• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan pada mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta."

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Kegemukan telah menjadi masalah sosial karena banyak orang takut penampilannya tidak menarik lagi dan takut akan terkena berbagai penyakit. Hal ini menyebabkan orang menjadi termotivasi untuk menurunkan berat badan, salah satunya dengan menggunakan produk penurun berat badan. Pengetahuan mengenai produk tersebut diperlukan supaya tidak terjadi pengguna-salahan. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian mengenai kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian deskriptif non analitik. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling purposive non random. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan subyek penelitian mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki IMT ≥ 23.

Hasil yang diperoleh, responden FKIP (47,14%), berjenis kelamin wanita (50%), berumur 21 tahun (24,29%), IMT 25-29,9 kg/m2 (48,57%), penghasilan dan atau uang saku tiap bulan Rp.300.000,00-Rp.400.000,00 (35,72%), tinggal di Yogyakarta bersama orang tua (51,43%). Responden menyadari perlunya berkonsultasi dengan dokter/apoteker/ahli gizi sebelum menggunakan produk penurun berat badan (97,14%), mengenal produk (97,14%), mengenal produk dari iklan surat kabar/buku/majalah (37,21%), iklan tidak memberikan pengaruh untuk mengambil keputusan menggunakan produk (80%) dan tidak tertarik menggunakan produk (83,33%) karena belum merasa terganggu dengan berat badannya dan takut efek samping.

Kata kunci: produk penurun berat badan, pengetahuan, dan motivasi.

(2)

ABSTRACT

Obesity has been a social problem due to anxiecity of unacttractive appearance and fear of diseases. It motivates people to reduce their weight. Using weight-reducing products is one of the option. Knowledge on those products is necessary for preventing any misuse. For this reason, research on the study of knowledge and motivation in using weight-reducing products is conducted.

The research is an observational research under descriptive non-analitical design. The adopted sampling technique is that of purposive non random sampling. Questionnaire serves as the research instrument, taking as subjects students of Campus I Sanata Dharma University whose BMI ≥ 23.

As the result, respondents were Faculty of Teacher Training and Education (47,14%), female (50%), 21 years old (24,29%), BMI 25-29,9 kg/m2 (48,57%), whose monthly income and allowance money Rp.300.000,00-Rp.400.000,00 (35,72%), reside with their parents in Yogyakarta (51,43%). Respondents realize the need to consult with physician/chemist/nutitionist before using weight-reducing product (97,14%), know the product (97,14%), know the product from newspaper advertisement/books/magazines (37,21%), that advertisement does not affect their decision to use the product (80%) and are not interested in using the product (83,33%) for lack of discomfort and fear of side effects.

Keyword: weight-reducing product, knowledge, and motivation.

(3)

KAJIAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK PENURUN BERAT BADAN PADA MAHASISWA KAMPUS I

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Theresia Dian Pramudita NIM : 038114042

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

KAJIAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK PENURUN BERAT BADAN PADA MAHASISWA KAMPUS I

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Theresia Dian Pramudita NIM : 038114042

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

(5)
(6)
(7)

[tÄtÅtÇ cxÜáxÅut{tÇ

Angin dapat menggerakkan sesuatu,

Dapat dirasakan tetapi tidak dapat dilihat....

Demikian juga cara Tuhan bekerja...

Kesusahan dan suka cita kita digunakan

untuk menjalankan semua rencana-Nya

Ia tidak meminta kita untuk melihat dahulu baru percaya

Tetapi Ia meminta kita memiliki iman dalam mengahadapi permasalahan

Untuk percaya dahulu baru melihat...

( Cakrawala )

Tuhan Yesus, Maha Dewi Bunda Maria

Santa Theresia dari kanak-kanak Yesus

Orang tua, adik-adikku, “Malaikatku”, dan

Almamaterku...

Karya ini kupersembahkan untuk

(8)
(9)

INTISARI

Kegemukan telah menjadi masalah sosial karena banyak orang takut penampilannya tidak menarik lagi dan takut akan terkena berbagai penyakit. Hal ini menyebabkan orang menjadi termotivasi untuk menurunkan berat badan, salah satunya dengan menggunakan produk penurun berat badan. Pengetahuan mengenai produk tersebut diperlukan supaya tidak terjadi pengguna-salahan. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian mengenai kajian pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian deskriptif non analitik. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling purposive non random. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan subyek penelitian mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki IMT ≥ 23.

Hasil yang diperoleh, responden FKIP (47,14%), berjenis kelamin wanita (50%), berumur 21 tahun (24,29%), IMT 25-29,9 kg/m2 (48,57%), penghasilan dan atau uang saku tiap bulan Rp.300.000,00-Rp.400.000,00 (35,72%), tinggal di Yogyakarta bersama orang tua (51,43%). Responden menyadari perlunya berkonsultasi dengan dokter/apoteker/ahli gizi sebelum menggunakan produk penurun berat badan (97,14%), mengenal produk (97,14%), mengenal produk dari iklan surat kabar/buku/majalah (37,21%), iklan tidak memberikan pengaruh untuk mengambil keputusan menggunakan produk (80%) dan tidak tertarik menggunakan produk (83,33%) karena belum merasa terganggu dengan berat badannya dan takut efek samping.

Kata kunci: produk penurun berat badan, pengetahuan, dan motivasi.

(10)

ABSTRACT

Obesity has been a social problem due to anxiecity of unacttractive appearance and fear of diseases. It motivates people to reduce their weight. Using weight-reducing products is one of the option. Knowledge on those products is necessary for preventing any misuse. For this reason, research on the study of knowledge and motivation in using weight-reducing products is conducted.

The research is an observational research under descriptive non-analitical design. The adopted sampling technique is that of purposive non random sampling. Questionnaire serves as the research instrument, taking as subjects students of Campus I Sanata Dharma University whose BMI ≥ 23.

As the result, respondents were Faculty of Teacher Training and Education (47,14%), female (50%), 21 years old (24,29%), BMI 25-29,9 kg/m2 (48,57%), whose monthly income and allowance money Rp.300.000,00-Rp.400.000,00 (35,72%), reside with their parents in Yogyakarta (51,43%). Respondents realize the need to consult with physician/chemist/nutitionist before using weight-reducing product (97,14%), know the product (97,14%), know the product from newspaper advertisement/books/magazines (37,21%), that advertisement does not affect their decision to use the product (80%) and are not interested in using the product (83,33%) for lack of discomfort and fear of side effects.

Keyword: weight-reducing product, knowledge, and motivation.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang begitu setia

menuntun penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang

berjudul “Kajian Pengetahuan dan Motivasi untuk Menggunakan Produk Penurun Berat Badan pada Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, pengarahan dan dorongan dari

berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia menyumbangkan waktu,

tenaga, pikiran, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Rasa

terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan juga selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

membimbing penulis dengan memberikan dorongan, memberikan waktu dan

tenaga untuk berdiskusi serta memberikan saran dalam penyusunan skripsi.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang bersedia memberikan

saran yang berharga bagi penyusunan skripsi.

3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen penguji yang bersedia

memberikan saran yang berharga bagi penyusunan skripsi.

(12)

4. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. dan Bapak Agung Santoso, S.Psi., atas

bantuan dan sarannya dalam penyusunan kuesioner penelitian.

5. Bapak Ir. Ign. Aris Dwiatmoko, M.Sc. atas diskusi mengenai analisis statistik.

6. Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Fakultas Sastra dan Fakultas

Ekonomi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian.

7. Semua dosen Fakultas Farmasi yang telah rela membagi ilmunya kepada penulis.

8. Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner serta

diwawancarai.

