• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR GAMBAR

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) Latar belakang masalah, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Spesifikasi produk yang diharapkan, dan (6) Definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih dikenal dengan pelajaran IPA merupakan suatu mata pelajaran yang berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2007:189). Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri-sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA harus terus digali untuk memperoleh fakta dan konsep yang baru, sehingga proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pembelajaran IPA hendaknya diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang kondusif, dalam arti pembelajaran harus bersifat aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan peluang serta kewenangan kepada sekolah khususnya guru untuk lebih mandiri dan kreatif dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas, termasuk dalam berkreasi memanfaatkan media

pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, peranan guru sangat penting dalam menciptakan bentuk pembelajaran yang sesuai dan situasi yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian, guru harus dapat memilih media yang tepat dimana siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta menyenangkan dan menarik bagi siswa.

Media pembelajaran adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver) (Soeparno, 1988:1). Dalam konteks pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, media pembelajaran membantu menyalurkan pesan dari guru kepada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, bahkan memotivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap belajarnya. Salah satu jenis media yang dapat dimanfaatkan adalah media audiovisual.

Media audio merupakan alat peraga yang dapat didengar (Depdiknas, 2007: 31), karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui pendengarannya. Media visual merupakan media pandang, karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya (Anitah, 2010: 7). Audiovisual merupakan sebuah frasa, yakni gabungan kata audio yang artinya sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran dan visual artinya sesuatu yang bersangkutan dengan penglihatan (Depdiknas, 2007: 31). Dalam bahasa media, frasa audiovisual dipakai untuk menyebut tampilan media yang bisa dilihat sekaligus didengar. Sejalan dengan itu, (Suleiman, 1982: 11) mengemukakan bahwa media

audiovisual adalah alat yangaudibleartinya dapat didengarkan danvisible artinya dapat dilihat. Media audiovisual adalah media yang menunjukkan unsur auditif

(pendengaran) maupun visual (penglihatan) jadi dapat dipandang maupun didengar suaranya (Anitah, 2010: 55). Tujuan penggunaan media audiovisual ini adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat diserap oleh siswa sebagai penerima. Informasi yang ada diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media audiovisual dapat dimanfaatkan untuk mengajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan media video masih jarang diterapkan di sekolah dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di SD Negeri Daratan yang dilaksanakan pada tanggal 21 September 2013. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terlihat beberapa faktor yang mempengaruhi yang menyebabkan pembelajaran IPA di SD Negeri Daratan belum inovatif. Beberapa faktor tersebut diantaranya: (1) Kondisi kelas; kondisi kelas di SD Negeri Daratan kurang memadai apabila akan dilaksanakan pembelajaran yang inovatif, karena pembatas antar kelas di SD Negeri Daratan hanya menggunakan pintu besi tidak menggunakan tembok permanen. Hal tersebut sangat berpengaruh apabila akan dilaksanakan pembelajaran yang inovatif. Dalam pembelajaran yang inovatif siswa akan lebih aktif serta lebih meriah sehingga dikhawatirkan akan mengganggu kelas yang lain, karena suara dapat menembus tembok pembatas antar kelas yang hanya terbuat dari pintu besi.

(2) Keadaan sekolah; (a) SD Negeri Daratan berada di daerah permukiman penduduk, sehingga kurang memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Dalam pembelajaran yang inovatif guru harus memberikan contoh-contoh yang konkret dan juga harus mengajak siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek dari materi yang sedang diajarkan, misalnya dalam mengajarkan tentang kenampakan alam contohnya: sungai, sawah, gunung, pantai, dan sebagainya. Dengan demikian, letak SD Negeri Daratan yang berada di daerah permukiman penduduk menjadi faktor yang mempengaruhi tidak dapat dilaksanakannya pembelajaran yang inovatif yaitu pembelajaran dimana siswa dapat mengamati secara langsung objek dari materi yang sedang dipelajari. (b) SD Negeri Daratan bersebelahan dengan TK Daratan. Kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap Kegiatan Belajar Mengajar yang sedang berlangsung. Dikarenakan apabila anak-anak TK sedang istirahat sering bermain di lingkungan SD Negeri Daratan, sehingga akan mengganggu konsentrasi dari siswa SD Negeri Daratan yang sedang belajar. (3) Tugas administrasi yang harus segera diselesaikan serta harus lengkap yang dibebankan pada guru, sehingga guru tidak dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif dengan maksimal. Beberapa faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap gaya belajar anak, karena anak hanya menghafal, mencatat, mendengarkan, dan ulangan. Dengan demikian, pembelajaran IPA masih kurang optimal dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mencoba memberikan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melakukan

pengembangan media audiovisual yang berupa video pembelajaran dengan materi pesawat sederhana untuk siswa Sekolah Dasar kelas V. Dengan demikian, maka peneliti mengambil judul penelitian ”Pengembangan dan Pemanfaatan Media Video pada Pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar Negeri Daratan Tahun Ajaran

2013/2014”.

Dokumen terkait