1. Definisi Lingkaran
Lingkaran adalah suatu kurva yang terdiri titik-titik yang berjarak sama dan berpusat terhadap suatu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran (Mayana, 2014).
Gambar 2.1 Lingkaran
Pusat lingkaran
24 2. Unsur-Unsur Lingkaran
Dari sebuah lingkaran dapat ditemukan suatu bagian-bagian lingkaran yang umumnya disebut unsur-unsur lingkaran. bagian-bagian lingkaran yang merupakan unsur-unsur lingkaran diantaranya adalah
Gambar 2.2 Unsur-Unsur Lingkaran a. Jari-Jari Lingkaran
Jari-jari lingkaran atau radius lingkaran merupakan suatu ruas garis dari titik pada kurva lingkaran dengan pusat lingkaran.
jari-jari lingkaran sering dinotasikan dengan βπβ. Pada gambar 2.2 jari-jari lingkaran ditunjukkan pada PC, PD, PA, dan PB.
b. Busur Lingkaran
Busur lingkaran merupakan lengkung pada kurva lingkaran yang terletak di antara dua titik pada kurva lingkaran. Busur lingkaran dinotasikan denganβ Ν‘ β. Pada gambar 2.2 busur lingkaran ditunjukkan oleh garis lengkung BA, AD, CB, DC, CA, dan BD.
25 c. Tali Busur Lingkaran
Tali busur lingkaran merupakan suatu ruas garis dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada pada kurva lingkaran. pada gambar 2.2 tali busur lingkaran ditunjukkan oleh BA.
d. Diameter Lingkaran
Diameter atau garis tengah lingkaran merupakan ruas garis dari dua titik pada kurva lingkaran melalui titik pusat lingkaran.
Pada gambar 2.2 diameter lingkaran ditunjukkan oleh CA yang melalui pusat P.
e. Apotema Tali Busur Lingkaran
Apotema tali busur merupakan ruas garis dari tali busur dengan titik pusat lingkaran, atau merupakan suatu penggal garis dari titik pusat lingkaran yang tegak lurus tali busur. Pada gambar 2.2 apotema atau tali busur lingkaran ditunjukkan oleh PE.
f. Tembereng
Tembereng merpakan daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan busur dihadapan tali busur. Pada gambar 2.2 tembereng ditunjukkan oleh daerah yang dibatasi oleh BA dan busur BA.
g. Juring Lingkaran
Juring lingkaran adalah daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua jari-jari dan busur yang diapit oleh kedua jari-jari
26
tersebut. Pada gambar 2.2 juring lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang dibatasi oleh PC, PD dan busur DC.
1. Keliling dan Luas Lingkaran a. Keliling lingkaran
Keliling lingkaran adalah panjang kurva pada lingkaran.
Keliling lingkaran di rumuskan dengan πΎ = 2 Γ Ο Γ π atau Ο Γ π
Keterangan:
πΎ = keliling π = jari-jari π= diameter Ο = 22
7 atau Ο = 3,14 (merupakan nilai pendekatan) b. Luas lingkaran
Luas lingkaran adalah luas daerah tertutup yang dibatasi oleh kurva lingkaran.
Luas lingkaran dirumuskan dengan
πΏ = Ο Γ π2 ππ‘ππ’ 1
4Γ Ο Γ π2
Keterangan:
πΏ = luas π = jari-jari
π = diameter (garis tengah)
27 Ο = 22
7 atau Ο = 3,14 (merupakan nilai pendekatan) Contoh soal:
Diketahui sebuah lingkaran memiliki jari-jari sebesar 14 cm.
Tentukan luas lingkaran dan keliling lingkaran tersebut!
