• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Hubungan Job Stressor, Stres Kerja dan Kinerja

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas sebuah perusahaan/organisasi. Berhasil atau tidaknya sebuah organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya, sangat tergantung pada canggihnya sarana, prasarana dan didukung oleh kemampuan sumber daya manusia atau pegawai yang berkualitas. Pegawai dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi, dimana pegawai mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat memberikan kontribusi besar dalam menjalankan aktivitas suatu organisasi dan juga pegawai merupakan perencana dan pengendali semua kegiatan organisasi.

Pekerjaan yang dimiliki oleh seorang pegawai tentu berbeda dengan pegawai yang lainnya. Masing-masing pekerjaan memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda dengan bobot pekerjaan yang berbeda pula. Berat atau ringan suatu pekerjaan selain dapat diukur dari deskripsi pekerjaan itu sendiri dapat pula diukur dari sikap seorang pekerja dalam menanggapi pekerjaannya. Pekerjaan yang dianggap sebagai tuntutan akan menjadikannya berat, sebaliknya bila pekerjaan dianggap sebagai karya maka pekerjaan tersebut akan dikatakan ringan. Pekerjaan selalu membawa konsekuensi yang berbeda, dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan ada yang positif dan ada yang negatif. Dampak positif dari pekerjaan yang dilakukan antara lain adalah kepuasan kerja, sedangkan dampak negatif yang timbul dari suatu pekerjaan adalah stres, stres terjadi karena adanya

interaksi antara individu dengan individu yang lain. Stres ini disebabkan oleh berbagai macam faktor yang kita sebut dengan Job Stressor, faktor-faktor ini antara lain faktor organisasional, faktor lingkungan dan faktor individu. Hal ini berarti stres berperan merusak kinerja pada umumnya. Secara sederhana, stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres.

Organisasi yang tengah berkembang biasanya menetapkan target dan standar yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja pegawainya, dengan tujuan untuk menunjukkan peningkatan layanan dalam usahanya untuk menjadi organisasi yang terdepan dibandingkan organisasi lainnya. Namun, target dan standar yang ditetapkan organisasi justru dapat menimbulkan stres bagi karyawan jika dianggap terlalu tinggi dan membebani karyawan, dan justru dapat menurunkan motivasi dan kinerja karyawannya.

Kajian terhadap stres jika dikaitkan dengan lama dan intensitas, stres dapat bersifat sementara atau jangka panjang, ringan dan berat sangat tergantung pada seberapa penyebab berlangsung, seberapa besar kekuatan dan seberapa besar kemampuan pegawai untuk menghadapinya. Jika stres bersifat sementara dan ringan, kebanyakan orang dapat menanganinya atau sekurang-kurangnya dapat mengatasi pengaruhnya dengan cepat, demikian sebaliknya, jika pegawai mengalami suatu burn out (suatu situasi di mana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi dan menarik diri dari pekerjaan) biasanya seseorang itu akan mengalami kelelahan emosional, menarik diri dari pergaulan, lekas marah,

menjadi sinis tentang karir mereka dan merasa berprestasi rendah (Mardiana 2001:167).

Dapat dipastikan bahwa semua pegawai pernah mengalami stres kerja. Namun demikian tingkatan stres kerja antara pegawai satu dengan pegawai yang lainnya tentunya memiliki tingkatan berbeda. Pegawai yang dapat menanggulangi stres atas pekerjaannya akan memiliki dampak yang positif terhadap pekerjaannya, dalam arti stres yang dialami tidak menurunkan tingkat kepuasan kerja pegawai, sebaliknya bagi pegawai yang tidak dapat menanggulangi stres, kepuasan kerja pegawai yang bersangkutan akan menurun seiring dengan meningkatnya tingkat stres yang dialami.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau yang dulunya dikenal dengan sebutan Kantor Agraria ini adalah lembaga pemerintah non kementerian di Indonesia yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Untuk tingkat regional disebut Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan tingkat sektoral disebut Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini adalah banyaknya proyek kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yang pengerjaannya tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam artian melewati jangka waktu yang ditentukan, hal ini didasari oleh tingginya beban kerja yang mengakibatkan timbulnya faktor stress kerja (job stressor) di kalangan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yang berdampak signifikan terhadap menurunnya kinerja pegawai.

