• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh :

MARLIN MALI NGARA NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2014

(2)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

MENGETAHUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dra.IGA.Pt.Tuti. Indrawati, M. Hum Dra. A.A.Rai Laksmi, M.Hum NIP. 19620219 19880 3 2001 NIP.19590225 198703 2 001

(3)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

Penguji Utama

Drs. I Nym. Diarta, M.Pd NIP:195701111985111011

Penguji I Penguji II

Dra.IGA.Pt.Tuti. Indrawati, M. Hum Dra. A.A.Rai Laksmi, M.Hum NIP. 19620219 19880 3 2001 NIP.19590225 198703 2 001

(4)

FAKULTAS UNIVERSITAS MAHASARASWATI UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

Hari : Tanggal :

MENGESAHKAN

Ketua Sekretaris

Prof. Dr Wayan Maba Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum NIP. 09581231 198303 1 032 NIP. 19610101 98703 2 002

(5)

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karya-Nya yang luar biasa saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh sebab itu skipsi ini kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, karena kasih, berkat dan anugerah-Nya yang selalu menyertaiku sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

2. Kedua orang tuaku, Sairo Beili dan Lali Wudha (almarhumah) yang melahirkan dan yang selalu mendoakan sepanjang masa hidupku dalam meraih cita-cita.

3. Kepada nenekku, Tuwa Ringngu (almarhumah) yang mengasihi, menyayangi, dan mendoakanku dalam meraih cita-cita.

4. Suamiku, Danial Dubbu Baiya, yang selalu menyemangati, memotivasi, dan atas dukungannya baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

5. Kepada bibiku, Yublina Louru Dawa yang selalu mendukung, menyemangati dan mendoakanku dalam meraih cita-cita.

6. Pamanku, Ganna Wudji dan Seingu Bhaga (almarhum) yang selalu membantu dan mendidikku baik moril maupun materil dan selalu mendoakanku agar di masa depanku menjadi sukses.

7. Kedua tanteku, Tuwa Moto dan Lobba Moto yang membantu, mendukung, memotivasi, dan mendoakanku dalam meraih cita-cita.

8. Serta saudara-saudaraku, yang menyemangati dalam meraih cita-cita.

(6)

JANGAN PERNAH MERASA BODOH KARENA SATU KESALAHAN YANG PERNAH KAMU PERBUAT TETAPI JADIKANLAH KESALAHANMU ITU

SEBAGAI TAMENG EMAS DALAM HIDUPMU UNTUK MERAIH KESUKSESAN

(7)

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014, tepat pada waktunya.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, pemikiran, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta M.Pd, selaku Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang sudah banyak meluangkan waktu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dekan Prof. Dr. Wayan Maba, beserta staf FKIP UNMAS Denpasar, yang telah meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M. Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang sudah banyak meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

4. Ibu Dra. I.G.A Putu Tuti Indrawati, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing pertama, yang telah banyak meluangkan waktu dalam menuntun,

(8)

5. Ibu Dra. A. A. Rai Laksmi, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Kedua, yang telah membimbing saya sampai skripsi selesai.

6. Kedua orang tuaku yang selalu kucintai dan menyayangiku atas doa dan kerja keras mereka kuliah dan skripsi ini dapat selesai.

7. Suamiku makasih banyak atas dukungannya baik moril maupun materil dan doa yang tak terhenti-hentinya.

8. Teman-teman Peneliti Senete Wola dan Jemi Hidu Karanandu yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang dengan sukarela memberikan masukan- masukan dan informasi yang sangat berguna bagi penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam susunan skripsi ini. oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kualitas dari penyusunan skripsi ini.

Semoga apa yang penulis susun dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Denpasar, Agustus 2014 penulis

(9)

Isi Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

TIM PENGUJI ... iii

PENGESAHAHAN PANITIA SKRIPSI ... iv

KATA PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ...

vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Ruang lingkup Penelitian ... 6

1.4. Tujuan Penelitian... 6

1.4.1. Tujuan umum ... 7

1.4.2. Tujuan khusus ... 7

1.5. Manfaat penelitian ... 7

1.5.1 Manfaat teoritis ... 7

1.5.2 Manfaat praktis ... 7

1.6. Asumsi ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 10

2.1. Pengertian Puisi ... 10

2.2. Bahasa Puisi ... 11

2.3. Anatomi Puisi ... 12

2.3.1 Unsur Intrinsik ... 12

2.3.2 Unsur Ekstrinsik ... 17

2.3.3 Hakikat Puisi ... 17

2.4. Tujuan Pengajaran Puisi ... 19

2.5. Langkah- Langkah Dalam Memahami Puisi... 20

2.6. Pengertian Memparafrase Puisi ... 22

2.7. Teknik Memparafrase Puisi ... 24

2.8. Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase ... 25

2.9. Keunggulan dan Kelemahan Parafrase ... 27

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Jenis Penelitian ... 28

3.2. Subjek, Objek dan Tempat Penelitian ... 29

3.3. Rancangan Penelitian ... 29

(10)

3.4.3 Observasi dan Evaluasi ... 33

3.4.4 Refleksi ... 34

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 34

3.5.1 Metode Tes ... 34

3.5.2 Metode Observasi... 35

3.6. mengubah skor mentah menjadi skor standar ... 35

3.7 Analisis Data ... 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 39

4.1. Hasil Penelitian ... 39

4.1.1 Refleksi Awal ... 39

4.1.1.1 Hasil Observasi Awal ... 39

4.1.1.2 Hasil Tes Awal ... 40

4.1.1.3 Analisis Data Hasil Tes Awal ... 42

4.1.1.4 Hasil Refleksi Awal ... 44

4.1.2 Deskripsi siklus I ... 44

4.1.2.1 Observasi / Evaluasi ... 44

4.1.2.1.1 Hasil Observasi ... 44

4.1.2.1.2 Hasil Tes siklus I ... 45

4.1.2.2 Analisis Data Hasil Siklus I ... 47

4.1.2.3 Refleksi Siklus I ... 49

4.1.3 Deskripsi Siklus II ... 50

4.1.3.1 Perencanaan Penelitian... 50

4.1.3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 51

4.1.3.3 Observasi / Evaluasi ... 52

4.1.3.3.1 Hasil Observasi ... 52 53 4.1.3.3.2 Hasil Tes Siklus II ... 53

4.1.3.4 Analisis Data Hasil Siklus II ... 55

4.1.3.5 Refleksi Siklus II ... 57

4.1.4 Deskripsi Siklus III ... 58

4.1.4.1 Perencanaan Penelitian... 58

4.1.4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 58

4.1.4.3 Observasi / Evaluasi ... 60

4.1.4.3.1 Hasil Observasi ... 60

4.1.4.3.2 Hasil Tes ... 61

4.1.4.4 Analisis Data Hasil Siklus III ... 63

4.1.4.5 Refleksi Siklus III ... 65

4.2 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus, Siklus I, II, dan III ... 66

4.3 Pembahasan ... 68

(11)

5.1 Simpulan ... 73 5.2 Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

Tabel Halaman 1. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus ... 33 2. Kriteria Penilaian ... 35 3. Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas ... 37 4. Hasil Tes Awal Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar

Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam memahami Puisi melalui

teknik parafrase ... 40 5. Analisis Tes Awal Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase

kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 43 6. Hasil Tes siklus I kemampuan memahami Puisi melalui teknik

parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 45 7. Analisis Siklus 1 Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase

di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun

Pelajaran 2013-2014 ... 48 8. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus II ... 51 9. Hasil Tes Siklus II Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar

Tahun Pelajaran 2013/2014 memahami Puisi melalui teknik

Parafrase ... 53 10. Analisis siklus II memahami puisi melalui teknik paraphrase

di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 .... 56 11. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam siklus III ... 59 12. Hasil Tes Siklus III Peningkatan kemampuan memahami puisi

melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10

Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 61 13. Analisis Siklus III memahami puisi melalui teknik paraphrase

di kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 64 14. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Memahami puisi

melalui teknik parafrase pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri

10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 66

(13)

Grafik Halaman 1. Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik

Parafrase Pada Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 68

(14)

TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VIIl-1 SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELA JARAN 2013/2014

Nama : Marlin Mali Ngara NMP : 10.8.03.51.31.1.5.2908 Tebal : xv, 76 halaman

Tahun : 2014

Dalam memahami karya sastra khusus puisi dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrase adalah suatu kegiatan mengubah bentuk puisi kedalam bentuk prosa dengan kata-kata sendiri.

Tes diikuti oleh 48 orang siswa di SMP Negeri 10 Denpasar. Kriteria yang ditetapkan yaitu siswa dikatakan berhasil, jika nilai rata-rata kelas mencapai 70 ke atas pada tingkat penguasaan materi memparafrase puisi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu (1) apakah dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar dan (2) bagaimanakah langkah-langkah parafrase yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami puisi? Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah (1) meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. (2) menerapkan langkah- langkah parafrase yang tepat dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata, bahwa teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014. Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini yaitu (1) manfaat teoritis, bagi dunia pendidikan digunakan sebagai sumber informasi dalam memperbaiki dan mengembangkan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. (2) manfaat praktis, sangat bermanfaat bagi guru,siswa dan sekolah.

Teori yang mendukung tersusunnya skripsi ini adalah sebagai berikut : (1) pengertian puisi, (2) bahasa puisi, (3) antonomi puisi, (4) tujuan pengajaran puisi, (5) langkah-langkah dalam memahami puisi, (6) pengertian memparafrase puisi, (7) teknik parafrase puisi, (8) pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase, dan (9) keunggulan dan kelemahan parafrase.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, sedangkan rancangan penelitian ini meliputi empat komponen yaitu : (1) perencanaan, (2) tindakan, (pengamatan dan penilaian, dan (4) refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase adalah : (1) metode observasi, dan (2) metode tes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar yang berjumlah 48 orang siswa.

Hasil tes yang diperoleh dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran

(15)

teknik parafrase sudah mencapai kategori baik dan sudah memenuhi SKBM yang diharapkan yaitu 7,0.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka guru diharapkan agar dapat merancang program pengajaran sesuai dengan model pembelajaran yang terbaru agar ada ketertarikan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru juga perlu megupayakan siswa agar meningkatkan prestasinya. Guru juga perlu memotivasi siswa agar gemar membaca, karena dengan banyak membaca dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasan berpikirnya.

Kata Kunci : Puisi, Teknik Parafrase.

(16)

Dalam bab ini dibicarakan: (1) latar bekalang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian, dan (6) asumsi.

1.1. Latar Belakang

Karya sastra merupakan suatu wadah penuangan ide-ide dari pengarang yang terdapat berbagai jenis kritik, saran, nasihat, pengetahuan yang berharga dari pengarang itu sendiri. Kegiatan membaca dan mengapresiasikan karya sastra merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia karena itu dengan membaca karya sastra pembaca mendapatkan nilai seni, pelajaran tentang kehidupan, dan cara berpikir yang lebih sempurna.

Untuk memperkenalkan lebih jauh karya sastra pada generasi muda, berbagai usaha dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa agar masyarakat lebih mudah memahami bahasa karya sastra. Seperti diketahui bentuk karya sastra ada 3 macam yaitu prosa, puisi dan drama. Pengajaran sastra dalam dunia pendidikan dimasukkan ke dalam pelajaran bahasa. Sastra merupakan bagian dari kesenian yang memiliki unsur keindahan atau estetis yang diwujudkan dengan media bahasa.

Pembinaan dan pengembangan pengajaran sastra Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran sastra diharapkan mampu menyembatani kalangan siswa atau individu yang memiliki ketertarikan terhadap karya sastra serta mampu menjadi sarana dan prasarana yang efektif dan efisien dalam

(17)

membina murid dengan tujuan (1) memiliki kecakapan memahami, menghayati karya sastra Indonesia, (2) memiliki kepekaan emosional, imajinasi dan estetis yang diwujudkan dalam karya sastra, (3) memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memahami isi karya sastra dalam hal ini puisi, dan (4) berusaha memperhatikan dan mengembangkan serta memelihara rasa bangga terhadap warisan sastra Indonesia sebagai salah satu karya kreatif budaya nasional

(Budiasa, 2011:2)

Manfaat karya sastra, khususnya puisi sebagai salah satu karya seni yang dapat memberikan nuansa yang indah dan santai, membangkitkan daya kreasi dan memberikan keindahan estetis yang digambarkan melalui penciptanya dengan segala unsur budaya. Di samping itu, sastra merupakan sarana untuk memanusiakan diri dan lingkungan guna melahirkan kreatifitas dan percaya diri dalam membentuk kepribadian (Suyitno, 1985:1).

Di samping karya sastra mengandung suatu yang amat berguna bagi manusia, dapat juga memberikan kesantaian dan memberikan keindahan estetis, Semua karya sastra pada umumnya dan puisi pada khususnya memiliki struktur di dalam karya sastra. Sastra adalah suatu peristiwa seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya, diciptakan pengarang sebagai kegiatan estetis dan dipersembahkan kepada masyarakat untuk dinikmati, karena isinya mengungkapkan kehidupan yang menyeluruh secara lahir batin (Aftarudin, 1984:23).

Dewasa ini kesusastraan diartikan orang ciptaan manusia dengan bahasa yang baik atau indah. Kesusastraan itu dapat juga dikatakan ciptaan yang sanggup mengemukakan rasa haru dan halus pada pembaca dan pendengar. Rasa itu

(18)

mencakup rasa bagus, sayang, benci, rindu, dan seterusnya yang timbul dalam hati si pendengar atau pembaca.

Sastra telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang memanfaatkannya sebagai pengalaman hidupnya atau dari aspek penciptanya. Dalam karya sastra dituliskan keadaan dan kehidupan suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan serta nilai yang dimanfaatkan pencipta lewat tokoh-tokoh serta cara pengarangnya melukiskan karangannya dalam karya itu tidak sama, ada yang berkelompok-kelompok dengan bahasa yang jelas, tetapi ada yang terdiri atas lirik yang sambung menyambung. Telah kita ketahui bersama bahwa salah satu dari karya sastra Indonesia adalah puisi.

Puisi merupakan kreasi indah. Tiap-tiap penyair mempunyai cara tersendiri dalam menuangkan ide-idenya kedalam sebuah puisi, sehingga dapat melahirkan kehidupan dengan jelas bagi pembaca yang menikmatinya. Pendapat lain mengatakan, bahwa puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalis yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala kepribadiannya, perasaan, kemauannya dan lain-lain (Jassin, 1977:54).

