• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV . HASIL P ENELITIAN

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian dapat ditemukan berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan hasil evaluasi tes kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase siswa. Ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa setiap siklus, yang mana siklus III lebih baik dengan rata-rata 8 dari pada siklus II dengan rata-rata 6,87 dan siklus I dengan rata-rata 5,79 sedangkan tes awal dengan rata-rata 4,7.

Pada penilaian hasil tes awal didapatkan hasil sebagai berikut:

4,7%

Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III

1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 3 orang siswa, dengan persentase 6,25 %

2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 25 orang siswa, dengan persentase 52,08 % dan

3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 20 orang siswa, dengan persentase 41,67 %.

Melihat dari hasil tes awal dari 48 orang siswa mendapat nilai rata-rata 4,7 sedangkan SKBM yang sudah ditentukan yaitu 7,0 sehingga kemampuan siswa memahami puisi dikategorikan kurang.

Hasil pada tes awal tersebut kemudian dijadikan bahan acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus I. Adapun hasil dari kegiatan/ evaluasi siklus I dengan rata-rata kelas VIII-1 meningkat dibandingkan dengan hasil tes awal yaitu 5,79 dengan rincin sebagai berikut.

1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 8 orang siswa, dengan persentase 16,67 %.

2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 22 orang siswa, dengan persentase 45,83%; dan

3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 18 orang siswa, dengan persentase 37,5 %.

Upaya perbaikan selalu dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil sesuai target yang diharapkan. Kegiatan penilai siklus II dengan hasil rata-rata siswa dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase adalah 6,87 Hasil ini mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut.

1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 11 orang siswa, dengan persentase 22,9%;

2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 20 orang siswa, dengan persentase 41,6%; dan

3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 17 orang siswa, dengan persentase 35,5%.

Berdasarkan hasil penilaian dari siklus II ternyata belum memenuhi SKBM yaitu 7,0. Upaya meningkatkan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar terus dilakukan.

Perbaikan-perbaikan tindakan dan sistem dalam pembelajaran menjadi prioritas utama peneliti. Hal-hal yang menjadi sumber penghambat dalam kegiatan belajar mengajar seminimal mungkin tidak terjadi di siklus III. Upaya tersebut menghasilkan nilai rata-rata siswa kelas VIII-1 dalam pembelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase mengalami peningkatan sebesar 8 dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Adanya kenaikan dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai dari tes awal sampai siklus III. Ini dibuktikan beberapa siswa mendapat nilai 9 dan 8 pada siklus III. Nilai siswa pada siklus III dengan rincian sebagai berikut:

1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 9 sebanyak 7 orang siswa, dengan persentase 14,6%;

2. Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 34 orang siswa, dengan persentase 70,8%; dan

3. Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 7 orang siswa, dengan persentase 14,6%.

Dengan hasil ini penelitian yang berjudul peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun pelajaran 2013/2014 berakhir pada siklus III, karena telah mencapai SKBM 7,0 yaitu nilai yang diperoleh adalah 8 dengan kategori lebih dari cukup.

Adapun temuan-temuan yang dianggap menonjol pada kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase, yaitu sebagai berikut.

1. Memahami puisi melalui teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan siswa. Dalam situasi belajar seperti ini siswa menemukan cara memparafrase puisi yang baik dan benar, itulah yang menjadi ampuhnya menggunakan teknik memparafrase dalam memahami puisi.

2. Memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap keaktifan dan keantusiasian siswa untuk mengikuti pembelajaran memahami puisi, hal ini terjadi karena memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memberikan variasi baru dalam proses belajar mengajar sekaligus mengatasi situasi yang menonton.

3. Semua siswa mengatakan senang dan tertarik mengikuti pelajaran model ini.

Hal ini terjadi karena : (1) mereka mendapat situasi baru, (2) mereka dapat belajar dengan tenang dan santai, (3) mereka mempunyai kesempatan lebih banyak untuk memahami pelajaran memahami puisi melalui teknik parafrase.

Terjadinya temuan-temuan di atas dilatar belakangi oleh usia siswa SMP kelas VIII-1 yang berkisar 13-15 tahun, dimana seusia mereka masih senang-senangnya bermain dengan mengenal hal baru.

