• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN AQUATIC EXERCISE THERAPY DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA DI BANJAR DHARMA SANTI DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN AQUATIC EXERCISE THERAPY DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA DI BANJAR DHARMA SANTI DENPASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN AQUATIC EXERCISE THERAPY DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS

PADA LANSIA DI BANJAR DHARMA SANTI DENPASAR Oleh :

Anak Ayu Nym. Trisna Narta D*, I Wayan Weta**, Muh Ali Imron*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana**

Universitas Esa Unggul***

ABSTRAK

Memasuki usia lansia muncul permasalahan yang disebabkan penurunan kemampuan serta kebugaran fisik. Degenerasi struktural pada sistem neuromuskuloskeletal dan sistem indera menyebabkan menurunnya keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan dinamis merupakan komponen penting dalam menjaga posisi tubuh agar postur tetap terjaga saat melakukan aktivitas sehari-hari. Keseimbangan dinamis ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara aquatic exercise therapy dengan senam aerobic low impact terhadap keseimbangan dinamis lansia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pre-test dan post-test group design, berlangsung selama 6 minggu dengan frekuensi 2 kali seminggu. Sampel penelitian berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I diberikan program latihan aquatic exercise therapy dan kelompok II diberikan program latihan senam aerobic low impact. Pengukuran keseimbangan dinamis menggunakan four square step test yang di ukur sebelum maupun sesudah program latihan pada masing-masing subjek. Hasil penelitian pada kedua kelompok didapatkan usia subjek 60-70 tahun, berat badan 48-67 kg, dan tinggi badan 151-167. Pada kelompok I diperoleh nilai rerata keseimbangan dinamis sebelum perlakuan 13,21±1,63 dan setelah perlakuan 11,16±1,52 dengan p=0,001. Pada kelompok II diperoleh nilai rerata keseimbangan dinamis sebelum perlakuan 13,45±1,35 dan setelah perlakuan 12,40±1,26 dengan p=0,001. Uji beda ditemukan bahwa keseimbangan dinamis pada kelompok I (2,05±0,33) meningkat lebih baik daripada kelompok II (1,05±0,39) dengan p=0,022. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program latihan aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact sama-sama meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. Aquatic exercise therapy meningkatkan keseimbangan dinamis lebih baik daripada senam aerobic low impact pada lansia.

Kata kunci : aquatic exercise therapy, senam aerobic low impact, keseimbangan dinamis, four square step test, lansia

(2)

2

DIFFERENCE AQUATIC EXERCISE THERAPY AND AEROBIC LOW IMPACT IMPROVING DYNAMIC BALANCE ON ELDERLY AT BANJAR

DHARMA SANTI DENPASAR By :

Anak Ayu Nym. Trisna Narta D*, I Wayan Weta**, Muh Ali Imron*** Magister Program of Sport Physiology Udayana University**

Esa Unggul University*** ABSTRACT

The age of elderly appeared problems because of a decrease in physical ability and physical fitness. Structures at degeneration of the neuromuskuloskeletal system and sensory system causes a decreased static and dynamic balance. Dynamic balance is an important component to maintain a position of the body so that the body posture keep established while doing daily activities. Dynamic Balance is determined by the quality and quantity of physical activity. This research aims to find out a difference between aquatic exercise therapy with a low impact aerobic gymnastics to the dynamic balance for the elderly age. This research using an experimental methods with pre-test and post-test group design, this Research lasted for 6 weeks with a frequency of 2 times a week. Samples for this research were 30 people who were divided into 2 groups. The first group were given a program of aquatic exercise therapy and second group were given a program a low impact aerobic gymnastics. Measurement of dynamic balance using four square step test that measured before and after the exercise program performed on each subject. Results of this research in both groups obtained subjects 60-70 years of age, body weight 48-67 kg, and height 151-167 cm. The results on the first group before trained 13,21±1,63 and after trained 11,16±1,52 with p = 0,001. In the second group before trained 13,45±1,35 and after trained 12,40±1,26 with p = 0.001. The results of different test was found that the dynamic balance in group I (2,05±0,33) have increased better than group II (1,05±0,39) and statistically significant p = 0,022. From this research result it can be concluded that aquatic exercise therapy program and a low impact aerobic gymnastics are equally increase the dynamic balance in the elderly age. Aquatic exercise therapy increase the dynamic balance better than a low impact aerobic gymnastics in elderly age.