Banyak nilai tersimpan dalam puisi dan hanya dapat dipahami oleh pembaca yang bersungguh-sungguh menghayati dan mencermati sastra. Untuk dapat menikmati dan memahami isi sebuah puisi yang akan dibaca bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah karena pembicara harus dapat memahami bahan yang digunakan penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat, melainkan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna.

(19)

Biasanya pembaca dalam menikmati puisi cenderung hanya mencari arti yang terkandung di dalamnya. Hal ini karena keterkaitan erat dengan sifat yang ada dalam puisi, yang antara lain makna ganda (Ambiguity), mengekspresikan sesuatu secara tidak langsung banyak menggunakan kata kias.Berangkat dari kenyataan, bahwa memahami puisi (juga jenis karya sastra yang lain) tidak selalu mudah maka perlu dipelajari metode yang dapat membantu untuk memahami karya sastra, khususnya puisi.

Bahasa Indonesia merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas bahkan perguruan tingggi. Hal yang penting yang harus diperhatikan adalah cara seorang guru merancang suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat secara aktif mengkomunikasikan gagasan-gagasan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, kenyataannya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya di sekolah selama ini lebih menekankan belajar membaca puisi yang mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya bersifat hafalan.

Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf, dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan menggunakan teknik prafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi dan lebih mempertajam daya pikir kreatifitas siswa itu sendiri (Antara,1985:11) Berdasarkan hasil pengamatan pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas tersebut diperoleh hasil yang diidentifikasi penentuan identitas sebagai faktor penyebab rendahnya prestasi bahasa Indonesia, khususnya puisi yaitu (1) sistem pembelajaran kurang memperhatikan pengetahuan

(20)

awal siswa. Berdasarkan observasi dalam pembelajaran, guru langsung menuju pada inti topik yang akan dibahas, tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada siswa batas pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini terjadi karena sering tidak disadari bahwa siswa telah membuat pemahaman sendiri terhadap materi dalam hal ini puisi, sebelum materi dikaji, (2) pembelajaran masih terpusat pada guru, hal ini disebabkan siswa tidak siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga mengakibatkan guru cenderung mengambil metode ceramah untuk menjelaskan kepada siswa.

Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran disebabkan tidak adanya keinginan dari siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas, (3) motivasi belajar siswa rendah sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru, sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya sebatas pada yang di berikan oleh gurunya, dan (4) 80% siswa di kelas tersebut menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah pelajaran yang gampang, membosankan, dan tidak menarik.

Selain itu, sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia sudah tumbuh secara alami dalam diri mereka. Dalam hal ini, sangat penting bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yaitu cara guru dapat merancang suatu pelajaran sehingga memberikan tanggapan, bahwa belajar bahasa Indonesia adalah mudah dan menyenangkan.

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka untuk meningkatkan pemahaman terhadap puisi pada siswa dapat dilakukan dengan teknik parafrase. Teknik parafrasa ini dilakukan dengan cara mengubah suatu puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya,

(21)

menggunakan kata-kata yang lugas sebagai pengganti. kata-kata yang bermakna penanda pertalian (Antara, 1985:1 1).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan memahami puisi dengan teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Apakah dengan teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014 ? 1.2.2 Bagaimanakah langkah-langkah parafrase yang tepat dalam meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami puisi?

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.3.2 Menerapkan langkah-langkah parafrase yang tepat dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar.

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

(22)

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan belajar siswa SMP, khususnya, dan masyarakat umumnya untuk ikut berperan serta memberikan sumbangan pikiran dan kritik mengenai perlu atau tidaknya mengadakan pembinaan yang lebih intensif terhadap apresiasi karya sastra, khususnya dalam dunia pengajaran yang menyangkut masalah memahami puisi.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata, bahwa teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan menambah wawasan kepada siswa, guru bahasa Indonesia kelas VIII-1 dan juga sekolah dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang di nilai sulit di pahami oleh siswa dalam menerima pelajaran khususnya tentang memahami puisi melalui teknik parafrase.

1.5.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi sekolah

(23)

Dari hasil penelitian ini, di harapkan dapat memberikan sumbangan yang baik dan bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan pada proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Manfaat bagi guru

Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam mencari dan menemukan strategi pembelajaran yang menarik dan efektif.

3. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini di harapkan dapat mengetahui tolak ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Dalam penelitian ini secara tidak langsung siswa akan menemukan kekurangan atau hambatan yang dimiliki.

4. Manfaat bagi peneliti

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi pedoman untuk mengkaji permasalahan dalam melaksanakan program pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrasa, sehingga pada pembelajaran ini siswa menjadi lebih antusias dan menjadi pembelajaran yang menarik serta di minati oleh siswa.

1.6 Asumsi

Asumsi adalah anggapan dasar tentang masalah yang sudah mengandung kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Asumsi itu merupakan faktor-faktor yang bersifat konstan (Aminuddin, 1987:82).

Sehubungan dengan hal di atas, ada beberapa asumsi yang diajukan dalam

(24)

1. Seluruh siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar telah dibina dalam mengapresiasikan karya sastra khususnya puisi oleh guru-guru mereka secara aktif

2. Siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar mempunyai kemampuan membaca puisi.

3. Semua guru yang mengajar bahasa Indonesia sudah memiliki kewenangan untuk mengajar.

4. Situasi dan kondisi serta faktor ekonomi yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dianggap sama.

5. Sarana dan prasarana fasilitas di SMP Negeri 10 Denpasar.

(25)

Pada umumnya setiap penelitian memerlukan teori yang akan dipakai sebagai landasan dalam hal ini teori merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Di samping itu, teori pada hakikatnya adalah penunjang sebuah penelitian. Adapun teori yang digunakan sebagai penjelas wawasan .dan kerangka berfikir yang mengarah seluruh penelitian ini, berkenaan dengan beberapa hal yaitu (1) pengertian puisi, (2) bahasa puisi, (3) anatomi puisi, (4) tujuan pengajaran puisi, (5) langkah-langkah dalam memahami puisi, (6) pengertian memparafrasa puisi, (7) teknik memparafrasa puisi, (8) pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase, dan (9) keunggulan dan kelemahan parafrase. Berikut akan diuraikan lebih rinci di bawah ini.

2.1 Pengertian Puisi

Puisi memiliki makna yang luas, beragam dan tidak dapat dipungkiri.

Sejauh ini belum ada pengertian puisi yang berlaku secara universal, tidak ada seorang yang bisa memberikan jawaban yang tepat dan lengkap tentang pengertian dari puisi itu sendiri. Ciri khas dari puisi adalah pengucapan ide dengan bahasa yang padat dan hal ini yang membedakan puisi dan prosa sehingga dapat dikatakan bahwa puisi adalah perasaan dan pikiran dalam bentuk percakapan dengan bahasa yang padat. Sehubungan dengan hal tersebut berikut akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian puisi.

Puisi itu karangan yang terikat, terikat oleh baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima dan irama

(26)

(Wirjosoedarmo, 1984:51). Pendapat lain juga mengatakan puisi adalah pernyataan dari kualitas kehidupan manusia (Aftarudin, 1984:19).