9. Ibuku yang sangat aku kagumi, yang saat ini sudah merasakan indahnya surga “Terima kasih sudah membuatku bangga…Terima kasih buat doa yang Ibu kirimkan dari surga…

10.Bapak yang sudah memberikan banyak pelajaran hidup kepadaku, adik-adikku Jati dan Yose, keluarga besar Agustinus Dwidjoyuwono dan R.Th.Rio Santoso

Martonegoro yang sudah memberikan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

11.Malaikat yang telah dikirim Yesus dalam wujud manusia, Alexander Totok

Sektiyawan, A.Md yang setiap hari memberikan dukungan penuh untuk

menjalani hari-hariku, mulai dari pagi hingga pagi lagi.

(13)

12.Sahabat-sahabatku Tata, Ve, Sari, Ana, Angger, Rosa dan teman-teman Fakultas

Farmasi angkatan 2003 khususnya kelompok B yang telah membuat warna dalam

hidupku.

13.Putri, Sita, Naomi Psikologi UGM untuk bantuannya dalam pembuatan

kuesioner; Ema, Ari, Dame, Wahjoe untuk bantuannya dalam mencari

responden; Iin, Mela, Yose Vatikan untuk bantuannya di UGM.

14.Paulina Catur Pipera Sakti, teman seperjuangan yang sudah memberikan

motivasi, bantuan, dan sarannya selama skripsi.

15.Teman-teman KKN Angkatan XXXIII khususnya Kelompok 19 Jogoprayan:

Mache Rita, Ina, Ana, Anggi, Ai’, Dera, Hari, Andri untuk persahabatan yang

indah.

16.Pelatih dan Teman-teman Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus sebagai

keluarga tempat berbagi cerita, teman belajar dan mengembangkan bakat.

17.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan.

Yogyakarta, Mei 2007

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

INTISARI... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN... xxiv

BAB I. PENGANTAR... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

1. Permasalahan ... 4

2. Keaslian Penelitian... 5

3. Manfaat Penelitian ... 6

B. Tujuan Penelitian... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 8

(15)

A. Persepsi Tentang Sehat dan Sakit... 8

B. Teori Perilaku ... 9

1. Teori aksi... 10

2. Teori adopsi inovasi Rogers... 11

3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock... 13

C. Kegemukan... 16

1. Definisi kegemukan ... 16

2. Faktor penyebab kegemukan... 17

3. Terapi kegemukan... 18

4. Pengukuran kegemukan ... 20

D. Produk Penurun Berat Badan ... 22

E. Keterangan Empiris ... 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 26

B. Definisi Operasional Penelitian... 26

C. Subyek Penelitian ... 28

D. Teknik Sampling ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Tata Cara Penelitian... 31

G. Analisis Data Penelitian ... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35

A. Karakteristik Responden ... 35

(16)

1. Fakultas ... 35

2. Jenis Kelamin ... 35

3. Umur ... 36

4. Indeks Massa Tubuh (IMT) ... 37

5. Penghasilan dan atau Uang Saku per Bulan... 38

6. Status Tempat Tinggal di Yogyakarta... 39

B Pengetahuan Responden ... 41

1. Merek dan jenis produk penurun berat badan yang dikenal responden ... 41

2. Sumber informasi ... 43

3. Konsultasi dengan dokter/apoteker/ahli gizi mengenai penggunaan produk penurun berat badan... 46

4. Efek samping produk penurun berat badan menurut responden... 48

5. Pengetahuan responden mengenai komposisi produk penurun berat badan ... 50

6. Pengetahuan responden mengenai peringatan dan larangan dalam menggunakan produk penurun berat badan ... 54

7. Pandangan responden mengenai keefektifan produk penurun berat badan ... 55

8. Pengetahuan responden mengenai dampak ketergantungan penggunaan produk penurun berat badan dan penurunan berat badan secara drastis pada kesehatan seseorang... 60

(17)

9. Pengetahuan responden mengenai kelebihan berat badan dapat

menimbulkan berbagai penyakit ... 63

10. Pengetahuan responden mengenai pentingnya mengkonsumsi

produk penurun berat badan untuk orang yang mengalami

kelebihan berat badan... 64

C. Motivasi Responden ... 66

1. Persentase pengenalan responden terhadap produk penurun berat

badan ... 66

2. Sumber pengenalan ... 67

3. Pengaruh iklan terhadap pengambilan keputusan menggunakan

produk penurun berat badan... 69

4. Ketertarikan responden untuk menggunakan produk penurun berat

badan ... 72

5. Saran dari dokter/apoteker/ahli gizi ... 79

6. Pandangan responden mengenai alasan seseorang menggunakan

produk penurun berat badan... 81

7. Pandangan responden mengenai alasan penggunaan produk

penurun berat badan supaya tidak dianggap ketinggalan zaman ... 82

8. Pandangan responden mengenai pernyataan bahwa untuk bisa

tampil menarik, tubuh harus ideal... 83

D. Rangkuman Pembahasan ... 86

(18)

1. Rangkuman karakteristik mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta ... 86

2. Rangkuman pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengenai produk penurun berat badan dan hal-hal yang berkaitan ... 87

3. Rangkuman motivasi mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk menggunakan produk penurun berat badan ... 89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA... 93

LAMPIRAN... 96

BIOGRAFI PENULIS... 122

(19)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel I. Pedoman pengobatan berat badan berdasarkan IMT (Adam,

2004) ... 18

Tabel II. Klasifikasi berat badan dengan menggunakan IMT pada

orang dewasa menurut WHO (Adam, 2004)... 20

Tabel III. Klasifikasi berat badan dengan menggunakan IMT pada

orang Asia dewasa menurut WHO (Adam, 2004) ... 21

Tabel IV. Jumlah mahasiswa aktif kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun 2006 semester ganjil ... 29

Tabel V. Jumlah mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian ... 30

Tabel VI. Jumlah item pertanyaan pada kuesioner ... 32

Tabel VII. Umur mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ... 37

Tabel VIII. Sumber informasi mengenai produk penurun berat badan

yang dikenal mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta ... 44

Tabel IX. Pernah atau tidaknya mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta mendapatkan informasi dari

dokter/apoteker/ahli gizi/penjual produk penurun berat

badan ... 46

(20)

Tabel X. Pandangan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta mengenai pentingnya berkonsultasi

dengan dokter/apoteker/ahli gizi sebelum dan selama

menggunakan produk penurun berat badan ... 47

Tabel XI. Efek samping yang ditimbulkan produk penurun berat

badan menurut mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta ... 49

Tabel XII. Kepedulian mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta terhadap komposisi produk penurun

berat badan ... 51

Tabel XIII. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta terhadap kegunaan masing-masing

komponen dalam produk penurun berat badan ... 51

Tabel XIV. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai keefektifan produk penurun berat

badan dalam menurunkan berat badan... 56

Tabel XV. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai ketidakefektifan produk penurun

berat badan dalam menurunkan berat badan... 57

Tabel XVI. Alasan-alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta menyatakan bahwa konsumsi produk

(21)

penurun berat badan bukan merupakan hal paling penting

untuk orang yang mengalami kelebihan berat badan... 65

Tabel XVII. Sumber pengenalan produk penurun berat badan ... 68

Tabel XVIII. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta menyatakan bahwa iklan tidak memberikan

pengaruh dalam mengambil keputusan menggunakan

produk penurun berat badan... 71

Tabel XIX. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ingin menggunakan produk penurun berat

badan ... 73

Tabel XX. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tidak ingin menggunakan produk penurun berat

badan ... 74

Tabel XXI. Alasan-alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta menyatakan bahwa konsumsi produk

penurun berat badan merupakan hal paling penting untuk

orang yang mengalami kelebihan berat badan ... 76

Tabel XXII. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ingin ikut menggunakan produk penurun berat

badan setelah melihat teman berhasil... 78

(22)