Sementara itu memahami puisi melalui teknik parafrase dapat memenuhi hasrat mereka dalam belajar dan memberikan situasi baru yang tidak membuat mereka bosan. Hal ini seperti tentu dapat memotivasi mereka untuk bersemangat menerima pelajaran. Kesenangan itu akan dirasakan apabila siswa mampu memahami puisi denagan baik, sehingga mereka merasa tertarik mengikuti pelajaran memahami puisi.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:

1) Teknik parafrase dapat meningkatkan kemampuan memahami puisi pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dari hasil masing-masing siklus adalah sebagai berikut:

a. Pada hasil tes awal nilai rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan tes awal adalah 4,7 dari 48 siswa dengan rincian nilai 6 kategori cukup sebanyak 3 orang (6,25%), nilai 5 kategori hampir cukup sebanyak 25 orang (52,08%), nilai 4 kategori kurang sebanyak 20 orang (41,67%).

Berdasarkan rata-rata tersebut secara klasikal kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase pada tes awal dikatakan kurang.

b. Pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai siswa 5,79 dari 48 siswa dengan rincian nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 8 orang(16,67%), nilai 6 kategori cukup sebanyak 22 orang (45,83%), nilai 5 kategori hampir cukup sebanyak 18 orang (37,5%). Berdasarkan hal yang diperoleh dari siklus I sudah mengalami peningkatan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

c. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 6,87 dari 48 siswa dengan rincian nilai 8 kategori baik sebanyak 11 orang (22,9%), nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 20 orang (41,6%), nilai 6 kategori cukup sebanyak 17 orang (35,5%). Berdasarkan rata-rata pada tes siklus II

tersebut secara klasikal kemampuan siswa memahami puisi melalui teknik parafrase sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I tapi jika dilihat dari individu siswa juga masih kurang, karena belum tercapai SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Mengajar) yaitu 70.

d. Pada siklus III nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 8 dengan kategori baik dari 48 siswa, dengan rincian nilai 9 kategori baik sekali sebanyak 7 orang (14,6%), nilai 8 kategori baik sebanyak 34 orang (70,8%), nilai 7 kategori lebih dari cukup sebanyak 7 orang (14,6%). Dilihat dari tes siklus III dari tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase sudah mengalami peningkatan.

Peningkatan yang dicapai siswa dari tes pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut. Peningkatan nilai rata-rata pada prasiklus 4,9 dengan kategori kurang, pada siklus I menjadi 5,79 dengan kategori hampir cukup, pada siklus II menjadi 6,87 dengan kategori cukup dan pada tes akhir siklus III meningkat menjadi 8 dengan kategori baik.

2) Langkah-langkah memahami puisi melaui teknik parafrase

a. Menemukan kata kunci dalam setiap baris atau larik karena kata-kata tersebut merupakan inti baris tersebut,

b. Menguraikan bait puisi ke dalam bentuk prosa atau parafrase.

c. Menafsirkan makna kata

d. Mengaitkan isi puisi dengan kehidupan nyata.

5.2 Saran

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam memahami puisi melalui teknik parafrase dapat ditingkatkan. Walaupun demikian perlu diberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar tentang peningkatan kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrase, perlu ditanamkan konsep dalam memecahkan masalah atau mengerjakan tugasnya.

2. Faktor guru berperanan penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, hendaknya guru senantiasa meningkatkan diri, baik dalam pemilihan metode pengajaran maupun ketrampilan mengajar.

3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakam salah satu teknik penelitian yang dapat memperoleh data secara akurat, karena orang yang meneliti dapat mengetahui langsung permasalahan yang dihadapi serta bagaimana pemecahannya, untuk itu PTK sangat sesuai untuk penelitian pembelajaran di sekolah.

4. Dalam melaksanakan penelitian seorang peneliti harus pintar dalam memilih dan menyiapkan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dan disesuaikan denagan karakteristik dan kebutuhan siswa.

5. Siswa harus lebih berani dan aktif dalam pembelajaran, sehingga mampu bersaing secara sehat dengan temannya untuk memperoleh nilai terbaik dalam pembelajaran.

6. Guru menggunakan teknik parafrase dalam pembelajaran ini agar dikembangkan guna meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena

itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sekaligus lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Siswa harus lebih diarahkan untuk dapat menemukan dan memecahkan masalah sendiri, sampai akhirnya mereka memperoleh ilmu dari pengalaman sendiri dengan guru sebagai fasilitasnya.

7. Pihak sekolah harus menyimak kembali kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, agar mempermudah dalam merancang pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif untuk menarik minat belajar siswa.

8. Kepala sekolah disarankan agar terus mengadakan pembinaan kepada guru khususnya guru Bahasa Indonesia sehingga kualitas pendidikan di sekolah tersebut ditingkatkan.

9. Oleh karena tanggung jawab pendidikan bukan hanya guru dan pemerintah, melalui orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, maka orang tua harus berperan aktif mendorong anak-anak untuk lebih tekun belajar di rumah.

