• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang

Dalam dokumen Pedoman Tata Bangunan Di Jl. Pemuda, Medan (Halaman 28-33)

Kota Medan merupakan salah satu kota terpenting dan terbesar di Indonesia bagian Barat. Kota Medan memiliki sejarah dan karakter kota yang belum digali dan termanfaatkan dalam penataan kotanya. Kota Medan memiliki luas 265,10 Km2,

secara geografis Kota Medan terletak 30 30’-30 43’ LU dan 980 35’dan 980 44’ BT.

Dari perkembangan perekonomiannya Kota Medan merupakan salah satu kota dengan tingkat perekonomian yang cukup tinggi di Indonesia.

Walikota Medan menyebutkan pertumbuhan ekonomi Medan kini mencapai 7,59 persen, lebih tinggi dari Sumut, bahkan nasional. Perputaran perekonomian di Medan mencapai Rp 2 triliun sehingga Kota Medan sangat menjanjikan untuk bisnis dan investasi dan hal menegaskan kini pertumbuhan ekonomi Kota Medan meningkat sangat pesat bahkan diidentifikasikan sebagai tertinggi di Asia Tenggara.

Kepentingan ekonomi, globalisasi dan derasnya arus informasi mengakibatkan adanya penyeragaman wajah kota sehingga banyaknya gejala pengerusakan dan pembongkaran pada bangunan bersejarah diperkotaan untuk memberikan tempat bagi bangunan baru yang modern yang pada akhirnya menghilangkan ciri dan karaktersitik khas kota tersebut. Akibat semakin padatnya arus lalu lintas pada masa sekarang ini mengakibatkan matinya aktifitas di suatu

kawasan bersejarah/lama, selain itu adanya pola tata guna lahan yang tunggal mengakibatkan aktifitas di kawasan tersebut hanya aktif pada waktu-waktu tertentu saja. Sejarah menunjukkan bahwa urbanisasi dan industrialisasi selalu merupakan fenomena yang berjalan secara paralel. Pengalaman empiris dari negara-negara industri maju telah membuktikan kebenaran dari penelitian tersebut. Pertambahan penduduk yang terjadi sebagai akibat dari laju urbanisasi dan industrialisasi ini pada gilirannya telah mengakibatkan pertumbuhan kota yang berakibat meningkatnya permintaan akan lahan kota dengan sangat kuatnya.

Kawasan kota yang tadinya mempunyai peran yang cukup vital di dalam kehidupan ekonomi kota, kemudian mengalami kemerosotan/kemunduran oleh karena kondisi dari sarana dan prasarananya yang tidak dapat berfungsi lagi sebagai wadah yang layak bagi kegiatan ekonomi kota dan hal ini juga terjadi pada kawasan koridor Jalan Pemuda Medan.

Koridor Jalan Pemuda Medan merupakan salah satu koridor penting di Kota Medan. Koridor Jalan Pemuda merupakan salah satu kawasan lama/bersejarah yang bernilai tinggi di Kota Medan, kawasan ini mulai berdiri pada akhir abad XVI dan berkembang pada awal tahun 1800-an. Sekitar abad ke-19 pemerintahan Kolonial Belanda melakukan kerja sama dengan perusahaan asing dari beberapa negara untuk menanamkan investasinya dalam perkebunan karet yang ada di Sumatera Timur. Belanda pada waktu itu merupakan pemegang konsensi daerah Jl. Soekamoelia (yang sekarang ini Jalan Pemuda Medan).

Kawasan Pemuda berada di posisi yang sangat strategis, yaitu di pusat kawasan perdagangan dan pemerintahan Kota Medan. Hal tersebut mengakibatkan kawasan mempunyai nilai jual tertinggi dengan harga tanah sekitar 5-7 juta/m2. Fungsi-fungsi yang mendominasi kawasan tersebut adalah fungsi perbelanjaan (pertokoan dan perniagaan), pemukiman komersial dan perkantoran sehingga menjadikan kawasan tersebut sebagai daerah komersial. Koridor jalan tersebut merupakan daerah yang berkaitan erat dengan perkembangan pemanfaatan lahan di Kota Medan yang ditandai dengan 2 kutub pertumbuhan yaitu: Pelabuhan Laut Belawan dan pusat kota Medan sekarang yang berhubungan dengan Pasar Ikan Lama (Jl. Perniagaan).

Pada koridor tersebut berkembang kegiatan komersial (Jl. Pemuda) dan perkembangan arsitektur masa Kolonial Belanda. Koridor tersebut secara garis besar terletak di antara distrik, Koridor Katamso yang dikenal dengan image pusat Kesultanan Deli pada Koridor kawasan Istana Maimun, dan distrik kawasan komersial dan hiburan pada Koridor Jalan Ahmad Yani Kesawan dan distrik kawasan bekas pusat pemerintahan gementee pada Koridor Lapangan Merdeka-Deli Plaza.

