• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.2 Unsur Instrinsik dan Pembagiannya

2.2.2.4 Latar

2.2.2.4.3 Latar Sosial

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:1569) adalah عضولا يعامتجلّا/al-waḍi’ul ijtimaa‘i/. Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi masalah-masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut. Latar sosial dapat berupa kebiasan-kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009:233). Penggunaan bahasa dan nama-nama tokoh juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial. Contoh latar sosial pada kajian terdahulu terdapat pada Q.S Ali Imran 3:33-37 yaitu Keluarga Imran merupakan keluarga yang paling dimuliakan oleh Allah SWT di antara kaumnya, Bani Israil. Kemuliaan ini salah satunya tercermin, bahwa namanya diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an dengan nama Ali Imran.

/Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing) (33). (Sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (34).

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh berupa data-data dari Al-Qur’an Ibnu Katsir berjumlah 19 surah terdiri dari 142 ayat. Adapun surah-surah dan ayatnya yang didapat tentang kisah nabi Ibrahim a.s. sesuai urutan surah adalah sebagai berikut :

1. Q.S (2) Al-Baqarah: 12 ayat yaitu 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 135, 258, 260.

2. Q.S (3) Ali Imran: 2 ayat yaitu: 67, 68.

3. Q.S (6) Al-An’am: 9 ayat yaitu: 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 161.

4. Q.S (9) At-Taubah: 1 ayat 114.

5. Q.S (11) Hud: 3 ayat yaitu: 69, 70,71.

6. Q.S (14) Ibrahim: 3 ayat yaitu: 35, 36, 37.

7. Q.S (15) Al-Hijr: 6 ayat yaitu: 51, 52, 53, 54, 55, 56.

8. Q.S (16) An-Nahl : 4 ayat yaitu: 120, 121, 122, 123.

9. Q.S (19) Maryam : 9 ayat yaitu: 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49.

10. Q.S (21) Al-Anbiya’: 22 ayat yaitu:51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72.

11. Q.S (22) Al-Hajj : 1 ayat yaitu : 26.

12. Q.S (26) Asy-Syu’ara : 15 ayat yaitu: 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 86.

13. Q.S (29) Al-Ankabut : 4 ayat 16, 24, 25, 27.

14. Q.S (37) Ash-Shaffat : 30 ayat yaitu: 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97,98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112.

15. Q.S (43) Az-Zukhruf : 4 ayat yaitu: 26, 27.

16. Q.S (51) Adz-Dzariyat : 11 ayat yaitu: 24, 25, 26, 27, 28, 29,30, 31, 32, 33, 34.

17. Q.S (60) Al-Mumtahanah : 2 ayat yaitu: 4, 5.

Berikutnya unsur-unsur instrinsik kisah Nabi Ibrahim a.s. yang terdiri dari :

1. Tema: 18 Surah terdiri dari 139 Ayat :

• Q.S Al-Baqarah ayat 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 135, 258, 260.

• Q.S Ali Imran ayat 67, 68.

• Q.S Al-An’am ayat 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 161.

• Q.S At-Taubah ayat 114.

• Q.S Hud ayat 69, 70, 71.

• Q.S Ibrahim ayat 35, 36, 37.

• Q.S Al-Hijr 51, 52, 53, 54, 55, 56.

• Q.S An-Nahl ayat 120, 121, 122, 123.

• Q.S Maryam ayat 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47. 48, 49.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72.

• Q.S Al-Hajj ayat 26.

• Q.S Asy-Syu’ara ayat 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83-89.

• Q.S Al-Ankabut ayat 16, 24, 25, 27.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112.

• Q.S Az-Zukhruf ayat 26, 27.

• Q.S Adz-Dzariyat ayat 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34.

• Q.S Al-Mumtahanah ayat 4, 5.

2. Plot dimulai dari :

• Q.S (19) Maryam ayat 41 dan Q.S (26) Asy-Syu’ara ayat 69. Q.S (51) Adz-dzariyat ayat 24.

• Q.S (19) Maryam ayat 42-48 dan Q.S (6) Al-An’am ayat 80-81.

• Q.S Al-Baqarah (131), Q.S (21) Al-Anbiya’ ayat 52-68, Q.S Asy-Syu’ara (26) ayat 70-82, dan Q.S (37) Ash-Shaffat ayat 85.

• Q.S (26) Asy-Syu’ara ayat 70-82 dan Q.S (37) Ash-Shaffat ayat 85-99.

• Q.S (26) Asy-Syu’ara ayat 83-89.

Plot terdiri dari : Peristiwa, Konflik, dan Klimaks, urutannya sebagai berikut :

a. Peristiwa : 10 Surat terdiri dari 24 Ayat

• Q.S Al-Baqarah ayat 124, 125, 126, 127, 128, 258, 260.

• Q.S Al-An’am ayat 75, 76, 77, 161.

• Q.S Hud ayat 69, 70, 71.

• Q.S Ibrahim ayat 35, 36, 37.

• Q.S Al-Hijr ayat 51, 52, 53.

• Q.S Maryam ayat 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,48.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 72.

• Q.S Al-Hajj ayat 26.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102, 103, 112.

• Q.S Adz-Dzariyat ayat 24, 25, 26, 27, 28, 29.

b. Konflik : 4 Surat Terdiri dari 32 Ayat

• Q.S Al-An’am ayat 74, 80, 81.

• Q.S Maryam ayat 46.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67.