Akhirnya dengan rendah hati penulis mengharapkan, semoga saran tersebut mendapatkan perhatian dari para guru pengajar bahasa Indonesia pada khususnya, atau dari peneliti lain pada umumnya, untuk meneliti kemampuan memahami puisi melalui teknik parafrasa, sehingga dapat dimanfaatkan bagi dunia pendidikan pada masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul dan Muliastuti, 1997. Semantik Bahasa Indonesia. Depdikbud:

Universitas Terbuka.

Aftarudin, Pesu. 1984. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa.

Amunuddin, 1987. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung. Angkasa.

Antara, 1GP 1985. Peribahasa Indonesia. Denpasar. Setiawan.

Antara, IGP. 1985. Apresiasi Puisi. Denpasar : CV Kayu Mas.

Antara, 1986. Pengantar Apresiasi Puisi, Bandung : Angkasa.

Budiasa, Melkianus. 2011. Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Siswa Kelas VIIB SMP Wisata Sanur Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Denpasar: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Budiasa, 2009. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak .

Depdikbud. 2008. Kurikulum Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (SMP).

Jakarta. Haymawan, l98S.Dramatugi. Bandung; Rosda.

Jassin, H.B. 1977. Pujangga Baru: Prosa dan Puisi Get. ke-2. Jakarta : Haji Masagung.

Narbuco dan Achmadi 2001. Apresiasi Puisi.

Nurkencana, Sunarta. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

____. 1992. Evaluasi Hasil Pelajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Nurkencana, Wayang. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya; UsahaNasional.

Pradopo, Osoko Rachmat. 1997. Materi Pokok Puisi : Jakarta, Universitas terbuka.

Pradopo, 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada.

Suyitno, 1985. Teknik pengajaran Apresiasi Sastra dan Kemampuan Bahasa.

Yogyakarta : PT. Hanindita.

Situmorang, B.P. 1980. Puisi dan metodologi. Pengajaran. Ende Flores; Nusa Indah.

Surana dkk,1986. Himpunan Materi Tata Bahasa Solo: Tiga Serangkai.

Tarigan . 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Wirjosoedarmo, 1984. Tata Bahasa Indonesia.

____. 1987. Pengajaran Menyimak. Bandung: Angkasa. 12 Universitas Negeri Malang FKIP.

Waluyo, H.J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

____. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Widdiharto, Rahmadi. 2004. Apresiasi Puisi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Dengan ini saya :

Nama : Marlin Mali Ngara NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908 Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Peningkatan kemampuan memahami Puisi melalui teknik Parafrase pada siswa kelas VIII-1 tahun pelajaran 2013/2014

Menyatakan bahwa laporan atau karya tulis ini, dengan seluruh isi dan pengungkapannya memang benar tulisan asli saya sendiri tanpa melakukan penjiblakan dan bebas plagiat. Apa bila di kemudian hari ternyata terbukti terdapat plagiat dalam skripsi atau karya tulis ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,

Yang membuat pernyataan

Marlin Mali Ngara

NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908

PEMERINTAH KOTA DENPASAR

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMP NEGERI 10 DENPASAR

“Tastu Wruhing Sastra”

Jln. Jenderal Gatot Subroto Denpasar  (0361) 236973 E-mail:

smpn10dps@yahoo.co.id

SURAT KETERANGAN Nomor:421.3/459/SMPN.10/2014

Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SMP Negeri 10 Denpasar, dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Marlin Mali Ngara NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia Alamat : Jln. Mertasari no. 158 Sidakarya Pekerjaan : Mahasiswa

Memang benar mahasiswa tersebut kuliah di universitas Mahasaraswati Denpasar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Memahami Puisi Melalui Teknik Parafrase Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 10 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014”.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya, agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 14 Juni 2014

Kepala SMP Negeri 10 Denpasar

(Drs. I Ketut Sukartha ,M.si) NIP : 19581231 198102 1 061

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Denpasar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII-1

Standar Kompetensi : Menggunakan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan dan parafrase.

Kompetensi Dasar : Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan puisi.

Indikator : Mampu memahami isi puisi, mengubah puisi menjadi prosa serta mampu menyebutkan tema dan amanat puisi.

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (dua pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran

a. Melalui penjelasan guru siswa dapat memahami puisi yang dibaca.

b. Melalui penjelasan guru siswa dapat mengubah puisi menjadi prosa.

c. Melalui penjelasan guru siswa dapat menyebutkan tema dan amanat puisi.

