c. Sub bidang pengelolaan dan informasi 5. Bidang penagihan, pembukuan dan pelaporan

b. Sub bidang pembukuan dan pelaporan bv

c. Sub bidang sarana dan prasarana benda berharga 6. UPTB

3. Tugas pokok dan fungsi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Barru

Tugas pokok Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Barru periode tahun 2016-2019, yaitu Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintah Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantu Daerah dibidang Pendapatan daerah.

Fungsi Badan pendapatan daerah Kabupaten Barru yaitu;

a. Yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

Perumusan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan yang menunjang tugas organisasi.

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan pengembangan.

c. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendaftaran, pendataan dan penetapan.

d. Perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan, pembukuan dan pelaporan.

e. Pelaksanaan administrasi badan dan f. Pelaksanaan fungsi lain

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BAPENDA KAB. BARRU BERDASARKAN PERDA KAB. BARRU NO. 68 TAHUN 2019 TANGGAL 30

DESEMBER 2016

a. Prosedur Pemungutan Retribusi Pasar

Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Barru (BAPENDA) dalam pelaksanaan pemungutan retribusi menempatkan beberapa petugas pemungut retribusi. Beberapa petugas pemungut retribusi tersebut di kepalai oleh seorang kepala pasar yang ditempatkan di setiap pasar, kepala pasar tersebut diangkat oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Barru. Dalam sistem pemungutan retribusi pasar seorang kepala pasar bertugas untuk mengelola, mengatur dan mengkoordinir setiap retribusi. Selain itu, kepala pasar mempunyai wewenang penuh terhadap pasar yang dikelolanya. Pengawasan penarikan retribusi oleh kepala pasar sangat penting dilakukan supaya petugas retribusi tidak sewenag-wenang dalam memungut retribusi kepada pedagang.

Retribusi pasar yang dipungut dari setiap pedagang karena pedagang yang melakukan usaha berdagang di pasar menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat di pasar mengenai fasilitas-fasilitas yang dimiliki pasar adalah terdiri dari kanttor pasar, loket pasar, tanah, los, kios, MCK, mushola, air, listrik, bak sampah, parkir, lokasi bongkar muat barang dagangan dan saluran air. Penetapan tarif retribusi pasar didasarkan pada kebijakan daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa, kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. Selain beberapa hal tersebut di atas, maka penetapan tarif retribusi juga didasarkan pada kebijakan pemerintah dalam Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 3 Tahun 2013 tentang Retribusi Pelayanan Pasar.

Setiap pasar diurus, dikelola dan dibina oleh Pemerintah Daerah melalui kepala pasar yang ditugaskan di setiap pasar. Pasar pemda dikelola oleh pemerintah daerah sedangkan pasar desa diurus dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pelaksanaan pasar pemerintah ditunjuk oleh Kepala Bapenda dan salah satu diantaranya ditetapkan sebagai Kepala Pasar.

Kepala Pasar disamping mengurus dan mengelola pasar pemerintah juga mengelola pasar desa di wilayahnya dalam hal tertib administrasinya, Kepala Pasar bertanggung jawab kepada Kepala BAPENDA. Pembinaan tidak hanya dilakukan oleh Kepala Pasar, tetapi juga sering dilakukan oleh seksi keamanan dan seksi ketertiban. Pembinaan yang dilakukan adalah tentang tata ruang pasar supaya suasana pasar tidak terkesan berantakan sehingga memudahkan dalam pemungutan retribusi. Pembinaan ini dilakukan karena pedagang sering senaknya dalam menggelar dagangannya dan menimbulkan kesan semraut .

Gambar 4.4 SOP Aliran Retribusi

1. Pemungutan Retribusi/kolektor pasar

Mempunyai tugas memungut retribusi kepada pedagang dipasar baik yang ada di dalam area pasar ataupun yang berada dirayon pasar, selanjutnya melaporkan hasil pungutan pasar tersebut kepada Kepala pasar yang bertindak sebagai koordinator pencatatan uang retribusi disertai dengan surat tanda bukti setoran

2. Kepala Pasar

Kepala pasar bertugas mengumpulkan, menghitung dan mencatat semua uang retribusi yang masuk dari seluruh pasar yang disetorkan oleh masing-masing kepala pasar. Setelah perhitungan dan pencatatan selesai Pedagang/penyewa

Pasar.

