• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Unsur Intrinsik Novel “Saga No Gabai Bachan” Karya Yoshichi Shimada

2.2.4 Alur

Menurut Aminuddin (2000:83) “alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu-satu, saling berkaitan yang satu dengan lainnya menurut hukum sebab-akibat dari awal sampai akhir cerita”. Satu peristiwaakan mengakibatkan timbulnya peristiwa yang lain dan peristiwa yang lain tersebut akan menjadi sebab bagi timbulnya peristiwa berikutnya dan begitupun seterusnya sampai peristiwa itu berakhir.

Montage dan Hensaw dalam Aminuddin (2000 : 84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Exposition, yakni tahapan awal berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta tempat perkenalan dari setiap tokoh pelaku yang mendukung cerita.

b. IncitingForce, yakni ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku tersebut.

c. Rising Action, yakni situasi panas karena para pelaku dalam cerita yang mulai berkonflik.

d. Crisis, yaitu dimana situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh para pengarangnya.

e. Climax, yaitu situasi puncak ketika konflik dalam kadar paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya itu sendiri.

f. Falling Action, yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita mulai mereda sampai menuju Conclution atau penyelesaian cerita.

Alur menurut Bahrudin, dkk (2006:14) sebagai berikut:

a. Alur Maju (Progresif) yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kini ke masa yang akan datang.

b. Sorot Balik (Regresif) yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.

c. Alur Campuran yaitu pengungkapan cerita terkadang peristiwa terjadi pada masa kini dan masa lampau, kemudian kembali menceritakan ke masa kini.

Berdasarkan uraian diatas, alur dalam novel Saga No Gabai Bachan adalah alur maju (progresif).Dimulai saat Yoshichi Shimada (Akihiro Tokunaga) mengingatkan sewaktu kecil dulu. Setelah peristiwa pemboman di kota Hiroshima yakni kediaman keluarganya,ia harus tinggal dengan neneknya di sebuah desa di Prefektur Saga selama 8 tahun. Kelanjutan cerita tentang bagaimana pengarang mengadaptasikan dirinya di lingkungan yang jauh dari ibunya dan hidup dengan pola didik nenek yang semakin membentuk karakter dirinya. Dan di akhir cerita novel ini, iamenyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kembali bersama ibunya di kota Hiroshima untuk melajutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA).

2.2.4 Amanat

Amanat dalam sebuah karya sastra merupakan bagian penting dalam memberi bobot tindakan sebuah karya sastra. Amanat inilah yang nantinya akan dipetik dan diambil maknanya oleh pembaca. Menurut Saad (1990:16) menjelaskan bahwa “amanat adalah

pemecahan yang diberikan pengarang bagi persoalan utama dalam karya sastra. Amanat merupakan pesan yang dibawapengarang untuk dihadirkan dengan keterjalinan setiap kejadian dalam sebuah cerita supaya dapat dijadikan pemikiran maupun bahan perenungan oleh pembaca di kehidupan nyata”.

Dalam novel Saga No Gabai Bachan, amanat yang ingin disampaikan yaknibagaimana kita sebaiknya menjadi mandiri, pekerja keras, saling menolong, patuh kepada orang yang lebih tua, bijaksana, selalu bersyukur dan punya semangat yang tinggi.

2.3 Kajian Struktural dalam Sastra

Dalam menganalisis karya sastra diperlukan suatu teori pendekatan untuk menganalisis suatu karya sastra.Hal ini berfungsi sebagai patokan dalam menganalisis karya sastra tersebut.Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan objektif atau pendekatan struktural.Telah disebutkan bahwa pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi banyak perhatian pada karya sastra sebagai sebuah struktur.

Analisis struktural sebuah karya sastra dalam hal fiksi, dapat dilakukan dengan identifikasi, mengkaji juga mendeskripsikan fungsi juga hubungan setiap unsur intrinsik yang berkaitan.Awalnya di identifikasi, dideskripsikan, seperti bagaimana kondisi setiap kejadian plot, tokoh-penokohan, latar, dan sebagainya.

Penggunaan teori objektif (struktural), maka dapat dianalisis unsur-unsur intrinsik dalam novel tersebut.