Puisi juga merupakan sintetis dari berbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk (Antara, 1986:79). Puisi merupakan ekspresi yang konkrit dan bersifat artistik dari

pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama (Tarigan, 1984:7).

Sesungguhnya perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani “pioetes” yang mula- mula artinya pembangun, pembuat, pembentuk. Dikatakan juga bahwa kata puisi

“poleo” atau “polo” artinya membangun, membuat, menimbulkan, menyair (Mulyana dalam Situmorang, 1980:1 ). Puisi adalah karangan yang ditulis berbait- bait, bersajak dan berirama dengan kata lain yang dinamakan puisi ialah karangan terikat ( Surana dkk, 1986:17 ). Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias ( Waluyo, 1987:1 ).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh aturan-aturan tertentu dan disusun atas dasar ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.

2.2 Bahasa Puisi

Puisi merupakan salah satu kajian sastra, sebagai karya sastra maka puisi menggunakan bahasa sebagai medianya. Bahasa yang digunakan dalam puisi bukanlah bahasa yang digunakan secara umum sebagai alat komunikasi antara

(27)

anggota masyarakat, akan tetapi bahasa yang digunakan puisi yaitu bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna (Tarigan, 1987 : 7).

Bahasa puisi bersifat khas, berbeda dengan bahasa prosa. Dalam puisi, penyair kadang menggunakan bahasa yang lain dari bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Penggunaan bahasa seseorang merupakan penerapan sistem bahasa yang ada dan penggunaan bahasa penyair sekaligus penerapan konvensi puisi yang ada (Pradopo, 1998: 27).

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat dikatakan puisi mempunyai sifat- sifat yang khas sehingga berbeda dengan bentuk karya sastra. Di dalam puisi sesuatu itu dinyatakan lebih indah, lebih gagah dan lebih agung sehingga tidak mustahil jika puisi semakin populer. Unsur kata-kata yang singkat dan padat serta perpaduan bunyi yang harmonis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan sebuah puisi.

2.3 Anatomi Puisi

Unsur yang ikut membangun puisi yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik (Antara, 1985). Kedua unsur pembangun puisi tersebut terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

2.3.1 Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik ialah pemahaman unsur-unsur yang membangun puisi dari dalam. Unsur-unsur intrinsik tersebut meliputi (1) bunyi persajakan, (2) kosa kata, (3) kata kias dan kata lugas, (4) imaji, (5) suasana, (6) amanat, (7) makna, dan (8) teknik penyajian tulisan (Antara, 1985:20).

(28)

1. Bunyi Persajakan (Rima)

Unsur bunyi sangat menentukan suasana sebuah puisi, walaupun bunyi - bunyi itu bukan merupakan persajakan (Rima) sedangkan pemakaian rima, seperti aliterasi, asonansi, atau rima baris atau larik juga sangat menghidupkan nada dan suasana puisi itu. Oleh karena itulah, pemakaian unsur bunyi (konsonan atau vokal) dan rima sangat menunjang nada dan kemanisan sebuah puisi, baik kemanisan rima maupun kemanisan ritma.

Contoh : Aku ini binatang jalang (Aku).

2. Kosa Kata (Diksi)

Pemakaian dan pemilihan sebuah atau beberapa kata menentukan keberhasilan, pemantapan karya puisi itu. Penyair dalam menyusun karya sastra puisi, umumnya sangat teliti dalam memilih kata-kata yang digunakan (Waluyo, 1991:72). Perbendaharaan kata atau kosa kata penyair ikut menentukan warna puisinya. Pemakaian kosakata ini sangat menentukan dalam menyusun karya sastra puisi, sehingga karena pemakaiannya ini lahirlah ragam puisi.

Bertitik tolak dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pemakaian kosakata dalam menyusun karya sastra puisi akan dapat memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia, pembaca dan pengarang puisi itu sendiri.

3. Kata Kias dan Kata Lugas

Pemakaian kata kias (figura bahasa) membantu penyair untuk mengungkapkan suatu ide atau konsep yang singkat, karena pemakaian gaya bahasa merupakan sesuatu yang sangat kompleks (Antara, 1985:19).

(29)

Pemakaian kata-kata yang bermakna lugas menunjukkan kepolosan, kewajaran, dan bahkan pemakaian bahasa keseharian sudah mewarnai puisi Indonesia sekarang ini.

4. Imaji

Lewat proses kreatif penciptaan puisi, seharusnya penyair ingin pengalaman batinnya dapat ditangkap dan dihayati oleh pembaca. Untuk maksud itu penyair menggunakan daya pengimajinasiannya.

Jadi, imaji adalah gambaran angan (abstrak) yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkret dalam tatanan kata-kata puisi (Pradopo, 1998:81).

Dalam puisi imajinasi dapat dibedakan menjadi lima bagian sesuai dengan kemampuan indra seperti imajinasi pandang lihat (visual), imajinasi dengar atau suara (auditif), imajinasi rasa, imajinasi raba atau sentuh (taktil), imajinasi bau atau cium (Pradopo, 1998:82).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan imajinasi merupakan pembayangan yang timbul sebagai akibat dari membaca atau mendengar sebuah puisi. Imaji terkait dengan istilah pencitraan yaitu tanggapan indera manusia terhadap hal-hal seperti sinar, suara, benda, bau dan rasa.

Keadaan perasaan pembaca ketika mendengar hasil pengungkap melalui nada, lingkungan dan makna yang tersirat itulah yang dinyatakan dengan situasi Suasana akan lebih terasa jika dinyatakan pula dengan pemakaian kata kias, lugas, rima dan ritma karena mengkongkretkan suasana yang digambarkan oleh si penyair (Antara, 1985:21).

(30)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan, bahwa suasana merupakan gambaran atau keadaan yang lahir dari perasaan seseorang ketika menikmati karya puisi yang digambarkan oleh penyair.

5. Suasana

Keadaan perasaan pembaca ketika mendengar hasil pengungkap melalui nada lingkungan dan makna yang tersirat itulah yang dinyatakan dengan situasi. Suasana akan lebih terasa bila dinyatakan pula dengan pemakaian kata kias, lugas, rima dan ritma karena mengkomplitkan suasana yang digambarkan oleh penyair (Antara, 1985:21).

6. Amanat (Pesan Penyair)

Puisi mengandung sebuah amanat si penyair. Dalam hal ini ada penyair yang secara sederhana menggambarkan idenya tetapi ada pula yang agak tersembunyi sehingga memerlukan pengkajian dan penganalisaan khusus dan tepat. Oleh karena itu, ada puisi yang amanatnya tidak sampai kepada peminatnya karena pembahasan dan penalarannya kurang tepat.

Amanat adalah sebuah pesan (yang mengandung pemecahan masalah persoalan) yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Untuk dapat menyimak pesan-pesan penyair di dalam puisinya maka pembaca mestilah dapat menangkap dan memahami makna lugas dan makna utuh. Amanat itu tersirat dalam kata-kata yang tersusun di balik tema yang diungkapkan.