3. Kepala UPTD Pasar

Kepala UPTD Pasar bertugas untuk Menrima semua hasil pungutan retribusi yang dikumpulkan oleh Kepala pasar. Setelah itu menyerahkan ke bendahara penerima yang berkedudukan di Badan Pendapatan Daerah lalu kemudian menyetor ke BPD.

4. BPD (Bank Pembangunan Daerah)

Bank Pembangunan Daerah (BPD) adalah tempat dimana uang hasil setoran retribusi pasar tersebut diterima sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

N O

Nama Pasar 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah

1 Pasar

Ralla

62.075.000 68.371.000 37.747.500 76.894.000 52.911.000 297.998

.500

2 Pasar Lisu 38.520.000 35.104.000 30.983.000 44.439.000 42.588.000 191.634

.000

3 Pasar Pekkae 522.736.000 532.278.525 470.889.025 293.416.075 602.766.450 2.422.0

84.125

4 Pasar

Mattirowalie

820.079.800 904.935.925 854.518.875 519.736.175 230.609.700 3.329.8

80.475

5 Pasar

Takkalasi 29.885.000 158.485.000 82.105.000 309.355.000 244.665.000 824.495

.000

6

Pasar Mangkoso

114.856.500 115.408.350 102.216.350 172.373.650 141.619.950 646.474

.800

7 Pasar Palanro 106.692.750 181.786.000 129.083.050 216.196.050 214.966.350 848.721

.350

48

Dari hasil rekap realisasi penerimaan PAD yang dikelola dan disetor ke kas daerah retribusi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Barru sebagai berikut:

Pasar Ralla penyetoran pada tahun 2016 sebesar 62.075.000, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar 68.371.000 dan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 37.747.500 kemudian pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 76.894.000 kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 52.911.000.

Pasar Lisu menyetor pada tahun 2016 sebesar 38.520.000, namun pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 35.104.000. pada tanun 2018 kembali menurun sebesar 30.983.000 dan pada tahun 2019 kembali meningkat sebesar 44.439.000 kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 42.588.000.

Pasar Pekkae menyetor pada tahun 2016 sebesar 522.736.000,dan mengalami peningkatan di tahun 2017 sebesar 532.278.525. Namun pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 470.889.025, dan pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan sebesar 293.416.075 kemudian kembali mengalami peningkatan di tahun 2020 sebesar 602.766.450.

Pasar Mattirowalie dengan penyetoran pada tahun 2016 sebesar 820.079.000 begitu juga pada tahun 2017 sebesar 904.935.925.

Kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 854.518.875.

dan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 519.736.175 kemudian pada tahun 2020 kembali mengalami penurunan sebesar

230.609.700.

Pasar Takkalasi penyetoran pada tahun 2016 sebesar 29.885.000.

dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 158.485.000. Namun di tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 82.105.000 dan kembali meningkat pada tahun 2019 sebesar 309.355.000 kemudian kembali mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 244.665.000.

Pasar Mangkoso pada tahun 2016 menyetor sebesar 114.856.500, pada tahun 2017 kembali meningkat sebesar 115.408.350, namun pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 102.216350. Dan pada tahun 2019 kembali mengalami kenaikan sebesar 172.373.650 kemudian kembali mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 141.619.950.

Pasar Palanro penyetoran pada tahun 2016 sebesar 106.692.750 dan tahun 2017 sebesar 181.786.000. Namun pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 129.083.050. dan pada taun 2019 kembali mengalami kenaikan sebesar 216.196.050 kemudian kembali mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 214.966.350.

Pasar doi-doi baru menyetor ditahun 2019 sebesar 62.990.000 dan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 52.911.000

B. Hasil Penelitian dan Penyajian Data

Setelah data diperoleh dan dideskripsikan diperlukan adanya Pengujian atas data tersebut agar dapat dianalisis lebih lanjut. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh data dari BAPENDA yang ada dalam tabel 4.6 dan tabel 4.7 dibawah ini tentang target dan realisasi retribusi pasar dan PAD di Kabupaten Barru Tahun 2016-2020 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Target dan Realisasi Retribusi Pasar Kab.Barru Tahun 2016-2020(Rupiah)

Tahun Target Realisasi

2016 1.400.000.000.00 1.694.845.050.00

2017 1.876.053.050.00 1.996.368.800.00

2018 2.387.121.000.00 1.707.542.800.00

2019 2.467.385.000.00 1.695.399.950.00

2020 2.500.385.000.00 918.594.950.00

Sumber : BAPENDA, Barru 2021

Tabel 4.7 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016-2020

Tahun Anggaran

Pendapatan Asli Daerah

Target (RP) Realisasi (RP)