Tabel 1.1

Daftar Jenis Layanan Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Tahun 2015

No Nama Pelayanan No Nama Pelayanan

1 Pengukuran Dan Pemetaan Kadastral

37 Sita

2 Pengukuran Untuk Mengetahui Luas

38 Pengangkatan Sita 3 Pengukuran Ulang dan Pemetaan

Kadastral

39 Blokir

4 Pengembalian Batas 40 Pencabutan Blokir 5 Survei Nilai Bidang Tanah 41 Pengecekan Sertipikat 6 Pemetaan Zona Nilai Tanah dan

Zona Nilai Ekonomi Kawasan Skala 1:10.000

42 Surat Keterangan Pendaftaran Tanah

7 Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Zona Nilai Ekonomi Kawasan Skala 1:25.000

43 Surat Keterangan Tanah

8 Survey Dan Pemetaan Tematik Bidang

44 Informasi Nilai Tanah atau Nilai Aset Properti

9 Pendaftaran Tanah Pertama Kali Konversi

45 Informasi Zonasi Nilai Tanah 10 Pendaftaran Tanah Pertama Kali

Pengakuan/Penegasan Hak

46 Informasi Nilai Ekonomi Kawasan 11 Pendaftaran Hak Milik Atas

Satuan Rumah Susun

47 Informasi Nilai Aset Kawasan 12 Pemberian Hak Guna Bangunan

dan Hak Pakai di atas Hak Milik

48 Pencatatan Perpanjangan Hak Bersama Pada Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun

13 Permohonan SK Pemberian Hak 49 Pemecahan Bidang 14 Permohonan SK Pemberian Hak

Dengan Kostatasi 50 Pemisahan Bidang 15 Permohonan SK Pemberian HGB/HP di atas HPL 51 Penggabungan Bidang 16 Permohonan SK Pembaharuan/Perpanjangan Hak

52 Perubahan Hak Atas Tanah

17 Permohonan SK konfirmasi 53 Perubahan Hak Atas Tanah Dengan Konstatasi

18 Permohonan SK Pemberian HM/HGB dari HPL

Perumnas/Transmigrasi

54 Perubahan Hak Atas Tanah Dengan Ganti Blanko

Sumber : KKP BPN Kabupaten Simalungun 2015-2016 (data diolah)

19 Perpanjangan SK Hak 55 Ganti Nama

20 Pendaftaran SK Hak 56 Sertipikat Pengganti Karena Blanko Lama

21 Pendaftaran SK

Perpanjangan/Pembaharuan Hak

57 Sertipikat Pengganti Karena Hilang 22 Peralihan Hak - Jual Beli 58 Sertipikat Pengganti Karena Rusak 23 Peralihan Hak - Pewarisan 59 Sertipikat Hak Tanggungan Pengganti

Karena Hilang 24 Peralihan Hak - Hibah 60 Izin Lokasi 25 Peralihan Hak - Tukar-menukar 61 Penetapan Lokasi 26 Peralihan Hak - Pemasukan Ke

Dalam Perusahaan

62 Izin Perubahan Penggunaan Tanah 27 Peralihan Hak - Merger 63 Pembatalan Sertipikat

28 Peralihan Hak - Penetapan atau Putusan Pengadilan

64 Hapusnya hak

29 Peralihan Hak - lelang 65 Pelepasan Sebagian Hak 30 Peralihan Hak - Pembagian Hak

Bersama

66 Pendaftaran Tanah Pertama Kali Konversi Wakaf

31 Hak Tanggungan 67 Pendaftaran Tanah Pertaman Kali Pengakuan/Penegasan Hak Wakaf

32 Cassie 68 Pemberian Hak Tanah Wakaf

33 Subrogasi 69 Wakaf dari Tanah Yang Sudah Bersertipikat

34 Roya 70 Ganti Nadzir

35 Merger Hak Tanggungan 71 Pengangkatan PPAT 36 Ganti Nama Pemegang Hak

Tanggungan

Tabel 1.2

Daftar Kinerja Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Tahun 2015

Periode

Jumlah Berkas

Masuk Jumlah Berkas Selesai

Jumlah Berkas Belum Selesai (Sisa) Dalam Jangka Waktu Melewati Jangka Waktu Januari 535 525 2 8 Februari 693 662 0 31 Maret 930 901 0 29 April 783 765 0 18 Mei 690 675 0 15 Juni 711 701 0 10 Juli 593 581 1 11 Agustus 763 743 0 20 September 955 935 1 19 Oktober 580 558 0 22 November 606 562 1 43 Desember 473 423 2 48 Total 8312 8031 7 274

Sumber : KKP BPN Kabupaten Simalungun Tahun 2015 (data diolah)

Berdasarkan data diatas, dalam kurun waktu 1 tahun masih ada 281 berkas belum selesai 7 diantaranya masih dalam jangka waktu pengerjaan dan 274 berkas lainnya melewati jangka waktu dari total 8312 berkas layanan yang jumlah berkasnya dikerjakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun. Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun mengolah 72 jenis Layanan kegiatan dengan bobot pengerjaan yang berbeda-beda pula.