Tabel XXIII. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tidak ingin ikut menggunakan produk penurun

berat badan meskipun teman telah berhasil ... 78

Tabel XXIV. Alasan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta tidak mengikuti saran dokter/apoteker/ahli

gizi... 80

Tabel XXV. Pandangan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai alasan seseorang menggunakan

produk penurun berat badan... 81

Tabel XXVI. Rangkuman karakteristik mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta... 86

Tabel XXVII. Rangkuman pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta mengenai produk penurun

berat badan dan hal-hal yang berkaitan... 87

Tabel. XXVIII. Rangkuman motivasi mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta untuk menggunakan produk

penurun berat badan ... 89

(23)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. (a) Teori aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 2004) ... 11

Gambar 2. Proses adopsi inovasi Rogers (Sarwono, 2004) ... 12

Gambar 3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock (Sarwono,

2004) ... 14

Gambar 4. Fakultas mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ... 35

Gambar 5. Jenis kelamin mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta ... 36

Gambar 6. Indeks Massa Tubuh mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta ... 38

Gambar 7. Tingkat penghasilan dan atau uang saku per bulan

mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ... 39

Gambar 8. Status tempat tinggal mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma di Yogyakarta ... 40

Gambar 9. Merek produk penurun berat badan yang dikenal

mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ... 42

(24)

Gambar 10. Jenis produk penurun berat badan yang dikenal mahasiswa

kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 43

Gambar 11. Keberadaan efek samping produk penurun berat badan

menurut mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ... 48

Gambar 12. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta mengenai adanya zat yang dapat

menghambat penyerapan sari makanan ... 53

Gambar 13. Kepedulian mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta terhadap peringatan dan larangan dalam

menggunakan produk penurun berat badan ... 54

Gambar 14. Pandangan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai keefektifan produk penurun berat

badan ... 55

Gambar 15. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta mengenai hasil yang didapatkan

dengan menggunakan produk penurun berat badan ... 58

Gambar 16. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta bahwa produk penurun berat badan

yang bekerja dengan cara menurunkan kadar air dalam

tubuh, efeknya tidak akan langgeng... 59

(25)

Gambar 17. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta mengenai keberadaan dampak

ketergantungan penggunaan produk penurun berat badan

pada kesehatan ... 61

Gambar 18. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai keberadaan dampak penurunan berat

badan secara drastis pada kesehatan ... 62

Gambar 19. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai kelebihan berat badan dapat

menimbulkan berbagai penyakit ... 63

Gambar 20. Pengetahuan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta mengenai pentingnya mengkonsumsi

produk penurun berat badan untuk orang yang mengalami

kelebihan berat badan... 64

Gambar 21. Persentase pengenalan mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta terhadap produk penurun berat

badan ... 67

Gambar 22. Pengaruh iklan dalam pengambilan keputusan mahasiswa

kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk

menggunakan produk penurun berat badan ... 70

Gambar 23. Penggunaan produk penurun berat badan oleh mahasiswa

kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 72

(26)

Gambar 24. Ketertarikan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta untuk menggunakan produk penurun

berat badan bila harga murah dan mudah didapatkan... 75

Gambar 25. Ketertarikan mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta untuk menggunakan produk penurun

berat badan bila teman berhasil... 77

Gambar 26. Pernah atau tidaknya mahasiswa kampus I Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta mendapatkan saran dari

dokter/apoteker/ahli gizi ... 79

Gambar 27. Pandangan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta mengenai alasan penggunaan produk penurun

berat badan supaya tidak dianggap ketinggalan zaman ... 83

Gambar 28. Pandangan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta bahwa untuk bisa tampil menarik, seseorang

harus memiliki tubuh ideal... 84

(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 96

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Fakultas Ekonomi ... 97

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Fakultas Sastra... 98

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian... 99

Lampiran 5. Hasil Wawancara... 106

Lampiran 6. Keterangan mengenai produk penurun berat badan ... 117

Lampiran 7. Kebutuhan Kalori Menurut Usia dan Kelamin Pada Aktivitas

Fisik Sedang (Tjay dan Raharja, 2002)... 120

Lampiran 8. Kandungan Zat Gizi Utama dari sejumlah Makanan (per 100

g) dan Jumlah Kalorinya (Tjay dan Raharja, 2002)... 120

(28)

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

(29)

Kegemukan atau obesitas dapat dikatakan telah menjadi masalah sosial. Banyak orang merasa resah akan kondisi tubuhnya yang tidak lagi ramping. Bukan hanya takut karena terkena berbagai penyakit, melainkan juga karena penampilannya tidak menarik lagi. Kegemukan sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit seperti sleep apnea, sindrom metabolik, diabetes melitus tipe II, dislipidemia, kelainan kulit yang berhubungan dengan higiene, stroke, batu kelenjar empedu, serta depresi. Hal itu membuat mereka berminat mencoba bila terdapat tawaran mengenai produk pelangsing, penyusut perut, dan produk lain yang sejenis. Keadaan ini membuat berbagai produk penurun berat badan mendapatkan lahan subur. Seperti yang jelas terlihat adalah banyaknya iklan produk penurun berat badan yang menawarkan cara praktis dan mudah untuk menurunkan berat badan dan banyaknya produk penurun berat badan yang dijual bebas di pasaran (Susanto, 2005).

(30)

Pengetahuan masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan produk penurun berat badan menjadi hal yang sangat penting karena pengawasan, pembelian maupun penggunaan produk penurun berat badan yang dijual secara bebas di pasaran tidak dapat dikendalikan secara langsung baik oleh dokter maupun apoteker. Selain itu, banyak orang yang menggunakan produk penurun berat badan tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter/apoteker/ahli gizi. Hal tersebut dapat berakibat pada sulitnya melakukan pengawasan selama penggunaan.

Pengetahuan merupakan bagian yang penting untuk membentuk suatu tindakan, termasuk tindakan untuk menggunakan produk penurun berat badan. Menurut Ridjab, Ridwan, Judio, Hermansjah (2006), faktor yang berperan penting dalam menurunkan berat badan adalah motivasi dan perilaku. Selain itu dukungan dari lingkungan, teman, dan keluarga, pengetahuan terhadap obesitas dan efeknya, sikap dan kemampuan penderita untuk melakukan aktivitas fisik, serta waktu yang tersedia merupakan faktor lain yang berperanan.

(31)

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

a. seperti apa karakteristik subyek penelitian, meliputi fakultas, jenis kelamin, umur, Indeks Massa Tubuh, penghasilan dan atau uang saku tiap bulan, dan status tempat tinggal di Yogyakarta?

b. seperti apa pengetahuan subyek penelitian meliputi merek dan jenis produk penurun berat badan yang dikenal, sumber informasi, pentingnya konsultasi dengan dokter/apoteker/ahli gizi, efek samping, komposisi, peringatan dan larangan, keefektifan, dampak ketergantungan penggunaan dan penurunan berat badan secara drastis pada kesehatan seseorang, kelebihan berat badan dapat menimbulkan berbagai penyakit dan konsumsi produk penurun berat badan untuk orang yang kelebihan berat badan?

(32)

2. Keaslian Penelitian

(33)

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengetahuan dan motivasi mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma untuk menggunakan produk penurun berat badan.

b. Manfaat praktis

1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan dalam pemberian informasi (penyuluhan atau iklan) mengenai penggunaan produk penurun berat badan, dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dapat mencegah atau mengurangi penggunaan yang belum tepat dan benar.