Diketahui: π = 14 cm
Ditanyakan: luas lingkaran dan keliling lingkaran
Jawab:
Luas lingkaran = Ο Γ π2
= 22
7 Γ 14 Γ 14
= 22
7 Γ 196
= 22 Γ 28
= 616
Jadi luas lingkaran adalah 616 cm2
Keliling lingkaran = 2 Γ Ο Γ π
= 22
7 Γ 2 Γ 14
= 22 Γ 4
= 88
Jadi keliling lingkaran adalah 88cm
28
2. Menghitung Panjang Busur, Luas Juring, dan Luas Tembereng
Gambar 2.3 Sudut Pusat
Panjang busur AB = π π’ππ’π‘ ππ’π ππ‘
π π’ππ’π‘ π ππ‘π’ ππ’π‘ππππ (3600)Γ ππππππππ πππππππππ
Panjang busur AB = πΌ
360πΓ 2 Γ Ο Γ r
Luas Juring BOA = π π’ππ’π‘ ππ’π ππ‘
π π’ππ’π‘ π ππ‘π’ ππ’π‘ππππ (3600)Γ ππ’ππ πππππππππ
Luas juring BOA = πΌ
3600Γ Ο Γ π2
Luas tembereng AB = ππ’ππ ππ’ππππ π΄ππ΅ β ππ’ππ π ππππ‘πππ π΄ππ΅
3. Hubungan Sudut Pusat, Panjang Busur, dan Luas Juring
Perbandingan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring:
Gambar 2.4 Hubungan Sudut Pusat, Busur, Luas Juring
29 πππ ππ β π΄ππ΅
360π =ππ’ππ ππ’ππππ π΄ππ΅
ππ’ππ πππππππππ = πππππππ ππ’π π’π π΄π΅ ππππππππ πππππππππ Atau
Luas juring AOB = πππ ππ β π΄ππ΅
3600 Γ ππ’ππ πππππππππ Panjang busur AB = πππ ππ β π΄ππ΅
3600 Γ ππππππππ πππππππππ 4. Garis Singgung Lingkaran
Garis singgung lingkaran merupakan suatu garis yang menyinggung tepat di satu titik pada kurva lingkaran. Menurut Simangunsong (2014) sifat garis singgung dari lingkaran adalah garis singgung suatu lingkaran tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran yang melalui titik singgungnya.
Gambar 2.5 Garis Singgung Lingkan
Keterangan:
β’ Garis PQ merupakan garis singgung lingkaran.
β’ Garis PQ tegak lurus dengan jari-jari OA.
β’ Titik A disebut titik singgung.
30 Contoh soal:
Panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah 12 cm dan jarak kedua pusatnya 13 cm. Panjang salah satu jari-jari lingkaran 8 cm. Hitunglah panjang jari-jari yang lainnya!
Diketahui:
π = 12 cm π = 8 cm π= 13 cm Ditanyakan: π Jawab:
π = β(π2β (π β π)2) atau π2 = π2β (π β π)2 122 = 132β (8 β π)2
144 = 169 β (8 β π)2 (8 β π)2= 169 β 144 (8 β π)2= 25
8 β π =β25 8 β π = 5 π = 3
Jadi, panjang jari-jari yang lainnya adalah 3 cm
31 H. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang dipelajari oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Yogyakarta khususnya pada kalangan peserta didik kelas VIII B. Peserta didik kelas VIII B di SMP 1 Yogyakarta diharapkan memiliki kemampuan dalam menguasai pembelajaran matematika dengan baik sehingga dapat mencapai hasil belajar matematika secara optimal. Salah satu kemampuan yang diharapkan bagi peserta didik adalah kemampuan dalam menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada pokok bahasan lingkaran yang dipelajari pada semester genap. Dalam menyelesaikan soal matematika ini, peserta didik tidak hanya diharapkan dapat menyelesaikan soal matematika yang bertipe berpikir tingkat rendah (LOTs), namun peserta didik diharapkan juga dapat menyelesaikan soal matematika yang bertipe berpikir tingkat tinggi (HOTs).
Peserta didik yang memiliki kemampuan menyelesaikan soal matematika bertipe HOTs akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Namun, pada sekolah SMP Negri 1 Yogyakarta khususnya kalangan peserta didik kelas VIII B tidak semua memiliki kemampuan menyelesaikan soal matematika bertipe HOTs dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Kesulitan tersebut terdiri dari dua faktor yaitu faktor dari dalam diri dan faktor dari luar peserta didik.
Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal bertipe HOTs dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik, dengan cara memberikan soal
32
matematika bertipe HOTs pada pokok bahasan lingkaran. Soal matematika yang diberikan berupa soal esay pada pokok bahasan lingkaran.
Kemampuan tersebut dapat diukur dengan cara menganalisis hasil pekerjaan soal matematika bertipe HOTs yang sudah dikerjakan oleh peserta didik. Setelah menganalisis kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal matematika tipe HOTs, untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesulitan yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika tersebut, maka perlu diadakannya wawancara kepada peserta didik. Dengan wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui kesulitan yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis. Dalam penelitian ini analisis kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika bertipe HOTs diukur berdasarkan tingkat berpikir menurut taksonomi Anderson.
33
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran Matematia
Pembelajaran Matematika pada Materi Lingkaran
Analisis Jawaban Hasil Belajar
Pengerjaan Soal Tipe HOTs
Analisis Kemampuan Peserta didik Berdasarkan
Wawancara
Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal tipe HOTs Berdasarkan Taksonomi Anderson
34 I. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian relevan yang dilakukan oleh Widhia Tri Nuragni yang berjudul: Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Tipe High Order Thinking pada Pokok Bahasan Pola Bilangan di Kalangan Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Yogyakarta, dengan subjek peserta didik kelas VIII E. Peneliti dalam penelitian ini mengukur hasil belajar peserta didik kelas VIII E di SMP Negeri 5 Yogykarta dengan melihat tingkat kualitas respon peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTs berdasarkan taksonomi SOLO. hasil dari penelitian ini menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas VIII E adalah 27,59%. Presentase tersebut menunjukkan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTs masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik masih mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan soal tingkat evaluasi dan kreasi. Berdasarkan analisis uraian jawaban peserta didik VIII E dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 6 siswa yang dibandingkan dengan taksonomi SOLO, tingkat kualitas respon peserta didik kelas VIII E dalam menyelesaikan soal matematika terdiri dari 3 level, yakni unistructural, multistructural, dan relational.
2. Penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Veni Setyarini yang berjudul: Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal
35
Matematika pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Dua Variabel di Kalangan Siswa Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan subjek peserta didik kelas VIII B. penelitian ini mengukur tingkat pemahaman peserta didik dalam menyelesaikan soal berdasarkan taksonomi SOLO. Hasil dari penelitian ini dilihat dari uraian jawaban peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika dan hasil wawancara kepada peserta didik kelas VIII C. dari hasil uraian jawaban menunjukkan bahwa rata-rata dari hasil jawaban terdapat sebanyak 11 peserta didik mendapat nilai diatas KKM (β₯ 77) atau sebesar 25,58% dari seluruh siswa kelas VIII C. sisanya sebanyak 32 peserta didik belum mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, tingkat pemahaman peserta didik kelas VIII C cenderung pada tingkat multistruktural, artinya peserta didik sudah memahami dan dapat merencanakan penyelesaikan sola tetapi belum mampu menyelesaikan dengan baik.
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Dalam penelitian ini, jenis penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh peneliti digunakan untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs dan kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan analisis hasil wawancara kepada peserta didik, sehingga peneliti dapat mendapatkan data mengenai kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis. Sedangkan penelitian kuantitatif pada penelitian ini ditinjau dari hasil tes peserta didik dengan proses pengelompokkan berdasarkan indikator tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tes matematika tipe HOTs pada pokok bahasan lingkaran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu untuk melaksanakan penelitian ini adalah 1. Tempat pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Cik Di Tiro No.29, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223.