2.4 Sekilas Tentang Biografi Pengarang

Yoshichi Shimada lahir di Hiroshima tahun 1950 memiliki nama asli Akihiro Tokunaga. Tinggal bersama ibunya dan abangnya di Hiroshima.Namun, di tahun 17 era Showa (1942) ayahnya meninggal ketika penyakit akibat efek radioaktif sisa dari bom atom pada saat Perang Dunia II di Hiroshima.Hal tersebut mengharuskan ibunya untuk menjadi tulang punggung memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Melihat hal tersebut tidak baik untuk pertumbuhan Akihiro dengan kondisi Hiroshima yang masih kacau balau sisa perang pada waktu itu, maka ia menitipkan Akihiro kepada neneknya di desa kecil bernama Saga paska Perang Dunia II dalam proses pemulihan kembali kota Hiroshima. Desa Saga merupakan tempat Nenek Osano tinggal memiliki kehidupan yang miskin.Selama kurang lebih delapan tahun di Saga, Akihiro mendapatkan pola didik yang membentuk karakter Akihiro supaya lebih baik mulai tahun 1958. Desa Saga, Akihiro melanjutkan Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama. Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di Saga dengan predikat siswa berprestasi olahraga lari tercepat di daerah tersebutAkihiro diberi kesempatan melanjutkan olahraga atletiknya di kota Hiroshima.

Namun, bagaimana akhirnya ia melakukan debut sebagai kelompok lawak manzai

“B&B”, kemudian menjadi salah satu yang terkenal saat manzai booming di tahun 1980.

Novel Saga no Gabai Bachan merupakan novel yang ditulis sendiri dan terbit tahun 2001.

Acara “Tetsuko no Heya” pada tahun 2003sangat terkenal di Asahi TV yang dipandu oleh Tetsuko Kuroyanagi juga merupakan penulis novel “Totto –Chan : Gadis Cilik di Jendela”.Akhirosebagai bintang tamu dan diperkenankan memperkenalkan novelnya berjudulSaga no Gabai Bachan ini.Sampai saat ini Akhiro berkarya di dunia pertelevisian, panggung dan sebagainya.

BAB III

ANALISIS STRUKTURAL DALAM CERITA NOVEL “SAGA NO GABAI BACHAN”

KARYA YOSHICHI SHIMADA

3.1 Sinopsis Cerita Novel “Saga No Gabai Bachan”

Novel Saga No Gabai Bachan ini menceritakan tentang kisah seorang anak laki-laki bernama Akihiro Tokunaga yang hidup bersama neneknya dengan keadaan yang sangat miskin. Tragedi bom atom pertama di Hiroshima membuat ayah Akihiro kehilangan nyawanya terkena akibat dari radiasi bom atom. Akihiro hanya tinggal dengan ibunya yang memiliki usaha bar di Hiroshima.

Suatu hari, Akihiro bersama Ibunya mengantar Bibi Kisako ke stasiun untuk pergi ke Saga.Tak disangka Akihiro didorong ibunya masuk kereta, hingga akhirnya Akihiro ikut dengan bibinya ke Saga. Di sana, Akihiro dititip oleh Bibinya kepada neneknya yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih di Universitas Saga, SD, dan SMP untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Maka, mulailah cerita perjalanan hidup Akihiro di Saga.

Nenek Akihiro bukan orang yang mudah patah semangat, walaupun hidupnya miskin.Ia memiliki banyak ide dan cara untuk membesarkan cucunya, Akihiro. Misalnya ketika ia berjalan, dengan mengikatkan magnet di belakangnya guna menarik paku atau sampah logam yang bertebaran disepanjang jalan. Paku dan sampah logam yang didapatnya dikumpulkan lalu dijual. Neneknya juga memasang sebatang galah di sungai sehingga benda yang mengalir disungai tersangkut di galah itu. Hasilnya, nenek mendapatkan potongan ranting atau batang pohon, dikeringkan dan nanti digunakan sebagai kayu bakar.

Tak hanya kayu saja, sayuran yang rusak dan busuk tidak laku dijual seperti lobak, timun sawi biasa dibuang ke sungai oleh pedagang dipasar daerah hulu sungai. Para pedagang

mencuci sayur dagangannya di sungai terkadang ada beberapa yang hanyut terbawa arus sungai sehingga nenek menyebut sungai sebagai supermarket. Menurut nenek “lobak yang berujung dua sekalipun bila dipotong dan di rebus, sama saja dengan yang lain. Timun yang bengkok bila dipotong dan direbus tetap saja timun”. Namun bila tidak ada yang tersangkut di galah, nenek akan berkata supermarket sedang libur dengan ekspresi wajah menyayangkan.