• Q.S. Ash-Shaffat ayat 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95.

c. Klimaks : 14 Surat Terdiri dari 55 Ayat

• Q.S Al-Baqarah ayat 129, 130, 131, 132.

• Q.S Ali Imran ayat 67, 68.

• Q.S Al-An’am ayat 78, 79.

• Q.S At-Taubah ayat 114.

• Q.S Al-Hijr ayat 54, 55, 56..

• Q.S Maryam ayat 47, 48, 49.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 69, 70, 71.

• Q.S Asy-Syu’ara ayat 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82.

• Q.S Al-Ankabut ayat 16, 24, 25.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 96, 97, 98, 99, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111.

• Q.S Az-Zukhruf ayat 26, 27.

• Q.S Adz-Dzariyat ayat 30, 31, 32, 33, 34.

3. Penokohan 7 Surat Terdiri dari 7 Ayat

• Q.S Q.S Al-Baqarah ayat 258.

• Q.S Ali Imran ayat 67.

• Q.S Al-An’am ayat 163.

• Q.S At-Taubah ayat 114.

• Q.S Maryam ayat 45.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 101.

• Q.S An-Najm ayat 37.

4. Latar Terdiri dari :

a. Latar Tempat : 5 Surat Terdiri dari 8 Ayat

• Q.S Ali Imran ayat 96.

• Q.S Ibrahim ayat 35.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 71.

• Q.S Al-Hajj ayat 26.

• Q.S Al-Ankabut ayat 26

b. Latar Waktu :1 Surah Terdiri dari 1 Ayat

• Q.S Al-An’am ayat 76.

c. Latar Sosial : 2 Surah Terdiri dari 3 Ayat

• Q.S Hud ayat 69.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 52, 53.

3.2 Pembahasan

Seperti yang telah dituliskan pada hasil bahwasanya surah-surah dan ayatnya yang didapat tentang kisah nabi Ibrahim a.s. sesuai urutan urutan surah peneliti mendapatinya dimulai dari surah Baqarah hingga surah Al-Mumtahanah yang bertujuan untuk memudahkan peneliti mengurutkan berdasarkan awal surah. Berikut unsur-unsur instrinsik dalam kisah Nabi Ibrahima.s. yaitu :

1. Tema

2. Plot : Peristiwa, Konflik, Klimaks, dan Penokohan.

3. Latar: Tempat, Waktu, dan Sosial.

3.2.1 Tema

Peneliti menemukan 13 tema pada kisah nabi Ibrahim a.s. terdapat pada 18 surah terdiri dari 139 ayat. Berikut uraiannya :

3.2.1.1 Kepeduliannya Ibrahim Kepada Bapaknya Azar

Tema ini terdiri dari 10 ayat dalam 4 surah yaitu Q.S (6) Al-An’am: 74, Q.S (9) At-Taubah: 114, dan Q.S (19) Maryam : 42-48, dan Q.S (26) Asy-Syu’ara: 86 sebagai berikut :

1. Q.S Al-An’am 6:74

ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡیِف َکَم ۡوَق َو َکى ٰرَا ۡۤۡیِ نِا ۚ ًۃَہِلٰا اًماَن ۡصَا ُذ ِخَّتَتَا َرَزٰا ِہۡیِبَ ِلِ ُمۡیِہ ٰرۡبِا َلاَق ۡذِا َو /Wa-idz qaala ibraahiimu abiihi aazara atattakhidzu ashnaaman aalihatan innii araaka waqaumaka fii dhalalin mubiinin/ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S Al-An’am 6:74 terletak pada kalimat ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡیِف َکَم ۡوَق َو َکى ٰرَا ۡۤۡیِ نِا/innii araaka waqaumaka fii dhalalin mubiinin/

Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016: 21) َکَم ۡوَق َو َکى ٰرَا/innii araaka waqaumaka/Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu. Yakni orang-orang yang mengikuti jejak langkahmu ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡیِف /fii dhalalin mubiinin/

dalam kesesatan yang nyata. Maksudnya sesat jalan, tidak mengetahui petunjuk jalan yang ditempuhnya, bahkan dalam keadaan kebingungan dan kebodohan.

Dengan kata lain, kalian berada dalam keadaan bodoh dan dalam kesesatan yang nyata bagi penilaian orang yang mempunyai akal sehat.

2. Q.S At-Taubah 9:114

َّنِا ؕ ُه ۡنِم َاَّرَبَت ِ ه ِلِّل ٌّوُدَع ٗهَّنَا ۡۤٗهَل َنَّیَبَت اَّمَلَف ۚ ُهاَّيِا ۡۤاَهَدَع َّو ٍةَدِع ۡوَّم ۡنَع َّلِِا ِهۡیِبَ ِلِ َمۡیِه ٰرۡبِا ُراَفۡغِت ۡسا َناَك اَم َو ٌمۡیِلَح ٌها َّوَ َلِ َمۡیِه ٰرۡبِا

/Wa maa kaanas tighfaaru ibraahiima li abiihi illaa 'ammaw 'idatinw wa 'adahaaa iyyaahu falammaa tabaiyana lahuuu annahuu 'aduwwul lillaahi tabarra a minh; inna Ibraahiima la awwaahum haliim/ Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya.

Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S At-Taubah 9: 114 terletak pada kalimat اَهَدَع َّو ةَدِع ۡوَّم ۡنَع َّلِّا ِه ۡيِبَ ِلّ َمۡيِه رۡبِا ُراَفۡغِت ۡسا َناَك اَم َو / Wa maa kaanas tighfaaru

ibraahiima li abiihi illaa 'ammaw 'idatinw wa 'adahaaa/ Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya.

