• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS STRUKTURAL DALAM CERITA NOVEL “SAGA NO GABAI

3.2 Analisis Struktural Yang Terdapat Dalam Novel “Saga No Gabai Bachan” Karya

3.2.3 Latar/ Setting

Akihiro yang lahir di Hiroshima bersama dengan orang tua dan abangnya.Namun semenjak ayahnya meninggal karena peristiwa bom atom di Hiroshima.Hanya ibunya yang membesarkan mereka.Karena kondisi Ibunya yang sibuk bekerja, hal ini memaksakan Akihiro untuk tinggal di sebuah desa di Saga bersama Neneknya selama delapan tahun.Semenjak SD hingga lulus SMP, Akihiro bersekolah di Akamatsu. Secara garis besar latar tempat dalam novel ini adalah kota Hiroshima, Prefektur Saga, dan sekolah.

Cuplikan 1 (halaman 15)

Ayah dan ibuku tinggal di Hiroshima setelah mereka menikah. Namun karena situasi perang yang begitu berat, mereka pun mengungsi untuk hidup dikampung halaman ibuku, di Saga.

Mendengar berita ini, karena mencemaskan rumah kami, Ayah pergi Hiroshima sendirian seminggu kemudian, untuk mengecek keadaan disana.

Cuplikan 2 (halaman 16-17)

Di Hiroshima, saat itu tingakat radiotivitas bom atom masih teramat tinggi sehingga Ayah terkena pengaruh radiasi dan akibatnya mengidap penyakit.

Karena itulah, saat aku dilahirkan, ayah sudah menjadi orang yang berpenyakitan yang hanya bisa tergeletak di tempat tidur.

Analisis :

Dilihat dari cuplikan diatas, Hiroshima adalah tempat ketika Akihiro masih kecil.

Mulai dari Ayah dan ibunya menikah, Akihiro dilahirkan sampai ketika ayahnya meninggal.

Dapat disimpulkan latar tempat tersebut adalah di Hiroshima.

Cuplikan 4 ( halaman 51- 52)

Kota tempat rumah nenekku berada ternyata secara tak terduga masuk dalam kawasan Istana Saga.

Waktu pertama tiba di Saga aku sangat terperanjat melihat betapa kampung dan terpencilnya tempat ini. Tapi rupanya didaerah sinilah pusat aktivitas kota. Sungai didepan rumah Nenek yang disebutnya sebagai sungai supermarket pun, merupakan cabang sungai Tafuse yang alirannya, bersambung dengan parit istana.

Analisis :

Dari cuplikan diatas rumah Nenek Osano berada di sebuah kota kecil bernama Saga yang terletak di Prefektur Saga Jepang, dimana terdapat sungai didepan rumah Nenek.

Disimpulkan bahwa latar tempat tersebut adalah rumah Nenek di Saga.

Cuplikan 5 (halaman 52)

Sekolah yang menjadi sekolah baruku, Sekolah Dasar Akamatsu, berada didalam kompleks reruntuhan istana tepat setelah melewati gerbang sachi tadi.Sebagai kelas untuk murid-murid yang lebih kecil kini digunakan ruang minum teh tua yang dulunya merupakan bagian istana tersebut.

Analisis :

Sekolah Dasar Akamatsu yang berada dalam reruntuhan istana desa Saga. Juga kalimat

“ kelas untuk murid-murid yang lebih kecil”. Dapat disimpulkan bahwa latar tempat yang digunakan adalah sekolah.

2. Latar Waktu

Cuplikan 1(halaman 15)

Tanggal 6 Agustus tahun 20 era Showa. Bom atom pertama yang dijatuhkan di muka bumi mendarat di Hiroshima.

Analisis :

Latar waktu dalam novel Saga no Gabai Bachan adalah tahun 1958 atau tahun era Showa sampai tahun 1966 atau tahun 33 era Showa.

3. Latar sosial

Nenek Osano yang berperan sebagai seorang nenek di rumah juga menjadi petugas bersih–bersih di lingkungan sekolah sebagai pekerjaannyadi universitas Saga juga sekolah SD dan SMP di kota Saga. Nenek Osanotermasuk tokoh yang dituakan dan dihormati di

lingkungan tempat tinggalnya, ini menjadikan di lingkungan rumahnya, nenek Osano memiliki status yang baik.Dapat dilihat pada cuplikan berikut.