Keywords: aquatic exercise therapy, aerobic low impact, dynamic balance, four square step test, elderly

(3)

3 PENDAHULUAN

Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Pada tahun 2000-2005 usia harapan hidup adalah 66,4 tahun, angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan usia harapan hidup menjadi 77,6 tahun.1 Keadaan ini menyebabkan proporsi penduduk lanjut usia (lansia) menjadi bertambah.

Masalah terbesar yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan keseimbangan sehingga mengakibatkan para lansia sering terjatuh. Keseimbangan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk tetap berada dalam keadaan seimbang dan menyesuaikan diri terhadap gravitasi, permukaan tanah dan objek dalam lingkungannya ketika melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.2

Gangguan keseimbangan terjadi karena lansia mengalami kemunduran atau perubahan fisiologis pada sistem visual, sistem vestibular, somatosensoris dan muskuloskeletal. Keempat komponen tersebut berperan penting dalam menjaga kontrol postural pada tubuh. Kontrol postural berfungsi menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh saat berdiri, berjalan maupun beraktivitas.3

Bagi para lansia keseimbangan dinamis sangat berperan penting dalam menunjang aktivitas fungsional. Walaupun mengalami banyak penurunan fungsi tubuh, lansia harus tetap aktif dalam beraktivitas. Keseimbangan dinamis juga berperan menjaga lansia agar tetap stabil saat bergerak maupun berpindah. Keseimbangan dinamis yang tidak terkontrol akan dapat meningkatkan terjadinya resiko jatuh pada lansia.4

Resiko jatuh sangat rendah, ditemui pada lansia yang mempunyai mobilitas dan aktifitas fisik yang tinggi seperti, senam, jalan

santai ataupun kegiatan aktivitas fisik yang lainnya. Hal tersebut, dapat meningkatkan kontrol keseimbangan tubuh pada lansia.5

Senam aerobic low impact merupakan latihan yang dilakukan dengan intensitas rendah sampai sedang, terdiri dari beberapa komponen latihan yang berfungsi menguatkan otot, memperlancar peredaran darah dan memperbaiki keseimbangan dan koordinasi.6

Aquatic exercise therapy merupakan suatu bentuk latihan yang dilakukan di dalam air, sehingga berat tubuh dan anggota gerak dapat ditopang dengan adanya gaya apung yang terdapat di dalam air (buoyancy), sehingga memudahkan pergerakan dari otot yang lemah atau mengalami cedera.7

Rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah aquatic exercise therapy dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar?, (2) Apakah senam aerobic low impact dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar?, (3) Apakah ada perbedaan aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar?.

Tujuan Penelitian ini sebagai berikut: (1) Untuk membuktikan aquatic exercise therapy dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar, (2) Untuk membuktikan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar, (3) Untuk membuktikan perbedaan antara aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar.