Identitas koridor kota yang tercipta dengan adanya komunikasi melalui keserasian visual antara pengamat dengan elemen-elemen pembentuk ruang di Jalan Pemuda Medan saat ini berpotensi dapat dirasakan karakter dan maknanya pada lokasi tersebut. Adanya potensi untuk meningkatkan kegiatan berjalan kaki di sepanjang koridor Jalan Pemuda, namun saat ini pada koridor tersebut tidak ada

keseimbangan penggunaan elemen jalur pejalan kaki dengan aktivitas dan fasilitas ruang-ruang publik. Dalam perkembangannya, koridor ini telah berubah menjadi salah satu koridor inti pusat kota dengan berbagai permasalahan, antara lain kemacetan, polusi, kecelakaan, kriminalitas, pudarnya identitas kawasan dan lain-lain. Namun banyak potensi dan isu yang bisa diangkat dari koridor Jalan Pemuda tersebut, antara lain: bahwa koridor Jalan Pemuda yang saat ini sebagai kawasan perkantoran dan perdagangan, berpotensi untuk menarik investor sehingga dapat meningkatkan investment dan funding pada kawasan ini.

Pada saat ini kawasan Pemuda sedang mengalami perubahan kawasan yang cukup pesat, akibat dari perkembangan ekonomi dan letak kawasan yang cukup strategis. Perkembangan ekonomi pada kawasan ini menyebabkan adanya desakan ekonomi untuk memanfaatkan bangunan semaksimal mungkin karena berada di salah satu lokasi pusat komersial di Kota Medan yang bernilai tinggi. Sedangkan perubahan kawasan terjadi akibat adanya penggunaan fungsi bisnis yang sebagian terpusat di Jl. Pemuda dan sekitarnya, dimana menjadi daerah penting yang berkembang.

Di kawasan Jl. Pemuda masih terdapat bangunan-bangunan bersejarah pada masa Hindia-Belanda dan merupakan salah satu potensi yang dapat menjadi magnet aktifitas pada koridor bangunan di Jl. Pemuda, apabila adanya keserasian visual antara bangunan dengan ruang perkotaan. Melalui kehebatan tersebut, maka diperlukan penataan tata bangunan di Jalan Pemuda Medan. Penataan tata bangunan diwujudkan melalui usaha menciptakan urban friendly corridor.

Konsep urban friendly corridor dapat dicapai antara lain dgn mempertahankan bangunan yg secara historis dan arsitektural signifikan minimal dengan mempertahankan fasadenya. Selain itu, dengan memanfaatkan peluang ruang yang dapat digunakan sebagai area menikmati suasana dan bangunan-bangunan yang baru dirancang dengan perancangan yang serasi dengan bangunan lama/bersejarah. Dengan mengelolah fisik bangunan yang tingkat signifikansinya dapat lebih fungsional, maka akan menghasilkan suasana visual ruang yang serasi.

Shirvani, Hamid (1985) dalam Urban Design Process menyatakan bahwa penataan massa dan bentuk bangunan akan menciptakan efek visual yang baik, yaitu: memperlihatkan hubungan antara bangunan yang satu dengan bangunan yang lain, menciptakan efek visual yang baik jika didesain sebaik mungkin. Penataan tata bangunan tidak hanya terfokus dalam menganalisa ketinggian bangunan dan efek bulk yang terjadi pada bangunan, yang menjadi faktor yang paling diperhatikan pada bentuk bangunan dan massa bangunan, tetapi juga warna, material, tekstur dan fasade bangunan.

Untuk mencegah semakin merosotnya fisik, fungsi dan karakter visual kawasan bersejarah ini, maka diperlukan penataan tata bangunan di Jalan Pemuda Medan. penataan tata bangunan diwujudkan dalam rangka menciptakan urban friendly corridor. Dalam rangka menghidupkan kembali suasana lingkungan agar tidak semakin pudar. Upaya yang dilakukan dengan memberikan fungsi baru yang sesuai pada bangunan-bangunan lama yang sudah tidak lagi digunakan seperti fungsi aslinya. Perencanaan bangunan baru yang sifatnya mengisi harus memperhatikan

karakter visual bangunan bersejarah/lama yang ada disekitarnya. Keunikan karakter visual tipologi bangunan dengan berbagai ragam gaya dan ornamennya harus dapat dikenali untuk dipresentasikan dalam bentuk dan penempatan baru yang menunjukkan modernitas dan kaitannya dengan mata rantai sejarah masa silam.

Proses mengkaji tata bangunan di Jalan Pemuda juga dapat dilakukan pada koridor-koridor yang penting lainnya di Kota Medan, tetapi pedomannya tidak dapat digunakan pada koridor lainnya di Kota Medan, karena proses analisis pada setiap koridor-koridor yang ada di Kota Medan berbeda, hal ini di latar belakangi jika di tinjau dari sejarah kawasan, kebutuhan masyarakat, nilai ekonomi sebuah kawasan, pemakaian bahan dan faktor pendukung lainnya dalam pembuatan pedoman tata bangunan, sehingga pedoman tata bangunan di Jalan Pemuda Medan hanya untuk koridor jalan tersebut.

Dalam dokumen Pedoman Tata Bangunan Di Jl. Pemuda, Medan (Halaman 28-33)

Dokumen terkait