Namun, dalam keadaan apapun nenek selalu ceria.

Akihiro bersekolah di SD Akamatsu di Saga.Tiba saatnya, olahraga Kendo dan Judo menjadi tren disekolahnya.Akihiro pun tertarik untuk mengikuti olahraga ini karena menurutnya hal itu tampak teramat sangat keren.Ada peralatan yang digunakan dan membutuhkan uang.Nenek membatalkan karena terkendala masalah biaya, nenek menyarankan Akihiro untuk olahraga lari.

Setahun sudah sejak kedatangan Akihiro ke Saga.Kemudian tibalah hari festival olahraga. Giliran lomba lari lima puluh meter untuk kelas bawah, berkat saran nenek Osano untuk olahraga lari, Akihiro pun mendapat juara pertama. Walaupun demikian Akihiro yang selalu menjuarai lomba lari di festival olahraga tahunan di sekolahnya, ibunya tak pernah datang menontonnya, meski dengan usaha mengirimkan surat untuk datang kefestival untuk ibunya.

Ketika kelas empat SD, dibalik hidup sederhananya muncul ketertarikannya kepada uang.Arah jalan pulangnya ada satu toko permen yang dilaluinya.Hanya anak dari keluarga beradalah yang dapat mampir kesana.Memakan buah dari pohon tidaklah buruk, tetapi ketika temannya membeli permen, Akihiro pun penasaran dan mencoba permen temannya, dan mereka saling bergantian mengisap permen selama sepuluh detik.Suatu ketika Akihiro ingin ketoko permen dan mengajak temannya, bukannya ada uang mereka, Akihiro pun mengajak teman-temannya untuk mencari sampah logam menggunakan ide dari neneknya yaitu mengikatkan tali kepinggang dengan magnet dibelakannya menyusuri jalan.Setelah terkumpul

mereka bawa ke toko daur ulang, sebagai hasilnya mereka mendapat masing-masing sepuluh yen dan membeli tokoroten (agar-agar).

Ketika Akihiro masuk SMP, ia bergabung dengan klub baseball. Saat itu, klub baseball terdiri atas 15 orang anak kelas tiga dan 15 orang anak kelas dua. Kecepatan kaki Akihiro patut diakui, ia pun langsung diangkat menjadi pemain tetap klub baseball walaupun masih kelas satu. Saat Akihiro kelas dua dia ditetapkan menjadi kapten timbaseball.

Tak disangka, Nenek Osano dengan semangat tanpa beban membelikannya sepatu Spike termahal ditoko tersebut seharga 2250 yen.Akihiro sangat menyayangi sepatu pemberian neneknya tersebut.

Tahun berganti, hari berlalu semakin cepat. Akihiro mendapatkan kabar gembira yaitu ia diterima di SMA Kouryou di Hirosima sebagai murid penerima beasiswa klub baseball.

Gembira bercampur sedih perasaan Akihiro. Gembira karena ia bisa tinggal bersama ibunya kembali, namun sedih karena harus meninggalkan Saga terutama Nenek. Neneknya memberi saran Akihiro untuk bersekolah di Sekolah Bisnis Saga dengan alasan Neneknya masih belum bisa melepas kepergian cucunya ke Hiroshima yang sudah bersamanya selama 8 tahun.

Tetapi akhirnya Akihiro tetap memilih SMA Kouryou Hiroshima. Akihiro berjanji kepada nenek Osano akan datang setiap liburan musim panas.

3.2 Analisis Struktural Yang Terdapat Dalam Novel “Saga No Gabai Bachan”

KaryaYoshichi Shimada 3.2.1 Tema

Kepindahan Akihiro ke desa Saga dan tinggal dan hidup bersama neneknya, membuat Akihiro harus hidup sesuai dengan didikan neneknya selama delapan tahun.Didikan nenek Osana yang mengajarkan sikap tidak pernah mengeluh terhapat setiap kekurangan yang ada

dalam setiap kehidupan, bahwa semangat hidup neneknya menjadi pengajaran hidup bagi Akihiro.Maka tema yang diangkat adalah . Dapat kita lihat pada beberapa cuplikan berikut ini :

Cuplikan 1 (halaman 34)

Meski saat itu aku masih kecil,aku mengharapkan akan mendengar kata-kata seperti berikut, “Selamat datang. Kau pasti lapar ya?” atau “Pasti kau sedih karena berpisah dari ibumu, tapi tak usah takut, Nenek akan menjagamu,” dan sebagainya.Akan tetapi, kata-kata yang keluar pertama kali dari mulut Nenek malah, “Ikuti aku.”