(4)

2 METODE PENELITIAN

A.Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan pre and post test with control group design yaitu membandngkan antara perlakuan dua kelompok, dengan jumlah sampel 30 lansia. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan awal dengan four square step test. Pada Kelompok I diberikan perlakuan aquatic exercise therapy dan Kelompok II diberikan perlakuan senam aerobic low impact.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Banjar Dharma Santi Denpasar untuk perlakuan senam aerobic low impact pada pukul 07.00 – 09.00 dan di kolam renang Hotel Kelapa Gading untuk perlakuan aquatic exercise therapy diadakan pukul 15.00 – 17.00. Waktu penelitian dan pengambilan data dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Mei 2015 seminggu 2 kali selama 6 minggu.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah populasi terjangkau para lansia di Banjar Dharma Santi Denpasar dengan kriteria: 1) Lansia berusia 60 – 70 tahun, 2) Indeks Massa Tubuh normal, 3) Lansia yang memiliki keseimbangan statis yang baik, yaitu > 30 detik, 4) Bersedia menjadi sampel dalam penelitian sampai selesai.

D.Teknik Pengambilan Sampel

Dari populasi anak didapatkan 32 sampel lansia usia 60 – 70 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling pada setiap kelompoknya masing-masing 16 orang. Kelompok I program aquatic exercise therapy dan Kelompok II senam aerobic low impact.

E.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang diambil dalam prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Tahap persiapan, Tahap penentuan sampel penelitian, Tahap pelaksanaan penelitian.

1) Tahap persiapan

Tahap persiapan menyangkut : 1) Meminta persetujuan penelitian kepada Kepala Dusun/Banjar dan mengkoordinasikan kepada ketua perkumpulan lansia di Banjar Dharma Santi, 2) Menyiapkan pelatih senam dan tim kesehatan, 3) Peneliti mengadakan pendekatan kepada para lansia untuk menjelaskan proses dan tujuan dalam penelitian ini.

2) Tahap penentuan sampel penelitian Populasi lansia yang tercatat di Banjar Dharma Santhi Desa Ubung Kaja berjumlah 77 orang, yaitu 26 orang laki-laki dan 51 orang wanita. Pada saat pengambilan sampel populasi yang datang hanya 64 orang.

Dari populasi tersebut, sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 39 orang diantaranya 7 orang laki dan 32 orang wanita. Pada sampel laki-laki memutuskan tidak ingin mengikuti pelatihan dengan alasan jumlah laki-laki setelah di bagi menjadi dua kelompok. Jadi sampel yang didapat berjumlah 32 orang wanita.

3) Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian menyangkut: 1) Menyiapkan alat-alat ukur, 2) Tes awal dengan mengukur, 3) Proses Pelaksanaan perlakuan penelitian 4) Tes akhir pengukuran tes.

4) Pengolahan dan Analisis Data

Statistik deskriptif untuk menganalisis karakteristik subjek penelitian terkait dengan usia, jenis kelamin,TB, BB, IMT datanya diambil sebelum pelatihan dan data keseimbangan dinamis sebelum dan sesudah pelatihan pada kedua kelompok.

(5)

3 Uji normalitas data untuk menganalisis distribusi data dari masing-masing kelompok perlakuan. dengan nilai kemaknaan (p) > 0,05 maka rumus statistik yang digunakan adalah Shapiro-Wilk Test dan didapatkan nilai p>0,05, yang berarti data berdistribusi normal sehingga dilanjutkan uji parametrik dengan uji t tidak berpasangan.

Uji homogenitas menggunakan levene’s test of varians. untuk menganalisis homogenitas variasi data dari masing-masing kelompok perlakuan.Dengan nilai kemaknaan (p) > 0,05 maka data kedua kelompok adalah homogen.

Uji beda data terhadap nilai pre-test dan post-test perlakuan dari kelompok I (aquatic exercise therapy) dan kelompok II (senam aerobic low impact) bertujuan untuk membandingkan rerata hasil peningkatan keseimbangan dinamis pada masing-masing kelompok karena data berdistribusi normal dan homogen maka menggunakan uji t berpasangan.

Uji beda pada perbandingan hasil nilai post-test dari pengukuran keseimbangan dinamis antara Kelompok Perlakuan I dan Kelompok Perlakuan II karena data berdistribusi normal dan data dikatakan homogen maka menggunakan analisis statistik uji t tidak berpasangan.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi karakteristik subjek penelitian.