2. Materi Pembelajaran

a. Buku Pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII b. Puisi yang berjudul “Aku”

3. Metode Pembelajaran a. Ceramah

b. Tanya jawab c. Penugasan d. Teknik parafrase

4. Langkab-langkah Kcgiatan Pembelajaran Pertemuan pertama a. Kegiatan Awal

 Apersepsi :

1. Guru mengabsensi siswa

2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa

3. Guru menyampaikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran 4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi dan teknik parafrase.

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi :

1. Guru memancing pengetahuan awal siswa tentang puisi dan teknik memparafrase puisi.

2. Siswa menyampaikan pengetahuan awal tentang puisi dan teknik memparafrase puisi.

3. Guru melengkapi pengetahuan siswa tentang puisi dan teknik memparafrase puisi.

4. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah memparafrase puisi.

 Elaborasi

Dalam kegiatan Elaborasi :

1. Guru membagikan sebuah teks puisi yang sama kepada semua siswa.

2. Guru menjelaskan tahap-tahap yang harus dikerjakan siswa dalam memparafrase puisi.

3. Siswa mulai memparafrasekan puisi yang telah dibagikan oleh guru.

 Konfirmasi

Dalam kegiatan Konfirmasi :

1. Guru memberikan komentar terhadap hasil parafrase puisi siswa.

2. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di ketahui siswa.

c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup :

1. Guru menyimpulkan pembelajaran.

2. Guru membagikan teks puisi kepada siswa untuk dibaca di rumah.

3. Guru menutup kegiatan belajar-mengajar dan mengucapkan salam.

Pertemuan kedua a. Kegiatan Awal

 Apersepsi :

1. Guru mengabsensi siswa

2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa

3. Guru menyampaikan SK, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi :

1. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan sekarang

2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi sebelumnya.

 Elaborasi

Dalam kegiatan Elaborasi:

1. Guru menanyakan tentang teks puisi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

2. Guru menyuruh siswa memparafrasekan puisi yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya.

3. Guru menyuruh siswa lain untuk mengomentari hasil kerja siswa yang dibacakan di depan kelas.

 Konfirmasi

Dalam kegiatan Konfirmasi:

1. Guru memberikan evaluasi secara umum tentang hasil latihan siswa.

c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup :

1. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa.

2. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Guru menutup pelajaran dan menyampaikan salam.

5. Sumber Belajar

a. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia, b. Teks puisi " Aku "

6. Penilaian

a. Teknik : Tes tertulis b. Bentuk Instrument : Teks

c. Pedoman Penelitian : Menggunakan Nomor Relatif Skala 11 d. Soal Instrument :

- Parafrasekan puisi sesuai dengan aspek-aspek yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kriteria Penilaian

ASPEK SKOR

MAKSIMAL o Pemahaman terhadap puisi

o Keserasian paragraf yang satu dengan yang lain o Ketepatan bahasa parafrase dengan bahasa puisi o Kesesuaian paragraf terhadap kuplet puisi o Ketepatan makna parafrase dengan makna puisi

10 10 10 10 10

Jumlah 50

Denpasar, Juni 2014 Guru Pamong

(I Gst.A.A. Budhawati, Spd) NIP :1960 01 27 1986 02 2003

Nama Mahasiswa

(Marlin Mali Ngara)

NPM : 10.8.03.51.31.1.5.2908

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Denpasar

( Drs. Ketut Sukartha, M.Si ) NIP: 158 12 31 1981 02 1061

TES PENGUMPULAN DATA TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE SISWA KELAS VIII-1

SMP NEGERI 10 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Petunjuk :

1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada kertas lembar jawaban yang tersedia.

2. Sebelum mengerjakan tugas, periksalah kembali hasil kerjamu.

3. Pahami puisi dibawah ini dengan baik, parafrase puisi tersebut.

“AKU”

Kalau sampai waktuku Ku tak mau seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu Aku binatang jalang Dari kumpulan yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa ku bawa berlari Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi.

( Chairil Anwar )

Gambar 1. Guru mata pelajaran dan peneliti memperhatikan siswa- siswi SMP Negeri 10 Denpasar kelas VIII-1 yang sedang memparafrase puisi.

Gambar 2. Peneliti mengamati dan mengarahkan salah satu siswa SMP Negeri 10 Denpasar kelas VIII-1 dalam memparafrase puisi.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Togo Letena Kecamatan Loli pada tanggal 17 Maret 1988 dari pasangan Bapak Sairo Beili dan Lali Wudda (Almarhuma) anak ke Empat dari Empat bersaudara. Menempuh pendidikan dasar di SDK Waikabubak, dan pada tahun 2002 melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP N 2 dan lulus pada tahun 2005.

Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 1 Waikabubak dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Mahasaraswati di Kota Denpasar jenjang Strata satu (S- 1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dokumen terkait