• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KOGNITIF SOAL-SOAL BUKU TEKS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KOGNITIF SOAL-SOAL BUKU TEKS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Alima Putri Utami NIM 11170110000003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M/1442 H

(2)
(3)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Alima Putri Utami

TTL : Bukittinggi, 20 Juli 1999

NIM : 11170110000003

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Dosen Pembimbing : Dr. Iin Kandedes, M.A.

NIP : 197912022011012006

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyah.

Jakarta, 09 Juli 2021 Mahasiswa Ybs.

Alima Putri Utami NIM. 11170110000003

KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA

FITK FORM (FR) Tgl. Terbit : 1 Maret 2020

No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Alima Putri Utami (11170110000003), “Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi.”

Skripsi ini berjudul “Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi”. Masalah utama yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana dimensi proses kognitif pada soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII mengacu pada Taksonomi Bloom Revisi.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif secara bertahap akan dianalisis tingkat kognitif pada soal-soal tersebut berdasarkan proses kognitif yang digunakan dalam penyelesaiannya dengan sumber data utama buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII susunan Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah yang diterbitkan sesuai kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2019, dan sebagai sumber sekunder buku karya Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl terjemahan Agung Prihantoro:

Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Tingkat kognitif untuk masing-masing soal Sejarah Kebudayaan Islam dikelompokkan ke dalam enam tingkat kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. Kajian dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan langkah-langkah: pertama, mengidentifikasi soal-soal ulangan semester 1 Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII kurikulum 2013 revisi 2019, kedua, mendeskripsikan setiap kemampuan kognitif yang digunakan dalam proses penyelesaiannya, ketiga, menggolongkan tingkat kognitif untuk masing-masing kemampuan kognitif yang muncul dalam penyelesaian soal tersebut berdasarkan revisi Taksonomi Bloom Revisi, keempat menganalisis kategori level kemampuan kognitif.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah yang memuat kategori level kognitif C1 sebanyak 80% , yang memuat kategori C2 6,67% , yang memuat kategori C3 0% , yang memuat kategori level kognitif C4 13,33%, dan pada kategori C5 dan C6 tidak ada sama sekali.

Kata kunci: Tingkat Kognitif, Soal Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII, Taksonomi Bloom Revisi.

(7)

ii

ABSTRACT

Alima Putri Utami (11170110000003), “Analysis of Cognitive Level Questions of Islamic Cultural History Textbook Class VII Based on Revised Bloom's Taxonomy.”

This research entitled Analysis of Cognitive Level Questions of Islamic Cultural History Textbook Class VII Based on Revised Bloom's Taxonomy. The main problem that becomes the focus of this research is how the dimensions of cognitive processes on the questions in the VII grade Islamic Cultural History textbook refer to the Revised Bloom's Taxonomy.

The study employed of descriptive qualitative research which will gradually analyze the cognitive level of these questions based on the cognitive processes used in solving them with the main data source being the History of Islamic Culture book class VII composition of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia through the Directorate General of Islamic Education for Madrasah Tsanawiyah level published according to the 2019 revised edition of the 2013 curriculum, and as a secondary source for a book by Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl translated by Agung Prihantoro: A Fundamental Framework for Learning, Teaching and Assessment of Bloom's Revised Education Taxonomy. The cognitive level for each Islamic Cultural History question is grouped into six cognitive levels based on the Revised Bloom's Taxonomy. The study in this research is descriptive-analytic with the following steps: first, identifying test questions for semester 1 of the Islamic Cultural History Student Book class VII, 2013 revised 2019 curriculum, second, describing each cognitive ability used in the completion process, third, classifying cognitive levels, for each cognitive ability that appears in solving the problem based on the Revised Bloom's Taxonomy, the fourth analyzes the category of cognitive ability levels.

The results obtained are those containing the cognitive level category C1 as much as 80%, which includes the category C2 6.67%, which contains the category C3 0%, which contains the category C4 cognitive level 13.33%, and in categories C5 and C6 there is no at all.

Keywords: Cognitive Level, Questions on the History of Islamic Culture for Class VII, Revised Bloom’s Taxonomy.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

ِمْي ِحَّرلا ِنِمْحَّرلا ِ ِِاللّ ِمْسِب

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta semoga tercurah pula kepada kita semua selaku penerus risalahnya. Aamiin.

Penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan menolong penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Prodi PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Prodi PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Iin Kandedes, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis selama ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Ibu Iin selalu sehat dan bahagia. Aamiin.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Allah membalasnya dengan yang lebih baik.

(9)

iv

7. Keluarga besar penulis, Ayah Edison (Almarhum) yang kini sudah tenang di alam sana, semoga beliau bisa bangga melihat anaknya sekarang ini, Ibu Lamsiah, S.Pd, SD. yang telah mengajari, mendidik dan mendo‟akan kelancaran dan kesuksesan penulis, adik-adik penulis Ridha Kawal Jannah, Nurul Ramadhini dan Muhammad Syahrul Ramadhan, serta sahabat tercinta penulis Tiara Tri Amanda, S.E. dan Retta Rianti Es.E yang selalu memberikan semangat dan do‟anya.

8. Seluruh keluarga besar Pendidikan Agama Islam angkatan 2017, terutama kelas A yang dengan mereka penulis bisa tumbuh dan memahami ilmu-ilmu keguruan serta keislaman. Terkhusus Atma Faizaturrahmah, S.Pd dan Asma Karimatunnisa, S.Pd yang selalu memberikan semangat dan cintanya untuk memotivasi penulis.

9. Semua pihak yang telah mendo‟akan penulis sehingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat membantu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk serta isi skripsi ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Skrispi ini masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih sangat kurang. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya masukan-masukan yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 09 Juli 2021

Alima Putri Utami

(10)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Masalah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Taksonomi Bloom Revisi ... 9

B. Tiga Ranah dalam Taksonomi Bloom (Kognitif, Afektif, Psikomotor) ... 17

C. Standar dalam Pembuatan Soal... 20

D. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Semester 1... 25

E. Soal Ulangan Semester 1 ... 33

F. Kerangka Berpikir ... 39

G. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

(11)

vi

B. Prosedur Penelitian ... 42

C. Sumber Data ... 43

D. Metode Pengumpulan Data ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 46

A. Deskripsi dan Analisis Data ... 46

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

BAB V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 96

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif………... 13 Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Analisis Soal Sejarah Kebudayaan Islam

Menurut Taksonomi Bloom Revisi………..

86 Table 4.2 Kompetensi Dasar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII

Semester 1...