Cuplikan 1 (halaman 137)

Nenek moyang Nenek bernama Mochinaga, yang dari generasi ke generasi merupakan salah satu pengasuh anak keluarga penguasa istana Saga, Kalan Nabeshima.Dengan begitu, dapat dikatakan Nenek berasal dari keturunan baik.

Selain itu, pada jaman tersebut, kehidupan Akihiro dan nenek Osano di era Showa (Perang Dunia II).Nenek Osano menjadi ibu pendidik (kyouiku mama).Kyouiku mama berarti ibu yang berambisi mendidik anak menjadikan mereka orang yang berguna dan berkualitas.

Dalam novel ini diterapkan kyouiku mama yakni nenek Osano yang merawat Akihiro dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

3.2.4 Alur

Cuplikan 1 (kesimpulan dari halaman 15-48)

Tanggal 6 Agustus tahun 20 era Showa terjadi bom atom pertama di Hiroshima. Ayah dan Ibu Akihiro tinggal di Hiroshima setelah mereka menikah. Namun situasi perangyang begitu berat, mereka mengungsi untuk hidup dikampung halaman Ibu, di Saga. Namun karena kecemasan Ayah dengan rumah di Hiroshima kemudian Ia kembali kesana. Radiasi nuklir yang menyebar mengakibatkan ayah Akihiro meninggal dan ibunya harus membesarkan kedua anaknya sendiri dengan membuka bar di Hiroshima. Karena Ibu Akihiro yang sangat sibut mencari uang, ditambah dengan Akihiro yang sudah mulai sekolah, kecemasan Ibunya pada Akihiro yang berkeliaran di tempat yang kumuh. Pada akhirnya Ibu mempunyai rencana bersama adiknya Bibi Kisako untuk membawa Akihiro tinggal bersama neneknya di Saga, tanpa sepengetahuan Akihiro.

Sesampainya di Saga, dirumah Nenek, Akihiro tidak disambut dengan hangat oleh Nenek, melainkan disuruh untuk menanak nasi. Hal yang kemudian dilakukan adalah mempersembah nasi tanak tersebut kehadapan Buddha.Hari berlanjut Akihiro pun harus membiasakan untuk hidup mandiri dan sederhana, satu tingkat lebih miskin dibandingkan di Hiroshima.

Banyak hal-hal dilakukan Nenek Osano yang dilihat oleh Akihiro sangat membingungkan, seperti setiap pergi dan pulang dari bekerja sepanjang jalan melingkarkan tali dengan, magnet di belakangnya untuk mengumpulkan paku dan sampah logam, memanfaatkan sungai dengan memasang galah, supaya setiap yang tersangkut di galah bisa dimanfaatkan untuk diolah kembali. Karena ada pasar di daerah hulu sungai.Nenek menyebut sungai didepan rumah sebagai supermarketnya.

Analisis :

Berdasarkan simpulan cerita diatas, diperlihatkan pada tahap Exposition yang merupakan tahap awal, berisi penjelasan tentang tempat perisiwa yaitu di Hiroshima dan yang utama terjadi di Saga, serta tokoh-tokoh yakni Akihiro, Nenek Osano, Ibu, dan Bibi Kisako yang mendukung cerita tersebut. Tahap exposition ini sesuai dengan yang diekspresikan oleh pengarang yang mendukung jalan cerita tersebut.

Cuplikan 2 (kesimpulan halaman 52-64)

Karena Akihiro pindah ke Saga, Ia pun pindah kesalah satu sekolah di Saga bernama SD Akamatsu. Dengan kagetnya Ia melihat sekolahnya. Sekolahnya yang berada di kompleks reruntuhan istana, sebuah bangunan tua dan aneh.Kelasnya yang dulunya ruangan tempat minum teh, lantainya yang dilapisi tikar tatami dan para murid yang duduk rapi diatasnya.Merasa seolah telah terlempar ke masa berpuluh-puluh tahun lalu.