2016 66.962.354.751.72 59.966.015.086.73

2017 115.531.919.805.00 130.717.794.632.70 2018 114.950.470.728.00 104.627.706.924.57 2019 110.310.167.038.00 103.887.386.166.26 2020 107.388.426.060.00 101.324.046.920.50 Sumber: BAPENDA, Barru 2021

Untuk memberikan hasil analisis yang jelas tentang besarnya kontribusi penerimaan retribusi pasar pada pendapatan asli daerah tabel berikut ini menggambarkan Kontribusi Retribusi Pasar Pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menggunakan rumus berikut :

1. Kontribusi penerimaan Retribusi Pasar pada PAD tahun 2016

2. Kontribusi penerimaan Retribusi Pasar pada PAD tahun 2017

3. Kontribusi penerimaan Retribusi Pasar pada PAD tahun 2018

4. Kontribusi penerimaan Retribusi Pasar pada PAD tahun 2019

5. Kontribusi penerimaan Retribusi Pasar pada PAD tahun 2020

Tabel 4.8 Kontribusi Retribusi Pasar Pada Pendapatan Asli Daerah Tahun 2016-2020

Tahun Realisasi Retribusi Pasar (Rp)

Realisasi PAD (Rp) Kontribusi

2016 1.694.845.050.00 59.966.015.086.73 2,83%

2017 1.996.368.800.00 130.717.794.632.70 1,53%

2018 1.707.542.800.00 104.627.706.924.57 1,63%

2019 1.695.399.950.00 103.887.386.166.26 1,63%

2020 918.594.950.00 101.324.046.920.50 0,91%

Rata-Rata 1.70%

Sumber : Badan Pendapatan Barru,2021 (Diolah)

Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa kontribusi penerimaan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2016 sebesar 2,83%, tahun 2017 sebesar 1,53%, tahun 2018 tahun 2019 sebesar 1,63% dan pada tahun 2020 sebesar 0,91%.

Tabel 4.9 Kriteria Kontribusi Retribusi Pasar

PERSENTASE KRITERIA

Sumber : Kemendagri No. 690.900-327 C. Pembahasan

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa Kontribusi penerimaan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah tahun 2016 adalah sebesar 2,83%, hal ini menunjukkan bahwa persentase berkontribusi.

Tahun 2017 adalah sebesar 1,53%, hal ini menunjukkan bahwa persentase

kurang berkontribusi. Tahun 2018 adalah sebesar 1,63%, hal ini menunjukkan bahwa persentase kurang berkontribusi. Tahun 2019 adalah sebesar 1,63%, hal ini menunjukkan bahwa persentase kurang berkontribusi. Tahun 2020 adalah sebesar 0.91%, hal ini menunjukkan bahwa persentase tidak berkontribusi.

Kontribusi Retribusi Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) rata-rata dari tahun 2016-2020 adalah sebesar 1,70%. Berdasarkan kriteria atau indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa Kontribusi Retribusi Pasar Pada Pendapatan Asli Daerah belum berhasil atau masih kurang. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Barru harus lebih mengoptimalkan dan memanfaatkan sumber-sumber penerimaan yang terkait dalam penerimaan retribusi pasar, sehingga dalam hal ini retribusi pasar sebagai retribusi daerah belum maksimal memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Barru.

Hal ini sesuai dengan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penyebab kurang berkontribusinya retribusi pasar pada pendapatan asli daerah adalah pemerintah khususnya kolektor pasar belum maksimal dalam pengelolaan retribusi pasar. Ini dibuktikan bahwa adanya tunggakan pembayaran retribusi pasar yang dilakukan pedagang sehingga pemasukan pada kas daerah kurang efektif. Selain itu penyebab lainnya adalah banyaknya kios dan lapak yang kosong yang tidak berfungsi dengan baik dikarenakan pedagang tidak mampu membeli ataupun menyewa dengan alasan harga yang ditentukan terlalu mahal. Pada tahun 2020 retribusi pelayanan pasar penurunannya disebabkan oleh ketakutan masyarakat untuk ke pasar akibat pandemi Covid-19. Dalam hal ini mengakibatkan pembangunan pasar kurang maksimal dan kurang efektif.

Dokumen terkait