Lalu kepada diriku yang masih berdiri termanggu tanpa tahu harus bagaimana, Nenek berkata, “Karena mulai besok Akihiro yang harus menanak nasi, perhatikan baik-baik”.

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menujukan bahwa Nenek tidak mau memanjakan Akihiro, hal ini mengarah kepada bagaimana untuk memiliki sifat tidak menyerah dalam hidup, baik dari perkataan dapat dilihat pada kalimat “Selamat datang.Kau pasti lapar ya?” atau “Pasti kau sedih karena berpisah dari ibumu, tapi tak usah takut, Nenek akan menjagamu,” dan sebagainya. Akan tetapi, kata-kata yang keluar pertama kali dari mulut Nenek malah, “Ikuti aku.”, maupun perbuatan seperti dalam kalimat “Karena mulai besok Akihiro yang harus menanak nasi, perhatikan baik-baik.”sesaat ia sampai dirumah Neneknya.

Cuplikan 2 (halaman 41)

Ketika Nenek sudah didalam dan sedang melepaskan tali dari pinggang, aku pun melihat kebelakangnya. Setelah itu, aku pun tak tahan lagi untuk bertanya, “Nek,itu apa ?”

“Magnet,” jawab Nenek sambil memperlihatkan ujung akhir tali.

Dan diujung tali itu memang tampak ada magnet yang terikat disana.Lalu di magnet tersebut menempel paku ataupun sampah logam lainnya.

“sungguh sayang kalau kita sekedar berjalan. Padahal kalau kita berjalan sambil menarik magnet, lihat, begini menguntungkannya.”

“Menguntungkan ?”

“Kalau kita jual, sampah logam lumayan tinggi harganya. Benda yang jatuh pun kalau kita sia-siakan, bisa dapat tulah”

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas, Nenek mengajarkanuntuk tidak mengeluh dalam menjalani hidup.Semangat dan ide yang dibuat oleh Nenek seperti pada kalimat “sungguh sayang kalau kita sekedar berjalan.Padahal kalau kita berjalan sambil menarik magnet, lihat, begini menguntungkannya.” “Menguntungkan ?”“Kalau kita jual, sampah logam lumayan tinggi harganya.Benda yang jatuh pun kalau kita sia-siakan, bisa dapat tulah”.

Cuplikan 3 (halaman 184)

Saat pulang, dengan takut-takut, aku melaporkan seluruh kejadian kepada Nenek.

“Lalu?”

“Yah, aku disuruh mengganti papan tulisnya.”

“Tentu saja!”

“Maaf.”

“Apa yang kaupikirkan ?Dasar bocah bandel!”

“Aku benar-benar minta maaf.”

Saat itu aku sungguh-sungguh menyesali perbuatanku.Selama beberapa saat Nenek hanya diam, kemudian ketika mulutnya kembali terbuka, Nenek berkata dengan nada bicara tenang.

“Yang sudah terjadi tak dapat diubah lagi.Baiklah.Kita ganti saja.Bawa pulang papan tulis yang sudah kau rusakkan itu.”

“Hah?”

“Aku akan belikan yang baru.Karena itu kita ambil saja yang lama.”

“Tapi…”

“Cepat minta papan tulis itu!”

Analisis :

Berdasarkan cuplikan diatas menunjukan bahwa untuk tidak mengeluh dan mencari jalan keluar untuk setiap kesalahan yang kita hadapi dengan rasa bertanggung jawab. Dialog diatas menceritakan bahwa, kesalahan yang kita perbuat haruslah dipertanggung jawabkan.

Dapat dilihat pada dialog Nenek “Yang sudah terjadi tak dapat diubah lagi. Baiklah.Kita ganti saja.Bawa pulang papan tulis yang sudah kau rusakkan itu.”

3.2.2 Penokohan

Penokohan dalam cerita ini, cukup memiliki banyak tokoh, namun yang akan dianalisa hanya Nenek Osano, Akihiro, Ibu Yoshiko dan Bibi Kisako saja.