Amanat akan dapat diinterpretasikan setelah pembaca memahami tema dan nada sebuah puisi (Waluyo, 1987: 130-131). Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh penyair secara sederhana tentang ide-idenya agak

(31)

tersembunyi sehingga memerlukan pengkajian dan penganalisisan khusus dan tepat ( Antara, 1985:21 ).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa makna utuh dapat ditemukan dengan bantuan makna lugas, menafsirkan atau mengasosiasikan ungkapan (kata-kata lambang idiom atau kiasan) serta menyimak nada dan suasana puisi. Dengan memahami makna lugas dan makna utuh, pembaca akan dapat menangkap pesan yang disampaikan penyair di dalam puisinya.

7. Makna (Tema)

Sebagai sastra fiksi, puisi memiliki tema dan amanat. Tema merupakan ide pokok yang menjiwai keseluruhan isi puisi yang mencerminkan persoalan kehidupan manusia, alam sekitar dan dunia metafisis, yang diangkat penyair dari objek seninya. Di dalam isi puisi yang disajikan penyair dalam teks puisinya tersirat ataupun tersurat pesan, ide atau gagasan yang ingin dikomunikasikan penyair pada pembaca.

Makna yang tersirat dari sebuah puisi ada dua macam yaitu makna kias (makna konotatif) dan makna keseluruhan (makna utuh). Dalam sebuah puisi yang paling penting ialah makna utuh apa yang dimaksudkan oleh keseluruhan puisi itu (Antara, 1985:22). Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa sebuah puisi itu mengandung keseluruhan yang bulat (an unified whole).

Tema ini merupakan sumber dari gagasan Teknik pokok (utama) puisi.

8. Penyajian Tulisan

Setiap penyair mempunyai watak, selera, konsep, perilaku yang saling berbeda satu dengan penyair lainnya. Oleh karena itulah, teknik penyajian

(32)

tulisan puisi pun beragam pula.Teknik penulisan sebuah puisi akan selalu menggunakan baris (larik), frase, kalimat, kuplet, atau bait, selain bentuk keseluruhan perwajahan puisi itu.

Teknik penyajian sebuah puisi dapat dibedakan atas dua macam, yakni yang mengatur bentuk penulisan puisi dalam satu bait secara terarah dan yang bebas memotong kalimat atau frase dalam suatu larik-larik tertentu untuk satu kuplet atau satu bait puisi (Antara, 1985:23).

2.3.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur-unsur esktrinsik ialah unsur-unsur luar yang ikut membangun sebuah puisi (Antara, 1985:24). Objek pembicaraan ekstrinsik ialah hal-hal yang berhubungan dengan karya puisi tersebut.

Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur pembangun.

Sebagai sebuah struktur, puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi. Yang dapat dilihat melalui bahasanya yang tampak disebut struktur fisik puisi, sedangkan makna yang terkandung di dalam puisi disebut struktur batin puisi (Waluyo, 1987:26-27).

2.3.3 Hakikat Puisi

Ada dua unsur pokok dalam puisi yaitu hakikat puisi dan metode puisi.

Adapun hakikat puisi itu terdiri atas unsur-unsur berikut:

1. Tema (sense)

Tema ialah makna yang dikandung oleh subject matter (pokok persoalan) dalam puisi.

2. Rasa (Feeling)

(33)

Rasa ialah sikap penyair terhadap subject matter yang terdapat dalam puisi (Situmorang, 1980:13).

3. Nada (Tone)

Nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya (Tarigan, 1984: 18).

4. Tujuan (Intention)

Tujuan dalam puisi ialah tujuan yang akan dikemukakan oleh penyair dalam karyanya.

Adapun metode puisi terdiri atas bagian-bagian berikut ini:

1) Diksi (diction)

Diksi berarti pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair dengan secermat dan seteliti mungkin (Situmorang, 1980 : 10).

2) Imaji (Imagery)

Imaji adalah kejelasan daya lukis atau penggambaran penyair mengenai suasana, watak dan perilaku berdasarkan penggunaan kata-kata yang konkret.

3) Kata-kata nyata

Kata-kata nyata adalah kata-kata yang dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama menurut situasi dan kondisi pemakaiannya (Situmorang, 1980:21).

4) Majas

Majas merupakan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau rangkaian katanya digunakan dengan tujuan mencapai efek tertentu (Abdul dan Muliastuti, 1997/1998 : 61).

(34)

5) Ritme dan rima

Ritme yaitu totalitas dari tinggi rendahnya suara, panjang pendeknya cepat lambat suara waktu membaca puisi (Situmorang, 1980 : 220).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan, bahwa unsur-unsur puisi yaitu hakikat dan metode puisi merupakan dua aspek yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain dalam membangun sebuah puisi.

2.4 Tujuan Pengajaran Puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, pada dasarnya tujuan pengajaran puisi tidak terlepas dari tujuan pokok pengajaran sastra itu sendiri.

Sesuai dengan hakikat ada dua tujuan pokok yang harus diusahakan dapat dicapai dengan pengajaran sastra yaitu dihasilkan subjek didik yang memiliki apresiasi dan pengetahuan sastra yang memadai.

Secara umum pengajaran sastra bertujuan agar siswa mampu menikmati, memahami, memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Ini berarti pengajaran sastra itu tidak hanya memberi aspek teori dan praktek, tetapi mempunyai nilai yang lebih penting yaitu pembentukan watak dan sikap, di samping mempunyai unsur-unsur kesenangan dan kenikmatan yang bersifat artistik (Pradopo, 1997 : 122).

Jadi pengajaran sastra mempunyai tujuan membina apresiasi puisi dan mengembangkan kearifan untuk menangkap isyarat-isyarat kehidupan yang tercermin dalam karya sastra puisi (Antara, 1985 :12). Pengajaran puisi mencakup

(35)

1. Menunjang keterampilan siswa tentang hal bahasa;

2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang hal budaya bangsa;

3. Mengembangkan rasa percaya diri siswa secara tanggap; dan 4. Membentuk watak siswa.

Dari tujuan di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan pengajaran puisi adalah untuk meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap suatu karya sastra. Oleh karena itu, pengajaran sastra berobjek puisi diusahakan dapat memberikan kepuasan sastra kepada para siswa untuk mampu mengapresiasi puisi.

2.5 Langkah-langkah dalam Memahami Puisi

Dalam memahami karya sastra, haruslah mengacu ke berbagai hal yang erat hubungannya dengan karya sastra itu. Dalam pemahaman puisi ini, hal yang dipandang erat hubungannya dengan puisi-puisi itu adalah penyair dan kenyataan sejarah (Waluyo, 1987 : 145).

Dalam pemahaman puisi, selain memperhatikan faktor genetik dari puisi yaitu pengarang dan kenyataan sejarah, juga perlu diketahui adalah tentang puisi sebagai suatu totalitas atau sebagai sebuah struktur. Di mana puisi itu dibangun oleh struktur fisik (metode pengucapan makna) dan struktur batin (makna puisi), yang tidak kalah pentingnya adalah tentang macam-macam puisi.

Langkah-langkah memahami puisi dapat melalui tahap-tahap berikut:

1. Struktur karya sastra

Pada tahap pertama yang dilakukan adalah pemahaman struktur puisi secara umum. Apakah puisi itu sebagai puisi lama, baru, angkatan 45, ataukah puisi kontemporer. Apakah bentuk puisi itu konvensional ataukah

(36)

nonkonvensional. Apakah pesan setiap baitnya, apa temanya (Pradopo, 1998 : 218).