Satu waktu munculah dimana kendo dan judo menjadi tren, Akihiro sangat ingin mengikutinya, namun karena menggunakan beberapa alat dan itu membutuhkan biaya, Nenek pun melarangnya untuk mengikuti kegiatan tersebut.Kekecewaan Akihiro tak terbendung.Nenek menyarankan untuk olahraga lari.

Analisis :

Cuplikan diatas diperlihatkan pada tahap inciting force, tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku.Dimana yang Akihiro pikir bahwa sekolahnya merupakan bangunan modern, tetapi ternyata tidak bekas bangunan istana yang sudah tua.Ditambah dengan keinginan Akihiro mengikuti kegiatan kendo dan judo tidak dibolehkan oleh Neneknya yang membuat Akihiro kecewa.Untuk tahap ini sudah tepat dengan yang di ekspresikan pengarang.

Cuplikan 3 (kesimpulan halaman 79-80)

Setahun berlalu sudah sejak hari kedatangan ku ke Saga.Selama itu, usul dari Nenek tentang berlari sebagai olahraga yang tidak membutuhkan biaya, ternyata memberikan hasil yang tidak terduga.Akupun tidak menyangka lariku jadi begitu cepat.Kemudian tibalah hari festival olahraga. Karena kini memiliki kepercayaan diri dalam berlari , aku sangat ingin mempertontonkan kepada Ibu di festival itu. Aku menulis surat dengan segenap hati, meski tulisanku tidak rapi. Namun jawaban yang kudapat adalah “tidak bisa datang.”

Meski aku sangat mengerti betapa Ibu harus bekerja keras supaya bisa mengirimkan uang untukku setiap bulannya.Tetap saja hatiku sedih.Festival olahraga yang tadinya kunantikan, mendadak jadi tidak menarik lagi.Aku bahkan berharap agar turun hujan besar dihari itu.

Analisis:

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukan tahapan Ricing Action, yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik. Dimana harapan Akihiro agar ibunya bisa melihat ia lomba di festival olahraga hanyalah angan saja. Kekecewaan Akihiro sampai ia berharap agar turun hujan besar saat festival olahraga.

Cuplikan 4 ( kesimpulan halaman 129-132)

Sejak tiba di Saga, aku hanya bisa bertemu dengan ibuku satu kali dalam setahun, yaitu saat liburan musim panas.Itu karena baik pada hari festival olahraga maupun hari kunjungan ke sekolah, Ibu tidak dapat datang karena sibuk.Namun, suatu hari di liburan musim dingin, aku mendadak menyadari sesuatu.

Sekolah tidaknya punya liburan musim panas, tapi juga ada liburan musim dingin dan musim semi.Seperti liburan musim panas, aku bisa saja pulang untuk bertemu Ibu.Merasa mendapatkan ide yang luar biasa bagus, aku langsung pergi menemui Nenek.Aku meminta agar liburan musim dingin atau musim semi pulang ke Hiroshima.Namun nenek menolaknya dengan berbagai macam alasan.Meskipun kurasa Nenek juga merasa bersalah karena terus menerus berkitas kepadaku, namun semua ucapanku berhasil dipatahkan olehnya.

Karena hanya bisa bertemu setahun sekali, aku dan ibuku berkomunikasi lewat surat-menyurat

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menujukan tahap Crisis, yakni saat situasi memanas dan seolah para tokoh diberi gambaran nasib oleh pengarang. Puncaknya dimana Akihiro tidak bisa bertemu dengan Ibunya saat liburan, Ia selalu berusaha membujuk Neneknya namun Nenek selalu saja mempunyai alasan. Akihiro telah diberi gambaran nasib oleh pengarangnya bahwa Akihiro tidak bisa bertemu dangan Ibunya.

Cuplikan 5( kesimpulan dari halaman 237-239)

Setelah pertandingan antar sekolah musim panas berakhir, Akihiro yang telah lama mengikuti klub baseball bahkan menjadi kapten membuahkan hasil yakni Akihiro diterima sebagai murid penerima beasiswa klub baseballdi Hiroshima.Saat itu hanya dua orang yang terpilih didaerah Kyushu. Berkat guru penasihat klu baseball yang menuliskan surat rekomendasi untuk Akihiro.