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016:70) Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan ayat ini, bahwa pada awal mulanya mereka memohonkan ampun kepada Allah buat orang tua-orang tua mereka (di masa Jahiliah), hingga ayat ini diturunkan. Maka sejak itu mereka tidak lagi memohonkan ampun buat orang-orang mati mereka (di masa Jahiliah). Mereka juga tidak dilarang memohonkan ampun kepada Allah buat orang-orang yang masih hidup sebelum matinya, kemudian Allah menurunkan firman-Nya: َاَّرَبَت ِٰ ِللّ وُدَع هَّنَا هَل َنَّيَبَت اَّمَلَف ۚ ُهاَّيِا اَهَدَع َّو ةَدِع ۡوَّم ۡنَع َّلِّا ِه ۡيِبَ ِلّ َمۡيِه رۡبِا ُراَفۡغِت ۡسا َناَك اَم َو

ُه ۡنِم

ؕ َّنِا َمۡيِه رۡبِا ها َّوَ َلّ

مۡيِلَح /Wa maa kaanas tighfaaru ibraahiima li abiihi illaa 'ammaw

'idatinw wa 'adahaaa iyyaahu falammaa tabaiyana lahuuu annahuu 'aduwwul lillaahi tabarra a minh; inna Ibraahiima la awwaahum haliim/ Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya. Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya.Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

3. Q.S Maryam 19 : 42-48

اـًٔــۡیَش َكۡنَع ۡىِنۡغُي َلِ َو ُر ِصۡبُي َلِ َو ُعَم ۡسَي َلِ اَم ُدُبۡعَت َمِل ِتَبَاـٰۡۤي ِهۡیِبَ ِلِ َلاَق ۡذِا (٤٢) ۡىِنَءٓاَج ۡدَق ۡىِ نِا ِتَبَاـٰۡۤي اًّيِوَس اًطاَر ِص َكِد ۡهَا ۡۤۡىِنۡعِبَّتاَف َكِتۡاَي ۡمَل اَم ِمۡلِعۡلا َنِم (٤٣) َناَك َن ٰطۡیَّشلا َّنِا ؕ َن ٰطۡیَّشلا ِدُبۡعَت َلِ ِتَبَاـٰۡۤي اًّی ِصَع ِن ٰم ۡحَّرلِل (٤٤)اًّیِل َو ِن ٰطۡیَّشلِل َن ۡوُكَتَف ِن ٰم ۡحَّرلا َنِ م ٌباَذَع َكَّسَمَّي ۡنَا ُفاَخَا ۡۤۡىِ نِا ِتَبَاٰۡۤي (٤٥) َلاَق

ُمۡیِه ٰرۡبِاٰۡۤي ۡىِتَهِلٰا ۡنَع َتۡنَا ٌبِغاَرَا َكَّنَمُج ۡرَ َلِ ِهَتۡنَت ۡمَّل ۡنِٕىَل ۚ

اًّیِلَم ۡىِن ۡرُج ۡها َو (٤٦) ُرِفۡغَت ۡسَاَس َكۡیَلَع ٌمٰلَس َلاَقۚ

اًّیِفَح ۡىِب َناَك ٗهَّنِا ؕۡىِ بَر َكـَل (٤٧) َن ۡوُكَا ۡۤ َّلَِا ىٰٓسَع ۖ ۡىِ بَر ا ۡوُع ۡدَا َو ِ هاللّٰ ِن ۡوُد ۡنِم َن ۡوُع ۡدَت اَم َو ۡمُكـُل ِزَت ۡعَا َو اًّیِقَش ۡىِ بَر ِءٓاَعُدِب (٤٨)

/Iz qoola li abiihi yaaa abati lima ta'budu maa laa yasma'u wa laa yubsiru wa laa yughnii 'anka shai'aa (42) Yaaa abati innii qad jaaa'anii minal 'ilmi maa lam yaatika fattabi'niii ahdika siraatan Sawiyyaa (43) Yaaa abati laa ta'budish Shaitaana innash Shaitaana kaana lir Rahmaani 'asiyyaa (44) Yaaa abati innii akhaafu ai yamssaka 'azaabum minar Rahmaani fatakuuna lish Shaitaani waliyyaa (45) Qoola araaghibun anta 'an aalihatii yaaa Ibraahiimu la 'il lam tantahi la arjumannaka wahjumii maliyyaa (46) Qoola salaamun 'alaika sa astaghfiru laka Rabbiii innahuu kaana bii hafiyyaa (47) Wa a'tazilukum wa maa tad'uuna min duunil laahi wa ad'o Rabbii 'asaaa allaaa akuuna bidu'aaa'i Rabbii shaqiyyaa (48)/

(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku!

Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? (42) Wahai ayahku!

Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus (43) Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan.

Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.(44)Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan (45) Dia (ayahnya) berkata, "Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka

"Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (47) Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang engkau sembah selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku"

(48).