1. Berdasarkan segi peranan atau tingkat pentingnya :

A. Tokoh Utama

Nenek Osano menjadi tokoh utama dalam cerita ini terlihat jelas melalui judul novel tersebut “Saga no Gabai Bachan” atau “Nenek hebat dari Saga” “walaupun rangkaian cerita yang dibangun dalam novel adalah Akihiro namun gambaran darikepribadiannya adalah cerminan dari Nenek Osano sendiri

Berdasarkan cerita dalam novel, sifat tokoh Nenek Osanoadalah seorang yang pekerja keras,bijaksana, suka menolong dan tidak pernah mengeluhsebagai berikut

Cuplikan 1 (halaman 40-41)

“Aku pulang.”

Masih diiringi bunyi klangklang, Nenek berkata begitu dengan wajah tak bersalah sambil masuk melalui pintu depan.

Ketika Nenek sudah di dalam dan sedang melepaskan tali dari pinggang, aku pun melihat kebelakangnya. Setelah itu, aku pun tak tahan lagi untuk bertanya, “Nek, itu apa?”

“Magnet,” jawab Nenek sambil memperlihatkan ujung akhir tali.

Dan diujung tali itu memang tampak ada magnet yang terikat disana.Lalu magnet tersebut menempel paku ataupun sampah logam lainnya.

“Sungguh sayang kalau kita sekedar berjalan.Padahal kalau kita berjalan sambil menarik magnet, lihat, begini menguntungkannya.”

Analisis :

Dalam cuplikan diatas karakter nenek yang pekerja keras bisa kita lihat.Nenek yang bekerja di Universitas Saga dan sekolah dasar juga sekolah menengah yang terafiliasi dengannya. Tugas untuk membersihkan kantor sehingga harus berangkat pagi-pagi sekali dan pulang disiang hari. Untuk menuju kesana, selama berjalan Nenek juga mencari uang dengan mengumpulkan sampah logam yang menempel dimagnet lalu dijual.

Cuplikan 2 (halaman 171)

Raporku dinilai bagus ataupun buruk, tentunya tergantung siapa yang melihatnya.Namun ketika aku berkata kepada Nenek, “Maaf ya, lebih banyak satu dan dua-nya.”

Nenek berkata sambil tertawa, “Tidak masalah, tidak apa apa. Satu dan dua kalau ditambahkan bakal jadi lima.”

“Memangnya rapor boleh ditambah-tambah begitu ya?” tanyaku kemudian.

Yang dijawab Nenek dengan wajah serius dan kata-kata singkat, “Hidup itu gabungan dari berbagai kekuatan.”

Analisis :

Cuplikan diatas menjelaskan nenek adalah ceria bijaksana, ia tidak lantas memarahi Akihiro dengan nilainya yang jelek, ia justru memotivasi Akihiro dengan candaan, namun Nenek juga memberikan nasehat kepada Akihiro.

Cuplikan 3 (halaman 198-199)

“Permisi.”

Ketika datang kerumah, sepupu Nenek, Sanrou-san, selalu membawa serta bungkusan kain besar. Lalu sambil melebarkan bungkusan kain tersebutuntuk memperlihatkannya kepada kami, dia akan berkata, “Hari ini, begitu kain ini selesai dijahit, aku akan membawanya dan mendapatkan uang sepuluh ribu yen di akhir bulan.”

……….

“Tolong pinjami aku uang lima ribu yen, akan ku kembalikan diakhir bulan.”

Pertama kali mendengar permintaanya, aku tak dapat mempercayai telingaku sendiri.

Tak kusangka ada orang yang bakal datang kerumah ini untuk meminjam uang!

Nenek akan membuka nagamochi beremblemnya, lalu seolah tidak ada masalah apa-apa, memberikan uang lima ribu yen kepada Sanrousan-san.”Kapan saja, tidak apa-apa.”

Analisis :

Melihat dari kondisi yang Nenek dan Akihiro yang bisa dibilang miskin.Namun ada saja orang yang datang untuk meminjam uang kepada Nenek.Nenek tak lantas menolak.Dapat dilihat pada kalimat Nenek akan membuka nagamochi beremblemnya, lalu seolah tidak ada masalah apa-apa, memberikan uang lima ribu yen kepada Sanrousan-san.”Kapan saja, tidak apa-apa.”Menunjukan bahwa Nenek suka menolong. Dengan cuplikan diatas juga nenek mempunyai sifat penyabar, karena dibalik kesusahannya, ia tidak lupa untuk membantu orang lain.