87

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan Kerangka Asli ke Revisi Taksonomi Bloom………

11

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara Guru Sejarah

Kebudayaan Islam 96

Lampiran 2 Hasil Wawancara 97

Lampiran 3 Uji Referensi 99

Lampiran 4 Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang

Standar Nasional Pendidikan 110

Lampiran 5 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional 112

Lampiran 6 Lampiran Permendikbud Nomor 34 tahun 2014 114

Lampiran 7 Surat Penelitian 116

Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi 117

Lampiran 9 Biodata Penulis 118

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan sadar dengan tujuan yang merupakan sebuah tanggung jawab. Menurut konsep pertanggungjawaban dalam pendidikan, guru yang diserahi tugas untuk mendidik harus dapat mempertanggungjawabkan tugasnya. Tanggung jawab guru meliputi:

mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, memilih metode dan alat bantu yang akan digunakan dalam mengajar, membuat alat evaluasi untuk mengetahui apakah pelajaran yang diberikan itu dapat dikuasai oleh siswa.1 Dalam tugas itu, guru memerlukan alat yang dapat memberikan petunjuk bahwa tugas itu berhasil atau tidak. Maka diperlukan alat evaluasi berupa soal-soal yang akan diujikan kepada peserta didik.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah mencakup empat mata pelajaran, salah satu diantaranya adalah Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran wajib bagi setiap jurusan di madrasah. Sejarah Kebudayaan Islam mencakup mengenai sejarah nabi, sejarah sahabat sampai kepada sejarah pemerintahan Islam.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang menanamkan pendidikan tentang perjalanan dan perkembangan budaya umat Islam dan guru sering menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pembelajaran. Adapun beberapa karakteristik dari mata pelajaran ini, antara lain menekankan kemampuan dalam

1 Ainul Uyuni Taufiq, Pengembangan Tes Kognitif Berbasis Revisi Taksonomi Bloom pada Materi Sistem Reproduksi untuk Siswa SMA, Jurnal Biotek, Vol. 3, No. 2, Desember 2015, h. 2.

(16)

pengambilan ibrah atau nilai dari sejarah Islam, bersifat kronologis, serta sejarah mengandung prinsip sebab-akibat.2

Sejarah Kebudayaan Islam diajarkan di madrasah dan siswa menggunakan buku pegangan dari Kementerian Agama. Buku Sejarah Kebudayaan Islam memuat berbagai penjelasan dan soal-soal. Soal-soal yang terdapat di dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam tersebut mencakup soal-soal untuk dikerjakan secara berkelompok, soal-soal refleksi, soal-soal uji kompetensi, dan soal ujian semester 1 dan 2.

Soal-soal dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam digunakan atau dipakai oleh guru untuk melakukan evaluasi kepada siswanya. Evaluasi yang diberikan kepada peserta didik harus sistematis dan terencana agar menjadi alat untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengukuran dan penilaian adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru sebelum evaluasi pendidikan.3 Evaluasi yang berupa penilaian tidak jarang melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menggali dan mengukur sejauh mana capaian peserta didik dalam menguasai suatu materi yang telah disampaikan oleh guru. Seharusnya pertanyaan-pertanyaan tersebut harus mengacu kepada Taksonomi Bloom Revisi.

Pendapat Zainal Arifin dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran yang dikutip dalam Jurnal Siti Fatonah, berpendapat bahwa “evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian, yang dilakukan atas dasar objektifitas dan integritas, untuk menentukan nilai sesuatu.”4 Hasil evaluasi yang dilakukan guru dapat menentukan kualitas hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa selama periode tertentu dalam suatu madrasah.

Jadi guru melakukan evaluasi karena evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengetahui hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik.

2 Irinne Fauz Yusria, Analisis Buku Siswa “Sejarah Kebudayaan Islam” Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan dan Dakwah, 2, 2020, h. 211.

3 Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Citapustaka Media, 2014), h. 4.

4 Siti Fatonah, Aplikasi Aspek Kognitif (Teori Bloom) dalam Pembuatan Soal Kimia, Jurnal Kaunia, Vol. 1, No. 2, 2005, h. 152.

(17)

Evaluasi yang dilakukan adalah ulangan harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

Anak-anak di Indonesia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang rendah. Untuk menyelesaikan masalah itu, ada beberapa kendala yang menyertainya. Salah satu kendalanya yaitu adanya buku teks. Buku teks digunakan sebagai sarana pembelajaran dan buku teks memiliki peran yang penting dalam belajar mengajar. Buku teks biasanya digunakan oleh guru sebagai sumber kedua ketika guru tidak hadir.5

Buku teks yang digunakan oleh siswa memiliki beberapa kekurangan, salah satunya pada soal-soal yang ada di dalamnya. Soal-soal tersebut belum sesuai dengan proporsi seharusnya dari sebuah soal. Soal- soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam seharusnya sudah terbagi pertanyaannya sesuai kemampuan kognitif siswa mulai dari yang tingkatan C1 sampai dengan C6. Soal yang sudah terklasifikasi dapat bermanfaat bagi siswa maupun guru. Soal tersebut dapat mempermudah siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi sehingga siswa dapat menyelesaikan soal- soal tersebut secara bertahap sesuai dengan tingkatan kognitifnya, dari yang mudah sampai yang sulit. Soal yang sudah terklasifikasi tingkat kognitifnya dapat mempermudah guru untuk mengetahui tentang tingkat kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswanya.

Penilaian adalah proses guru untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan informasi berupa jawaban dari hasil tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Guru melakukan umpan balik untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuannya atau belum sesuai dengan tujuannya.6 Umpan balik disini maksudnya adalah soal-soal yang dapat menggambarkan tingkat kognitif siswa, dimulai dari tingkatan paling rendah sampai pada tingkatan yang paling tinggi.

5 Nancy Yunita Susanti, dkk, Analisis Tingkat Kognitif Uji Kompetensi pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan Taksonomi Bloom, Jurnal Matematika Kreatif Inovatif, Vol. 1, 2015, h. 66.

6 Elis dan Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 27.

(18)

Soal yang baik adalah soal yang sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari. Hal itu karena di dalam Kompetensi Dasar (KD) terdapat indikator kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku anak didik yang dapat diamati dan diukur untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tersebut, yang nantinya dijadikan sebagai acuan penilaian mata pelajaran. Indikator tersebut menjadi acuan dalam pembuatan soal. Pembuatan soal yang baik menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang mengacu kepada Taksonomi Bloom Revisi.

Penggunaan kata kerja operasional yang disusun oleh Benjamin Samuel Bloom sesuai dengan tingkatan Taksonomi Bloom digunakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan memaksimalkan proses pembelajaran.

Hasil belajar yang diperoleh anak didik dapat dijadikan sebagai patokan untuk mengetahaui tentang pengetahuan yang telah dikuasai anak didik dan pengetahuan yang belum diketahui anak didik. Hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa menunjukkan pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran yang berhasil dikuasai selama periode tertentu dalam suatu madrasah. Oleh karena itu, perlu adanya soal-soal yang baik sebagai alat evaluasi hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam, baik itu soal dari buku teks maupun dari soal yang dibuat oleh guru sendiri. Karena seharusnya guru bisa membuat soal-soal yang sesuai dengan tingkatan kognitif Taksonomi Bloom Revisi.