2) Data yang diperoleh diharapkan dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait seperti produsen produk penurun berat badan, sehingga tidak terjadi pengguna-salahan dalam penggunaan produk penurun berat badan.

3) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai produk penurun berat badan.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

(34)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

a. memberikan gambaran karakteristik subyek penelitian, meliputi fakultas, jenis kelamin, umur, IMT, penghasilan dan atau uang saku tiap bulan, dan status tempat tinggal di Yogyakarta. Status tempat tinggal di Yogyakarta dibandingkan juga dengan penelitian Sakti (2007).

b. mendapatkan gambaran pengetahuan subyek penelitian meliputi merek dan jenis produk penurun berat badan yang dikenal, sumber informasi, pentingnya konsultasi dengan dokter/apoteker/ahli gizi, efek samping, komposisi, peringatan dan larangan, keefektifan, dampak ketergantungan penggunaan dan penurunan berat badan secara drastis pada kesehatan seseorang, kelebihan berat badan dapat menimbulkan berbagai penyakit dan konsumsi produk penurun berat badan untuk orang yang kelebihan berat badan. Merek dan sumber informasi dibandingkan juga dengan penelitian Sakti (2007).

(35)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Persepsi Tentang Sehat dan Sakit

Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit, sifatnya tidaklah selalu obyektif. Bahkan lebih banyak unsur subyektivitas dalam menentukan kondisi tubuh seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit sangat dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya. Sebaliknya, petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang obyektif berdasarkan simptom yang tampak guna mendiagnosa kondisi fisik seorang individu (Sarwono, 2004).

Batasan “sehat” yang diberikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah “ a state of complete physical, mental, and social wellbeing”. Dari batasan ini jelas terlihat bahwa sehat itu tidak hanya menyangkut kondisi fisik, melainkan juga kondisi mental dan sosial seseorang. Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri (personal hygiene), penjagaan kebugaran melaui olah raga dan makanan bergizi (Sarwono, 2004).

(36)

1. batasan sakit menurut orang lain

Orang-orang di sekitar individu yang sakit mengenali gejala sakit pada diri individu itu dan mengatakan bahwa dia sakit dan perlu mendapatkan pengobatan. Penilaian orang lain ini sangat besar artinya pada anak-anak dan bagi orang dewasa yang menolak kenyataan bahwa dirinya sakit.

2. batasan sakit menurut diri sendiri

Individu itu sendiri mengenali gejala penyakitnya dan menentukan apakah dia akan mencari pengobatan atau tidak. Analisa orang lain dapat sesuai atau bertentangan dengan analisa individu, namun biasanya analisa itu mendorong individu untuk mencari upaya pengobatan.

Dari batasan tersebut tampak bahwa perilaku sakit merupakan pola reaksi sosio-budaya. Pada saat individu dihadapkan pada gejala suatu penyakit, gejala itu akan dikenal, dinilai, ditimbang untuk diputuskan apakah akan bereaksi atau tidak, tergantung dari penghayatan/definisi individu tentang situasi tersebut. Definisi individu itu dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya dan pola sosialisasi yang berlaku, sehingga reaksi individu dalam suatu komunitas tertentu mungkin berbeda dengan individu dari komunitas lain yang menganut norma sosial dan budaya yang berbeda (Sarwono, 2004).

B. Teori Perilaku

(37)

dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan (Sarwono, 2004). Beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis perilaku kesehatan individu maupun masyarakat antara lain seperti yang disebutkan di bawah ini.

1.Teori aksi

Teori aksi yang juga dikenal dengan teori bertindak ini (action theory) pada awalnya dikenalkan oleh Max Weber. Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsirannya atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu. Teori Weber dikembangkan lebih lanjut oleh Talcott Parson yang menyatakan bahwa aksi bukanlah perilaku. Aksi merupakan tanggapan/respon mekanis terhadap suatu stimulus, sedangkan perilaku adalah proses mental yang aktif dan kreatif.

(38)

a. INDIVIDU

b.

STIMULUS

Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran

TINDAKAN

Sistem Sosial Sistem Budaya Sistem Kepribadian

INDIVIDU PERILAKU

Gambar 1. (a) Teori aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 2004)

2.Teori adopsi inovasi Rogers

(39)

akibat pengaruh dari lingkungannya, oleh karena itu Rogers membagi proses pembuatan keputusan tentang inovasi ini menjadi empat tahap utama, yaitu:

a. tahap knowledge

Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan berkaitan dengan suatu ide baru. Pengetahuan ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek/topik tersebut.

b.tahap persuasion

Tahap ini biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan pada saat mulai timbul minat pada individu. Petugas kesehatan akan membujuk atau meningkatkan motivasi individu agar individu bersedia menerima obyek/topik yang dianjurkan.

Tetap adopsi

Ditolak

Tetap ditolak

Adopsi Gambar 2. Proses adopsi inovasi Rogers (Sarwono, 2004)

Penge- tahuan

Pertim- bangan

Kepu- tusan

Diterima (adopsi)

Ditolak

Penguatan

c. tahap decision

(40)

d.tahap confirmation

Pada tahap ini individu meminta dukungan atau penguatan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil. Bila lingkungan memberikan dukungan positif maka perilaku baru atau adopsi itu tetap dipertahankan, sedangkan bila ada keberatan dan kritik dari lingkungan, terutama dari kelompok acuannya, maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu kembali lagi ke perilakunya yang semula. Suatu penolakan juga dapat berubah menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan atau tekanan agar individu menerima ide baru tersebut (Sarwono, 2004).

3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock

Teori ini dikenal dengan health belief model. Model kepercayaan ini mencakup lima unsur utama. Yang pertama adalah persepsi individu tentang kemungkinan terkena penyakit (perceived susceptibility). Individu yang merasa dapat terkena penyakit akan lebih cepat merasa terancam.

(41)

menghambat individu melakukan tindakan karena individu merasa tidak berdaya melawan ancaman tersebut.

Variabel

penyakit Besarnya

ancaman

Gambar 3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock (Sarwono, 2004)

(42)

memutuskan menerima atau menolak alternatif tindakan tersebut, diperlukan satu unsur yaitu faktor pencetus yang dapat datang dari dalam diri individu (munculnya gejala penyakit tersebut) ataupun dari luar (nasihat orang lain, kampanye kesehatan, nasihat dari teman atau anggota keluarga dengan penyakit sama,dan sebagainya).

Terdapat faktor lingkungan ekstern dan faktor intern yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor ekstern tersebut yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial, kelompok referensi dan keluarga. Dan faktor-faktor intern meliputi motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian dan konsep diri, serta sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku:

1. motivasi

Motivasi adalah dorongan yang bertindak untuk memuaskan kebutuhan. Dorongan ini diwujudkan dalam bentuk tindakan dan perilaku. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi. Motivasi yang rendah biasanya menghasilkan tindakan yang kurang kuat (Sarwono, 2004). Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan. Sumber yang mendorong terciptanya suatu kebutuhan tersebut dapat berasal dari dalam orang itu sendiri atau dari lingkungan sekitarnya (Dharmmesta dan Handoko, 2000).