SMA Kouryou merupakan sekolah yang setiap tahun mengirim tim baseballnya bertanding ke ajang kompetisi baseball antar SMA tingkat nasional. Dengan kata lain, sekolah dengan klubbaseball yang prestisius. Karena diterima melalui jalur beasiswa, maka akan dibebaskan dari biaya masuk dan biaya sekolah perbulannya. Juga Akihiro dapat tinggal kembali bersama ibunya di Hiroshima.

“Nenek, aku berhasil! Aku diterima di SMA Kouryou! Biaya sekolah perbulan gratis dan aku akan tinggal di Hiroshima!” seruku begitu tiba di pintu masuk.

“Wah, ini berita besar.Bisa sekolah gratis lagi,” kata nenek ikut senang.

Tapi sejak hari itu, ada yang aneh dengaan Nenek.

“Sekolah Bisnis Saga sepertinya tempat yang bagus ya!” kata Nenek tiba-tiba tanpa ada peringatan di tengah-tengah makan malam.Terkadang dia juga menggumamkan hal-hal lain yang serupa.

……….

“Kalau kau masuk Sekolah Bisnis Saga, Nenek masih bisa melihatmu latihan!”

“Kalau belajar pembukuan di Sekolah Bisnis Saga, kau tidak akan susah dapat kerja, bukan ?”

“Sekolah Bisnis Saga itu sekolah yang bagus, kan?”

Meski secara langsung tidak mampu bilang bahwa dia ingin agar aku tetap tinggal di Saga, akhirnya Nenek hanya menggumamkan pernyataan-pernyataan itu.Ini membuat hatiku bergetar.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menujukan tahap Climax, yakni saat situasi memuncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku mendapatkan kadar nasibnya masing-masing. Situasi puncaknya dimana kebimbangan tokoh utama yakni Akihiro ketika berbagai hal baik dengan diterimanya Akihiro ke SMA melalui jalur beasiswa ke Hiroshima yang juga berarti Ia akan tinggal bersama Ibunya, namun di sisi lain Ia pun harus meninggalkan neneknya di Saga yang sudah tinggal bersama selama delapan tahun.

Cuplikan 6 ( halaman 240-245)

Kemudian hanya satu kali, aku bertanya dengan suara pelan, “Nenek, apakah lebih baik aku tetap di Saga saja ?”

Jawaban Nenek adalah, “Bicara apa kau ini ? Jangan bodoh.”

Bahkan hingga batas waktu akhir aku terus bingung menentukan pilihan.Namun akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke SMA Kouryou.

…………

Seminggu setelahnya akupun berpamitan pada punggung Nenek,”Nek, aku pergi ya.”

“Ya, pergilah.”

“Delapan tahun ini, terima kasih ya.”

“Ya, pergi sana… ah, airnya….”

Ketika aku mengintip sedikit ke balik punggung Nenek, aku melihat Nenek sedang menagis.Rupanya Nenek berpura-pura sibuk dengan air dalam ketelnya, supaya dapat menutupi itu dengan mencipratkan air ke wajah.Aku pun membelakangi Nenek dan mulai melangkah.

Ditikungan menuju jalan besar, aku berbalik menghadap ke belakang. “Nenek, baik-baik yaaa!”. Ketika melambaik-baikan tangan lebar-lebar, aku dapat melihat Nenek balas melambaikan tangan. “Ya, pergi sanaaa!”.

“Aku pergi ke tempat Ibu yaaa!” kataku sambil sekali lagi melemparkan senyum ke arah Nenek dan melambaikan tangan lebar-lebar.

Lalu aku kembali berjalan.

Mungkin sekitar dua atau tiga langkah kemudian, aku dapat mendengar suara Nenek dari balik punggungku.

“Jangan pergiiiii!”

Analisis :

Cuplikan diatas, menujukan adanya tahapan Falling Action, yakni ketika kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita mulai mereda hingga menuju penyelesaian cerita. Dimana ketika Akihiro memilih sekolah di Hiroshima dan berangkat kesana.Nenek yang sempat tidak merelakan cucunya untuk berpisah dengannya pun akhirnya luluh.Hingga tiba saatnya mereka berpisah nenek pun tidak kuasa menahan tangisnya.

3.3 Analisis Keterkaitan Antara Tema, Penokohan, Latar dan Alur Dalam Novel “Saga

Dokumen terkait