• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan sadar dengan tujuan yang merupakan sebuah tanggung jawab. Menurut konsep pertanggungjawaban dalam pendidikan, guru yang diserahi tugas untuk mendidik harus dapat mempertanggungjawabkan tugasnya. Tanggung jawab guru meliputi:

mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, memilih metode dan alat bantu yang akan digunakan dalam mengajar, membuat alat evaluasi untuk mengetahui apakah pelajaran yang diberikan itu dapat dikuasai oleh siswa.1 Dalam tugas itu, guru memerlukan alat yang dapat memberikan petunjuk bahwa tugas itu berhasil atau tidak. Maka diperlukan alat evaluasi berupa soal-soal yang akan diujikan kepada peserta didik.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah mencakup empat mata pelajaran, salah satu diantaranya adalah Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran wajib bagi setiap jurusan di madrasah. Sejarah Kebudayaan Islam mencakup mengenai sejarah nabi, sejarah sahabat sampai kepada sejarah pemerintahan Islam.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang menanamkan pendidikan tentang perjalanan dan perkembangan budaya umat Islam dan guru sering menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pembelajaran. Adapun beberapa karakteristik dari mata pelajaran ini, antara lain menekankan kemampuan dalam

1 Ainul Uyuni Taufiq, Pengembangan Tes Kognitif Berbasis Revisi Taksonomi Bloom pada Materi Sistem Reproduksi untuk Siswa SMA, Jurnal Biotek, Vol. 3, No. 2, Desember 2015, h. 2.

pengambilan ibrah atau nilai dari sejarah Islam, bersifat kronologis, serta sejarah mengandung prinsip sebab-akibat.2

Sejarah Kebudayaan Islam diajarkan di madrasah dan siswa menggunakan buku pegangan dari Kementerian Agama. Buku Sejarah Kebudayaan Islam memuat berbagai penjelasan dan soal-soal. Soal-soal yang terdapat di dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam tersebut mencakup soal-soal untuk dikerjakan secara berkelompok, soal-soal refleksi, soal-soal uji kompetensi, dan soal ujian semester 1 dan 2.

Soal-soal dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam digunakan atau dipakai oleh guru untuk melakukan evaluasi kepada siswanya. Evaluasi yang diberikan kepada peserta didik harus sistematis dan terencana agar menjadi alat untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengukuran dan penilaian adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru sebelum evaluasi pendidikan.3 Evaluasi yang berupa penilaian tidak jarang melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menggali dan mengukur sejauh mana capaian peserta didik dalam menguasai suatu materi yang telah disampaikan oleh guru. Seharusnya pertanyaan-pertanyaan tersebut harus mengacu kepada Taksonomi Bloom Revisi.

Pendapat Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran yang dikutip dalam Jurnal Siti Fatonah, berpendapat bahwa “evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian, yang dilakukan atas dasar objektifitas dan integritas, untuk menentukan nilai sesuatu.”4 Hasil evaluasi yang dilakukan guru dapat menentukan kualitas hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa selama periode tertentu dalam suatu madrasah.

Jadi guru melakukan evaluasi karena evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengetahui hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik.

2 Irinne Fauz Yusria, Analisis Buku Siswa “Sejarah Kebudayaan Islam” Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan dan Dakwah, 2, 2020, h. 211.

3 Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Citapustaka Media, 2014), h. 4.

4 Siti Fatonah, Aplikasi Aspek Kognitif (Teori Bloom) dalam Pembuatan Soal Kimia, Jurnal Kaunia, Vol. 1, No. 2, 2005, h. 152.

Evaluasi yang dilakukan adalah ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

Anak-anak di Indonesia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang rendah. Untuk menyelesaikan masalah itu, ada beberapa kendala yang menyertainya. Salah satu kendalanya yaitu adanya buku teks. Buku teks digunakan sebagai sarana pembelajaran dan buku teks memiliki peran yang penting dalam belajar mengajar. Buku teks biasanya digunakan oleh guru sebagai sumber kedua ketika guru tidak hadir.5

Buku teks yang digunakan oleh siswa memiliki beberapa kekurangan, salah satunya pada soal-soal yang ada di dalamnya. Soal-soal tersebut belum sesuai dengan proporsi seharusnya dari sebuah soal. Soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam seharusnya sudah terbagi pertanyaannya sesuai kemampuan kognitif siswa mulai dari yang tingkatan C1 sampai dengan C6. Soal yang sudah terklasifikasi dapat bermanfaat bagi siswa maupun guru. Soal tersebut dapat mempermudah siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sehingga siswa dapat menyelesaikan soal-soal tersebut secara bertahap sesuai dengan tingkatan kognitifnya, dari yang mudah sampai yang sulit. Soal yang sudah terklasifikasi tingkat kognitifnya dapat mempermudah guru untuk mengetahui tentang tingkat kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswanya.

Penilaian adalah proses guru untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi berupa jawaban dari hasil tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Guru melakukan umpan balik untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuannya atau belum sesuai dengan tujuannya.6 Umpan balik disini maksudnya adalah soal-soal yang dapat menggambarkan tingkat kognitif siswa, dimulai dari tingkatan paling rendah sampai pada tingkatan yang paling tinggi.