2. pengetahuan

(43)

yang diterima dari lingkungan melalui panca inderanya (Dharmmesta dan Handoko, 2000). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

C. Kegemukan 1. Definisi kegemukan

Menurut Tjay dan Raharja (2002), kegemukan didefinisikan sebagai terdapatnya lemak tubuh dalam jumlah abnormal, yang mengakibatkan kegemukan dan overweight pada keadaan tinggi badan dan jumlah otot tertentu. Kegemukan biasanya didefinisikan sebagai berat badan 20% atau lebih di atas rata-rata orang sehat dengan tinggi badan, rangka, usia dan jenis kelamin yang sama. Kelebihan berat badan adalah berat badan di antara obesitas dan normal atau antara 10-20% melebihi normal (Linder, 1992). Berdasarkan tabel klasifikasi berat badan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), obesitas termasuk dalam kelebihan berat badan (Adam, 2004).

(44)

2. Faktor penyebab kegemukan

Faktor seperti penuaan, keturunan, dan rusaknya pusat kenyang di hipotalamus mempunyai peranan penting dalam menimbulkan serta meningkatkan kelebihan berat badan. Faktor yang disebut di atas adalah faktor yang sulit untuk dicegah. Faktor yang dapat dicegah yang berperanan penting dalam kelebihan berat badan adalah jumlah asupan makan, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik (Ridjab dkk, 2006).

Obesitas sendiri merupakan kompleks penyakit kronis multifaktorial yang terjadi akibat interaksi antara genotip dan lingkungan di mana fisiologi, biokimia, genetik, lingkungan, kultur, sosioekonomi, dan psikologis maempunyai peranan penting (Ridjab dkk, 2006). Penyebab obesitas secara pasti belum jelas, tetapi obesitas umumnya diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara asupan dengan penggunaan energi. Obesitas disebabkan oleh banyak hal, tetapi terutama disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Di negara yang sedang berkembang, faktor lingkungan sangat berperan. Perubahan pola makan dan kurangnya aktivitas tubuh dalam kehidupan sehari-hari sangat menentukan penimbunan lemak dalam tubuh (Adam, 2004).

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menjadi gemuk antara lain:

a. makan melebihi kebutuhan tubuh, seperti kebiasaan makan yang berlebih, cara memilih makanan yang salah, dan kebiasaan mengemil

(45)

d. faktor hormonal, pada wanita menopause dapat terjadi penurunan hormon thyroid sehingga kemampuan untuk menggunakan energi akan berkurang.

e. faktor kecepatan metabolisme basal yang rendah (Iis, 2002) 3. Terapi Kegemukan

Menurut Adam (2004), penatalaksanaan pada obesitas dan berat badan berlebih terdiri atas perencanaan makan dengan mengurangi jumlah kalori, meningkatkan aktivitas fisik, dan pemakaian obat-obatan. Sasaran yang ingin dicapai adalah menurunkan berat badan sekitar 5-10% dari berat badan awal. Pedoman pengobatan berat badan berdasarkan IMT dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. Pedoman pengobatan berat badan berdasarkan IMT (Adam, 2004)

Nilai IMT Pengobatan

18,5 – 24,9 Tidak ada pengobatan. Diet dan olah raga untuk mempertahankan berat badan

25 – 29,9

tanpa penyakit lain

Diet hipokalori dan olah raga untuk menurunkan berat badan dan mencegah bertambahnya berat badan

25 -29,9

disertai penyakit

Diet hipokalori dan olah raga, ditambah obat penurun berat badan (anti obesitas)

30 – 39,9 Diet hipokalori dan olah raga, ditambah obat penurun berat badan (anti obesitas)

≥ 40 Bila gagal dengan pengobatan konservatif, perlu dipertimbangkan tindakan operasi

(46)

badan dapat turun dengan cepat tetapi kemudian melonjak kembali dengan total timbangan yang lebih banyak. Pendekatan holistik meliputi:

a. perencanaan makan yang benar, yaitu dengan makan teratur tiga kali sehari dengan komposisi yang tepat, yaitu karbohidrat 50%, protein 20%, dan lemak 30% dari total kalori. Perlu selalu diusahakan untuk makan secara bervariasi agar tubuh memperoleh semua gizi yang diperlukan. Sayur dan buah-buahan diperlukan sebagai serat nabati.

b. aktivitas fisik/olah raga, dengan melakukan aktivitas fisik, energi yang dikeluarkan akan meningkat, otot tubuh menjadi kencang, dan secara psikologis orang yang rajin berolahraga biasanya juga lebih fit dan percaya diri. Jenis olah raga yang dianjurkan adalah aerobik seperti jalan kaki, joging, ataupun berenang. c. perubahan tingkah laku, yaitu menanamkan motivasi dan disiplin diri dalam

usaha penurunan berat badan. Termasuk di sini adalah membiasakan diri merencanakan makan yang benar dan berolahraga sesuai yang dianjurkan serta menghindari makanan berlemak sebagai pelampiasan stress.

(47)

4.Pengukuran kegemukan a. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Ukuran untuk menentukan obesitas atau kelebihan berat badan adalah dengan menghitung IMT, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2) (Adam, 2004). Pada tahun 1998 WHO menggunakan IMT untuk mempermudah pembagian dan pengartian kelebihan berat badan secara klinis walaupun sebenarnya kelebihan berat badan dan obesitas merupakan masalah kompleks yang penyebabnya belum diketahui secara lengkap. Indeks Massa Tubuh menggambarkan perbandingan antara berat dan tinggi badan yang berhubungan secara signifikan dengan kadar lemak tubuh total dan tidak berlaku untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan, orang yang sangat berotot, contohnya atlet, dan wanita hamil (Ridjab dkk, 2006). Pada orang Asia, angka persentase lemaknya lebih tinggi dari orang barat (Caucasian) pada IMT yang sama, sehingga WHO membuat klasifikasi IMT tersendiri bagi orang Asia seperti tampak pada tabel III.

Tabel II. Klasifikasi berat badan dengan menggunakan IMT pada orang dewasa menurut WHO (Adam, 2004)

Klasifikasi IMT ( kg/m2 ) Risiko komorbiditas

Kekurangan berat badan < 18,5 Rendah (tetapi terjadi peningkatan rata-rata risiko masalah klinis lainnya)

Normal 18,5 – 24,9 Rata-rata

Kelebihan berat badan ≥ 25

Pre-obes 25 – 29,9 Meningkat

(48)

Tabel III. Klasifikasi berat badan dengan menggunakan IMT pada orang Asia dewasa menurut WHO (Adam, 2004) Klasifikasi IMT ( kg/m2 ) Risiko komorbiditas

Kekurangan berat badan < 18,5 Rendah (tetapi terjadi peningkatan rata-rata risiko masalah klinis lainnya)

Normal 18,5 – 22,9 Rata-rata

Kelebihan berat badan ≥ 23

Pre-obes 23 – 24,9 Meningkat

Obesitas I 25 – 29,9 Moderat

Obesitas II ≥ 30 Tinggi

b. Standard Brocca

Berat badan ideal dapat dihitung dengan rumus:

Berat badan ideal = (TB-100)-10% (TB-100) TB = Tinggi badan dalam cm

Disebut kelebihan berat badan (overweight) bila berat badan berada 10-20% di atas berat badan ideal, dan disebut kegemukan (obesitas) bila berat badan lebih dari 20% diatas berat badan ideal.

c. Berat badan relatif (Relative Body Weight/ RBW) Dapat diukur dengan rumus:

BBR = 100

100x TB

BB

BBR = Berat Badan Relatif TB = Tinggi badan dalam cm BB = Berat Badan dalam kilogram

(49)

d. Rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (Waist-to-Hip Ratio/WHR)

Kegemukan atau penumpukan jaringan lemak juga dapat terjadi di perut (abdominal). Cara ini dapat digunakan untuk menilai apakah seseorang menderita obesitas abdominal, yaitu dengan cara menghitung rasio antara lingkar pinggang dan lingkar panggul. Wanita dikatakan menderita obesitas abdominal bila nilai WHR>0,9 , sedangkan pria dengan nilai WHR>1,0.

e. Lingkar pinggang (Waist Circumference/ WC)

Cara ini juga digunakan untuk menentukan obesitas abdominal. Dikatakan abnormal bila nilai lingkar pinggang > 88 cm pada wanita dan nilai lingkar pinggang > 102 cm pada pria. Untuk Asia sendiri terdapat ketentuan lain, yaitu > 80 cm pada wanita dan > 90 cm pada pria.