Kajian dalam penelitian ini sangat perlu dilakukan karena melihat kenyataan sekarang ini banyaknya soal-soal yang tidak memenuhi proporsi Taksonomi Bloom Revisi. Soal-soal Sejarah Kebudayaan Islam di buku teks siswa, hanya berkisaran tentang pertanyaan Lower Order Thinking Skills, masih dibutuhkan soal-soal yang bisa mengasah tingkat berpikir siswa yang lebih tinggi.

Keadaan sekarang adalah soal-soal Sejarah Kebudayaan Islam hanya bisa mengukur tingkat kognitif dalam tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills). Seharusnya soal-soal dalam buku tersebut bisa menjadikan siswa berpikir yang lebih mendalam (Higher Order Thinking Skills). Hal ini bisa dijadikan oleh guru untuk patokannya membuat soal

(19)

kedepannya. Seharusnya soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam mendapatkan perhatian lebih, karena di dalamnya terkandung soal- soal yang akan menjadikan siswa berpikir secara luas dan mendalam.

Salah satu guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTsN 8 Agam mengatakan bahwa menggunakan buku teks dalam mengajar. Guru juga mengetahui tentang Taksonomi Bloom Revisi, mengetahui juga tentang proporsi dari sebuah soal, namun belum mengetahui tentang hal tersebut secara lebih mendalam. Guru hanya mengetahui tapi tidak secara terperinci.7

Salah satu contoh dari soal pada tingkatan Lower Order Thinking Skills adalah soal-soal yang menanyakan tentang tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam Sejarah Kebudayaan Islam, atau menanyakan nama-nama tokoh dalam Sejarah Kebudayaan Islam, misalnya pertanyaan tentang kapan Nabi Muhammad SAW lahir. Soal seperti ini memerlukan memori jangka panjang untuk mengambil pengetahuan yang relevan. Sehingga kemampuan mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang memiliki kata kerja operasional

„mengingat kembali‟ dan termasuk pada tingkat kognitif (C1) yaitu mengingat.

Contoh dari soal pada tingkatan Higher Order Thinking Skills adalah soal-soal yang menanyakan tentang cara membedakan antara Sejarah Islam dengan sejarah bangsa lain, juga soal-soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan kritikannya, misalnya pertanyaan tentang perbedaan kejahiliahan bangsa Arab dalam bidang agama, politik, sosial, dan ekonomi. Soal-soal pada tingkatan Higher Order Thinking Skills pada tingkatan C4 ini membedakan bagian materi yang relevan dengan bagian yang tidak relevan. Sehingga kemampuan memilah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah struktur memiliki kata kerja operasional

„membedakan‟ dan termasuk pada tingkat kognitif (C4) yaitu menganalisis.

7 Wawancara dengan Guru Sejarah Kebudayaan Islam, MTsN 8 Agam, Ibu Leni Marlina, tanggal 18 Maret 2021, pukul 10.29 WIB.

(20)

Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dapat menggunakan dua macam tes, yang pertama yaitu tes yang telah distandarkan (standardized test) dan yang kedua adalah tes yang dibuat oleh guru sendiri (teacher made test).8 Adapun yang dimaksud dengan tes yang telah distandarkan adalah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validasi dan reabilitas sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.

Peneliti dalam penelitian ini berharap bahwa soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam lebih dikembangkan lagi, baik soal-soal dalam buku teks maupun soal-soal yang dibuat oleh guru. Hal itu untuk mendapatkan manfaat dari soal-soal itu sendiri, tidak hanya sebatas soal- soal saja, namun diharapkan ada yang bisa dipetik darinya. Keadaan yang ada di atas menuntun peneliti untuk mengetahui tentang soal-soal dalam buku teks Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah, apakah sudah sesuai dengan proporsi Taksonomi Bloom Revisi atau tidak, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Belum adanya soal-soal uji kompetensi dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII yang memenuhi proporsi tingkatan kognitif soal.

2. Belum adanya pengetahuan guru tentang proporsi tingkatan soal kognitif.

3. Adanya soal yang tidak sesuai dengan Kompetensi Dasar yang dipelajari siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah pada penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana Dimensi Proses Kognitif

8 Ainul Uyuni Taufiq, Pengembangan Tes Kognitif Berbasis Revisi Taksonomi Bloom pada Materi Sistem Reproduksi untuk Siswa SMA, Jurnal Biotek, Vol. 3, No. 2, Desember 2015, h. 3.

(21)

pada Soal dalam Buku Teks Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Mengacu pada Taksonomi Bloom Revisi?”

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat diketahui tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan memahami tingkat level kognitif pada soal-soal dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII semester 1 berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini mencakup beberapa pihak yaitu:

1. Pengambil kebijakan dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI c.q Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah (KSKK), penelitian ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur untuk perbaikan penulisan soal-soal dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam.

2. Pihak madrasah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dan informasi akan pentingnya untuk menambah pengetahuan guru tentang tingkatan kognitif soal dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII.

3. Guru Sejarah Kebudayaan Islam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu perantara untuk meningkatkan kinerja dalam mendidik siswa dalam aspek kognitif dan sebagai acuan guru untuk melakukan penambahan soal-soal dalam tingkatan kognitif yang masih kurang.

4. Peneliti selanjutnya bisa mengembangkan penelitian ini guna kepentingan pendidikan di madrasah.

E. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah akan dibatasi pada:

1. Subjek penelitian adalah buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII susunan Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah yang diterbitkan sesuai kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2019.

2. Pokok pembahasan yang akan diteliti adalah pembahasan yang ada di semester 1 yaitu: BAB 1 Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmat Bagi

(22)

Seluruh Alam Semesta dan BAB 2 Perjuangan Nabi Muhammad SAW Melakukan Perubahan.

3. Madrasah yang diteliti adalah MTsN 8 Agam, Sumatera Barat.

(23)

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi terdiri atas dua rangkaian kata yaitu takso dan nomi, takso yang di dalam bahasa Yunani disebut tassein yang berarti mengelompokkan sesuatu dan nomi yang dalam bahasa Yunani disebut nomos yang berarti aturan.1 Arti taksonomi secara umum adalah sebuah kerangka untuk mengelompokkan suatu pernyataan dengan cara memprediksi kemampuan peserta didik, baik kognitif, afektif maupun psikomotor sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.2 Jadi Taksonomi Bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan tingkat berpikir mulai dari jenjang yang terendah sampai tertinggi yang diciptakan oleh Benyamin Samuel Bloom pada tahun 1956.3

Tingkatan dalam Taksonomi Bloom awalnya adalah sebagaimana terdapat pada handbook taxonomy of educational objective yaitu as the taxonomy is now organized, it contains six major classes: Knowledge, Comprehension, Application, Analysis, Synthesis, Evaluation 4

Revisi Taksonomi Bloom dilakukan oleh beberapa orang pada tahun 1994 yaitu Lorin Anderson, Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme, mereka memperbaiki Taksonomi Bloom agar sesuai dengan perkembangan zaman. Revisi tersebut akhirnya dibuatkan ke sebuah buku yang resmi diterbitkan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Bloom’s Taxonomy, also known as the Revised Bloom’s Taxonomy after it was

1 Wowo Sunaryo Kusnawa, Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 2.

2 I Putu Ayub Darmawan dan Edy Sujoko, Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S.

Bloom, Jurnal Satya Widya, Vol. 29, No.1, 2013, h. 30.