Dari penjabaran di atas dapat dikatakakn bahwa untuk dapat memahami puisi melalui tahap struktur karya sastra terlebih dahulu diusahakan untuk memahami bait-bait dan larik-larik yang terdapat dalam puisi serta memahami secara global tema apakah yang dikemukan oleh penyair.

2. Penyair dan kenyataan sejarah

Untuk melengkapi pemahaman secara global puisi yang ditelaah, maka perlu juga dijelaskan beberapa hal antara lain siapa penyairnya itu berkarya, kata-kata dan ungkapan-ungkapan khusus yang berhubungan dengan penyair, aliran filsafat dan zaman saat puisi itu diciptakan. Dengan kelengkapan informasi-informasi tersebut, maka pemahaman terhadap puisi, penyairan sejarah penciptaan puisi itu lebih jelas (Pradopo, 1997 : 219). Dengan dilengkapi data tentang penyair dan kenyataan sejarah itu, totalitas puisi akan lebih mudah diinterpretasikan.

3. Telaah unsur-unsur

Penelaahan terhadap unsur-unsur puisi, mencakup struktur fisik dan juga struktur batinnya. Struktur fisik dan struktur batin dalam puisi merupakan suatu kepaduan dan mendukung totalitas puisi. Kedua unsur tersebut harus ditelaah secara keseluruhan. Penelaahan tersebut juga untuk mengetahui bagaimana struktur fisik digunakan untuk mengungkapkan struktur batin dan bagaimana struktur batin diungkapkan (Pradopo, 1997:219).

Di atas sudah diuraikan bahwa kedua unsur dalam puisi, yakni struktur fisik dan struktur batin merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

(37)

keberadaannya. Pemahaman terhadap satu unsur akan berpengaruh terhadap pemahaman unsur lainnya. Adanya jalinan antara struktur fisik dan struktur batin yang begitu kuat menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua struktur ini secara bersama-sama. Hal itulah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan pengajaran.

4. Sintesis dan Interpretasi

Setelah menelaah secara mendalam struktur puisi hingga ke unsur- unsurnya, tahapan selanjutnya adalah upaya menyimpulkan atau sintesis.

Sintesis tersebut berupa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan (1) apakah amanat (pesan) yang hendak disampaikan oleh penyair; (2) mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian, hal ini berhubungan dengan perasaan dan nada yang disampaikan; (3) apakah arti karya tersebut bagi kita (pembaca); (4) bagaimana sikap pembaca terhadap apa yang dikemukakan penyair dan (5) bagaimana penyair menciptakan puisi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disesuaikan kepentingan pelaksanaan pengajaran (Pradopo, 1997:

220).

Dari hal-hal yang telah dijabarkan di atas, dapat dilihat bahwa memahami puisi haruslah mengacu pada sesuatu yang erat hubungannya dengan puisi sendiri.

2.6 Pengertian Memparafrase Puisi

Dalam pelajaran puisi di sekolah, pada taraf pemahaman dapat ditempuh dengan jalan menjawab pertanyaan pemahaman yang diberikan oleh guru atau dengan menceritakan sendiri puisi dengan kata-kata sendiri (parafrase).

(38)

Kata parafrase berasal dari bahasa Inggris "paraphrase", yang berarti uraian dengan kata-kata sendiri. Dengan demikian parafrase merupakan strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra (baca : puisi) dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya (Aminuddin, 1987:30).

Parafrase adalah perubahan bentuk puisi menjadi bentuk prosa yang terdiri atas sebuah atau lebih paragraf sebagai pengganti bait-baitnya menggunakan kata- kata bermakna lugas sebagai pengganti makna bermakna puitis pada puisi semula dan menggunakan kata penanda pertalian (Antara, 1985 : 11).

Parafrase adalah menceritakan kembali suatu karya suatu puisi dengan kata- kata sendiri, hampir tidak mungkinlah kiranya menceritakan isi (maksud) sebuah sajak tanpa mengurangi atau menambah disana-sini. Jadi paragraf itu selalu diikuti dengan penafsiran; sehingga kita tepat mengatakan maksud sajak itu dengan bahasa kita sendiri dalam bentuk bahasa yang lebih sederhana, bebas dan prosais (B.P Situmorang 1980:34).

Manfaat sebuah puisi haruslah didahului dengan pembacaan puisi itu secara keseluruhan hingga menimbulkan kesan yang bulat atau utuh terhadap pembacanya. Penggunaan metode ini di maksudkan untuk menyederhanakan kata- kata puisi yang dapat sublimatif kedalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Bertitik tolak dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan tentang pengertian memparafrase adalah suatu kegiatan mengubah puisi kedalam bentuk prosa atau frase-frase dengan menambahkan atau menafsirkan makna puisi

(39)

tersebut dengan kata-kata sendiri. Adapun langkah-langkah parafrase yang tepat adalah sebagai berikut:

2.7 Teknik Memparafrase Puisi

Dalam memahami makna puisi kesulitannya sering berasal dari bahasanya, maka salah satu langkah yang membantu untuk memahami makna suatu puisi adalah dengan mencoba memparafrase terlebih dahulu puisi tersebut kedalam bahasa sehari-hari.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan dalam memparafrase puisi di antaranya sebagai berikut:

1. Dengan menambahkan imbuhan, banyak kata-kata dalam puisi yang kadang-kadang tidak lengkap sebagai kata berimbuhan. Padahal seharusnya kata tersebut berimbuhan, oleh karena itu untuk memudahkan memahami perlu ditambahkan imbuhan tertentu yang sesuai dengan konteks.

2. Dengan menyisipkan kata-kata tertentu pada kalimat yang kata-katanya dilepaskan.

3. Dengan mengubah susunan atau pola kalimatnya ke pola umum.

4. Dengan mengganti tafsiran kalimat-kalimat yang sulit dimengerti.

5. Dengan mengganti atau menjelaskan kata-kata ganjil yang sulit dipahami maknanya dengan sinonim dari kata-kata tersebut (Budiasa, 2009:22) Menurut Antara (1985:12) teknik memparafrase puisi menjadi bentuk prosa juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(40)

1. Teknik keseluruhan puisi (global)

Pada teknik global ini perubahan bentuk prosa yang dibentuk dari parafrase puisi didasarkan pada keseluruhan yang membentuk puisi itu.

Makna yang tercermin itu dituangkan ke dalam bentuk prosa yang tercermin dalam paragraf demi paragraf.

2. Teknik bait demi bait

Pada teknik ini perubahan bentuk prosa sebagai hasil parafrase puisi didasarkan pada susunan bait dari beberapa bait yang menyusun puisi itu.

3. Teknik kalimat

Pada teknik kalimat perubahan bentuk prosa berdasarkan pada kata kalimat demi kalimat yang terdapat dalam puisi itu. Dalam hal ini harus diperhatikan korespondensi kesatuan sintaksis yang menyusun puisi.

