• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Standar dalam Pembuatan Soal

Buku pelajaran atau buku teks merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang penting. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 pasal 1 ayat 23, disebutkan bahwa buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.20 Soal-saol di dalam buku teks digunakan oleh guru untuk memberikan pekerjaan rumah kepada siswanya. Soal-soal dalam buku teks sangat berpengaruh terhadap perubahan level kognitif peserta didik karena dapat memengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai tertentu pada anak.

19 Nunung Suryana Jamin, Pengembangan Afektif Anak Usia Dini, (Sukabumi: CV Jejak.

Anggota IKAPI, 2020), h. 17.

20 Lihat Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Buku teks Sejarah Kebudayaan Islam dalam Kurikulum 2013 telah beberapa kali mengalami perubahan dan perbaikan. Ada buku Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013, ada juga buku Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013 revisi 2014, dan yang terakhir ini buku Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013 revisi 2019. Kurikulum dalam pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis, sesuai dengan tuntutan maupun perubahan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri adalah kurikulum tindak lanjut dari KBK atau (Competency Based Curriculum) yang digunakan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Pemerintah melakukan berbagai inovasi di seluruh jenjang dan jalur pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan adanya kurikulum 2013.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya potensi siswa sebagai generasi penerus bangsa di masa yang akan datang, yang diyakini akan menjadi kekuatan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan Negara Indonesia.21 Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 tahun 2014 Bab 1 pasal 1 ayat 2, buku siswa dan buku guru dalam kurikulum 2013 adalah buku teks pelajaran dan buku panduan guru yang ditetapkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan. Buku siswa kurikulum 2013 berisi materi dan soal - soal yang disusun sebagai fasilitas siswa dalam pembelajaran.22 Buku berisikan ilmu pengetahuan hasil analisis kurikulum dalam bentuk tertulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa buku teks kurikulum 2013 merupakan buku teks pelajaran yang telah dipersiapkan oleh pemerintah dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013. Buku teks terdiri atas buku guru dan buku siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran.

21 Lihat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

22 Lihat Lampiran Permendikbud Nomor 34 tahun 2014.

Buku teks bisa dikatakan ideal dan menarik apabila ditulis dengan memakai bahasa yang baik dan mudah dimengerti, buku juga harus dilengkapi dengan gambar dan keterangan. Buku teks yang dipakai oleh siswa perlu diperhatikan kualitasnya sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Masalah yang masih sering terjadi pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurikulum 2013 adalah buku teks yang digunakan siswa. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa masih ditemukannya kelemahan pada buku teks di sekolah-sekolah, meskipun Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah melakukan penilaian kelayakan terhadap buku teks tersebut. Salah satunya yakni proporsi soal pada buku teks yang dipakai siswa dalam melakukan penalaran penyelesaian masalah dinilai rendah.23

Kualitas isi buku teks siswa juga dapat dilihat dari cara penulisan soal-soal yang disajikan. Dalam penulisan soal, agar memiliki kualitas soal yang baik yaitu dengan mengacu pada kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator, kesesuaian soal dan materi yang diujikan, kesesuaian materi dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkat kelas, kesesuaian isi materi yang ditanyakan dengan perkembangan peserta didik, dan kesesuaian isi materi dengan tujuan tes.24

Menurut penelitian Giani, Zulkardi dan Cecil yaitu standar pembuatan soal pada buku ajar adalah penyajian soal dalam tiap bab harus sesuai dengan materi.25 Guru dalam mengetahui pencapaian siswa harus mempunyai patokan materi pokok yaitu pada materi yang telah diajarkan, kita dapat menyusun sebuah instrumen soal. Langkah ini sangat penting karena kesalahan dalam pengembangan soal akan mengakibatkan kesalahan dalam penilaian yang pada akhirnya akan memberikan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

23 Ni‟matin Kurnia Agustina, Analisis Soal dalam Buku Teks Matematika SMP Kelas VII Berdasarkan pada Taksonomi Bloom Revisi, Skripsi, ( Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2018), h. 26.

24 Muhammad Aji Nugroho, Studi Analisis Butir Soal Latihan Buku Ajar Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, Jurnal Arabia, Vol 8, No 2, 2016, h. 221.

25 Giani, Zulkardi, dan Cecil Hiltrimartin, Analisis Tingkat Kognitif Soal-Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 9, No. 2, 2015, h. 1.

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa.26 Standar yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah dengan adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.

Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional.27 Sebuah soal tes yang baik tersusun dengan tingkat kesukaran yang merata (proporsional) antara soal yang tingkat mudah, sedang dan sulit. Apakah soal tersebut mudah, sedang atau sulit, guru dapat mengetahui tentang proporsi soal dengan cara dilaksanakannya uji otoritas, yakni otoritas gurulah yang menentukan ukuran mudah sulitnya sebuah soal.28

Nana Sudjana dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar berpendapat bahwa pertimbangan dalam menentukan proporsi dari masing-masing level kognitif adalah seimbang.29 Soal level mudah akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif mengetahui dan memahami. Soal level sedang dikembangkan dari tingkat kemampuan mengaplikasikan dan menganalisis. Soal level sukar dikembangkan dari tingkat kemampuan evaluasi dan mencipta. Jadi soal mudah, sedang, dan sukar jumlahnya sama. Jika persentase ini tercapai, maka soal tersebut sudah bisa disebut memenuhi proporsi yang mendukung pencapaian Kompetensi Dasar (KD).30

Bentuk soal juga bervariasi, ada yang pilihan ganda, ada yang isian, ada yang benar salah, ada yang menjodohkan, ada yang essai dan lain-lain.

26 Badan Penilaian Pendidikan (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2007), h. 3.

27 Laela Umi Fatimah dan Khairuddin Alfath, Analisis Kesukaran Soal, Daya Pembeda dan Fungsi Distraktor, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 8, 2019, h. 41.

28 Ahmad Nur Kholis, Analisis Tingkat Kesulitan (Difficulty Level) Soal pada Buku Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan Agama Islam, 14, 2017, h. 310.

29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 135.

30 Kompetensi Dasar adalah kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.

1) Tes Lisan

Tes lisan adalah sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada siswanya tanpa melalui media tulis. Tes lisan biasanya digunakan pada jumlah siswa kecil (kelompok siswa yang praktek laboratorium) atau sebagian siswa yang memerlukan tes remedial, maka tes lisan dapat digunakan secara efektif. Tes lisan ini sebaiknya berfungsi sebagai tes pelengkap saja, setelah tes tertulis.

2) Tes Tertulis a. Test Essay

Tes essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa.

b. Tes Objektif

Tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil jawaban tes. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjawab banyak pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat, ada beberapa jenis tes objektif yaitu:

1) Tes Objektif Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.

2) Tes Objektif Benar-Salah

Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.

3) Tes Objektif Menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan adalah terdiri dari dua kolom yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut daftar stimulus dan kolom kedua berisi kata atau fakta yang disebut juga daftar respon atau jawaban.

4) Tes Objektif Jawaban Singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau simbol.31

D. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII