• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR TABEL

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa industri dan mekanisasi tumbuh dan berkembang dalam rangka mewujudkan masyarakat industri yang maju dan mandiri. Berbagai mesin dan peralatan canggih dipergunakan dan diproduksi oleh industri-industri dan perusahaan- perusahaan.

Pendidikan kejuruan mempunyai peran strategis dalam mendukung secara langsung orientasi pembangunan nasional, khususnya dalam penyiapan tenaga terampil dan terdidik yang diperlukan oleh dunia kerja. Pendidikan Kejuruan (Vocational Education) adalah sistem pendidikan yang menuntut peserta didiknya untuk menguasai kompetensi tertentu. Dalam hal ini peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk menguasai keterampilan tertentu agar siap untuk bekerja. Sejak awal mereka memang didesain atau dikondisikan untuk siap kerja di dunia teknologi dan industri sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan di industri.

Di SMK N 2 Wonosari mata diklat teori telah diberikan pada semua program keahlian dengan materi pembelajaran setiap program keahlian yang berbeda. Pada program keahlian teknik pemesinan, materi yang diberikan yaitu: (1) Pengetahuan tentang penggunaan mesin- mesin untuk operasi dasar,

(2) Jenis, fungsi dan cara penggunaan prkakas tangan, menggunakan dan membaca alat ukur, (3) Cara menentukan parameter mesin perkakas, sehingga pembelajaran tersebut menjadi dikenal dengan mata diklat Menggunakan Mesin Operasi Dasar (MMOD). Pembelajaran mata diklat Menggunakan Mesin Operasi Dasar (MMOD) adalah salah satu dasar kompetensi kejuruan yang dimiliki peserta didik sebelum menggunakan dan mengoprasikan di mata diklat praktek pemesinan dan bidang teknologi industri.

Pembelajaran mata diklat Menggunakan Mesin Operasi Dasar (MMOD) mempunyai tujuan untuk memberikan pengetahuan secara teori dan gambar- gambar mesin sebelum peserta didik mengoprasikan mesin- mesin yang ada dibengkel pemesinan, antara lain: mesin bubut, mesin frais horizontal dan vertical, mesin skrap, mesin bor, dan mesin gerinda. Dalam pembelajaran tersebut peserta didik diberikan modul yang isinya berupa gambar bagian- bagian mesin beserta keterangan dan penjelasannya. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, trampil dalam mengoprasikan mesin- mesin industri, mampu berkompeten dalam bidang teknologi industri, mampu bekerja mandiri, mengenali komponenen-komponen dari mesin perkakas, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah ataupun mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Hasil observasi pada kegiatan KKN-PPL 11 Juli sampai dengan 4 September 2010 di SMKN 2 Wonosari, wawancara dengan guru pengampu

3

program studi teknik pemesinan, wawancara dengan beberapa peserta didik kelas 1 program studi teknik pemesinan, dan pengalaman mengajar di SMKN 2 Wonosari menyatakan bahwa prestasi belajar dan pemahaman belajar peserta didik masih rendah. Pernyataan tersebut juga dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar peserta didik program studi pemesinan yang rata nilainya 67 masih dibawah 70 satandar nilai yang dpakai di program studi pemesinan. Walaupun ada beberapa peserta didik yang sudah bisa mendapatkan nilai 70 lebih, tapi masih belum maksimal.

Menurut guru pengampu program studi teknik pemesinan, ada beberapa hal yang menyebabkan pemahaman peserta didik dan prestasi belajar rendah, antara lain: (1) Saat di kelas peserta didik tidak aktif dalam menanggapi materi dari guru. (2) Peserta didik kesulitan dalam mengembangkan diri saat pembelajaran berlangsung. (3) Guru kesulitan memonitor seberapa jauh kemampuan peserta didik dalam menguasai materi. (4) Pembelajaran tidak terarah ( tidak jelas arahnya ).

Berbeda hal dengan pendapat guru di SMKN 2 Wonosari program studi pemesinan, menurut keterangan sebagian peserta didik kelas 1 program studi pemesinan SMKN 2 Wonosari, materi yang dipelajari dianggap sulit, namun motivasi mereka untuk lebih mendalami materi dan berlatih secara mandiri materi yang telah diajarkan juga masih rendah. Selain itu, media pembelajaran guru dalam pelajaran Menggunakan Mesin Operasi Dasar (MMOD) di SMKN 2 Wonosari program studi pemesinan kurang maksimal dalam menyampaikan materi di dalam kelas.

Dalam menyampaikan materi guru SMKN 2 Wonosari program studi pemesinan menggunakan metode ceramah, media LCD dan leptop, dan media gambar. Metode ceramah adalah cara penyampaian, pengarahan, penerangan maeri secara lisan oleh guru terhadap peserta didik. Kelebihan dari metode ini adalah (1) Guru di SMKN 2 wonosari menguasai arah pembicaraan seluruh kelas, karena disini guru yang berbicara. (2) Persiapan guru lebih sederhana, dengan ceramah satu- satunya persiapan hanya dengan catatan yang sebelumnya sudah dibuat. Kelemahannya (1) Guru tidak bisa memonitor seberapa jauh pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru. (2) Siswa cenderung bosan dan sulit memahami perkataan guru.

Melihat kelemahan dalam metode ceramah guru- guru di SMKN 2 Wonosari jarang menggunakan metode ini, mereka memilih menggabungkan metode ceramah dengan media LCD dan laptop, Perpaduan antara Laptop dengan LCD Proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud : Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau Audio Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (Full Colour) sangat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Beberapa peserta didik di SMKN 2 Wonosari yang sudah mengikuti kelas seperti diatas, sangat senang dan menarik. Ini disebabkan karena tampilan yang disajikan langsung pada objeknya dan juga bisa melalui video serta CD pembelajaran (interaktif).

5

Melihat keefektifan penggunaan media tersebut banyak institute pendidikan menggunakan metode ini, meski demikian bukan berarti tidak ada kelemahannya, di SMKN2 Wonosari penggunaan metode tersebut memiliki kendala, yaitu : (1) Dalam pengoprasi dan penggunaan, banyak guru yang belum bisa membuat materi dalam bentuk soft copy yang nantinya akan dipresentasikan ke peserta didik. (2) Kurangnya peralatan LCD dan proyektor yang digunakan, jadi harus bergantian. (3) Peserta didik masih harus mencacat materi yang diberikan.

Dengan penggunaan metode dan media tersebut, maka peserta didik SMKN 2 Wonosari program studi pemesinan kelas 1 akan cenderung sibuk untuk mencatat materi pelajaran, pembelajaran kurang jelas arahnya, guru tidak bisa memonitor seberapa jauh pemahaman peserta didik dan tidak terjadi interaksi antara guru terhadap peserta didik di dalam kelas, sehingga peserta didik menjadi tidak aktif.

Mengatasi permasalahan tersebut melalui penelitian ini akan mencoba mengubah metode pembelajaran dengan metode pembelajaran

Jigsaw.Pembelajaran Jigsaw berbeda dengan pembelajaran secara konvensional, disini peserta didik dituntut aktif dalam proses belajar mengajar, peranan guru hanya sebagai fasilitator. Metode ini merupakan metode yang menarik untuk digunakan karena materi yang disampaikan tidak harus urut dan peserta didik dapat berbagi ilmu dengan peserta didik yang lainnya. Dengan ini siswa akan selalu aktif dan menambah kwalitas prestasi belajarnya, guru dapat memonitor pemahaman peserta didik, pembelajaran

bisa lebih terarah, dan juga peserta didik bisa mengembangkan kemampuan diri sendiri dengan adanya diskusi- diskusi dan latihan soal.

Dalam pemecahan masalah tersebut peneliti akan menggunakan media modul yang sama namun metode yang digunakan dalam penyampaian materi Menggunakan Mesin Operasi Dasar (MMOD) berbeda, yaitu menggunakan Jigsaw dan pembelajaran konvensional. Metode Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif , dimana siswa bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan Jigsaw melibatkan semua peserta didik yang ada di kelas. Tujuan dari metode ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan materi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah, guru, maupun peserta didik sebagai suatu usaha dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran mata diklat Menggunakan Mesin Operasi Dasar (MMOD) dan pratek pemesinan juga dapat mengetahui pengaruh kedua mata diklat tehadap prestasi belajar peserta didik, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan SMK yang optimal.

7

Dokumen terkait