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S (19) Maryam terletak pada ayat 42, 43, 44, 45 berbunyi : َك ۡنَع ۡىِنۡغُي َلِ َو ُر ِصۡبُي َلِ َو ُعَم ۡسَي َلِ اَم ُدُب ۡعَت َمِل ِتَبَاـٰۡۤي ِهۡیِبَ ِلِ َلاَق ۡذِا اـًٔــۡیَش (٤٢)اًّيِوَس اًطاَر ِص َكِد ۡهَا ۡۤۡىِنۡعِبَّتاَف َكِتۡاَي ۡمَل اَم ِمۡلِعۡلا َنِم ۡىِنَءٓاَج ۡدَق ۡىِ نِا ِتَبَاـٰۡۤي (٤٣) ِدُبۡعَت َلِ ِتَبَاـٰۡۤي

َن ٰطۡیَّشلا

اًّی ِصَع ِن ٰم ۡحَّرلِل َناَك َن ٰطۡیَّشلا َّنِا ؕ (٤٤) ِن ٰطۡیَّشلِل َن ۡوُكَتَف ِن ٰم ۡحَّرلا َنِ م ٌباَذَع َكَّسَمَّي ۡنَا ُفاَخَا ۡۤۡىِ نِا ِتَبَاٰۡۤي اًّیِل َو (٤٥)/Iz qoola li abiihi yaaa abati lima ta'budu maa laa yasma'u wa laa yubsiru wa laa yughnii 'anka shai'aa (42) Yaaa abati innii qad jaaa'anii minal 'ilmi maa lam yaatika fattabi'niii ahdika siraatan Sawiyyaa (43) Yaaa abati laa ta'budish Shaitaana innash Shaitaana kaana lir Rahmaani 'asiyyaa (44) Yaaa abati innii akhaafu ai yamssaka 'azaabum minar Rahmaani fatakuuna lish Shaitaani waliyyaa (45)/ (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya,

"Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? (42) Wahai ayahku!

Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus (43) Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. (44) Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan (45).

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016: 13-14) Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi, ia hidup bersama ayahnya dan melarang ayahnya menyembah berhala. Allah Swt.

berfirman, menceritakan tentang jawaban ayah Nabi Ibrahim saat Nabi Ibrahim menyerunya untuk menyembah Allah.

4. Q.S Asy-Syu’ara 26 : 86

َنۡیِ لٓاَّضلا َنِم َناَك ٗهَّنِا ۡۤۡىِبَ ِلِ ۡرِف ۡغا َو (٨٦) /Waghfir li abiii innahuu kaana mind daalliin (86)/Dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat, (86).

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S Asy-Syu’ara 26:86 terletak pada ۡىِبَ ِلّ ۡرِف ۡغا َو/Waghfir li abiii/ dan ampunilah ayahku. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016:12) ۡىِبَ ِلّ ۡرِف ۡغا َو/Waghfir li abiii/ dan ampunilah ayahku. Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: َّىَدِلا َوِـل َو ۡىِل ۡرِف ۡغا اَنَّبَر/ Rabbanagh fir lii wa liwaalidaiya/ Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku.(lbrahim: 41). Ini merupakan doa yang dicabut kembali oleh Ibrahim a.s, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: ةَدِع ۡوَّم ۡنَع َّلِّا ِه ۡيِبَ ِلّ َمۡيِه رۡبِا ُراَفۡغِت ۡسا َناَك اَم َو اَهَدَع َّو / Wa maa kaanas tighfaaru ibraahiima li abiihi illaa 'ammaw 'idatinw wa 'adahaaa/ Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya (At-Taubah:114). Sampai dengan firman-Nya: مۡيِلَح ها َّوَ َلّ َمۡيِه رۡبِا َّنِا/inna Ibraahiima la awwaahum haliim/Sungguh, Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. (At-Taubah: 114). Allah Swt. telah memutuskan permohonan ampun Ibrahim buat ayahnya.

3.2.1.2 Kepeduliannya Ibrahim Terhadap Bapak dan Kaumnya

Tema ini terdiri dari 53 ayat dalam 7 surah yaitu Q.S (2) Al-Baqarah : 131, Q.S (6) Al-An’am : 80-81, Q.S (21) Al-Anbiya’: 52-68, Q.S (26) Asy-Syu’ara:

70-82, Q.S (29) Al-Ankabut : 16, 24-25 , Q.S (37) Ash-Shaffat : 85-99, dan Q.S Az-(43) Zukhruf : 26-27.

Q.S Al. Baqarah 2:131

َنۡیِمَلٰعۡلا ِ بَرِل ُت ۡمَل ۡسَا َلاَق ۡمِل ۡسَا ۡۤٗهُّبَر ٗهَل َلاَق ۡذِا

/Iz qoola lahuu Rabbuhuuu aslim qoola aslamtu li Rabbil 'aalamiin/

(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), "Berserahdirilah!"

Dia menjawab, "Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam." (131).

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S Al-Baqarah 2:131 terletak pada kalimat َن ۡيِمَل عۡلا ِ بَرِل ُت ۡمَل ۡسَا َلاَق /qoola aslamtu li Rabbil 'aalamiin/Dia menjawab,

"Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam." (131). Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016: 86) Yakni Allah memerintahkannya untuk berikhlas kepada-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya; dan ternyata Ibrahim a.s. menunaikan perintah Allah ini seperti apa yang telah dikehendaki oleh-Nya.