37 2. Waktu pelaksanaan
waktu pelaksanaan pada penelitian ini akan dimulai pada bulan Februari sampai dengan Maret 2021, dengan rancangan jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
September Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 Meminta izin secara non formal kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian
Menyampaikan judul penelitian, tujuan penelitian dan melaksanakan wawancara kepada guru matematika
2 Perencanaan dan persiapan 3 Melakukan penelitian
1. Memberikan soal HOTs mengenai pokok bahasan lingkaran kepada peserta didik
2. Koreksi hasil pekerjaan peserta didik
3. Melakukan wawancara kepada beberapa peserta didik yang telah dipilih 4. Analisis dan mengolah
data 4 Menyusun laporan
38 C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 34 peserta didik. Dimana 34 peserta didik tersebut adalah subjek dalam tes terulis, kemudian akan diambil 7 peserta didik untuk menjadi subjek wawancara.
D. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada materi lingkaran di kalangan peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2020/2021.
E. Bentuk Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
1. Data kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs Data yang digunakan berupa data tes tertulis dari hasil pekerjaan soal HOTs yang sudah dikerjakan oleh peserta didik dalam pokok bahasan lingkaran.
2. Data kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs
Data yang digunakan adalah data hasil pengelompokkan nilai tes tertulis yang diperoleh oleh peserta didik yang kemudian ditindaklanjuti dengan wawancara untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs dan langkah peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs.
39 F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes yang berupa tes tertulis dan metode non tes yaitu berupa wawancara.
1. Tes tertulis
Penelitian ini menggunakan metode tes tertulis. Tes yang digunakan dalam peneltian ini adalah tes dengan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan lingkaran. Tes tertulis pada penelitian ini berupa tes subjektif. Tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan lingkaran dan langkah penyelesaian peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs. Hasil pekerjaan tes tertulis peserta didik akan digunakan untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs pada pokok bahasan lingkaran.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang langsung kepada sumber data melalui informasi lisan (Sugiyono, 2014). Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menindaklanjuti dari hasil tes terulis yang telah dikerjakan oleh peserta didik. Pada penelitian ini metode wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi kembali mengenai kemampuan pemecahan masalah pada soal tipe HOTs dan mengetahui kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika tipe HOTs pada pokok bahasan lingkaran. setelah peneliti
40
memperoleh data nilai tes tertulis peserta didik, peneliti akan mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs. Wawancara akan dilakukan kepada beberapa perwakilan tiap kelompok. Metode wawancara dilakukan dengan menggunakan media video conference.
G. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan suatu alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Data tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, intstrumen yang digunakan, yaitu:
1. Lembar Tes Tertulis
Lembar tes tertulis akan diberikan kepada peserta didik sesuai dengan pokok bahasan yang akan diujikan. Karena adanya wabah covid-19 yang mengakibatkan pembelajaran disekolah harus dilaksanakan secara daring sehingga mengakibatkan dalam penyampaian materi materi menjadi terlambat, maka instrumen tes tertulis materi lingkaran dibatasi hanya memuat KD 3.7 dan 4.7.
Kisi-kisi pada soal tes tertulis ini disusun sesuai dengan KI, KD, dan level kemampuan berpikir tingkat tinggi yang berkaitan dengan pokok bahasan lingkaran. Berikut merupakan kisi-kisi ter tertulis materi lingkaran.
41
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Tertulis
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian No Tingkat 3.7 menjelaskan
sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya.
4.7 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur dan luas juring lingkaran, serta hubungannya
Peserta didik dapat
menganalisis permasalahan yang berhubungan degan luas juring lingkaran.
1 C4
(menganalisis)
Peserta didik dapat mengevaluasi dan membuat penilaian terhadap suatu
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan panjang busur lingkaran.
2 C5
(mengevaluasi)
Peserta didik dapat menciptakan suatu syarat dari dua buah lingkaran yang konsentris
3 C6
(menciptakan)
Instrumen tes tertulis dikembangkan berdasarkan kisi-kisi tes tertulis diatas dan disajikan dalam lampiran 1.
2. Lembar Pedoman Wawancara
Lembar pedoman wawancara berisi poin-poin penting yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Wawancara dilaksanakan setelah mengetahui hasil dari tes tertulis terhadap peserta didik yang telah dipilih. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengkonfirmasi jawaban peserta didik mengenai kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki peserta didik untuk menyelesaikan soal tes tertulis dan mengetahui kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis tersebut.
Berikut ini merupakan indikator wawancara yang akan digunakan dalam wawancara terhadap peserta didik:
42
Tabel 3.3 Indikator Wawancara Untuk Kemampuan Peserta Didik
I n s t r u m e n
wawancara dikembangkan berdasarkan berdasarkan indikator wawancara di atas dan disajikan pada lampiran 3.
H. Analisi Data
Metode analisis data digunakan unttuk menelaah seluruh data yang telah diperoleh selama penelitian. Dengan analisis data peneliti mendapatkan informasi guna menjawab rumusan masalah penelitian ini. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah uraian pekerjaan tes tertulis peserta didik, hasil tes peserta didik dan wawancara. Metode analisis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Indikator Wawancara Pertanyaan Wawancara Memahami Masalah 1. Informasi apa yang anda peroleh
dari soal nomor 1,2,3?
2. Apa yang ditanyakan dari soal nomor 1,2,3?
3. Apa saja kesulitan anda dalam memperoleh informasi mengenai apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal nomer 1,2,3?
Merancang Pemehacan 1. strategi apa yang lakukan untuk menyelesaikan soal nomer 1,2,3?
2. Kesulitan apa saja yang anda alami dalam merancang strategi untuk menyelesaikan soal nomer 1,2,3?
Menyelesaikan Masalah 1. Jelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk melaksanakan strategi yang sudah dibuat dalam menyelesaikan soal nomer 1,2,3!
2. Kesulitan apa saja yang dialami dalam menyelesaikan soal nomer 1,2,3?
Memerika Jawaban Kembali 1. Setelah menyelesaikan soal nomer 1,2,3 apakah melakukan pengecekan kembali dari hasil pekerjaannya?
43
1. Analisis Hasil Tes Tertulis Peserta Didik
Data yang dianalisis pada tahap ini adalah hasil tes tertulis peserta didik. Setelah peneliti memperoleh lembar jawaban peserta didik, peneliti akan mengkoreksi jawaban tersebut dengan berpedoman pada rubrik penilaian yang telah dibuat oleh peneliti seperti pada lampiran 2. Kemudian peneliti akan memberikan skor pada setiap nomer jawaban sesuai dengan hasil jawaban peserta didik. Dapat dilihat pada lampiran 2 skor tertinggi menurut rubrik penilaian adalah 10 pada setiap nomer soal. Peneliti akan membuat nilai dengan skala 1 sampai 10, sehingga untuk menentukan nilai yang diperoleh oleh peserta didik, maka jumlah skor yang diperoleh peserta didik tersebut harus dibagi 3. Nilai yang diperoleh oleh peserta didik dirumuskan dengan:
πππππ =ππ’πππβ π πππ ππππ π ππ‘πππ πππππ 3
Setelah mengetahui nilai peserta didik, peneliti akan mengurutkan peserta didik berdasarkan hasil tertinggi ke terendah. Kemudian peneliti juga akan mengkatogorikan peserta didik berdasarkan kategori penilaian kemampuan tingkat tinggi International Center for the Assesment of Higher Order Thinking (Tanujaya:2017), seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Katagori Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Nilai Akhir Peserta
Didik
Kategori Penilaian
81 β 100 Sangat Baik
61 β 80 Baik
41 β 60 Cukup
44 Nilai Akhir Peserta
Didik
Kategori Penilaian
21 β 40 Kurang
0 β 20 Sangat kurang
Kemudian hasil tes tertulis yang telah diperoleh peserta didik akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Tes Tertulis No Kode
Perserta Didik
Skor Tiap Nomer Soal Nilai Kategori 1 2 3 Total Skor
1 2 3
Selanjutnya peneliti ingin mengetahui persentase tingkat kemampuan dalam menyelesaikan soal tipe HOTs pada kelas VIII B.
Untuk mengtahui hal tersebut, maka setelah peneliti mendapat skor pada tiap nomer soal yang diperoleh oleh setiap peserta didik, peneliti akan mencari presentase ketercapaian pada setiap nomer soal yang diperoleh dalam satu kelas tersebut. untuk mengetahui persentase ketercapaian pada tingkat kemampuan tersebut, maka dapat digunakan rumus:
π‘ππππππ‘ πππππππ’ππ =
ππ’πππβ π πππ ππππ π ππ‘πππ πππππ πππππ π ππ‘π’ πππππ
ππ’πππβ π πππ ππππ ππππ π ππ‘πππ πππππ Γ100%
Hasil presentase ketercapaian tingkat kemampuan yang diperoleh kelas VIII B akan disajikan dalam bentuk tabel sebgai berikut:
45
Tabel 3.6 Presentase Ketercapaian Tingkat Kemampuan No
Soal
Tingkat Kemampuan
Jumlah Skor Maksimal
Jumlah Skor yang Diperoleh 1
kelas
Presentase (%)
Jumlah Keseluruhan
Setelah mengetahui presentase ketercapaian tingkat berpikir, peneliti akan mengidentifikasi kesalahan jawaban tes tertulis peserta didik. dalam mengidentifikasi kesalahan ini peneliti berpedoman pada indikator kesalahan menurut Polya (Tabel 2.2) dan pada kunci jawaban. Dimana jawaban tes tertulis yang mengalami kesalahan adalah jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban dan peserta didik yang tidak mengalami kesalahan tidak akan dimasukkan dalam tabel kesalaan. identifikasi kesalahan peserta didik akan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.7 Identifikasi Kesalahan tes tertulis Peserta Didik
No Soal
Langkah Penyelesaian
Masalah Menurut Polya
Kode Peserta
Didik
Jenis Kesalahan Yang Dialami
Indikator Kesalahan Yang dialami
Identifikasi Kesalahan
46
Kemudian peneliti akan mengelompokkan peserta didik berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis. Pengelompokan ini diperoleh dari hasil tes tertulis yang telah diperoleh peserta didik yang kemudian telah diurutkan dari hasil tertinggi ke hasil terendah. Peneliti akan mengelompokkan peserta didik kedalam 3 kelompok yaiitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Peneliti akan mengelompokkan berdasarkan kelompok tinggi-sedang-rendah dengan langkah yang harus dilakukan adalah untuk memperoleh kelompok tinggi, maka menentukan jumlah sampel sebanyak 27% dari jumlah peserta dan 27% untuk menentukan kelompok tingkat bawah. Sedangkan untuk kategori sedang menggunakan perhitungan sisa dari peserta didik kelompok tinggi dan kelompok rendah (Suharsimi Arikunto, 2013 : 227). Hasil dari pengelompokkan ini akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kelompok Tingkat Kemampuan
No Kode
Peserta Didik
Nilai Katagori Kelompok
Berdasarkan pengelompokan katagori kemampuan berpikir peserta didik tersebut peneliti akan memilih peserta didik dari masing-masing kelompok untuk melakukan tahap wawancara.
47
2. Analisis Uraian Dalam Menyelesaikan Soal Tes Berdasarkan Wawancara
Analisis pada tahap ini adalah analisis kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal tipe HOTs berdasarkan dengan kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis. Selain untuk analisis kesulitan, tahap wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi kembali mengenai langkah peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada soal matematika tipe HOTs. Tahap wawancara dilakukan guna menindaklanjuti tahap tes tertulis. Pada tahap ini hal pertama yang dilakukan oleh peneliti setelah peneliti memperoleh data kelompok hasil tes tertulis peserta didik, peneliti akan memilih perwakilan peserta didik dari tiap kelompok secara stratified random sampling, dimana tiap kelompok akan diambil 2 sampai 3 peserta didik untuk menjadi subjek wawancara.
Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan Video Conference. Selama wawancara berlangsung peneliti akan merekam kegiatan wawancara tersebut. Kemudian hasil dari wawancara akan ditabulasi oleh peneliti. Hasil wawancara berupa informasi mengenai peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis dan kesulitan yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal tes tertulis tersebut.
hasil wawancara akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
48
Tabel 3.9 Hasil Wawancara
Tabel 3.9 Hasil Wawancara