D. Produk Penurun Berat Badan

Terdapat beberapa obat penurun berat badan yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Sifat dan cara kerja obat tersebut juga bermacam-macam (Rahardja, 2005). Cara kerja obat tersebut adalah:

1.penekan nafsu makan (anorexan)

(50)

menyebabkan tremor, komplikasi, jantung berdebar, tak bisa tidur, gelisah, mulut kering, sembelit, hingga alergi.

2. mempercepat rasa kenyang

Cara kerjanya adalah dengan mempengaruhi otak, yaitu dengan memperbanyak produksi serotonin. Serotonin merupakan zat kimia dalam otak yang mengendalikan emosi sekaligus selera makan. Peningkatan aktivitas dan kadar serotonin dalam otak menekan keinginan untuk makan berlebihan yang didorong oleh stres emosional. Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah sibutramin. Pemakaian obat ini harus sepengetahuan dokter karena terdapat efek samping yang berbahaya. Efek sampingnya yaitu mulut kering, anoreksia, konstipasi, insomnia, sakit kepala dan pada beberapa pasien (<5%), sibutramin dapat meningkatkan tekanan darah (Fitzgerald, 2002).

3.menghambat absorbsi lemak

Contoh obat yang masuk golongan ini adalah orlistat. Cara kerjanya adalah dengan menghambat aktivitas enzim lipase yang berfungsi memecah lemak dalam gastrointestinal. Sebagai akibatnya, penyerapan lemak turun sebesar 30%. Lemak yang tidak terserap akan keluar bersama feses. Efek samping yang dapat terjadi adalah diare, kembung, dan feses berminyak. Absorbsi vitamin yang larut lemak juga dapat terhambat akibat obat ini.

4.bersifat sebagai bulk fillers

(51)

tablet ini akan mengembang dalam perut. Sebagai akibatnya seseorang akan merasa kenyang lebih lama (Rahardja, 2005).

Mekanisme suatu bahan dapat menurunkan berat badan masih banyak yang belum diketahui secara rinci. Sementara ini dicoba menelusuri sifat kandungan kimia yang ditemukan dikaitkan dengan mekanisme penurunan berat badan. Beberapa pendekatan melalui mekanisme penurunan berat badan adalah sebagai berikut (Dzulkarnain dan Widowati,1996):

1. adanya zat samak (tanin) yang bersifat astringen. Zat ini diketahui akan berikatan dengan protein mukus yang melapisi bagian dalam usus membentuk lapisan yang sulit ditembus. Sebagai akibatnya, penyerapan sari makanan menjadi terhambat dan orang tidak menjadi gemuk. Tanaman yang mengandung zat samak contohnya adalah jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk.), kunyit (Curcuma domestica Val.), dan kayu rapet (Parameria laevigata ).

2. adanya zat yang bersifat melicinkan (lubricating) sehingga makanan tidak sempat terserap. Bahan ini biasanya bersifat lendir. Contoh tanaman yang bersifat melicinkan yaitu, jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dan mengkudu (Morinda citrifolia L.).

3. adanya bahan yang bersifat diuretik sehingga cairan di dalam tubuh akan dikeluarkan sehinga berat badan akan berkurang. Contohnya adalah meniran (Phyllantus niruri L.) dan kumis kucing (Orthosipon stamineus Benth.).

(52)

melunakkan tinja, sedangkan bahan pembentuk massa akan mengembang membentuk gel dalam air. Contohnya mengkudu (Morinda citrifolia L.), kunyit (Curcuma domestica Val.), dan nanas (Ananas comosus L.).

Pada dasarnya tidak ada obat pelangsing yang dijual bebas, yang ada adalah produk pelangsing yang berkhasiat meningkatkan pengeluaran zat cair atau padat dari tubuh. Sebelum menggunakan produk penurun berat badan, konsumen hendaknya mempelajari dulu segala sesuatu yang terkait dengan produk, khususnya keamanan produk yang digunakan. Selain itu, karena program pelangsingan sangat terkait dengan kesehatan, maka seharusnya juga perlu dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi, begitu juga dengan melaksanakan diet (Lunggana, 2001).

E. Keterangan Empiris

Dari penelitian ini diharapkan dapat digali informasi mengenai pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan dari mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta baik yang sedang menggunakan produk penurun berat badan, belum pernah menggunakan produk penurun berat badan, maupun yang sudah pernah menggunakan namun sekarang sudah tidak menggunakan kembali.

(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan menggunakan rancangan deskriptif non analitik melalui pendekatan waktu sesaat (point time approach). Penelitian observasional adalah jenis penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan yang apa adanya (in nature) tanpa adanya manipulasi peneliti (Pratiknya, 2001). Rancangan penelitian deskriptif hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta (Nawawi, 2005), dan dalam pendekatan waktu sesaat, tiap subjek hanya diobservasi sekali saja (Pratiknya, 2001). Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode dengan menggunakan kuesioner disertai beberapa wawancara terstruktur.

B. Definisi Operasional Penelitian

1. Kajian adalah studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui dengan lebih jelas kejadian, kasus atau sesuatu hal dari suatu fenomena.

(54)

peringatan dan larangan, keefektifan, dampak ketergantungan penggunaan dan penurunan berat badan secara drastis pada kesehatan, kelebihan berat badan dapat menimbulkan berbagai penyakit dan konsumsi produk penurun berat badan untuk orang yang kelebihan berat badan.

3. Motivasi, yaitu dorongan yang dimiliki oleh subyek penelitian untuk menggunakan produk penurun berat badan, yang timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Motivasi dapat berasal dari dalam individu atau dari luar individu, meliputi latar belakang dan tujuan dalam menggunakan produk penurun berat badan.

4. Kelebihan berat badan atau overweight adalah berat badan diantara obesitas dan normal atau antara 10-20% melebihi normal, sedangkan kegemukan atau obesitas adalah berat badan 20% atau lebih melebihi normal.

5. Produk penurun berat badan adalah semua produk baik dalam bentuk seduh, bubuk, larutan, kapsul, pil, krim dan lain-lain yang berguna untuk menurunkan berat badan, melangsingkan tubuh, dan mengencangkan perut, yang dijual bebas di pasaran.

(55)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki IMT ≥ 23 kg/m2, baik yang sedang

menggunakan produk penurun berat badan, belum pernah menggunakan produk penurun berat badan, maupun yang dahulu pernah menggunakan namun sekarang sudah tidak menggunakannya kembali. Subyek penelitian tersebut selanjutnya disebut

responden. Nilai IMT yang digunakan adalah ≥ 23 kg/m2 karena menurut klasifikasi

berat badan berdasarkan IMT untuk orang Asia, IMT ≥ 23 kg/m2 termasuk dalam kategori kelebihan berat badan. Nilai IMT didapatkan dari berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.