B. Tokoh Tambahan

1. Akihiro

Berdasarkan cerita dalam novel, sifat tokoh Akihiro adalah seorang yang penurut, mempunyai semangat yang tinggi, juga mau menolong, cuplikannya sebagai berikut :

Cuplikan 1 (halaman 37)

Selain itu, ada satu hal penting yang Nenek ajarkan kemarin.Hal pertama yang Nenek lakukan setelah nasi tanak adalah mempersembahkannya ke hadapan Budha.

“Mulai besok, Akihiro yang akan menyiapkan nasi.Nanmandabu, nanmandabu…,”

ucapnya melaporkan. Sesuai ajaran yang ku dapat kemarin, aku pun menyalakan api di tungku dan menanak nasi. Akan tetapi, entah apa yang salah, nasi buatanku keras sekali.

Bagian atasnya memang keras seperti tidak matang, tapi anehnya bagian dasarnya bahkan ada yang gosong.Meski begitu, karena tidak ada pilihan lain, aku pun mempersembahkan nasi keras itu ke hadapan Budha. Lalu seperti yang diajarkan Nenek, aku mempertemukan kedua telapak tangan kemudian merapal, “Nanmandabu, nanmandabu…”

Setelah itu aku pun sarapan sendirian.Aku langsung kangen nasi putih hangat yang ditanak Ibu dengan dandang.Padahal baru kemarin pagi aku sarapan dengan nasi buatan Ibu, tapi rasanya sudah lama sekali tidak ku nikmati.

Analisis :

Dari cuplikan di atas dilihat bahwa Akihiro mempunyai sifat penurut dengan tetap berusaha untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Nenek Osano. Meskipun apa yang dilakukannya berhasil atau tidak tetapi Akihiro tetap melakukannya. Nenek Osano sebagai tukang bersih-bersih sekolah setiap harinya harus berangkat pukul empat pagi dan kembali pukul sebelas. Kebiasaan Nenek yakni menyembah sang Budha dengan mempersembahkan nasi tanak, diajarkan juga kepada Akihiro.

Cuplikan 2 (halaman 109-110)

Ketika hari Minggu tiba, lima-enam orang datang berkumpul di area kuil.Sepertinya mereka anak-anakyang juga tidak mendapatkan jatah uang saku.

“Jadi mengerti ya, kita berjalan sambil mengenakan ini.”

“Apa ini?.”

Aku membagikan magnet dan tali kepada teman-temanku yang masih melongo kebingungan.

Betul sekali, aku telah memutuskan untuk meminjam ide Nenek.

Klang klang klang klang…

Langsung saja, semua anak mulai berjalan sambil menyeret magnet dibelakang mereka.Kami sangat terkejut ketika mendapati begitu banyak paku yang tersangkut pada magnet kami.

Analisis:

Cuplikan diatas diatas menceritakan bagaimana keinginan Akihiro untuk bisa membeli sesuatu ditoko permen, namun ia tidak memiliki uang. Namun ambisinya yang kuat yang menjadi dasar untuk dapat mendapatkan sesuatu membuat Akihiro mencari solusi dengan meminjam ide nenek, yaitu mencari sampah logam dan menjualnya. Walaupun tidak ada tokoh nenek yang beradegan di cuplikan ini. Namun ide nenek yang yang digunakan Akihiro secara tidak langsung bahwa nenek Osano sendiri berperan dalam kehidupan Akihiro.

Cuplikan 3 (halaman 228-229)

Kemudian Kubo menjelaskan dengan suara nyaris tidak terdengar,”Ibuku masuk rumah sakit. Lalu karena kami butuh uang untuk perawatan Ibu, aku menggunakan uang tabunganku untuk itu”

………..

Akupun memanggil para anggota klub dan mengadakan pertemuan.

“Begini, aku juga kurang jelas bagaimana detailnya, tapi sepertinya Kubo ternyata tidak menabung selama ini.”

“Apa?”

“Jadi, kira-kira kalian mau bekerja paruh waktu bersama dan mengumpulkan uang trip untuk Kubo, tidak?”

“Baiklah, kalau begitu, ayo kita sama-sama batu Kubo pergi!”

Dokumen terkait