Tabel 1.

Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristi k subjek Kelompok I (n=15) Kelompok II (n=15) Mean±SD Mean±SD Umur (th) 64,33±3,519 64,33±3,331 Berat Badan (kg) 56,67±3,697 56,73±4,448 Tinggi Badan (cm) 158,13±2,295 157,93±3,674 IMT (kg/m2) 22,64±1,05 22,72±1,30

Berdasarkan dari Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan data pada nilai umur, berat badan, tinggi badan dan Indeks Massa Tubuh pada masing-masing kelompok.

2. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk Test dan Uji homogeitas dengan menggunakan Levene’s test.

Tabel 2

Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Keseimba ngan Dinamis (detik) Normalitas (p) Homogenitas (p) Klp I Klp II Sebelum 0,286 0,897 0,200 Setelah 0,163 0,726 Selisih 0,337 0,183

Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa pada uji normalitas dan homogenitas semua nilai p>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data-data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal dan homogen sehingga uji beda yang digunakan adalah uji parametrik.

3. Pengaruh Aquatic Exercise Therapy dan Senam Aerobic Low Impact Terhadap Keseimbangan Dinamis

Tabel 3

Pengaruh Aquatic Exercise Therapy dan Senam Aerobic Low Impact Terhadap

Keseimbangan Dinamis

Perlakuan Sebelum Setelah P* (Mean±SD) (Mean±SD) Klp I 13,21±1,63 11,16±1,52 0,001 Klp II 13,45±1,35 12,40±1,26 0,001 P** 0,667 0,022 Diuji dengan: * paired t-test ** independent t-test

Berdasarkan tabel 3, menunjukan hasil uji paired t-test kelompok I sebelum dan

(6)

4 sesudah perlakuan didapat nilai p=0,001. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari keseimbangan dinamis sebelum dan sesudah perlakukan aquatic exercise therapy pada lansia. Hal ini juga menunjukkan bahwa aquatic exercise therapy meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia.

Pada kelompok perlakuan II menunjukkan hasil uji t sebelum dan sesudah perlakuan didapat nilai p=0,001. Nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari keseimbangan dinamis sebelum dan sesudah perlakukan senam aerobic low impact pada lansia. Hal ini juga menunjukkan bahwa senam aerobic low impact meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia.

Berdasarkan tabel 5.4, menunjukkan bahwa hasil uji independent t-test pada data setelah perlakuan antara kelompok I dan kelompok II didapat nilai p=0,022. Maka dapat disimpulkan bahwa aquatic execise therapy lebih baik meningkatkan keseimbangan dinamis daripada senam aerobic low impact pada lansia.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Aquatic Exercise Therapy Terhadap Keseimbangan Dinamis

Berdasarkan analisis data uji paired t-test sebelum dan setelah diberikan program latihan kelompok I , menujukkan bahwa pemberian aquatic exercise therapy selama 12 kali menunjukkan peningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia yang signifikan.

Saat melakukan latihan di dalam air, gaya apung (buoyancy) dapat digunakan untuk mengurangi pembebanan di dalam air serta memberikan efek rileksasi. Tekanan hidrostatis memberikan tahanan pada saat melakukan latihan di dalam air. Tahanan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot, yaitu, otot lengan, otot tungkai dan yang terpenting adalah otot-otot postural. Otot-otot-otot postural berfungsi untuk menjaga tubuh agak tetap tegak saat melakukan aktivitas. Bila otot-otot postural meningkat dapat meningkatkan respon

perubahan posisi, gravitasi, titik tumpu, serta aligmen tubuh sehingga dapat mempertahankan keseimbangan.8