Jumlah responden minimal dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus

(Nawawi, 2005):

N =

2 2

d xPxQ Z

N : ukuran cuplikan terkecil

Z : koefeisien keterandalan (reability coefficient) yang besarnya ditentukan oleh tingkat kepercayaan, yaitu 90%, sehingga Z = 1,64 PQ : proporsi di dalam populasi, karena proporsi dalam populasi tidak

(56)

Jadi ukuran cuplikan terkecil: D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling purposive non random. Dalam sampling non random tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel (Hadi, 2004). Sebutan purposive menunjukkan bahwa teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam penelitian ini kelompok yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah mahasiswa kampus I Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dengan batasan IMT ≥ 23 kg/m2, baik pria maupun wanita. Untuk mengantipasi pengisian kuesioner yang tidak lengkap oleh responden, maka jumlah responden ditambah sebanyak 30% dari jumlah ukuran cuplikan terkecil yang berjumlah 68 responden. Dari hasil perhitungan, jumlah kuesioner yang disebarkan kepada responden yang terbagi dalam 3 fakultas di Kampus I Universitas Sanata Dharma adalah 90 kuesioner.

Tabel IV. Jumlah mahasiswa aktif kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2006 semester ganjil

No. Fakultas Pria

3. Ekonomi 837 763 1600

(57)

Tabel V. Jumlah mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian

No. Fakultas Pria

(orang)

Wanita (orang)

Jumlah total (orang)

1. FKIP 16 17 33

2. Sastra 6 7 13

3. Ekonomi 13 11 24

Total 35 35 70

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan panduan wawancara terstruktur. Kuesioner adalah kelompok atau urutan pertanyaan yang disusun untuk memperoleh informasi dari sumber informasi atau responden (Prawitasari, 1998). Pembuatan kuesioner dan panduan wawancara terstruktur dilakukan berdasarkan perumusan masalah dan telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

(58)

Bagian karakteristik responden memuat pertanyaan mengenai fakultas, jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, penghasilan dan atau uang saku tiap bulan serta status tempat tinggal responden di Yogyakarta. Bagian ke dua dari kuesioner memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan dan motivasi responden untuk menggunakan produk penurun berat badan. Selain itu di dalam kuesioner juga memuat batasan produk penurun berat badan yang dimaksudkan dalam penelitian ini.

F. Tata Cara Penelitian 1.Observasi awal

Obseravsi awal dilakukan penulis pada toko obat dan apotek yang menjual produk penurun berat badan untuk mencari informasi yang berkaitan dengan produk penurun berat badan seperti merek dan bentuk sediaan sebagai panduan membuat kuesioner. Selain itu penulis juga melakukan observasi di kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Observasi ini dilakukan untuk lebih mengenal tempat dilaksanakannya penelitian dan mengetahui hari dan jam dimana terdapat banyak responden.

2.Pembuatan kuesioner

(59)

Tabel VI. Jumlah item pertanyaan pada kuesioner penelitian No. Item pada kuesioner Jumlah

1. Karakteristik responden 7

2. Pengetahuan 17

3. Motivasi 10

3.Uji validitas dan uji pemahaman bahasa

(60)

4. Penyebaran kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan waktu jam kuliah. Setelah responden mendapatkan kuesioner, responden secara langsung mengisi di tempat kemudian kuesioner segera di kembalikan kepada peneliti untuk menghindari akses informasi mengenai produk penurun berat badan oleh responden. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 90 buah kuesioner untuk mengantisipasi adanya kuesioner yang tidak diisi lengkap oleh responden. Dari 90 kuesioner, terdapat 20 kuesioner yang tidak diisi secara lengkap oleh responden, sehingga hanya 70 kuesioner saja yang digunakan untuk analisis data.

5. Wawancara terstruktur

Dari beberapa responden, dipilih 5 orang responden untuk diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan bantuan garis besar yang berhubungan dengan tema. Wawancara dilakukan untuk menambah informasi dari responden mengenai pengetahuan dan motivasi untuk menggunakan produk penurun berat badan.

6. Pengolahan Hasil

a. Pengolahan hasil dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban dan menghitung masing-masing jawaban pertanyaan, kemudian dari masing-masing jawaban pertanyaan dilakukan interpretasi data hasil penelitian dengan melihat persentase jawaban.

(61)

beberapa tabel jawaban responden juga terdapat jumlah jawaban kurang dari 70. Hal ini dikarenakan jawaban responden sudah terbagi dua, misalnya responden yang menjawab ya memiliki alasan tertentu, begitu juga responden yang menjawab tidak, juga memiliki alasan tersendiri.

c. Pada beberapa hasil penelitian, yaitu status tempat tinggal di Yogyakarta, merek, sumber informasi dan sumber pengenalan produk penurun berat badan, hasil jawaban terbanyak dari responden dibandingkan dengan hasil penelitian Sakti (2007).

G. Analisis Data Penelitian

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden 1. Fakultas

Data yang didapatkan dari 70 mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki IMT ≥ 23 yang bersedia menjadi responden menunjukkan bahwa 47,14% adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 34,29% adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi, dan 18,57% adalah mahasiswa Fakultas Sastra.

Fakultas dari mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

18,57%

34,29% 47,14%

FKIP Ekonomi Sastra

Gambar 4. Fakultas dari mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Jenis kelamin

(63)

kuesioner dengan lengkap, 50,00% adalah pria dan 50,00% adalah wanita. Penelitian dilakukan non random dengan batasan IMT, tetapi baik pria maupun wanita yang memiliki IMT ≥ 23 memiliki kesempatan yang sama untuk mengisi kuesioner.

Jenis kelamin dapat menentukan keputusan dalam penggunaan produk penurun berat badan. Wanita dapat dikatakan lebih memperhatikan penampilannya dibandingkan pria, sehingga ketertarikan wanita terhadap produk penurun berat badan juga dapat dikatakan lebih besar dibandingkan pria. Persentase jenis kelamin responden tampak dalam gambar berikut.

Jenis kelamin mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Pria 50,00%

Wanita 50,00%

Gambar 5. Jenis kelamin mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Umur

(64)

Keputusan yang dimaksud dalam hal ini adalah keputusan untuk menggunakan produk penurun berat badan.

Tabel VII. Umur mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Umur Responden No.

( tahun )

Jumlah ( orang ) Persentase ( % )

1. 18 5 7,14

2. 19 15 21,43

3. 20 14 20,00

4. 21 17 24,29

5. 22 10 14,29

6. 23 3 4,29

7. 24 - 0,00

8. 25 3 4,29

9. 26 1 1,41

10. 27 2 2,86

Total 70 100,00

4. Indeks Massa Tubuh ( IMT )

Indeks Massa Tubuh responden dihitung dari berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Menurut WHO (2000) dalam klasifikasi berat badan berdasarkan IMT untuk orang Asia, orang yang memiliki IMT ≥ 23 kg/m2 masuk dalam kategori kegemukan. Klasifikasi tersebut dapat dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu pre-obesitas, obesitas I dan obesitas II.

(65)

48,57% responden memiliki IMT antara 25 – 29,9 kg/m2 atau mengalami obesitas I, dan 14,29% responden memiliki IMT ≥ 30 kg/m2 atau obesitas II. Persentase paling banyak terdapat pada responden dengan IMT antara 25 – 29,9 kg/m2, dapat diartikan bahwa angka kejadian terbesar dari kelebihan berat badan yang terjadi pada responden adalah obesitas I.

Indeks Massa Tubuh mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

14,29% 48,57%

37,14%

23 - 24,9 kg/m2 25 - 29,9 kg/m2 > 30 kg/m2

Gambar 6. Indeks Massa Tubuh mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

5. Penghasilan dan atau Uang Saku per Bulan

(66)

untuk responden dengan penghasilan dan atau uang saku per bulan antara 750 ribu – 1 juta.