Pada hakekatnya Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun telah berupaya melakukan tugas pokok dan fungsinya dengan sebaik-baiknya, namun pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut belum sepenuhnya terlaksana secara optimal karena adanya Stress kerja pegawai yang disebabkan banyak faktor dan konflik kerja di dalam internal kantor. Untuk itu Kantor Pertanahan Kabupaten

Simalungun berusaha terus menerus melakukan perbaikan kinerja dengan cara memaksimalkan pelayanan prima baik melalui penyederhanaan sistem pelayanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia maupun pembuatan kebijakan dan peraturan-peraturan. Pelayanan prima tersebut dalam pelaksanaannya di Kantor Pertanahan telah dituangkan dalam lampiran Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP). Walaupun sudah diberlakukan Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP), namun kenyataannya masih ada berkas yang waktu penyelesaian tidak bisa tepat sesuai dengan SPOPP yang distandarkan, sehingga pelayanan dari 71 jenis layanan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun dianggap kurang efektif, dilihat dalam Tabel 1.1, Tabel 1.2 dan Tabel 1.3

Tabel 1.3

Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan BPN RI No.1 Tahun 2010

No Jenis layanan Waktu

1 Pelayanan pendaftaran tanah pertama kali

Konversi, pengesahan dan penegasan hak

98 Hari

Pemberian hak 38 Hari (Tanah < 2000m2) 57 Hari (Tanah > 2000m2) 97 Hari (Tanah > 5000m2) Wakaf 98 Hari P3MB 145 Hari

Pendaftaran hak milik atas satuan rumah susun

30 Hari (200 unit) 60 Hari (200 unit-500 unit)

90 Hari ( >500 unit) Pemberian hak guna usaha 38 Hari

2 Pelayanan pemeliharaan data pendaftaran tanah

Peralihan hak atas tanah dan satuan rumah susun

5 Hari Ganti nama sertifikat 7 Hari

Sumber : Peraturan Kepala BPN RI No.1 Tahun 2010 (data diolah)

Beban kerja, tekanan atau desakan waktu, perubahan teknologi dan ekonomi, kemenduaan peran (role ambiguity) dan masalah rumah tangga (keluarga) yang merupakan indikator dari ketiga faktor job stressor sering membuat pegawai mengalami stres kerja. Maka dari itu banyaknya layanan yang tidak dikerjakan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan dikarenakan beban kerja yang berlebihan dimana pegawai diharuskan untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dan tuntutan tanggung jawab yang harus segera untuk dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kurangnya dukungan dan arahan dari pemimpin menjadi salah satu faktor penghambat pekerjaan untuk dapat diselesaikan. Pemimpin seringkali menuntut pekerjaan untuk dapat selesai tepat pada waktunya tanpa memaparkan penjelasan atas pekerjaan tersebut. Adanya masalah pribadi pegawai di keluarga masing-masing yang berpengaruh pada tugas yang sedang dikerjakan.

Bedasarkan hasil prasurvey yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa adanya pegawai yang masih terbebani akan banyaknya beban kerja yang dilimpahkan tidak sesuai dengan waktu kerja yang diberikan serta kurangnya

guna usaha 200Ha)

70 Hari (Tanah > 200Ha)

3 Pelayanan pencatatan dan informasi pertanahan

Pencatatan 1 Hari

Informasi pertanahan 1 Hari 4 Pelayanan pengukuran

bidang tanah

Pengukuran tanah 12 Hari (Tanah < 40Ha)

30 Hari (Tanah > 40Ha)

5 Pelayanan pengaturan dan penataan pertanahan

Konsolidasi tanah swadaya 210 Hari Pertimbangan teknis 14 Hari 6 Pengelolaan Pengaduan Pengelolaan pengaduan 5 Hari

arahan dari pimpinan dan adanya masalah pribadi pegawai yang berdampak langsung pada stres kerja dan berakibat pada penurunan kinerja serta kurang harmonisnya hubungan antar pegawai karena kedudukan atau jabatan, rekan kerja yang kurang mengerti beban kerja dalam tim, perbedaan pendapat antar pegawai yang berakhir dengan emosi. Jika setiap tahunnya terjadi kinerja pegawai yang belum optimal maka akan berdampak negatif bagi organisasi karena dapat menghambat kegiatan organisasi.

Adanya berbagai faktor stres pekerjaan yang berakibat kepada stress kerja dan berdampak terhadap kinerja pegawai Kantor Pertanahan Negara Kabupaten Simalungun mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh job stressor terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun”