• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

2.8. Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase

Banyak keluhan yang muncul di tengah-tengah masyarakat mengenai pengajaran sastra, baik dari kalangan sastrawan, para ahli pendidikan dan pengajar maupun para guru sastra sendiri karena dirasakan belum dapat memenuhi harapan, salah satunya tentang pengajaran puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dalam pengungkapan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna. Penyair sengaja menggunakan bahasa yang demikian untuk menimbulkan daya estetisnya.

Telah di ketahui bersama untuk memahami makna suatu karya sastra dalam hal ini puisi tidak selalu mudah, maka untuk memahami makna suatu puisi dapat dilakukan dengan mengubah bentuk puisi ke dalam bentuk lain (frase atau prosa)

Pengajaran pemahaman puisi melalui teknik parafrase ini tentu sangat membantu para siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama yang masih sangat awam dengan bahasa puisi yang singkat, padat serta banyak penyimpangannya dari bahasa umum.

Pengajaran sastra berobjek puisi ini diusahakan memberikan kepuasan sastra kepada pembacanya dan memberikan pegangan pokok kepada siswa untuk mampu memberikan penghargaan tinggi sehingga siswa bisa peka menafsir dan menilai secara kritis, mandiri dan ikut merasakan puisi itu sebagai miliknya juga (Antara, 1985 : 3).

Pengajaran puisi dengan teknik parafrase ini juga harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran yaitu bahan yang dipilih hendaknya sesuai dengan taraf perkembangan siswa SMP. Pengajaran pemahaman puisi dengan teknik parafrase dapat juga menyadarkan siswa tentang penggunaan bahasa untuk menciptakan keindahan sastra sehingga siswa tahu bahasa sastra dengan bahasa sehari-hari.

Ditinjau dari perkembangan kejiwaannya, siswa SMP termasuk ke dalam perkembangan jiwa tahap romantik dan tahap realistik. Pada tahap romantik anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan, petualangan dan bahkan kejahatan.

Pada tahap realistik, anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa-apa yang benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah -masalah dalam kehidupan yang nyata (Pradopo, 1997/1998:125).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran. Puisi yang dipilih hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan, psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Penyajian puisi, setidak-tidaknya secara psikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu.

Dengan demikian, siswa akan merasa terangsang dan tertantang untuk belajar dan menyenangi puisi yang diajarkan dan lebih jauh lagi menyenangi semua bentuk puisi sehingga siswa mau menecoba untuk memparafrasekan puisi yang diajarkan.

2.9 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Parafrase

Menurut Marzano dalam Widdiharto (2004:11) teknik parafrase memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari parafrase adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan

2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap pembelajaran yang disajikan.

3. Memberikan interaksi antar siswa dengan guru, dengan demikian siswa terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sedangkan kelemahan dari parafrase yaitu:

1. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.

2. Beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

Materi yang disajikan dapat mencari tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukan.

Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting serta menentukan dalam kegiatan penelitian. Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan lancar terarah sesuai dengan tujuan, maka diperlukan suatu metode yang tepat. Tanpa metode tujuan penelitian tidak akan tercapai. Dengan metode yang tepat mutu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Penelitian tindakan pada penelitian terfokus pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase yang terjadi pada situasi kelas yang kongkret. Di samping itu, diharapkan dapat menghasilkan interprestasi dan penilaian terhadap praktik yang dilakukan dengan proses belajar-mengajar membaca pemahaman terhadap teknik memparafrase puisi. Dalam penelitian ini, ingin di ketahui dalam peningkatan memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, maka diperlukan suatu metode yang tepat sehingga siswa mampu lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Adapun urutan pembahasan dalam metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) jenis penelitian, 2) subjek, objek, dan penelitian, 3) rancangan penelitian, 4) prosedur penelitian, 5) metode pengumpulan data, 6) mengubah skor mentah menjadi skor standar, dan 7) analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena

langsung ke lapangan. Karakteristik dan penilaian tindakan kelas adalah Self Evaluatif yaitu modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, kemudian hasil

yang diperolehkan terus dievaluasi sejalan dengan situasi yang terus berjalan sehingga mencapai suatu tujuan yaitu perbaikan terhadap sistem pembelajaran sesuai dengan kenyataan agar diperoleh suatu peningkatan mutu pembelajaran.

(Depdikbud, 2008 : 8).

3.2 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah setiap individu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini meliputi siswa-siswi kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 48 orang siswa yang terdiri atas 24 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penelitian kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tempat penelitian ini dilaksanakan disekolah SMP Negeri 10 Denpasar.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bertahap atau multisiklus.

Penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan (tindakan), evaluasi (observasi), dan refleksi. Hasil evaluasi rnengarahkan peneliti untuk merevisi sebagai upaya perbaikan terhadap hambatan pada perencanaan ketika melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya sampai ditemukan tindakan terbaik untuk memperoleh kevalidannya sampai pada siklus ke-N. Berdasarkan penelitian ini rancangan penelitian tindakan kelas penerapan teknik parafrase untuk meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini dapat berlangsung tiga siklus. Dalam tiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu:

1. Merencanakan yaitu apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah prilaku dan sikap siswa sebagai solusi;

2. Tindakan atau pelaksanaan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan;

3. Observasi yaitu suatu tindakan untuk mengetahui hambatan atau kendala yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung; dan

4. Refleksi yaitu meneliti, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa sehingga peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Refleksi → Rencana tindakan I→ Pelaksanaan tindakan I → Observasi dan tes → Reflekasi → Rencana tindakan II → Pelaksanaan tindakan II → Observasi dan tes → Refleksi → Rencana tindakan III → Pelaksanaan tindakan III → Observasi dan tes→ Refleksi → revisi → N dan seterusnya →Meneruskan tindakan terbaik.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka dilaksanakan observasi dan free test atau tes awal, Berdasarkan hasil tes awal ini akan ditentukan rencana dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I.

Penjelasan:

Penelitian tindakan dilaksanakan secara multi siklus, setiap siklus selalu diawali dengan refleksi yang merupakan perenungan terhadap pelaksanaan tindakan sebelumnya. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah nilai

rata-rata kelas 70 ke atas. Setelah refleksi awal, dilakukan rencana tindakan.

Apabila rencana tindakan sudah tersusun dengan baik, barulah dilaksanakan tindakan I, dalam waktu bersamaan dilakukan observasi terhadap tindakan.

Apabila tindakan I telah dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah evaluasi dan refleksi tindakan I. Apabila tindakan I belum mencapai target maka perlu dibuat rencana tindakan II dengan modifikasi tindakan tertentu, kemudian barulah dilaksanakan tindakan II. Tindakan II merupakan revisi tindakan I, revisi dilakukan pada perbaikan. Tindakan III merupakan revisi dari tindakan I dan II.

Pada tindakan III ini sudah ditemukan cara pembelajaran memahami puisi yang efektif, sampai ditemukan target yang telah ditentukan sebelumnya.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

Adapun penjelasan dari siklus tersebut adalah sebagai berikut.

3.4.1 Refleksi Awal

Refleksi awal dilakukan dengan observasi untuk mengamati siswa dan kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran memahami teknik parafrase dan melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa, hasil free tes ini dipakai titik tolak untuk menentukan kemajuan yang dicapai pada penelitian.

3.4.2 Siklus I

1. Rencana Pelaksanaan Tindakan I

Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain sebagai berikut.

a. Peneliti bersama guru mata pelajaran mencermati materi pelajaran dalam kurikulum pada semester pelaksanaan penelitian yang dapat dipilih untuk melaksanakan penelitian;

b. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sekolah bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam mengimplementasikan tindakan di kelas;

c. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyiapkan media pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan I

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1SMP Negeri 10 Denpasar adalah sebagai berikut.

Tabel 01. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus KEGIATAN AWAL

No. Guru (Peneliti) Siswa

(1) (2) (3)

01. Membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran siswa

Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir

02. Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang dilaksanakan

Mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) 03. Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan

pembelajaran KEGIATAN INTI

No. Guru (Peneliti) Siswa

04. Memberikan orientasi metode pelajaran beserta pembelajaran yang akan diterapkan

Mendengarkan orientasi materi pelajaran yang diterapkan oleh guru (peneliti)

05. Mengarahkan siswa untuk siap menerima pembelajaran

Mempersiapkan buku yang berkaitan 06. Membagikan puisi yang sudah di

parafrasa dengan benar untuk dipelajari.

Menerima puisi dan mempelajari dengan seksama.

07. Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajran

08. Bersama-sama menyimpulkan dan merefleksi hasil.

Ikut menyimpulkakn dan merefleksi hasil serta pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

09. Penutup pelajaran Memperhatikan guru (peneliti) dalam menutup pelajaran.

3.4.3 Observasi dan evaluasi

Observasi dilaksanakan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

Observasi dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa di dalam kelas. Adapun

1. Perhatian terhadap penjelasan guru (peneliti);

2. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas;

3. Hubungan kerja sama antarpasangan; dan 4. Keberanian bertanya.

3.4.4 Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Peneliti bersama siswa melakukan refleksi hasil observasi dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I untuk menyusun rencana berikutnya.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian. Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes.

3.5.1 Metode Tes

Metode tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang dapat menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau potensi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa lain dengan suatu standar yang ditetapkan (Nurkencana dan Sunarta, 1986:25). Penerapan metode ini dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase untuk memahami puisi dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca puisi dengan waktu yang telah ditentukan kemudian memberikan tes. Bentuk tes adalah tes tertulis yang sesuai dengan indikator yang ditentukan, Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 02. Kriteria Penilaian

No. Aspek yang dinilai Skor

(1) (2) (3)

01. Pemahaman terhadap puisi 1-20

02. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain 1-20 03. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi 1-20 04. Kesesuian paragraf terhadap kuplet puisi 1-20 05. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi 1-20

Dengan demikian didapat skor maksimal ideal yaitu menjumlahkan hasil yang diperoleh masing-masing aspek dalam memparafrase. Karena unsur yang dinilai dalam mempararafrase lima butir dan masing-masing diberi rentangan skor 1-20, maka dapat dicari skor maksimal ideal apabila siswa dapat memparafrase puisi dengan benar yaitu 20 + 20 + 20 +20 + 20 = 100.

3.5.2 Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis (Narbuko dan Achmadi.

2001: 70). Pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan langsung perilaku siswa dalam proses belajar-mengajar untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa pada siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014.

3.6 Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar, maka peneliti menggunakan rumus norma absolute skala sebelas, sehingga peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik

Mencari skor maksimal ideal (SMI) dari tes yang diberikan. Skor maksimal ideal adalah skor yang memungkinkan dicapai apabila semuanya dapat diselesaikan dengan benar. Skor maksimal ideal ini, dicari dengan jalan menghitung masing-masing item. Adapun rumus dari SMI tersebut adalah sebagai berikut:

SMI= Jumlah Butir Soal x Bobot Masing-Masing Item Dengan demikian SMI=5 x 20=100

Berdasarkan skor maksimal ideal (SMI), maka dapat dihitung besar tiap-tiap proses penguasaan seperti di bawah ini.

Penguasaan 95% = 95/l00 x l00 = 95 Penguasaan 85% = 85/100 x l00 = 85 Penguasaan 75% = 75/100 x l00 = 75 Penguasaan 65% = 65/100 x 100 = 65 Penguasaan 55% = 55/l00 x l00 = 55 Penguasaan 45% = 45/100 x l00 = 45 Penguasaan 35% = 35/l00 x l00 = 35 Penguasaan 25% = 25/l00 x l00 = 25 Penguasaan 15% = 15/100 x l00 = 15 Penguasaan 5 % = 5/100 x 100 = 5 Penguasaan 0% = 0/100 x 100 = 0

Berdasarkan penghitungan di atas, maka pedoman konversi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 03. Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas

No Tingkat penguasaan Skor standar Predikat

(1) (2) (3) (4)

01. 95-100 10 Istimewa

02. 85-94 9 Baik sekali

03. 75-84 8 Baik

04. 65-74 7 Lebih dari cukup

05. 55-64 6 Cukup

06. 45-54 5 Hampir cukup

07. 35-44 4 Kurang

08. 25-34 3 Kurang sekali

09. 15-24 2 Buruk

10. 5-24 1 Buruk sekali

11. 0-4 0 Gagal

(Nurkencana, 1992:97)

Berdasarkan tabel di atas, maka ditentukan skor standar dari masing-masing siswa, yaitu yang mendapat skor mentah 95-100 akan memperoleh skor standar 10, siswa yang mendapat skor mentah 85-94 akan memperoleh skor standar 9, siswa yang mendapat skor mentah 75 - 84 akan memperoleh skor standar 8, yang mendapat skor mentah 65 - 74 akan memperoleh skor standar 7.

Demikian selanjutnya sampai siswa mendapat skor mentah 0-4 akan memperoleh skor standar 0.

3.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisis data yang dilakukan terus-menerus atau menggunakan angka-angka maksudnya adalah data yang diperoleh pada soal

Ke-N. Untuk menentukan tindakan yang paling baik agar penggunaan teknik parafrase mampu meningkatkan kemampuan memahami puisi. Untuk memperoleh atau mencari nilai rata-rata digunakan rumus:

Mean = 𝑥𝑁 Keterangan:

Mean : Nilai rata-rata

x : Jumlah skor

N : Jumlah individu yang diteliti (Nurkancana, 1986 : 152).

4.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini disajikan hasil-hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian tindakan kelas ini telah disesuaikan dengan tahap-tahap dan prosedur yang telah ditentukan dalam rencana tindakan. Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini, telah diperoleh data yang diperlukan untuk dievaluasi. Data yang diperoleh adalah berupa hasil observasi terhadap guru dan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dan data hasil tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 setiap akhir tindakan.

4.1.1 Refleksi Awal

Pada tahap refleksi awal pelaksanaan dilakukan dengan cara memberi tugas kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tugas tersebut dibuat oleh peneliti berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia di kelas VIII-1. Dalam refleksi awal ini siswa diberi puisi untuk diparafrasekan dengan kata-kata sendiri. Siswa terlebih dulu diberikan materi mengenai parafrase dan memberikan gambaran sekilas tentang memparafrase puisi.

4.1.1.1 Hasil Observasi Awal

Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti. Dari observasi inilah dapat diketahui baik tidaknya perilaku siswa. Adapun yang

tekun, (2) siswa kurang aktif mendengarkan penjelasan guru (peneliti), (3) siswa tidak ada bertanya, jika ada hal yang belum dimengerti, dan (4) siswa tidak berani berargumentasi.

4.1.1.2 Hasil Tes Awal

Pada tes awal, peneliti memberikan contoh puisi bertema bebas yang belum diparafrase, tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase.

Tabel 04. Hasil Tes Awal Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 Dalam Memahami Puisi Melalui Teknik parafrase

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

A. Pemahaman terhadap puisi.

B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain.

C. Ketepatan bahasa paragraf dengan bahasa puisi.

D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi.

E. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi.

4.1.1.3 Analisis Data Hasil Tes Awal

Berdasarkan tabel di atas hasil tes awal ini dimana nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal ini adalah 4,7 dari 48 orang siswa dengan rincian sebagai berikut:

1. Nilai 6 kategori cukup sebanyak 3 orang, persentasenya adalah

No. Kategori Rentangan

skor X F FX Persen (%) Nilai

Keterangan:

X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai

Dari rincian di atas kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dapat dikelompokkan kurang. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase.

4.1.1.4 Hasil Refleksi Awal

Berdasarkan tabel 05 di atas menunjukkan, bahwa kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dari 48 siswa mencapai nilai rata-rata 4,7 dengan rincian nilai 6 kategori cukup sebanyak 3 orang, nilai 5 kategori hampir cukup sebanyak 25 orang, nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dapat dikelompokkan dalam kategori kurang.

4.1.2 Deskripsi Siklus I 4.1.2.1 Observasi / Evaluasi 4.1.2.1.1 Hasil Observasi

Selama proses belajar-mengajar berlangsung, peneliti mengadakan observasi kepada siswa. Aspek-aspek yang dinilai dalam observasi siswa dalam kelas, seperti: (a) masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan ribut dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, dan (b) siswa belum berani bertanya hal

yang belum mereka pahami, mereka kurang antusias mengikuti pembelajaran di kelas.