Q.S Al-An’am 6 : 80-81

ؕ اـًٔـۡیَش ۡىِ بَر َءٓاَشَّي ۡنَا َّۡۤلِِا ۡۤ هِب َن ۡوُك ِر ۡشُت اَم ُفاَخَا َۡۤلِ َو ؕ ِنى ٰدَه ۡدَق َو ِ هاللّٰ ىِف ۡىِ نوُّٓجٓاَحُتَا َلاَق ؕ ٗهُم ۡوَق ٗهَّجٓاَح َو اًمۡلِع ٍء ۡىَش َّلُك ۡىِ بَر َعِس َو

َن ۡوُرَّكَذَتَت َلََفَا ؕ (٨٠) ۡمُت ۡكَر ۡشَا ۡمُكَّنَا َن ۡوُفاَخَت َلِ َو ۡمُت ۡكَر ۡشَا ۡۤاَم ُفاَخَا َفۡیَك َو اًن ٰطۡلُس ۡمُكۡیَلَع هِب ۡل ِ زَنُي ۡمَل اَم ِ هلِّلاِب ِن ۡمَ ۡلِاِب ُّقَحَا ِنۡیَقۡي ِرَفۡلا ُّىَاَف ؕ

َن ۡوُمَلۡعَت ۡمُتۡنُك ۡنِا ۚ (٨١)

/Wa haaajjahuu qawmuh; qoola a-tuh aaajjuuunnnii fillaahi wa qad hadaan; wa laaa akhaafu mmaa tushrikuuna bihii illaaa ai yashaaa'a Rabbii shai'anw wasi'a Rabbii kulla shai'in 'ilman afalaa tatazakkaruun (80) Wa kaifa akhaafu maaa ashraktum wa laa takhaafuuna annakum

ashraktum billaahi maa lam yunazzil bihii 'alaikum sultaanaa; fa aiyul fariiqaini ahaqqu bil amni in kuntum ta'lamuun (81)/ Dan kaumnya membantahnya. Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu.

Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran? (80) Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu untuk mempersekutukan-Nya.

Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? (81).

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S (6) Al-An’am terletak pada ayat 80 berbunyi ِنى ٰدَه ۡدَق َو ِ هاللّٰ ىِف ۡىِ نوُّٓجٓاَحُتَا َلاَق ؕ ٗهُم ۡوَق ٗهَّجٓاَح َوؕ /Wa haaajjahuu qawmuh;

qoola a-tuh aaajjuuunnnii fillaahi wa qad hadaan;/Dan kaumnya membantahnya.

Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku?

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016: 22) ِ هاللّٰ ىِف ۡىِ نوُّٓجٓاَحُتَا َلاَق ِنى ٰدَه ۡدَق َو

ؕ / qoola a-tuh aaajjuuunnnii fillaahi wa qad hadaan/"Apakah kamu hendak

membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku?. Artinya, kalian membantahku sehubungan dengan Allah yang pada hakikatnya tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Dia, padahal Dia telah membuka mata hatiku dan memberikan petunjuk jalan yang benar kepadaku.

Karena itu, aku sudah membuktikan akan kebenaran¬Nya

Q.S Al-Anbiya’ 21 : 52-68

ن ۡوُفِك ٰع اَهَل ۡمُتۡنَا ۡۤۡىِتَّلا ُلۡیِثاَمَّتلا ِهِذٰه اَم هِم ۡوَق َو ِهۡیِبَ ِلِ َلاَق ۡذِا (٥٢) َنۡيِدِب ٰع اَهَل اَنَءٓاَبٰا ۡۤاَن ۡدَج َو ا ۡوُلاَق (٥٣) ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡىِف ۡمُكُؤٓاَبٰا َو ۡمُتۡنَا ۡمُتۡنُك ۡدَقـَل َلاَق (٥٤) اَنـَتۡئ ِجَا ا ۡۤۡوُلاَق َن ۡیِبِعهللا َنِم َتۡنَا ۡمَا ِ قـَحۡلاِب (٥٥) ۡمُكِلٰذ ىٰلَع اَنَا َو ۖ َّنُهَرَطَف ۡى ِذَّلا ِض ۡرَ ۡلِا َو ِت ٰو ٰمَّسلا ُّبَر ۡمُكُّبَّر ْلَب َلاَق َنۡيِدِههشلا َنِ م (٥٦) َنۡي ِرِب ۡدُم ا ۡوُّل َوُت ۡنَا َدۡعَب ۡمُكَماَن ۡصَا َّنَدۡیِكَ َلِ ِ هلِّلاَت َو (٥٧) ۡمُهُرُكۡذَّي ىًتَف اَنۡعِمَس ا ۡوُلاَق ُمۡیِه ٰرۡبِا ۡۤٗهَل ُلاَقُي (٦٠) َن ۡوُدَه ۡشَي ۡمُهَّلَعَل ِساَّنلا ِنُی ۡعَا ىٰٓلَع هِب ا ۡوُتۡاَف ا ۡوُلاَق (٦١) اَذ ٰه َت ۡلَعَف َت ۡنَاَء ا ٓۡوُلاَق ُؕمۡیِه ٰرۡبِاٰۡۤي اَنِتَهِلٰاِب (٦٢) َن ۡوُقِطۡنَي ا ۡوُناَك ۡنِا ۡمُه ۡوُلَٔـــ ۡسَف اَذٰه ۡمُهُرۡیِبَك ٗهَلَعَف ۡلَب َلاَقۖ (٦٣) ىٓ ٰلِا ا ۡۤۡوُعَجَرَف

ا ۡۤۡوُلاَقَف ۡمِهِسُفـۡنَا

َن ۡوُمِلهظلا ُمُتـۡنَا ۡمُكَّنِا (٦٤) َن ۡوُقِطۡنَي ِءۡۤ َلُِؤٰٓه اَم َت ۡمِلَع ۡدَقـَل ۡمِهِس ۡوُءُر ىٰلَع ا ۡوُسِكُن َّمُثۚ (٦٥) ؕۡمُكُّرُضَي َلِ َّو اـًٔـۡیَش ۡمُكُعَفۡنَي َلِ اَم ِ هاللّٰ ِن ۡوُد ۡنِم َن ۡوُدُبۡعَتَفَا َلاَق (٦٦) ۡنِم َن ۡوُدُبۡعَت اَمِل َو ۡمُكـَّل ٍ فُا