3 Ramlan Effendi, Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan Implementasinya pada Pelajaran Matematika SMP, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, h. 73.

4 Benjamin S Bloom, Taxonomy of Educational Objectives, (New York: David McKay, 1956), p. 18.

(24)

updated by Anderson and Krathwohl in 2001, consists of a hierarchy within three different domains of learning: cognitive, affective, and psychomotor.5 Hasil revisi terdapat dalam sebuah buku: A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Revisi dari Taksonomi Bloom adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.6 Taksonomi hasil revisi bisa juga disebut dengan taksonomi Anderson. Taksonomi Bloom Revisi memuat tentang tujuan pembelajaran mulai dari tingkatan C1 sampai dengan C6, sama halnya dengan sebelum dilakukannya revisi, tiga level kognitif pertama (C1, C2, C3) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level kognitif berikutnya (C4, C5, C6) merupakan Higher Order Thinking Skill. Taksonomi Bloom Revisi secara lebih mudah dijabarkan sebagai berikut:

 Konsep mengingat adalah konsep pertama yang harus dilakukan seseorang, setelah itu baru bisa untuk memahami.

 Konsep memahami adalah konsep kedua setelah mengingat. Dan seseorang dapat mengaplikasikan setelah dia memahaminya.

 Konsep mengaplikasikan adalah konsep yang harus dilakukan seseorang sebelum menganalisisnya.

 Konsep menganalisis harus dilakukan seseorang, setelah itu baru bisa untuk mengevaluasinya.

 Konsep mencipta dapat dilakukan setelah melewati mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.

Fokus dari Taksonomi Bloom adalah kurikulum dan penilaian.

Pada tahun 1956, Bloom mengatakan bahwa taksonomi yang dibuatnya merupakan alat yang didesain untuk mengklasifikasikan perilaku siswa yang mewakili hasil akhir dari sebuah proses pendidikan.7

5 Brenda G. Larkin & Karen J. Burton, Evaluating a Case Study Using Bloom‟s Taxonomy of Education, AORN Journal, 88, 2008, p. 395.

6 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 46.

7 Islah, dkk, Klasifikasi Soal Matematika Berdasarkan Taksonomi Anderson di SMP Kota Kendari, Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika, Vol. 4, No. 2, 2019, h. 180.

(25)

Taksonomi bisa digunakan untuk memfasilitasi proses mental seseorang, terutama untuk mendapatkan dan meraih tujuan yang ingin dicapai, atau bisa juga disebut dengan alat dalam belajar berpikir.8 Pendidikan di Indonesia maupun dunia menggunakan Taksonomi Bloom Revisi untuk mengelompokkan tujuan-tujuan pendidikan.

Gambar 2.1

Perubahan Kerangka Asli ke Revisi Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krathwohl9

Jadi dapat disimpulkan bahwa Taksonomi Bloom mengalami perubahan, yang dahulunya diurutan nomor lima adalah synthesis (memadukan elemen-elemen dan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan) dihapuskan, diganti dengan evaluating, dan nomor enam menjadi creating (menciptakan suatu produk).

The Revised Bloom’s Taxonomy consists of two dimensions:

knowledge and cognitive process. The knowledge dimension involves four general types of knowledge: factual, conceptual, procedural, and meta- cognitive.10

8 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 11.

9 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, terjemahan Agung Prihantoro.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, h. 403.

10 Yoon Suk Lee, Tonya L. Smith-Jackson and Maury A. Nussbaum, Multidimensional Training System Evaluation Using The Revised Bloom‟s Taxonomy, Journal PROCEEDINGS of the HUMAN FACTORS and ERGONOMICS SOCIETY 53rd ANNUAL MEETING, 2009, h. 1878.

(26)

Tingkatan Kognitif Taksonomi Bloom Revisi sebagaimana di bawah ini yaitu:

1. Mengingat (C1)

Tingkatan pertama dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah remembering/mengingat. Mengingat adalah tingkatan soal dalam level mudah. Kata kerja operasionalnya yaitu mengingat kembali dan mengenali.

Mengingat adalah kemampuan yang digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya baik itu istilah, prosedur, dan metode. Proses mengingat membutuhkan kemampuan untuk mengembalikan pengetahuan dari memori jangka panjang yang relevan atau sesuai.11

2. Memahami (C2)

Tingkatan kedua dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah understanding/memahami. Memahami adalah tingkatan soal dalam level mudah. Kata kerja operasionalnya yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

Memahami adalah menjelaskan tentang pesan dari pembelajaran yang didapatkan, baik itu lisan maupun tulisan.12 Proses memahami membutuhkan kemampuan untuk membangun kembali makna dari materi pembelajaran.

3. Mengaplikasikan (C3)

Tingkatan ketiga dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah applying/mengaplikasikan. Mengaplikasikan adalah tingkatan soal dalam level sedang. Kata kerja operasionalnya yaitu mengeksekusi dan mengimplementasi. Proses mengaplikasikan membutuhkan kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan prosedur dalam suatu keadaan.

11 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 115.

12 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 115.

(27)

Jadi tiga tahapan pertama merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga tahapan berikutnya Higher Order Thinking Skills. Tingkatan Lower Order Thinking Skills harus dilalui terlebih dahulu untuk naik ketingkat berikutnya karena menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkatannya, semakin sulit kemampuan berpikirnya.13 4. Menganalisis (C4)

Tingkatan keempat dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah analyzing/menganalisis. Menganalisis adalah tingkatan soal dalam level sedang. Kata kerja operasionalnya yaitu membedakan, mengorganisasi dan mengatribusi. Proses menganalisis membutuhkan kemampuan untuk membagi materi menjadi beberapa bagian dan membuat hubungan antarbagian tersebut.

5. Mengevaluasi (C5)

Tingkatan kelima dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah evaluating/mengevaluasi. Mengevaluasi adalah tingkatan soal dalam level sukar. Kata kerja operasionalnya yaitu memeriksa dan mengkritik. Proses mengevaluasi membutuhkan kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria.

6. Mencipta (C6)

Tingkatan keenam dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah creating/mencipta. Mencipta adalah tingkatan soal dalam level sukar.

