• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Mempunyai bentuk tubuh yang ideal merupakan keinginan setiap orang. Dengan memiliki bentuk tubuh yang ideal dalam arti tidak gemuk, seseorang bisa lebih merasa percaya diri dengan penampilannya dan terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat timbul akibat kegemukan. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa terdapat lebih dari satu miliar orang dewasa di dunia menderita kelebihan berat badan. Setidaknya, 300 juta dari jumlah tersebut tergolong obesitas. Dengan menggunakan klasifikasi berat badan menurut WHO, survei nasional yang dilakukan pada 1996/1997 di ibukota-ibukota seluruh propinsi Indonesia menunjukkan bahwa 8,1% penduduk laki-laki dewasa (≥ 18 tahun) menderita kelebihan berat badan dan 6,8% mengalami obesitas, 10,5% wanita dewasa menderita kelebihan berat badan dan 13,5% obesitas. Pada kelompok umur 40-49 tahun, kelebihan berat badan maupun obesitas mencapai puncaknya, yaitu masing-masing 24,4% dan 23% pada laki-laki serta 30,4% dan 43% pada wanita (Depkes, 2003). Dan dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah penduduk yang kelebihan berat badan diperkirakan mencapai 76,7 juta (17,5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%) (Suharmiati dan Maryani, 2003).

Kegemukan atau obesitas dapat dikatakan telah menjadi masalah sosial. Banyak orang merasa resah akan kondisi tubuhnya yang tidak lagi ramping. Bukan hanya takut karena terkena berbagai penyakit, melainkan juga karena penampilannya tidak menarik lagi. Kegemukan sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit seperti sleep apnea, sindrom metabolik, diabetes melitus tipe II, dislipidemia, kelainan kulit yang berhubungan dengan higiene, stroke, batu kelenjar empedu, serta depresi. Hal itu membuat mereka berminat mencoba bila terdapat tawaran mengenai produk pelangsing, penyusut perut, dan produk lain yang sejenis. Keadaan ini membuat berbagai produk penurun berat badan mendapatkan lahan subur. Seperti yang jelas terlihat adalah banyaknya iklan produk penurun berat badan yang menawarkan cara praktis dan mudah untuk menurunkan berat badan dan banyaknya produk penurun berat badan yang dijual bebas di pasaran (Susanto, 2005).

Keinginan untuk memiliki tubuh langsing atau ideal seringkali membuat orang tidak berpikir secara jernih dalam memilih produk pelangsing, penyusut perut dan produk lain yang sejenis. Terlebih bila menginginkan efek instant, orang terkadang tidak mengetahui lebih jauh mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh produk-produk pelangsing (Anonim, 2004). Banyak produk penurun berat badan yang bekerja dengan cara menghambat nafsu makan dan menyebabkan keluarnya cairan tubuh dalam jumlah yang cukup banyak. Bila hal ini dikombinasikan dengan kurangnya asupan makan, yang terjadi adalah orang akan sangat mudah merasa lemas, cepat lelah bahkan sampai pingsan. (Anonim, 2004).

Pengetahuan masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan produk penurun berat badan menjadi hal yang sangat penting karena pengawasan, pembelian maupun penggunaan produk penurun berat badan yang dijual secara bebas di pasaran tidak dapat dikendalikan secara langsung baik oleh dokter maupun apoteker. Selain itu, banyak orang yang menggunakan produk penurun berat badan tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter/apoteker/ahli gizi. Hal tersebut dapat berakibat pada sulitnya melakukan pengawasan selama penggunaan.

Pengetahuan merupakan bagian yang penting untuk membentuk suatu tindakan, termasuk tindakan untuk menggunakan produk penurun berat badan. Menurut Ridjab, Ridwan, Judio, Hermansjah (2006), faktor yang berperan penting dalam menurunkan berat badan adalah motivasi dan perilaku. Selain itu dukungan dari lingkungan, teman, dan keluarga, pengetahuan terhadap obesitas dan efeknya, sikap dan kemampuan penderita untuk melakukan aktivitas fisik, serta waktu yang tersedia merupakan faktor lain yang berperanan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan motivasi seseorang untuk menggunakan produk penurun berat badan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada pengguna produk penurun berat badan maupun masyarakat yang ingin menggunakan produk penurun berat badan mengenai faktor pengetahuan dan motivasi dalam menggunakan produk penurun berat badan supaya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam menggunakan produk penurun berat badan.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. seperti apa karakteristik subyek penelitian, meliputi fakultas, jenis kelamin, umur, Indeks Massa Tubuh, penghasilan dan atau uang saku tiap bulan, dan status tempat tinggal di Yogyakarta?

b. seperti apa pengetahuan subyek penelitian meliputi merek dan jenis produk penurun berat badan yang dikenal, sumber informasi, pentingnya konsultasi dengan dokter/apoteker/ahli gizi, efek samping, komposisi, peringatan dan larangan, keefektifan, dampak ketergantungan penggunaan dan penurunan berat badan secara drastis pada kesehatan seseorang, kelebihan berat badan dapat menimbulkan berbagai penyakit dan konsumsi produk penurun berat badan untuk orang yang kelebihan berat badan?

c. seperti apa motivasi subyek penelitian untuk menggunakan produk penurun berat badan, meliputi persentase pengenalan, sumber pengenalan, pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan penggunaan, ketertarikan untuk menggunakan, saran dari dokter/apoteker/ahli gizi, pandangan mengenai alasan seseorang menggunakan produk, mengenai alasan penggunaan supaya tidak dianggap ketinggalan zaman, dan pernyataan bahwa untuk bisa tampil menarik maka tubuh harus ideal?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian mengenai produk penurun berat badan telah dilakukan, yaitu oleh Rahayu (2005) dengan judul “Hubungan antara Persepsi terhadap Produk Susu Rendah Lemak, Niat Membeli dan Menggunakan Produk Susu Rendah Lemak” dan oleh Widanenci (2007) dengan judul “ Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di Televisi dan Pengaruhnya terhadap Motivasi Pemilihan Iklan Jamu Pelangsing di 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian yang digunakan. Pada penelitian Rahayu (2005) digunakan metode penelitian deskriptif analitik dan pada penelitian Widanenci (2007) digunakan metode deskriptif analitik sekaligus mencakup metode penelitian deskriptif non analitik karena di dalam penelitian tersebut sekaligus dilakukan evaluasi mengenai iklan jamu pelangsing di televisi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif non analitik dengan memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian mengenai produk pelangsing juga pernah dilakukan Sakti (2007) dengan judul “Kajian Motivasi dan Pengetahuan Untuk Menggunakan Produk Pelangsing pada Mahasiswa Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Perbedaan penelitian Sakti (2007) dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada subyek penelitian dan beberapa butir pertanyaan dalam kuesioner.

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengetahuan dan motivasi mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma untuk menggunakan produk penurun berat badan.

b. Manfaat praktis

1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan dalam pemberian informasi (penyuluhan atau iklan) mengenai penggunaan produk penurun berat badan, dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat mencegah atau mengurangi penggunaan yang belum tepat dan benar.

2) Data yang diperoleh diharapkan dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait seperti produsen produk penurun berat badan, sehingga tidak terjadi pengguna-salahan dalam penggunaan produk penurun berat badan.

3) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai produk penurun berat badan.

B. Tujuan Penelitian

Dokumen terkait