Selain itu, prinsip fisik air yaitu fluid resistance mampu meningkatkan somatosensoris yang berfungsi sebagai pemberi informasi posisi dan perubahan gravitasi pada tubuh sehingga dapat mempertahankan keseimbangan. Prinsip air yang menjadi tahanan saat melakukan latihan di dalam air terutama prinsip turbulence yang menimbulkan efek dari pusaran air memberikan tahanan dan gangguan yang membuat kondisi tubuh di dalam air tidak stabil sehingga otot-otot postural dan otot-otot tungkai akan bekerja lebih kuat mempertahankan kestabilan dan keseimbangan tubuh.9

2. Pengaruh Senam Aerobic Low Impact Terhadap Keseimbangan Dinamis

Hasil analisis data uji paired t-test sebelum dan setelah diberikan program latihan pada kelompok II pada tabel 5.4, menunjukkan bahwa senam aerobic low impact selama 12 kali mengalami peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia yang signifikan.

Peningkatan keseimbangan dinamis pada lansia yang diberikan senam aerobic low impact secara terprogram tidak lepas dari aktifnya otot-otot tubuh secara general. Pada lansia terjadi penurunan input sensoris, perlambatan respon motoris, serta keterbatasan kondisi musculoskeletal. Pada senam aerobic low impact otot-otot tubuh secara general akan dipacu untuk bergerak. Gerakan-gerakan yang terpola dan terprogram akan memberikan respon adaptif secara fisiologis pada sistem muskuloskeletal.10

Respon otot-otot postural tubuh yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postural. Beberapa kelompok otot baik pada tubuh bagian atas (kelompok otot abdomen dan back muscle) maupun bagian bawah (otot-otot tungkai) berfungsi mempertahankan postur tubuh saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh terhadap base of support.11

(7)

5 3. Perbandingan Aquatic Exercise

Therapy dan Senam Aerobic Low Impact Terhadap Keseimbangan Dinamis

Hasil analisis uji independent t-test dari nilai keseimbangan dinamis setelah perlakuan antara kelompok I dan kelompok II, menunjukkan bahwa aquatic exercise therapy lebih meningkatkan keseimbangan dinamis daripada senam aerobic low impact pada lansia.

Keseimbangan dipengaruhi oleh empat komponen, yaitu visual-audiotori, vestibular, somatosensoris, dan muskuloskeletal. Aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact memberikan pengaruh berbeda pada setiap komponen tersebut.12

Aquatic exercise therapy sangat mempengaruhi komponen visual-audiotori dikarenakan saat melakukan latihan di air, terdapat suara gemuruh dari air akan mengganggu visual-auditori sehingga berakibat pada ketidakstabilan tubuh. Tubuh akan merespon gangguan tersebut yang akan mempertahankan kestabilan agar menimbulkan keseimbangan secara otomatis.13

Somatosensori mendapat rangsangan dari aquatic exercise therapy dan senam aerobic low impact karena keduanya memiliki gerakan yang sama, yaitu gerakan pada posisi kaki rapat, kaki membuka-menutup, berjalan, berdiri, berdiri satu tungkai dan tungkai yang bersilangan. Saat melakukan gerakan tersebut tubuh kana merespon base of support yang berubah-ubah yang memberikan rangsangan pada propioseptif dan perubahan gravitasi sehingga mengakibatkan tubuh harus mempertahankan keseimbangan.14

Muskuloskeletal adalah komponen terpenting dalam menjaga keseimbangan tubuh agar tidak mengalami jatuh. Dari kedua perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini, keduanya berperan dalam meningkatkan kekuatan pada otot terutama pada otot-otot tungkai dan postural. Tetapi, aquatic exercise therapy lebih baik dalam meningkatkan kekuatan otot-oto tungkai dan postural karena memiliki prinsip air yang memberikan tahanan terhadap otot. Ketika melakukan

latihan di dalam air, gerakan akan dihambat oleh tekanan air sehingga otot akan berkontraksi lebih kuat untuk melawan dan mempertahankan posisi tubuh agar mencapai keadaan stabil.15

Simpulan yang dapat diambil dari pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Aquatic exercise therapy dapat meningkatan keseimbangan dinamis pada lansia. 2) Senam aerobic low impact dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. 3) Aquatic exercise therapy meningkatkan keseimbangan dinamis lebih baik daripada senam aerobic low impact pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Susenas. 2012. Data dan Informasi Kesehatan. Badan Pusat Statistik RI. Buletin Lansia.