ِهاللّٰ ِن ۡوُد َن ۡوُلِق ۡعَت َلََفَا ؕ (٦٧) / Iz qoola li abiihi wa qawmihii maa haazihit tamaasiilul latiii antum lahii 'aakifuun (52) Qooluu wajadnaaa aabaaa'anaa lahaa 'aabidiin (53) Qoola laqad kuntum antum wa aabaaa'ukum fii dalaalim mubiin (54) Qooluuu aji'tanaa bil haqqi am anta minal laa'ibiin (55) Qoola bar Rabbukum Rabbus samaawaati wal ardil lazii fatarahunna wa ana 'alaa zaalikum minash shaahidiin (56) Wa tallaahi la akiidanna asnaamakum ba'da an tuwalluu mudbiriin (57) Qooluu sami'naa fatany yazkuruhum yuqoolu lahuuu Ibraahiim (60) Qooluu faatuu bihii 'alaaa a'yunin naasi la'allahum yash haduun (61) Qooluuu 'a-anta fa'alta haazaa bi aalihatinaa yaaa Ibraahiim (62) Qoola bal fa'alahuu kabiiruhum haazaa fas'aluuhum in kaanuu yantiquu (63) Faraja'uuu ilaaa anfusihim faqooluuu innakum antumuz zaalimuun (64) Summa nukisuu 'alaa ru'uusihim laqad 'alimta maa haaa'ulaaa'i yantiquun (65) Qoola afata'buduuna min duunil laahi maa laa yanfa'ukum shai'anw wa laa

yadurrukum (66) Uffil lakum wa limaa ta'buduuna min duunil laah; afalaa ta'qiluun (67) /(Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?"

(52) Mereka menjawab, "Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya."(53) Dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata. "(54) Mereka berkata, "Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main?" (55) Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu."

(56) Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya. (57) Mereka (yang lain) berkata, "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." (60) Mereka berkata, "(Kalau demikian) bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan." (61) Mereka bertanya, "Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?"

(62) Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara.”(63) Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, "Sesungguhnya kamulah yang menzhalimi (diri sendiri)."(64) Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), "Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara. (65) Dia (Ibrahim) berkata, "Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang

tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu? (66) Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?" (67).

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S (21) Al-Anbiya terletak pada ayat 54, 56, dan 66 berbunyi )٥٤( نۡيِب م ل لَض ۡىِف ۡمُكُؤٓاَب ا َو ۡمُتۡنَا ۡمُتۡنُك ۡدَقـَل َلاَق /Qoola laqad kuntum antum wa aabaaa'ukum fii dalaalim mubiin (54)/ Dia (Ibrahim) berkata,

"Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata."(54), )٥٦( َنۡيِدِهٰشلا َنِ م ۡمُكِل ذ ى لَع اَنَا َو ۖ َّنُه َرَطَف ۡىِذَّلا ِض ۡرَ ۡلّا َو ِت و مَّسلا ب َر ۡمُك بَّر ْلَب َلاَق /Qoola bar Rabbukum Rabbus samaawaati wal ardil lazii fatarahunna wa ana 'alaa zaalikum minash shaahidiin (56)/ Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu." (56), َلاَق

َن ۡوُدُبۡعَتَفَا berkata, "Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu? (66).

) /Qoola laqad kuntum antum wa aabaaa'ukum fii dalaalim mubiin (54)/ Dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata. "(54). Yaitu berbicara dengan bapak-bapak kalian yang perbuatan mereka kalian jadikan alasan, sama saja dengan berbicara dengan kalian; kalian dan mereka sama saja berada dalam kesesatan dan bukan berada dalam jalan yang lurus. )٥٦( َّنُه َرَطَف ۡىِذَّلا ِض ۡرَ ۡلّا َو ِت و مَّسلا ب َر ۡمُك بَّر ْلَب َلاَق/

Qoola bar Rabbukum Rabbus samaawaati wal ardil lazii fatarahunna/ Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi; (Dialah) yang telah menciptakannya (56). Yakni Tuhan kalian ialah Tuhan yang tiada Tuhan selain Dia; Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan semua makhluk yang ada di dalamnya.Dialah yang memulai penciptaan mereka, dan Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Ibnu Katsir (2016: 18) ِٰاللّ ِن ۡوُد ۡنِم َن ۡوُدُبۡعَتَفَا

اَم ۡمُكُعَفۡنَي َلّ

اـًٔـۡيَش َلّ َّو ؕۡمُك رُضَي ٦٦(

) /afata'buduuna min duunil laahi maa laa yanfa'ukum

shai'anw wa laa yadurrukum (66)/ "Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu? (66).Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa jika berhala-berhala itu tidak dapat berbicara dan tidak membahayakan, maka mengapa kalian menyembah mereka selain Allah?