Kata kerja operasionalnya yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi. Proses mencipta membutuhkan kemampuan untuk memadukan bagian-bagian dalam membentuk sesuatu yang baru.

Tabel 2.1

Dimensi Proses Kognitif Level Kognitif Nama-nama Lain Definisi 1. Mengingat

Mengembalikan pengetahuan dari memori jangka panjang yang relevan atau

13 Rukayyah, “Analisis Hasil Belajar Matematika Peserta Didik pada Pokok Bahasan Lingkaran Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Kelas VIII Mts Al-Ikhlas Addary DDI Takkalasi Kabupaten Barru”, Skripsi, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017), h. 19.

(28)

sesuai.

1.1 Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut

1.2 Mengingat kembali

Mengambil Mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang

2. Memahami

Proses membangun kembali makna dari materi pembelajaran.

2.1 Menafsirkan Menerjemahkan Memparafrasekan Merepresentasi Mengklarifikasi

Mengubah satu bentuk gambaran (misalnya angka) jadi bentuk lain (misalnya kata-kata)

2.2 Mencontohkan Mengilustrasikan Memberi Contoh

Menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip

2.3

Mengklasifikasikan

Mengategorikan Mengelompokkan

Menentukan sesuatu dalam satu kategori

2.4 Merangkum Menggeneralisasi Mengabstraksi

Mengabstraksikan tema umum atau poin-poin pokok

2.5 Menyimpulkan Mengekstrapolasi Menginterpolasi Memprediksi Menyarikan

Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima

(29)

2.6 Membandingkan Mengontraskan Mencocokkan Memetakan

Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamnya

2.7 Menjelaskan Membuat model Membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem

3. Mengaplikasikan

Proses menerapkan atau menggunakan prosedur dalam suatu keadaan.

3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familier 3.2

Mengimplementasikan

Menggunakan Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak umum 4. Menganalisis

Proses membagi materi menjadi beberapa bagian dan membuat hubungan antarbagian tersebut.

4.1 Membedakan Menyendirikan Memilih Memfokuskan Memilah

Membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan bagian yang penting dari yang tidak penting

4.2 Mengorganisasi Menstrukturkan Memadukan Menemukan koherensi

Membuat garis besar Mendeskripsikan

Menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur

(30)

peran

4.3 Mengatribusi Mendekontruksi Menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan dibalik materi pelajaran

5. Mengevaluasi

Proses mengambil keputusan berdasarkan kriteria.

5.1 Memeriksa Menguji Mendeteksi Memonitor Mengoordinasi

Menemukan kesalahan dalam suatu proses maupun dalam suatu produk, menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki konsistensi internal, menemukan efektivitas suatu prosedur yang dipraktikkan

5.2 Mengkritik Menilai Menemukan kesalahan antar suatu produk dan kriteria eksternal, menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki konsistensi internal, menemukan ketepatan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah

6. Mencipta

Proses memadukan bagian-bagian dalam membentuk sesuatu yang baru.

6.1 Merumuskan Membuat hipotesis Membuat hipotesis berdasarkan kriteria

6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur untuk menyelesaikan suatu tugas

(31)

6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkatan kognitif Taksonomi Bloom Revisi ada enam yaitu C1 mengingat (remembering), C2 memahami (understanding), C3 mengaplikasikan (applying), C4 menganalisis (analyzing), C5 mengevaluasi (evaluating), C6 menciptakan (creating).

B. Tiga Ranah dalam Taksonomi Bloom (Kognitif, Afektif, Psikomotor)

Taksonomi Bloom terbagi menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ranah kognitif adalah ranah yang menekankan kepada knowledge atau lebih menekankan pada perilaku aspek intelektual. Ranah afektif adalah ranah yang menekankan pada attitude atau yang berkaitan dengan emosi seperti: perasaan, nilai, minat, motivasi dan lain-lain. Ranah psikomotor lebih menekankan pada skill atau perilaku dalam hal keterampilan.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif dalam buku Taksonomi Bloom Revisi, yang direvisi adalah tingkatan dalam ranah kognitif, sedangkan ranah afektif dan psikomotor belum dilakukan revisi. One conceptual frame work for the assessment of these higher level processes has been that of the well known bloom's taxonomy of cognitif objectives that are arranged in a hierarchical continuum.14 Wina Sanjaya berpendapat bahwa domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir, sebagai contoh adalah kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan suatu masalah.15 Tingkatan kognitif ada 6 yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

14 James E. Teague & William B. Michael, Preferences of Science Teachers For Multiple- Choice Achievement Test Items at Different Levels in Bloom‟s Taxonomy in Relation to Their Cognitive Learning Styles, Journal Education and Psychological Measurement, 54, 1994, p. 941.

15 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), h. 102.

(32)

Tingkatan Kognitif Taksonomi Bloom Revisi sebagaimana di bawah ini yaitu:

a. Mengingat (C1)

Tingkatan pertama dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah remembering/mengingat. Mengingat adalah tingkatan soal dalam level mudah. Kata kerja operasionalnya yaitu mengingat kembali dan mengenali.

Mengingat adalah kemampuan yang digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan yang telah diajarkan sebelumnya. Proses mengingat membutuhkan kemampuan untuk mengembalikan pengetahuan dari memori jangka panjang yang relevan atau sesuai.16

b. Memahami (C2)

Tingkatan kedua dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah understanding/memahami. Memahami adalah tingkatan soal dalam level mudah. Kata kerja operasionalnya yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

Memahami adalah menjelaskan tentang pesan dari pembelajaran yang didapatkan, baik itu lisan maupun tulisan.17 Proses memahami membutuhkan kemampuan untuk membangun kembali makna dari materi pembelajaran.

c. Mengaplikasikan (C3)

Tingkatan ketiga dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah applying/mengaplikasikan. Mengaplikasikan adalah tingkatan soal dalam level sedang. Kata kerja operasionalnya yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Proses mengaplikasikan membutuhkan kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan prosedur dalam suatu keadaan.

16 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 115.

17 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 115.

(33)

Jadi tiga tahapan pertama merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga tahapan berikutnya Higher Order Thinking Skills. Tingakatan Lower Order Thinking Skills harus dilalui terlebih dahulu untuk naik ketingkat berikutnya karena menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkatannya, semakin sulit kemampuan berpikirnya.18

d. Menganalisis (C4)

Tingkatan keempat dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah analyzing/menganalisis. Menganalisis adalah tingkatan soal dalam level sedang. Kata kerja operasionalnya yaitu membedakan, mengorganisasi dan mengatribusi. Proses menganalisis membutuhkan kemampuan untuk membagi materi menjadi bagian dari penyusunnya dan membuat hubungan antarbagian tersebut.

e. Mengevaluasi (C5)

Tingkatan kelima dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah evaluating/mengevaluasi. Mengevaluasi adalah tingkatan soal dalam level sukar. Kata kerja operasionalnya yaitu memeriksa dan mengkritik. Proses mengevaluasi membutuhkan kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria.

f. Mencipta (C6)

Tingkatan keenam dalam Taksonomi Bloom Revisi adalah creating/mencipta. Mencipta adalah tingkatan soal dalam level sukar. Kata kerja operasionalnya yaitu merencanakan, merumuskan dan memproduksi. Proses mencipta membutuhkan kemampuan untuk memadukan bagian-bagian dalam membentuk sesuatu yang baru.