2. Newton, R.A. 2005. Contempory Issues and Theories of Motor Control. Assesment of Movement and Posture. In: Umpread D.A., editors. Neurogical Rehabilitation, Fourth edition. New York: Balck Science.p. 45-56.

3. Darmojo. Boedhi, R. 2011. Buku ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

4. Gunarto, S. 2005. Pengaruh latihan four square step terhadap keseimbangan pada lansia. Jakarta: Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik FKUI. p. 67-78.

5. Guccione, A. 2000. Geriatric Physical Therapy. Second Edition. Philadelphia: Mosby Year Book. p. 282 – 290.

6. Brick, L. 2001. Bugar Dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT Raja Gasindo Persada.

7. Brody, L. T., Geigle, P. R. 2009. Aquatic Exercise for Rehabilitation and Training, USA: Human Kinetics. p. 26-42, 236-239.

(8)

6 8. Wollam, J.M. 2009. Balance and Fall in

The Elderly : Issuses in Evaluation and Treatment. In Andew A. Guccione; American Physical Therapy Association, alexandria, VA. Hal. 282-283.

9. Resende, S. M., Rassi, C. M. 2008. Effects of hydrotherapy in balance and prevention of falls among elderly women. Brazil: UFVJM. p. 57-63.

10. Salzman, B. 2010. Giat And Balance Disorders In Older Adults. America Family Physical. p. 61-68.

11. Suhartono. 2005. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari berbagai Aspek. cetakan ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka 12. Avelar, N. C. 2009. Effectiveness of

aquatic and non-aquatic lower limb muscles endurance training in the static and dynamic balance of elderly people. Brazil: UFVJM. p. 229-236.

13. Devereux, K., Robertson, D., & Briffa, N.K. 2005. Effects of a water-based program on women 65 years and over: A randomised controlled trial. Australia: The Australian Journal of Physiotherapy. p. 102–108.

14. Chang, Y.W. 2009. Postural Responses in Various Bases of Support and Visual. [cited 2015 May. 5]. Available from: URL: http://visual/postural--respon--BOS/com

15. Kaneda, K. 2008. A Comparison of the Effects of Different Water Exercise Programs on Balance Ability in Elderly People. Japan: Human Kinetics. p. 381-392.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara serempak atau secara parsial pengaruh fasilitas, harga, promosi, dan citra perusahaan terhadap kepuasan

Laporan akhir ini membahas mengenai pelatihan peningkatan pelayanan prima yang dilakukan pada bagian kasir KFC International Plaza, dimana penulis dapat memberikan saran

RANCANG BANGUN SHOES POLISHING WITH FOOTWEAR CLEANER KHUSUS SEPATU BERBAHAN KULIT.. (PERAWATAN

Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per satuan berat tanah (per 100. gr) dinamakan Kapasitas Tukar

科系(巫) Ijazah Sarjana Muda Sains (Pengurusan Ekuin)# 科系(英) Bachelor of Science (Equine Management)#. UPU 代号 TS75 修读年数 4 年 科系简介

Asumsi Arius adalah Allah yang tidak di ciptakan dan tidak melahirkan (agennetos agennetos agennetos agennetos). menjadikan konsepnya tentang Ketuhanan Anak adalah berbeda.

Berdasarkan berbagai masalah dan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh langsung efikasi diri dan

Penelitian ini memiliki harapan bahwa tidak adanya perbedaan motivasi dan aktivitas pada saat proses pembelajaran PPKn di kelas XI IPA 1 dan XI IPS 1 di MAN 1