Q.S Asy-Syu’ara 26 : 70-82

َن ۡوُدُبۡعَت اَم ٖهِم ۡوَق َو ِهۡيِبَ ِلِ َلاَق ۡذِا (٧٠) َنۡيِفِك ٰع اَهَل ُّلَظَنَف اًماَن ۡصَا ُدُبۡعـَن ا ۡوُلاَق (٧١) ۡمُكَن ۡوُعَم ۡسَي ۡلَه َلاَق َن ۡوُع ۡدَت ۡذِا (٧٢) َن ۡوُّرُضَي ۡوَا ۡمُكَن ۡوُعَفۡنَي ۡوَا (٧٣) َن ۡوُلَعۡفَي َكِلٰذَك اَنَءٓاَبٰا ۤاَن ۡدَج َو ۡلَب ا ۡوُلاَق (٧٤) َلاَق َن ۡوُدُبۡعَت ۡمُتۡنُك اَّم ۡمُتۡيَءَرَفَا (٧٥) َن ۡوُمَدۡقَ ۡلِا ُمُكُؤٓاَبٰا َو ۡمُتـۡنَا (٧٦) َنۡيِمَلٰعۡلا َّبَر َّلِِا ۤۡىِ ل ٌّوُدَع ۡمُهَّنِاَف (٧٧) ِنۡيِد ۡهَي َوُهَف ۡىِنَقَلَخ ۡىِذَّلا (٧٨) ِنۡيِق ۡسَي َو ۡىِنُمِع ۡطُي َوُه ۡىِذَّلا َو (٧٩) ِنۡيِف ۡشَي َوُهَف ُت ۡض ِرَم اَذِا َو (٨٠) ِن ۡيِي ۡحُي َّمُث ۡىِنُتۡيِمُي ۡىِذَّلا َو (٨١)ؕ ِنۡيِ دلا َم ۡوَي ۡىِتـَٔــْيِٓطَخ ۡىِل َرِفۡغَّي ۡنَا ُعَم ۡطَا ۤۡىِذَّلا َو (٨٢)

/Iz qoola li abiihi wa qawmihii maa ta'buduun (70) Qooluu na'budu asnaaman fanazallu lahaa 'aakifiin (71) Qoola hal yasma'uuna kum iz tad'uun (72) Aw yanfa'uunakum aw yadurruun (73) Qooluu bal wajadnaaa aabaaa 'anaa kazaalika yaf'aluun (74) Qoola afara 'aitum maa kuntum ta'buduun (75) Antum wa aabaaa'ukumul aqdamuun (76) Fa

Huwa yahdiin (78) Wallazii Huwa yut'imunii wa yasqiin (79) Wa izaa mardtu fahuwa yashfiin (80) Wallazii yumiitunii summa yuhyiin (81)Wallaziii atma'u ai yaghfira lii khatiii' atii Yawmad Diin (82) /Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah?" (70) Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya." (71) Dia (Ibrahim) berkata,

"Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)? (72) Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?" (73) Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu." (74) Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah (75) kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?

(76) Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam (77) (yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, (78) dan Yang memberi makan dan minum kepadaku (79) dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (80) dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali) (81) dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat." (82).

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S (26) Asy-Syu’ara terletak pada ayat 72, 73, 74, 75, 76, dan 77 berbunyi َن ۡوُع ۡدَت ۡذِا ۡمُكَن ۡوُعَم ۡسَي ۡلَه َلاَق (٧٢) ۡوَا ۡمُكَن ۡوُعَفۡنَي ۡوَا َن ۡوُّرُضَي (٧٣) َن ۡوُلَعۡفَي َكِلٰذَك اَنَءٓاَبٰا ۤاَن ۡدَج َو ۡلَب ا ۡوُلاَق (٧٤) َن ۡوُدُبۡعَت ۡمُتۡنُك اَّم ۡمُتۡيَءَرَفَا َلاَق (٧٥) ُمُكُؤٓاَبٰا َو ۡمُتـۡنَا َن ۡوُمَدۡقَ ۡلِا (٧٦) َنۡيِم َلٰعۡلا َّبَر َّلِِا ۤۡىِ ل ٌّوُدَع ۡمُهَّنِاَف (٧٧)/ Qoola hal yasma'uuna kum iz tad'uun (72) Aw yanfa'uunakum aw yadurruun (73) Qooluu bal wajadnaaa aabaaa 'anaa kazaalika yaf'aluun (74) Qoola afara 'aitum maa kuntum ta'buduun (75) Antum

wa aabaaa'ukumul aqdamuun (76) Fa innahum 'aduwwwul liii illaa Rabbal 'aalamiin (77)/ Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)? (72) Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?" (73) Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu. "(74) Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah (75) kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu? (76)Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam (77).

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016: 10) ۡذِا ۡمُكَن ۡوُعَم ۡسَي ۡلَه َلاَق َن ۡوُع ۡدَت (٧٢) َن ۡوُّرُضَي ۡوَا ۡمُكَن ۡوُعَفۡنَي ۡوَا (٧٣) َن ۡوُلَعۡفَي َكِلٰذَك اَنَءٓاَبٰا ۤاَن ۡدَج َو ۡلَب ا ۡوُلاَق/ Qoola hal yasma'uuna kum iz tad'uun(72) Aw yanfa'uunakum aw yadurruun(73) Qooluu bal wajadnaaa aabaaa 'anaa kazaalika yaf'aluun(74)/ Dia (Ibrahim) berkata,

"Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)? (72) Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?" (73) Mereka menjawab, "Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu." (74).

Yaitu mereka mengakui bahwa berhala-berhala mereka tidak dapat melakukan sesuatu pun dari hal tersebut. Sesungguhnya mereka hanya melihat nenek moyang mereka berbuat demikian, lalu mereka segera mengikuti jejaknya. Maka pada saat itu juga Ibrahim berkata kepada mereka: َن ۡوُدُب ۡعَت ۡمُت ۡنُك اَّم ۡمُت ۡيَءَرَفَا َلا ََ (٧٥) ُمُكُؤٓاَب ٰاَو ۡمُتـ ۡنَا َن ۡوُمَد ۡقَ ۡلِا (٧٦) َن ۡيِمَلٰع ۡلا َّبَر َّلِِا ۤۡىِ ل ٌّوُدَع ۡمُهَّنِاَف (٧٧)/ Qoola afara 'aitum maa kuntum ta'buduun (75) Antum wa aabaaa'ukumul aqdamuun (76) Fa innahum 'aduwwwul liii illaa Rabbal 'aalamiin (77)/ Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah (75) kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu? (76)Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain

halnya Tuhan seluruh alam (77). Maksudnya jika berhala-berhala ini dapat melakukan sesuatu dan mempunyai pengaruh, silakan mereka melakukan perbuatan jahat terhadap diriku, karena sesungguhnya aku adalah musuh mereka, aku tidak mempedulikan mereka dan sama sekali tidak memikirkannya.

Q.S Al-Ankabut 29 : 16, 24-25

َن ۡوُمَلۡعَت ۡمُتـۡنُك ۡنِا ۡمُكـَّل ٌرۡيَخ ۡمُكِل ٰذ ؕ ُه ۡوُقَّتا َو َ هاللّٰ اوُدُب ۡعا ِهِم ۡوَقِل َلاَق ۡذِا َمۡيِه ٰرۡبِا َو (١٦) /Wa Ibrahiima iz qoola liqawmihi' budul laaha wattaquuhu zaalikum khayrul lakum in kuntum ta'lamuun/ Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya.

Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (16)

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S Al-Ankabut 29:16 terletak pada kalimat َن ۡوُمَلۡعَت ۡمُتـۡنُك ۡنِا ۡمُكـَّل ٌرۡيَخ ۡمُكِل ٰذ ؕ ُه ۡوُقَّتا َو َ هاللّٰ اوُدُب ۡعا ِهِم ۡوَقِل/liqawmihi' budul laaha wattaquuhu zaalikum khayrul lakum in kuntum ta'lamuun/"Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (16).

ٍم ۡوَقِ ل ٍتٰيٰ َلِ َكِل ٰذ ۡىِف َّنِا ؕ ِراَّنلا َنِم ُ هاللّٰ ُهٮ ٰجۡنَاَف ُه ۡوُق ِ رَح ۡوَا ُه ۡوُلُتۡقا اوُلاَق ۡنَا َّۤلِِا ٖۤهِم ۡوَق َبا َوَج َناَك اَمَف َن ۡوُنِم ۡؤُّي (٢٤) ِةَمٰيِق ۡلا َم ۡوَي َّمُث ۚ اَيۡنُّدلا ِةوٰيَحۡلا ىِف ۡمُكِنۡيَب َةَّد َوَّم اًناَث ۡوَا ِ هاللّٰ ِن ۡوُد ۡنِ م ۡمُتۡذَخَّتا اَمَّنِا َلاَق َو َنۡي ِر ِصهن ۡنِ م ۡمُكـَل اَم َو ُراَّنلا ُمُكٮ ٰوۡاَم َّو اًضۡعَب ۡمُكُضۡعَب ُنَعۡلَي َّو ٍضۡعَبِب ۡمُكُضۡعَب ُرُف ۡكَي (٢٥) /Famaa kaana jawaaba qawmihiii illaaa an qooluqtuluuhu aw harriquuhu faanjaahul laahu minan naar; inna fii zaalika la Aayaatil laqawminy yu'minuun (24) Wa qoola innamat takhaz tum min duunil laahi awsaanam mawaddata bainikum fil hayaatid dunyaa summa yawmal qiyaamati

ٍم ۡوَقِ ل ٍتٰيٰ َلِ َكِل ٰذ ۡىِف َّنِا ؕ ِراَّنلا َنِم ُ هاللّٰ ُهٮ ٰجۡنَاَف ُه ۡوُق ِ رَح ۡوَا ُه ۡوُلُتۡقا اوُلاَق ۡنَا َّۤلِِا ٖۤهِم ۡوَق َبا َوَج َناَك اَمَف َن ۡوُنِم ۡؤُّي (٢٤) ِةَمٰيِق ۡلا َم ۡوَي َّمُث ۚ اَيۡنُّدلا ِةوٰيَحۡلا ىِف ۡمُكِنۡيَب َةَّد َوَّم اًناَث ۡوَا ِ هاللّٰ ِن ۡوُد ۡنِ م ۡمُتۡذَخَّتا اَمَّنِا َلاَق َو َنۡي ِر ِصهن ۡنِ م ۡمُكـَل اَم َو ُراَّنلا ُمُكٮ ٰوۡاَم َّو اًضۡعَب ۡمُكُضۡعَب ُنَعۡلَي َّو ٍضۡعَبِب ۡمُكُضۡعَب ُرُف ۡكَي (٢٥) /Famaa kaana jawaaba qawmihiii illaaa an qooluqtuluuhu aw harriquuhu faanjaahul laahu minan naar; inna fii zaalika la Aayaatil laqawminy yu'minuun (24) Wa qoola innamat takhaz tum min duunil laahi awsaanam mawaddata bainikum fil hayaatid dunyaa summa yawmal qiyaamati

Dokumen terkait