5 Nancy Yunita Susanti, dkk, Analisis Tingkat Kognitif Uji Kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom, Jurnal Matematika Kreatif Inovatif, Vol. 1, 2015, h. 66.

6 Elis dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 27.

Soal yang baik adalah soal yang sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari. Hal itu karena di dalam Kompetensi Dasar (KD) terdapat indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku anak didik yang dapat diamati dan diukur untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tersebut, yang nantinya dijadikan sebagai acuan penilaian mata pelajaran. Indikator tersebut menjadi acuan dalam pembuatan soal. Pembuatan soal yang baik menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang mengacu kepada Taksonomi Bloom Revisi.

Penggunaan kata kerja operasional yang disusun oleh Benjamin Samuel Bloom sesuai dengan tingkatan Taksonomi Bloom digunakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan memaksimalkan proses pembelajaran.

Hasil belajar yang diperoleh anak didik dapat dijadikan sebagai patokan untuk mengetahaui tentang pengetahuan yang telah dikuasai anak didik dan pengetahuan yang belum diketahui anak didik. Hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa menunjukkan pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran yang berhasil dikuasai selama periode tertentu dalam suatu madrasah. Oleh karena itu, perlu adanya soal-soal yang baik sebagai alat evaluasi hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam, baik itu soal dari buku teks maupun dari soal yang dibuat oleh guru sendiri. Karena seharusnya guru bisa membuat soal-soal yang sesuai dengan tingkatan kognitif Taksonomi Bloom Revisi.

Kajian dalam penelitian ini sangat perlu dilakukan karena melihat kenyataan sekarang ini banyaknya soal-soal yang tidak memenuhi proporsi Taksonomi Bloom Revisi. Soal-soal Sejarah Kebudayaan Islam di buku teks siswa, hanya berkisaran tentang pertanyaan Lower Order Thinking Skills, masih dibutuhkan soal-soal yang bisa mengasah tingkat berpikir siswa yang lebih tinggi.

Keadaan sekarang adalah soal-soal Sejarah Kebudayaan Islam hanya bisa mengukur tingkat kognitif dalam tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills). Seharusnya soal-soal dalam buku tersebut bisa menjadikan siswa berpikir yang lebih mendalam (Higher Order Thinking Skills). Hal ini bisa dijadikan oleh guru untuk patokannya membuat soal

kedepannya. Seharusnya soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam mendapatkan perhatian lebih, karena di dalamnya terkandung soal-soal yang akan menjadikan siswa berpikir secara luas dan mendalam.

Salah satu guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN 8 Agam mengatakan bahwa menggunakan buku teks dalam mengajar. Guru juga mengetahui tentang Taksonomi Bloom Revisi, mengetahui juga tentang proporsi dari sebuah soal, namun belum mengetahui tentang hal tersebut secara lebih mendalam. Guru hanya mengetahui tapi tidak secara terperinci.7

Salah satu contoh dari soal pada tingkatan Lower Order Thinking Skills adalah soal-soal yang menanyakan tentang tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam Sejarah Kebudayaan Islam, atau menanyakan nama-nama tokoh dalam Sejarah Kebudayaan Islam, misalnya pertanyaan tentang kapan Nabi Muhammad SAW lahir. Soal seperti ini memerlukan memori jangka panjang untuk mengambil pengetahuan yang relevan. Sehingga kemampuan mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang memiliki kata kerja operasional

„mengingat kembali‟ dan termasuk pada tingkat kognitif (C1) yaitu mengingat.

Contoh dari soal pada tingkatan Higher Order Thinking Skills adalah soal-soal yang menanyakan tentang cara membedakan antara Sejarah Islam dengan sejarah bangsa lain, juga soal-soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan kritikannya, misalnya pertanyaan tentang perbedaan kejahiliahan bangsa Arab dalam bidang agama, politik, sosial, dan ekonomi. Soal-soal pada tingkatan Higher Order Thinking Skills pada tingkatan C4 ini membedakan bagian materi yang relevan dengan bagian yang tidak relevan. Sehingga kemampuan memilah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur memiliki kata kerja operasional

„membedakan‟ dan termasuk pada tingkat kognitif (C4) yaitu menganalisis.

7 Wawancara dengan Guru Sejarah Kebudayaan Islam, MTsN 8 Agam, Ibu Leni Marlina, tanggal 18 Maret 2021, pukul 10.29 WIB.

Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dapat menggunakan dua macam tes, yang pertama yaitu tes yang telah distandarkan (standardized test) dan yang kedua adalah tes yang dibuat oleh guru sendiri (teacher made test).8 Adapun yang dimaksud dengan tes yang telah distandarkan adalah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validasi dan reabilitas sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.

Peneliti dalam penelitian ini berharap bahwa soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam lebih dikembangkan lagi, baik soal-soal dalam buku teks maupun soal-soal yang dibuat oleh guru. Hal itu untuk mendapatkan manfaat dari soal itu sendiri, tidak hanya sebatas soal-soal saja, namun diharapkan ada yang bisa dipetik darinya. Keadaan yang ada di atas menuntun peneliti untuk mengetahui tentang soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah, apakah sudah sesuai dengan proporsi Taksonomi Bloom Revisi atau tidak, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ini.