2. Ranah Afektif

18 Rukayyah, “Analisis Hasil Belajar Matematika Peserta Didik pada Pokok Bahasan Lingkaran Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Kelas VIII Mts Al-Ikhlas Addary DDI Takkalasi Kabupaten Barru”, Skripsi, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017), h. 19.

(34)

Taksonomi Bloom ranah afektif dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu: pertama, receiving (penerimaan) yaitu kemampuan menerima rangsangan yang datang dari lingkungan. Kedua, responding (menanggapi) yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap lingkungan. Ketiga, valuing (menghargai) yaitu kemampuan untuk menghargai perbedaan. Keempat, organization (mengorganisasi) yaitu kemampuan untuk mengorganisasikan nilai-nilai. Kelima, characterization by value (berkarakter) yaitu kemampuan mengintegrasikan tingkah laku menjadi sebuah filosofi hidup.19 3. Ranah Psikomotor

Kategori yang termasuk kepada ranah ini adalah pertama, meniru yaitu kemampuan melakukan sesuatu sesuai dengan contoh.

Kedua, memanipulasi yaitu kemampuan untuk melakukan suatu tindakan. Ketiga, presisi adalah berkonsentrasi untuk menghasilkan ketepatan. Keempat, artikulasi adalah menghasilkan berbagai keterampilan. Kelima, naturalisasi adalah menghasilkan karya cipta.

Jadi di dalam pembahasan ini akan dibahas tentang tingkatan kognitif dari soal-soal di dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam kelas VII semester 1. Soal-soal tersebut akan dikelompokkan berdasarkan tingkatan kognitif penyelesaian soalnya, bukan pada tingkat afektif maupun tingkat psikomotornya.

C. Standar dalam Pembuatan Soal

Buku pelajaran atau buku teks merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang penting. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 pasal 1 ayat 23, disebutkan bahwa buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.20 Soal-saol di dalam buku teks digunakan oleh guru untuk memberikan pekerjaan rumah kepada siswanya. Soal-soal dalam buku teks sangat berpengaruh terhadap perubahan level kognitif peserta didik karena dapat memengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu pada anak.

19 Nunung Suryana Jamin, Pengembangan Afektif Anak Usia Dini, (Sukabumi: CV Jejak.

Anggota IKAPI, 2020), h. 17.

20 Lihat Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.

(35)

Buku teks Sejarah Kebudayaan Islam dalam Kurikulum 2013 telah beberapa kali mengalami perubahan dan perbaikan. Ada buku Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013, ada juga buku Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013 revisi 2014, dan yang terakhir ini buku Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013 revisi 2019. Kurikulum dalam pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis, sesuai dengan tuntutan maupun perubahan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri adalah kurikulum tindak lanjut dari KBK atau (Competency Based Curriculum) yang digunakan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Pemerintah melakukan berbagai inovasi di seluruh jenjang dan jalur pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan adanya kurikulum 2013.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya potensi siswa sebagai generasi penerus bangsa di masa yang akan datang, yang diyakini akan menjadi kekuatan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan Negara Indonesia.21 Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 tahun 2014 Bab 1 pasal 1 ayat 2, buku siswa dan buku guru dalam kurikulum 2013 adalah buku teks pelajaran dan buku panduan guru yang ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. Buku siswa kurikulum 2013 berisi materi dan soal - soal yang disusun sebagai fasilitas siswa dalam pembelajaran.22 Buku berisikan ilmu pengetahuan hasil analisis kurikulum dalam bentuk tertulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa buku teks kurikulum 2013 merupakan buku teks pelajaran yang telah dipersiapkan oleh pemerintah dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013. Buku teks terdiri atas buku guru dan buku siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran.

21 Lihat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

22 Lihat Lampiran Permendikbud Nomor 34 tahun 2014.

(36)

Buku teks bisa dikatakan ideal dan menarik apabila ditulis dengan memakai bahasa yang baik dan mudah dimengerti, buku juga harus dilengkapi dengan gambar dan keterangan. Buku teks yang dipakai oleh siswa perlu diperhatikan kualitasnya sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Masalah yang masih sering terjadi pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013 adalah buku teks yang digunakan siswa. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa masih ditemukannya kelemahan pada buku teks di sekolah-sekolah, meskipun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah melakukan penilaian kelayakan terhadap buku teks tersebut. Salah satunya yakni proporsi soal pada buku teks yang dipakai siswa dalam melakukan penalaran penyelesaian masalah dinilai rendah.23

Kualitas isi buku teks siswa juga dapat dilihat dari cara penulisan soal-soal yang disajikan. Dalam penulisan soal, agar memiliki kualitas soal yang baik yaitu dengan mengacu pada kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator, kesesuaian soal dan materi yang diujikan, kesesuaian materi dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkat kelas, kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan perkembangan peserta didik, dan kesesuaian isi materi dengan tujuan tes.24

Menurut penelitian Giani, Zulkardi dan Cecil yaitu standar pembuatan soal pada buku ajar adalah penyajian soal dalam tiap bab harus sesuai dengan materi.25 Guru dalam mengetahui pencapaian siswa harus mempunyai patokan materi pokok yaitu pada materi yang telah diajarkan, kita dapat menyusun sebuah instrumen soal. Langkah ini sangat penting karena kesalahan dalam pengembangan soal akan mengakibatkan kesalahan dalam penilaian yang pada akhirnya akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

23 Ni‟matin Kurnia Agustina, Analisis Soal dalam Buku Teks Matematika SMP Kelas VII Berdasarkan pada Taksonomi Bloom Revisi, Skripsi, ( Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), h. 26.

24 Muhammad Aji Nugroho, Studi Analisis Butir Soal Latihan Buku Ajar Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, Jurnal Arabia, Vol 8, No 2, 2016, h. 221.

25 Giani, Zulkardi, dan Cecil Hiltrimartin, Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 9, No. 2, 2015, h. 1.

(37)

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa.26 Standar yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah dengan adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.

Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional.27 Sebuah soal tes yang baik tersusun dengan tingkat kesukaran yang merata (proporsional) antara soal yang tingkat mudah, sedang dan sulit. Apakah soal tersebut mudah, sedang atau sulit, guru dapat mengetahui tentang proporsi soal dengan cara dilaksanakannya uji otoritas, yakni otoritas gurulah yang menentukan ukuran mudah sulitnya sebuah soal.28

Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar berpendapat bahwa pertimbangan dalam menentukan proporsi dari masing-masing level kognitif adalah seimbang.29 Soal level mudah akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif mengetahui dan memahami. Soal level sedang dikembangkan dari tingkat kemampuan mengaplikasikan dan menganalisis. Soal level sukar dikembangkan dari tingkat kemampuan evaluasi dan mencipta. Jadi soal mudah, sedang, dan sukar jumlahnya sama. Jika persentase ini tercapai, maka soal tersebut sudah bisa disebut memenuhi proporsi yang mendukung pencapaian Kompetensi Dasar (KD).30

Bentuk soal juga bervariasi, ada yang pilihan ganda, ada yang isian, ada yang benar salah, ada yang menjodohkan, ada yang essai dan lain-lain.

26 Badan Penilaian Pendidikan (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2007), h. 3.

27 Laela Umi Fatimah dan Khairuddin Alfath, Analisis Kesukaran Soal, Daya Pembeda dan Fungsi Distraktor, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 8, 2019, h. 41.

28 Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan (Difficulty Level) Soal pada Buku Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan Agama Islam, 14, 2017, h. 310.

29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 135.

30 Kompetensi Dasar adalah kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.

(38)

1) Tes Lisan

Tes lisan adalah sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada siswanya tanpa melalui media tulis. Tes lisan biasanya digunakan pada jumlah siswa kecil (kelompok siswa yang praktek laboratorium) atau sebagian siswa yang memerlukan tes remedial, maka tes lisan dapat digunakan secara efektif. Tes lisan ini sebaiknya berfungsi sebagai tes pelengkap saja, setelah tes tertulis.

2) Tes Tertulis a. Test Essay

Tes essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa.

b. Tes Objektif

Tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil jawaban tes. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjawab banyak pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat, ada beberapa jenis tes objektif yaitu:

1) Tes Objektif Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.

2) Tes Objektif Benar-Salah

Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal- soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.

3) Tes Objektif Menjodohkan

(39)

Bentuk soal menjodohkan adalah terdiri dari dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus dan kolom kedua berisi kata atau fakta yang disebut juga daftar respon atau jawaban.

4) Tes Objektif Jawaban Singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol.31

D. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII Semester 1

1. Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta A. Kondisi Masyarakat Arab Pra Islam

1) Kepercayaan masyarakat Arab Pra Islam

Kepercayaan masyarakat Arab pra Islam adalah percaya pada berhala dan menyembah serta meminta pertolongan pada berhala. Ada beberapa cara masyarakat Arab Pra Islam menyembah berhala yaitu berdiam di sisi berhala, berlindung, memuji dan meminta pertolongan berhala tersebut, saat haji, masyarakat Pra Islam bertawaf mengelilingi dan bersujud pada berhala tersebut, mendekatkan diri kepadanya dengan memberikan berbagai sesembahan. Menyembelih hewan dengan cara menyebut nama-nama berhala itu.

2) Kondisi Sosial Masyarakat Pra Islam

Kebiasaan-kebiasaan buruk mereka adalah minum-minuman keras (arak) sampai mabuk, berjudi, berzina dan merampok dan sebagainya. Masyarakat Pra Islam memposisikan perempuan pada posisi terendah karena menganggap perempuan sebagai makhluk lemah yang tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk membela diri. Laki-laki bebas menikah dan menceraikan perempuan.

31 Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Citapustaka Media, 2014), h. 270-275.

(40)

Tradisi lain adalah mereka mengubur anak perempuan hidup- hidup setelah dilahirkan, karena merasa malu dan terhina mempunyai anak perempuan. Posisi perempuan sangat lemah dan tidak bisa membanggakan, baik dalam bekerja maupun saat perang. Tradisi perbudakan masih berlaku, sehingga mereka bebas memperjualbelikan budak.

3) Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah Pra Islam

Kondisi ekonomi bangsa Arab saat sebelum datangnya Islam sudah maju karena sebagian besar mereka berdagang, ada juga yang bertani dan berternak. Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz merupakan pusat-pusat perdagangan yang sudah terkenal sejak lama yang dimiliki orang-orang Arab.

Riba sudah menjadi tradisi dan lazim dilakukan oleh masyarakat jazirah Arab. Makkah adalah pusat perdagangan yang telah dipengaruhi oleh riba. Hal ini terjadi karena terpengaruh dengan sistem perdagangan yang dilakukan oleh bangsa lain.

4) Kondisi Politik Masyarakat Sebelum Islam

Tiga kekuasaan yang berpengaruh untuk masyarakat Pra Islam adalah Kekaisaran Byzantium, Kekaisaran Persia (beragama Zoroaster), dan Dinasti Himyar.

B. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah 1) Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, tanggal 9 Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Hari kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan tahun pertama peristiwa Al-Fil.32 Raja Abrahah dan tentaranya saat itu menunggangi gajah sedang melakukan penyerangan dan berniat menghancurkan Ka‟bah.

Nabi Muhammad terlahir dengan keadaan yatim, ayahnya meninggal saat beliau masih dalam kandungan. Ibunya meninggal saat beliau berusia 6 tahun. Beliau diasuh kakeknya selama 2 tahun, pada usia 8 tahun Abdul Muthalib wafat, digantikan dengan pamannya yang

32 Syekh Muhammad Al-Khudari Bek, Nurul Yaqiin Fii Siirati Sayyidil Mursaliin terjemahan Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016), h. 8.

(41)

bernama Abu Thalib. Abu Thalib mengasuh Nabi Muhammad sampai pada tahun kesepuluh kenabian.

Nabi Muhammad muda adalah seorang pengembala kambing, dan beliau dijuluki dengan nama Al-Amin yaitu yang dapat dipercaya.

Sejak kecil, paman beliau tidak pernah memanjakannya. Nabi Muhammad mengembala kambing, Nabi Muhammad juga ikut berdagang bersama pamannya.

Pada umur 25 tahun, Nabi Muhammad menikah dengan seorang janda yang bernama Siti Khadijah. Khadijah adalah orang kaya yang terpikat akan kejujuran Nabi Muhammad dalam berdagang.

2) Permulaan Dakwah Nabi Muhammad SAW

Umur 40 tahun, Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Beliau mendapatkan wahyu pertama saat melakukan khalwat 6 bulan di Gua Hira. Wahyu dibawa oleh malaikat Jibril, wahyu yang pertama turun adalah Al-Falaq 1-5. Setelah 40 hari turunlah wahyu yang kedua yaitu surat Al-Muddasir 1-7.

3) Perhatian dan Prioritas Dakwah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad memprioritaskan dakwah pada beberapa hal yaitu masalah ketauhidan, kondisi Bangsa Arab yang masih menyembah berhala, memberitahu umat tentang hari pembalasan, merubah perilaku masyarakat jahiliyah, serta mengangkat dan melindungi HAM.