25,71% 35,72%

28,57%

10,00%

Tingkat penghasilan dan atau uang saku per bulan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Antara 100 - 250 ribu

Antara 300 - 400 ribu

Antara 450 - 700 ribu

Antara 750 ribu - 1 juta

Gambar 7. Tingkat penghasilan dan atau uang saku per bulan mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Karakteristik ini ikut menentukan keputusan responden untuk menggunakan produk penurun berat badan. Penghasilan dan atau uang saku per bulan menunjukkan daya beli responden. Responden dengan jumlah penghasilan dan atau uang saku yang lebih besar memiliki kesempatan lebih besar untuk membeli produk penurun berat badan dibandingkan dengan mahasiswa dengan penghasilan dan atau uang saku yang lebih kecil.

6. Status Tempat Tinggal di Yogyakarta

(67)

sisanya 2,86% tinggal dengan saudara. Menurut Kotler dan Amstrong (2004), teman, keluarga (orang tua), dan saudara merupakan kelompok acuan yang memiliki pengaruh secara langsung pada diri konsumen karena teman, keluarga (orang tua) dan saudara selalu berinteraksi dengan konsumen. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tinggal di Yogyakarta dengan orang tua. Keputusan responden untuk menggunakan produk penurun berat badan sebagian besar dapat dipengaruhi oleh keluarga (orang tua), baik dengan cara pemberian informasi atau bujukan.

Status tempat tinggal mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta

2,86%

45,71%

51,43%

Dengan Orang tua

Indekost atau Kontrak

Dengan Saudara

Gambar 8. Status tempat tinggal mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta

(68)

B. Pengetahuan Responden

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Pengetahuan dalam penelitian ini meliputi:

1. Merek dan jenis produk penurun berat badan yang dikenal responden

Dari penelitian yang dilakukan, ternyata merek produk penurun berat badan yang paling dikenal oleh responden adalah Slimming Tea. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Sakti (2007) pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Iklan Slimming Tea sering muncul di media cetak maupun media elektronik, selain itu harga produk tersebut terjangkau oleh mahasiswa dan mudah didapatkan. Faktor-faktor tersebut membuat responden menjadi lebih mengenal produk penurun berat badan tersebut dibandingkan dengan produk penurun berat badan lain. Slimming Tea memiliki komposisi utama daun teh dan ekstrak tumbuhan seperti Parameriae Extractum, Foeniculi Extractum, Guazumae Extractum, dan Curcumae Extractum. Cara kerjanya secara umum adalah menghambat aktivitas lipolisis dari lipase gastrik dan lipase pankreas sehingga pencernaan lemak dihambat. Sebagai akibatnya, lemak tidak dapat diserap oleh usus halus dan dikeluarkan bersama feses.

(69)

berat badan karena mereka mampu menyebutkan beberapa merek di luar pertanyaan. Dalam wawancara terdapat responden yang menyebutkan pernah menggunakan Decaslim, tetapi obat tersebut di luar definisi operasional produk penurun berat badan karena penggunaannya harus dengan resep dokter, tidak dijual secara bebas, dalam pertanyaan ini responden juga tidak mencantumkan Decaslim dalam jawabannya.

23,95%

Merek produk penurun berat badan yang dikenal Mahasiswa Kampus I Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(70)

tradisional memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk penurun berat badan produksi pabrik dengan alasan bahwa jamu tradisional murni mengandung bahan-bahan alami sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.

21,82% 20,46% 19,55%

15,46% 11,36%

8,18%

3,17%

Jenis produk penurun berat badan yang dikenal mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Jamu tradisional Kapsul

Pil Susu Tablet Serbuk Teh

Gambar 10. Jenis produk penurun berat badan yang dikenal mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2. Sumber informasi

(71)

(7 responden) dan iklan media cetak (2 responden). Dalam hal ini responden dapat memberikan lebih dari satu jawaban, dan dari tabel VIII terlihat bahwa terdapat 116 jawaban dari 68 responden. Total responden adalah 70 orang, tetapi 2 orang tidak memberikan jawaban karena mereka tidak mengenal produk penurun berat badan. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa responden tidak hanya mendapatkan informasi dari satu sumber saja. Informasi yang didapatkan responden mengenai suatu produk bisa berbeda antara sumber informasi yang satu dengan sumber informasi yang lain. Keadaan ini dapat memicu penggunaan produk penurun berat badan yang kurang tepat karena responden tidak mengetahui mana sumber informasi yang benar-benar dapat dipercaya, terutama bila responden mengunakan produk penurun berat badan berdasarkan pengalaman pribadinya saja atau mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman orang lain (teman).

Tabel VIII. Sumber informasi mengenai produk penurun berat badan yang dikenal mahasiswa kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

No Sumber informasi mengenai produk penurun berat badan

Jumlah jawaban

Persentase (%)

1. Brosur 40 34,48

2. Kemasan 32 27.59

3. Dokter/apoteker/ahli gizi 16 13,79

4. Penjual produk penurun berat badan 14 12,07

5. Teman 7 6,04

6. Pengalaman pribadi 5 4,31

7. Iklan media cetak 2 1,72

(72)

Data menunjukkan bahwa sumber informasi terbanyak yang menyumbangkan informasi mengenai produk penurun berat badan kepada responden adalah brosur. Lain halnya dengan hasil penelitian Sakti (2007) pada mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mengungkapkan bahwa sumber informasi yang paling banyak menyumbangkan informasi mengenai produk penurun berat badan adalah kemasan. Brosur biasanya terdapat di dalam kemasan produk penurun berat badan dan memuat informasi-informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Tetapi terkadang informasi-informasi yang termuat tidak terlalu lengkap. Selain itu brosur bukan merupakan sumber informasi primer karena tidak secara langsung memberikan informasi-informasi mengenai produk penurun berat badan kepada responden. Bila informasi yang didapatkan responden tidak begitu lengkap, maka penggunaan produk tersebut secara tepat juga belum dapat dijamin.

Gambar

Gambar 1. (a) Teori aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 2004)
Gambar 2. Proses adopsi inovasi Rogers (Sarwono, 2004)
Gambar 3. Model “kepercayaan kesehatan” Rosenstock (Sarwono, 2004)
Tabel I. Pedoman pengobatan berat badan berdasarkan IMT (Adam, 2004)
+7

Referensi

Dokumen terkait

is an effect of using reciprocal technique in students reading

 Pada era ini istilah TI ditambahkan dengan menggunakan Sistem Teknologi Informasi (STI), Contoh program aplikasi banyak yang diawali dengan TI, seperti TI Perbankan (TIP),

Pimpinan unit kerja dalam rangka pembinaan harus dikaitkan dengan kebijakan dan prosedur dan harus ditetapkan secara tertulis, dan terhadap prosedur yang telah

Undang- undang kepariwisataan yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum dalam rangka pembinaan dan penyelenggaraan kepariwisataan, khususnya

Faktor yang paling mendasar dalam menentukkan kelas kemampuan lahan adalah keadaan lereng, di daerah penelitian mempunyai tiga kemiringan lereng seperti di tunjukkan

Untuk Program Studi Profesi, ketersediaan dosen yang akan mengampu minimal 6 orang dosen tetap berkualifikasi akademik paling rendah Magister yang relevan dengan program studi

Dampak dari teknik mnemonic yang diberikan dalam penelitian ini adalah untuk mengenalkan huruf pada anak, karena mengenal huruf merupakan hal yang penting dalam kemampuan

GATT mengharapkan tarif menjadi satu-satunya alat yang digunakan oleh negara-negara anggotanya dalam melindungi industri dalam negerinya dari persaingan dengan industri luar negeri