4.1.2.1.2 Hasil Tes Siklus I

Tes diikuti oleh 48 siswa. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

37. Ni Pt W.P Eprilina Yudita 15 7 10 10 10 52 5 Hampir

cukup

38. Pande Gede Darma Wisnu 7 10 15 14 18 64 6 cukup

39. Pt Ayu Safira Paramitha T 11 12 12 10 10 55 6 cukup

40. Putu Adelia Chintya Devi 15 10 10 12 11 58 6 cukup

41. Putu Ariestha Ayu P. Dewi 10 10 10 15 13 58 6 cukup

42. Putu Ayu Pradnyanita 17 10 15 12 10 64 6 cukup

43. Putu Dedi Ananta P. Wijaya 11 12 10 10 10 53 5 Hampir

cukup 44. Putu Dellon septiyasa Sujana 15 12 10 15 16 68 7 Lebih dari

cukup 45. Putu Deva Ananta Adistanaya 16 16 12 15 15 74 7 Lebih dari

cukup

46. Putu Maharani puspita Ningrum 9 8 15 10 10 52 5 Hampir

cukup 47. Sang Ayu Pt. Candra Pebriyani 15 15 12 12 10 64 6 cukup

48. Yoga Wira Pranata 15 10 16 9 9 59 6 cukup

Jumlah 580 586 575 331 558 2823 278

Rata-rata 12 12.2 11.6 6.9 11.6 58.8 5.79 kurang

Keterangan :

A. Pemahaman terhadap puisi.

B. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain.

C. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi.

D. Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi.

E. ketepatan makna parafrase dengan makna puisi.

4.1.2.2 Analisis Data Hasil Siklus I

Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata pada siklus 1 yang dicapai siswa 5.79 dari 48 siswa dengan rincian sebagai berikut:

1. Nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 8 0rang siswa, persentasenya

Tabel 07. Analisis Siklus 1 Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran

Keterangan:

X = Skor Standar F = Frekuensi Fx = Jumlah Nilai

Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata yang dicapai siswa 4,75 dari 48 orang siswa dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 8 orang, nilai 6 kategori cukup sebanyak 22 orang, nilai 5 kategori hampir cukup sebanyak 18 orang, sehingga kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siklus I dapat dikelompokkan dalam kategori hampir cukup.

4.1.2.3 Refleksi siklus I

Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, baik berdasarkan hasil tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase maupun observasi, maka perlu dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini merupakan kesimpulan dari pembelajaran siklus I, yang nantinya berguna sebagai tolak ukur pada siklus II.

Dengan melakukan pembenahan tindakan berdasarkan hasil refleksi, didapatkan beberapa temuan yang perlu pembenahan. Pada siklus I masih terdapat kekurangan yang belum terselesaikan/terpecahkan sehingga belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 7,0.

Temuan pertama, peneliti menemukan banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami kata-kata dalam puisi, sehingga siswa merasa kesulitan mengerjakan tugasnya.

Temuan kedua, peneliti menemukan adanya beberapa siswa yang kurang serius mendengarkan penjelasan guru, ada beberapa siswa yang masih bercanda sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lain.

Temuan ketiga, dalam menyimpulkan materi siswa tidak terlibat dan belum mendapatkan bimbingan secara maksimal sehingga banyak siswa yang bergantung sama siswa yang pandai. Berdasarkan hal yang diperoleh pada siklus I masih kurang, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II adalah dengan mengadakan (1) revisi pada penyajian materi pembelajaran, dan (2) pengalokasian waktu.

4.1.3 Deskripsi Siklus II 4.1.3.1 Perencanaan penelitian

Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,11 Juni 2014. Tahap pertama yaitu tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti merencanakan langkah-langkah yang diambil, seperti :

1. Mempersiapkan materi tentang bagaimana menemukan makna yang terkandung dalam puisi sehingga parafrasenya tepat;

2. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pembelajaran;

3. Mengadakan revisi pada penyajian materi pembelajaran khususnya memahami puisi melalui teknik parafrase;

4. Menambahkan alokasi waktu, sehingga siswa mendapat bimbingan secara maksimal tentang pemahaman puisi;

5. Mengarahkan siswa agar lebih berkonsentrasi dalam memahami kata-kata puisi;

6. Mengarahkan dan membimbing siswa agar lebih memperhatikan guru/peneliti di dalam menjelaskan pelajaran;

7. Peneliti akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase dan mengadakan evaluasi secara lisan tentang memparafrase;

8. Menyiapkan lembar tes yang akan digunakan oleh siswa dalam memparafrase puisi; dan

8. Menyiapkan lembar tes yang akan digunakan oleh siswa dalam memparafrase puisi; dan

Dokumen terkait