4) Tanggapan Masyarakat Pra Islam terhadap Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah

Masyarakat Pra Islam tidak senang menerima agama Islam di tengah-tengah kehidupan jahiliyah mereka. Ada beberapa tokoh masyarakat Makkah yang mulai menyebarkan berita-berita tidak benar tentang ajaran Nabi Muhammad SAW.

5) Tantangan Dakwah Nabi Muhammad SAW

Tantangan yang dihadapi sangat banyak diantaranya penghinaan, ancaman dan siksaan terhadap Rasulullah dan pengikutnya, bujukan harta, kedudukan dan wanita, membujuk Nabi

(42)

untuk bertukar sesembahan, membujuk dan menghasut Abu Thalib, menghasut Masyarakat Makkah, pengasingan dan pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthalib, mempengaruhi pimpinan negara-negara tetangga untuk menolak kehadiran orang Islam.

6) Kunci Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam Dakwah di Makkah Kunci dari keberhasilan dakwah Nabi Muhammad adalah karena memiliki sifat yaitu sabar, gigih, ulet, berakidah yang benar, menjauhi kemungkaran, dan memiliki sifat-sifat terpuji lainnya.

C. Strategi Dakwah Nabi Muhammad di Makkah 1) Dakwah Rahasia (Sirriyah)

Dakwah rahasia dilakukan kepada keluarga dan sahabat- sahabat terdekat Nabi Muhammad. Ada beberapa orang yang awal- awal masuk Islam yaitu Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Sidiq, Zaid Bin Haritsah dan lain-lain yang dikenal dengan As- Saabiquun Al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Nabi Muhammad tidak menyuruh mereka taat dan tidak memiliki sesuatu yang menyenangkan sehingga mereka meninggalkan kesenangan-kesenangan yang mereka miliki, banyak dari mereka yang lebih kaya dari Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar, Utsman, Khalid Bin Sa‟id.33

2) Dakwah Terang-terangan (Jahr)

Dakwah secara terang-terangan terjadi saat Allah telah menurunkan Q.S Al-Hijr: 94

َنيِك ِرْشُمْلٱ ِنَع ْض ِرْعَأ َو ُرَم ْؤُت اَمِب ْعَدْصٱَف

Artinya : Maka sampaikanlah (Muhammad) dengan cara terang-terangan olehmu tentang segala sesuatu yang diperintahkan dan berpalinglah dari orang yang musyrik.34

3) Hijrah ke Habsyi

Hijrah35 ke Habsyi adalah hijrah pertama yang dilakukan Nabi.

Hijrah pertama yang ikut adalah dua belas orang laki-laki dan empat

33 Syekh Muhammad Al-Khudari Bek, Nurul Yaqiin Fii Siirati Sayyidil Mursaliin terjemahan Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016), h. 43.

34 Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahan, (Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002), h. 267.

(43)

orang perempuan. Hijrah kedua ke Habsyi yang ikut diperkirakan delapan puluh tiga laki-laki dan delapan belas perempuan.36

4) Hijrah ke Thaif

Nabi Muhammad hijrah ke Thaif pada tahun kesepuluh kenabian. Nabi Muhammad berangkat bersama dengan Zaid Bin Haritsah. Thaif dipilih karena beberapa alasan yaitu Thaif merupakan kota kedua setelah Makkah, disana ada suku Arab yang paling kuat yaitu Bani Tsaqif, dengannya akan memperkuat dakwah Nabi Muhammad jika mereka masuk Islam. Selain itu, jarak Makkah dan Thaif tidak terlalu jauh, sehingga memudahkan Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam di Makkah dan Thaif. Setelah Nabi Muhammad sampai di Thaif, orang-orang berbaris di jalan dan melemparkan batu kepada Nabi Muhammad, sehingga Nabi Muhammad mengalami luka-luka. Zaid Bin Haritsah dengan sigap menjadi tameng untuk melindungi Nabi.37

5) Perjanjian Aqabah

Adapun isi perjanjian aqabah adalah mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad SAW, mereka menyatakan rela berkurban harta dan jiwa, mereka akan menyebarkan agama Islam, mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT, mereka menyatakan tidak akan membunuh, mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan.

Isi Perjanjian Aqabah kedua adalah penduduk Yasrib siap untuk melindungi Nabi Muhammad SAW, penduduk Yasrib akan mengorbankan harta dan jiwanya untuk agama Islam, penduduk Yasrib akan mendakwahkan ajaran Islam kepada keluarganya, penduduk Yasrib siap menerima segala risiko dan tantangan.

35 Hijrah adalah proses pindahnya Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Islam Makkah (Muhajirin) ke Madinah tempatnya orang Anshar untuk menyelamatkan diri dari kafir Quraisy, atau arti lain dari hijrah yaitu berpindahnya kaum Muhajirin dari suatu tempat ke tempat lain karena alasan tertentu.

36 Siti Hatipah, “Pengembangan Media Pembelajaran SKI Berbasis Sparkol Videoscribe di MTs Mathla‟ul Anwar Sindangsari Lampung Selatan Kelas VII Materi Pola Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah”, Skripsi, (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2019), h. 39.

37 Syekh Muhammad Al-Khudari Bek, Nurul Yaqiin Fii Siirati Sayyidil Mursaliin terjemahan Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016), h. 87.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini dan uraian sebelumnya menunjukkan bahwa hasil gabah yang tinggi pada hibrida Sembada dan SL-8 lebih ditentukan oleh peranan yang kuat dari komponen jumlah gabah

2) Bila tidak ada sistem pendinginan yang baik akan menimbulkan dampak: bahan logam akan kehilangan kekuatan bahkan dapat mencair, ruang bebas antara komponen yang bergerak

Anemia : kadar hemoglobin atau eritrosit kurang atau lebih rendah dari nilai normal (WHO (1968, 1972) menetapkan kriteria untuk diagnosis anemi yaitu sebagai

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Komposisi kombinasi PGA dan carbopol 934 sebagai bahan pensuspensi dalam formula optimum suspensi

Pada aplikasi SIUAN ini, ketika siswa ingin mendapatkan informasi nilai ujian akhir nasional seorang siswa cukup mengirimkan SMS dengan format yang telah

Pemohon I dan Pemohon II telah dikaruniai 1 satu orang anak yang bernama ANAK PEMOHON I DAN PEMOHON II, lahir pada tanggal 02 Mei 2010, yang hingga sekarang anak tersebut tetap

Pengembangan industri BBOT pada dasarnya didukung oleh beberapa kondisi objektif yang sangat menguntungkan, antara lain; (1) kuatnya struktur industri

Gower dalam Zainuddin et al (2007) bahwa suatu daerah perairan memiliki rentang tertentu dimana ikan berkumpul untuk melakukan adaptasi fisiologis terhadap faktor