2.8 Pengajaran Pemahaman Puisi Melalui Parafrase

Banyak keluhan yang muncul di tengah-tengah masyarakat mengenai pengajaran sastra, baik dari kalangan sastrawan, para ahli pendidikan dan pengajar maupun para guru sastra sendiri karena dirasakan belum dapat memenuhi harapan, salah satunya tentang pengajaran puisi. Puisi merupakan salah satu karya sastra yang dalam pengungkapan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat dan kaya akan makna. Penyair sengaja menggunakan bahasa yang demikian untuk menimbulkan daya estetisnya.

Telah di ketahui bersama untuk memahami makna suatu karya sastra dalam hal ini puisi tidak selalu mudah, maka untuk memahami makna suatu puisi dapat dilakukan dengan mengubah bentuk puisi ke dalam bentuk lain (frase atau prosa)

(41)

Pengajaran pemahaman puisi melalui teknik parafrase ini tentu sangat membantu para siswa khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama yang masih sangat awam dengan bahasa puisi yang singkat, padat serta banyak penyimpangannya dari bahasa umum.

Pengajaran sastra berobjek puisi ini diusahakan memberikan kepuasan sastra kepada pembacanya dan memberikan pegangan pokok kepada siswa untuk mampu memberikan penghargaan tinggi sehingga siswa bisa peka menafsir dan menilai secara kritis, mandiri dan ikut merasakan puisi itu sebagai miliknya juga (Antara, 1985 : 3).

Pengajaran puisi dengan teknik parafrase ini juga harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran yaitu bahan yang dipilih hendaknya sesuai dengan taraf perkembangan siswa SMP. Pengajaran pemahaman puisi dengan teknik parafrase dapat juga menyadarkan siswa tentang penggunaan bahasa untuk menciptakan keindahan sastra sehingga siswa tahu bahasa sastra dengan bahasa sehari-hari.

Ditinjau dari perkembangan kejiwaannya, siswa SMP termasuk ke dalam perkembangan jiwa tahap romantik dan tahap realistik. Pada tahap romantik anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan, petualangan dan bahkan kejahatan.

Pada tahap realistik, anak sudah benar-benar terlepas dari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa-apa yang benar terjadi. Mereka terus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah -masalah dalam kehidupan yang nyata (Pradopo, 1997/1998:125).

(42)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa pengajaran pemahaman puisi melalui parafrase harus memperhatikan pemilihan bahan pengajaran. Puisi yang dipilih hendaknya sesuai dengan tahap perkembangan, psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Penyajian puisi, setidak-tidaknya secara psikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu.

Dengan demikian, siswa akan merasa terangsang dan tertantang untuk belajar dan menyenangi puisi yang diajarkan dan lebih jauh lagi menyenangi semua bentuk puisi sehingga siswa mau menecoba untuk memparafrasekan puisi yang diajarkan.

2.9 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Parafrase

Menurut Marzano dalam Widdiharto (2004:11) teknik parafrase memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari parafrase adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan

2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap pembelajaran yang disajikan.

3. Memberikan interaksi antar siswa dengan guru, dengan demikian siswa terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sedangkan kelemahan dari parafrase yaitu:

1. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.

2. Beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

Materi yang disajikan dapat mencari tingkat kemampuan yang lebih tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukan.

(43)

Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting serta menentukan dalam kegiatan penelitian. Agar suatu penelitian dapat berjalan dengan lancar terarah sesuai dengan tujuan, maka diperlukan suatu metode yang tepat. Tanpa metode tujuan penelitian tidak akan tercapai. Dengan metode yang tepat mutu hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Penelitian tindakan pada penelitian terfokus pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami puisi melalui teknik parafrase yang terjadi pada situasi kelas yang kongkret. Di samping itu, diharapkan dapat menghasilkan interprestasi dan penilaian terhadap praktik yang dilakukan dengan proses belajar- mengajar membaca pemahaman terhadap teknik memparafrase puisi. Dalam penelitian ini, ingin di ketahui dalam peningkatan memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, maka diperlukan suatu metode yang tepat sehingga siswa mampu lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Adapun urutan pembahasan dalam metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) jenis penelitian, 2) subjek, objek, dan penelitian, 3) rancangan penelitian, 4) prosedur penelitian, 5) metode pengumpulan data, 6) mengubah skor mentah menjadi skor standar, dan 7) analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena

(44)

langsung ke lapangan. Karakteristik dan penilaian tindakan kelas adalah Self Evaluatif yaitu modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, kemudian hasil

yang diperolehkan terus dievaluasi sejalan dengan situasi yang terus berjalan sehingga mencapai suatu tujuan yaitu perbaikan terhadap sistem pembelajaran sesuai dengan kenyataan agar diperoleh suatu peningkatan mutu pembelajaran.

(Depdikbud, 2008 : 8).

3.2 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah setiap individu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini meliputi siswa-siswi kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 48 orang siswa yang terdiri atas 24 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah penelitian kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase. Tempat penelitian ini dilaksanakan disekolah SMP Negeri 10 Denpasar.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bertahap atau multisiklus.

Penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan (tindakan), evaluasi (observasi), dan refleksi. Hasil evaluasi rnengarahkan peneliti untuk merevisi sebagai upaya perbaikan terhadap hambatan pada perencanaan ketika melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya sampai ditemukan tindakan terbaik untuk memperoleh kevalidannya sampai pada siklus ke-N. Berdasarkan penelitian ini rancangan penelitian tindakan kelas penerapan teknik parafrase untuk meningkatkan kemampuan memahami puisi siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar, tahun pelajaran 2013/2014.

(45)

Penelitian ini dapat berlangsung tiga siklus. Dalam tiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu:

1. Merencanakan yaitu apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau merubah prilaku dan sikap siswa sebagai solusi;

2. Tindakan atau pelaksanaan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan;

3. Observasi yaitu suatu tindakan untuk mengetahui hambatan atau kendala yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung; dan

4. Refleksi yaitu meneliti, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap siswa sehingga peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap rencana awal. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Refleksi → Rencana tindakan I→ Pelaksanaan tindakan I → Observasi dan tes → Reflekasi → Rencana tindakan II → Pelaksanaan tindakan II → Observasi dan tes → Refleksi → Rencana tindakan III → Pelaksanaan tindakan III → Observasi dan tes→ Refleksi → revisi → N dan seterusnya →Meneruskan tindakan terbaik.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka dilaksanakan observasi dan free test atau tes awal, Berdasarkan hasil tes awal ini akan ditentukan rencana dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I.

Penjelasan:

Penelitian tindakan dilaksanakan secara multi siklus, setiap siklus selalu diawali dengan refleksi yang merupakan perenungan terhadap pelaksanaan tindakan sebelumnya. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah nilai

(46)

rata-rata kelas 70 ke atas. Setelah refleksi awal, dilakukan rencana tindakan.

Apabila rencana tindakan sudah tersusun dengan baik, barulah dilaksanakan tindakan I, dalam waktu bersamaan dilakukan observasi terhadap tindakan.

Apabila tindakan I telah dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah evaluasi dan refleksi tindakan I. Apabila tindakan I belum mencapai target maka perlu dibuat rencana tindakan II dengan modifikasi tindakan tertentu, kemudian barulah dilaksanakan tindakan II. Tindakan II merupakan revisi tindakan I, revisi dilakukan pada perbaikan. Tindakan III merupakan revisi dari tindakan I dan II.

Pada tindakan III ini sudah ditemukan cara pembelajaran memahami puisi yang efektif, sampai ditemukan target yang telah ditentukan sebelumnya.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

Adapun penjelasan dari siklus tersebut adalah sebagai berikut.

3.4.1 Refleksi Awal

Refleksi awal dilakukan dengan observasi untuk mengamati siswa dan kelemahan-kelemahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran memahami teknik parafrase dan melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa, hasil free tes ini dipakai titik tolak untuk menentukan kemajuan yang dicapai pada penelitian.

3.4.2 Siklus I

1. Rencana Pelaksanaan Tindakan I

(47)

Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipersiapkan, antara lain sebagai berikut.

a. Peneliti bersama guru mata pelajaran mencermati materi pelajaran dalam kurikulum pada semester pelaksanaan penelitian yang dapat dipilih untuk melaksanakan penelitian;

b. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada sekolah bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam mengimplementasikan tindakan di kelas;

c. Peneliti bersama guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menyiapkan media pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan I

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII- 1SMP Negeri 10 Denpasar adalah sebagai berikut.

(48)

Tabel 01. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus KEGIATAN AWAL

No. Guru (Peneliti) Siswa

(1) (2) (3)

01. Membuka pelajaran dan mengabsen kehadiran siswa

Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir

02. Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang dilaksanakan

Mendengarkan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) 03. Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan

pembelajaran KEGIATAN INTI

No. Guru (Peneliti) Siswa

04. Memberikan orientasi metode pelajaran beserta pembelajaran yang akan diterapkan

Mendengarkan orientasi materi pelajaran yang diterapkan oleh guru (peneliti)

05. Mengarahkan siswa untuk siap menerima pembelajaran

Mempersiapkan buku yang berkaitan 06. Membagikan puisi yang sudah di

parafrasa dengan benar untuk dipelajari.

Menerima puisi dan mempelajari dengan seksama.

07. Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajran

Bertanya (bagi yang mengalami kesulitan atau kendala dalam memparafrasa puisi.

KEGIATAN AKHIR

No. Guru (Peneliti) Siswa

08. Bersama-sama menyimpulkan dan merefleksi hasil.

Ikut menyimpulkakn dan merefleksi hasil serta pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.

09. Penutup pelajaran Memperhatikan guru (peneliti) dalam menutup pelajaran.

3.4.3 Observasi dan evaluasi

Observasi dilaksanakan pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.

Observasi dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa di dalam kelas. Adapun

(49)

1. Perhatian terhadap penjelasan guru (peneliti);

2. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas;

3. Hubungan kerja sama antarpasangan; dan 4. Keberanian bertanya.

3.4.4 Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Peneliti bersama siswa melakukan refleksi hasil observasi dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I untuk menyusun rencana berikutnya.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penilaian. Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes.

3.5.1 Metode Tes

Metode tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang dapat menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau potensi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh siswa lain dengan suatu standar yang ditetapkan (Nurkencana dan Sunarta, 1986:25). Penerapan metode ini dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase untuk memahami puisi dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca puisi dengan waktu yang telah ditentukan kemudian memberikan tes. Bentuk tes adalah tes tertulis yang sesuai dengan indikator yang ditentukan, Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut.

(50)

Tabel 02. Kriteria Penilaian

No. Aspek yang dinilai Skor

(1) (2) (3)

01. Pemahaman terhadap puisi 1-20

02. Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain 1-20 03. Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi 1-20 04. Kesesuian paragraf terhadap kuplet puisi 1-20 05. Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi 1-20

Dengan demikian didapat skor maksimal ideal yaitu menjumlahkan hasil yang diperoleh masing-masing aspek dalam memparafrase. Karena unsur yang dinilai dalam mempararafrase lima butir dan masing-masing diberi rentangan skor 1-20, maka dapat dicari skor maksimal ideal apabila siswa dapat memparafrase puisi dengan benar yaitu 20 + 20 + 20 +20 + 20 = 100.

3.5.2 Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis (Narbuko dan Achmadi.

2001: 70). Pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan langsung perilaku siswa dalam proses belajar-mengajar untuk memperoleh data tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa pada siswa VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014.

3.6 Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor standar, maka peneliti menggunakan rumus norma absolute skala sebelas, sehingga peneliti dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik

(51)

Mencari skor maksimal ideal (SMI) dari tes yang diberikan. Skor maksimal ideal adalah skor yang memungkinkan dicapai apabila semuanya dapat diselesaikan dengan benar. Skor maksimal ideal ini, dicari dengan jalan menghitung masing-masing item. Adapun rumus dari SMI tersebut adalah sebagai berikut:

SMI= Jumlah Butir Soal x Bobot Masing-Masing Item Dengan demikian SMI=5 x 20=100

Berdasarkan skor maksimal ideal (SMI), maka dapat dihitung besar tiap-tiap proses penguasaan seperti di bawah ini.

Penguasaan 95% = 95/l00 x l00 = 95 Penguasaan 85% = 85/100 x l00 = 85 Penguasaan 75% = 75/100 x l00 = 75 Penguasaan 65% = 65/100 x 100 = 65 Penguasaan 55% = 55/l00 x l00 = 55 Penguasaan 45% = 45/100 x l00 = 45 Penguasaan 35% = 35/l00 x l00 = 35 Penguasaan 25% = 25/l00 x l00 = 25 Penguasaan 15% = 15/100 x l00 = 15 Penguasaan 5 % = 5/100 x 100 = 5 Penguasaan 0% = 0/100 x 100 = 0

Berdasarkan penghitungan di atas, maka pedoman konversi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Gambar

Tabel 01. Skenario Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Siklus                                                      KEGIATAN AWAL
Tabel 02. Kriteria Penilaian
Tabel 03. Pedoman Konversi Norma Absolut Skala Sebelas
Tabel 04.   Hasil  Tes  Awal  Siswa  Kelas  VIII-1  SMP  Negeri  10  Denpasar  Tahun  Pelajaran  2013/2014  Dalam  Memahami  Puisi  Melalui  Teknik parafrase
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Direktur perusahaan hadir langsung , apabila diwakilkan membawa surat tugas dan mendapat kewenangan penuh untuk mengambil keputusan. Demikian undangan ini disampaikan ,

Dimana informasi ini diperuntukan agar pengguna dapat mengenal lebih dalam dan jauh akan cerita , karakter dalam serial tersebut dan juga perkembangan berita yang ada tentang

a. Tentukan misi, tanggung jawab, dan fungsi dari proses inti. Misi, tanggung jawab, dan fungsi dari tiap proses harus jelas. Misalnya misi bagian pengadaan adalah untuk

Independensi dalam auditor besar lebih mungkin terjaga karena ketergantungan ekonomi auditor terhadap klien tidak begitu berarti, dan berpeluang untuk mengalami

Muskuloskeletal adalah komponen terpenting dalam menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mengalami jatuh. Dari kedua perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini, keduanya

Another cause is at service firms don’t have the same structure of fixed assets with the companies in the manufacturing industry (Hartono, 2010). Testing shift accrual

(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dapat diberi izin edar dalam bentuk persetujuan pendaftaran harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kacang hijau terhadap sifat fisik (kapasitas rehidrasi dan laju rehidrasi), kimia (kadar air, kadar abu, kadar