• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA KISAH NABI IBRAHIM A.S. DALAM AL-QUR AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA KISAH NABI IBRAHIM A.S. DALAM AL-QUR AN"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA KISAH NABI IBRAHIM A.S. DALAM AL-QUR’AN

SKRIPSI SARJANA

OLEH:

SYARIFAH NAZLA AL-MAHDALI (160704002)

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA KISAH NABI IBRAHIM A.S. DALAM AL-QUR’AN

SKRIPSI SARJANA

OLEH:

SYARIFAH NAZLA AL-MAHDALI (160704002)

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)
(5)
(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar. Saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, 20 Februari 2021

Syarifah Nazla Al-Mahdali 160704002

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Unsur Instrinsik Pada Kisah Nabi Ibrahim a.s. Dalam Al-Qur’an” sebagai suatu karya tulis memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul yang menjadi suri tauladan umat manusia di muka bumi ini. Semoga dengan banyak mengucapkan sholawat kepada beliau mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat naungannya di hari kiamat nanti.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti berharap saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini dapat tersusun dengan lebih baik.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca khususnya para peminat bahasa Arab.

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh

Syukur alhamdullilah kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah- Nya sehingga skripsi ini dapat diwujudkan. Semoga kita semua mendapatkan rahmat dan karunia Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Peneliti menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah mengelola Universitas sesuai dengan visi dan misi Universitas.

2. Ibu Dr. Dra. T. Thyrhaya Zein, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof Drs. Mauly Purba, M.A, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Ikhwanuddin Nasution, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan kepada sivitas akademika yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Rahlina Muskar Nasution, M.Hum, Ph.D selaku Ketua Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan kepada Bapak Drs. Bahrum Saleh M.Ag selaku Sekretaris Program Studi

(9)

Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu untuk membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini.

4. Ibu Dr. Nursukma Suri, M.Ag selaku dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan nasehat, bimbingan, dan memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag dan Bapak Andi Pratama, S.S,.M.Hum selaku Dosen Penguji penelitian ini yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membantu proses penelitian ini hingga selesai.

6. Ibu Prof Dr. Khairina Nasution, M.S, selaku Dosen Penasehat Akademik yang sabar telah memberikan banyak ilmu serta arahan dan nasehat kepada peneliti selama masa perkuliahan di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan banyak ilmu sejak peneliti terdaftar rmenjadi mahasiswa Sastra Arab FIB USU hingga menyelesaikan skripsi ini, berkat ibu dan bapak dosen semua.

8. Ibu Fitri selaku Staf Administrasi Departemen Sastra Arab yang telah banyak membantu peneliti dalam hal administrasi.

9. Teristimewa untuk Abah Alm. Syaid Taufiq Al-Mahdali selaku ayah kandung dan mamak Ummi Kalsum selaku ibu kandung yang sangat peneliti sayangi selalu, Terima Kasih telah menjadi orang tua yang sangat hebat dan sabar dalam mendidik dan membimbing peneliti, Terima Kasih yang tidak terhingga atas doa, semangat, dan kasih sayang. Terima Kasih

(10)

atas segala pengorbanan dan ketulusan, selalu menasehati dan memberikan dukungan moril ataupun materil. Semoga Allah selalu mencurahkan kasih dan sayang-Nya dan Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

10. Syarifah Fathima Zahra Al-Mahdali selaku kakak kandung dan Syarifah Fadma Al-Mahdali ,selaku adik kandung yang sangat peneliti sayang, Terima Kasih telah menjadi saudara yang sangat baik. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan kasih dan sayang-Nya.

11. Terima Kasih kepada seluruh keluarga besar, teristimewa untuk Nenek Saniah, Nenek Masitah, Jiddi Mahmud, Halati Wardah, Ibu Zamzam Delaila, Ami Iyed, Ami Khalik, dan Ami Ismail yang sangat peneliti sayangi atas nasehat yang selalu diberikan, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

12. Terima Kasih kepada sahabat-sahabat tercinta, yang sudah seperti saudara kandung, Hamidah, Jihan, Putri, Fariza,Aulia, Nuraisyah, Lusi, Egadan Zikri. Terimakasih telah menghibur, berbagi tawa, menghapus air mata, selalu menemani dalam suka duka, dan selalu membersamai perjuangan lika-liku kehidupan kampus. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

13. Halati Akmal dan keluarga, yang sudah menjadi seperti keluarga sendiri.

Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

14. Teman-teman seperjuangan Sastra Arab angkatan 2016

15. Seluruh Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA), Seluruh Keluarga Besar Pramuka Usu, Seluruh Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Langkat, dan Seluruh Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Berandan.

(11)

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu Jazākumullāhu khairan. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.

Medan, 20 Februari 2021 Peneliti,

Syarifah Nazla Al-Mahdali 160704002

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... 1

UCAPAN TERIMA KASIH ... 1

DAFTAR ISI ... 1

ABSTRAK ... 1

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 1

1.4 Manfaat Penelitian ... 1

1.5 Metode Penelitian ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 1

2.1 Kajian Terdahulu ... 1

2.2 Landasan Teori ... 1

2.2.1 Sastra ... 1

2.2.2 Unsur Instrinsik dan Pembagiannya ... 1

2.2.2.1 Tema... 1

2.2.2.2 Plot ... 1

2.2.2.2.1 Peristiwa ... 1

2.2.2.2.2 Konflik ... 1

2.2.2.2.3 Klimaks ... 1

2.2.2.3 Penokohan ... 1

2.2.2.4 Latar ... 1

2.2.2.4.1 Latar Tempat ... 1

2.2.2.4.2 Latar Waktu ... 1

2.2.2.4.3 Latar Sosial ... 1

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 1

3.1 Hasil Unsur Instrinsik Pada Ayat yang Terdapat Dalam Al-Quran ... 1

3.2 Pembahasan Unsur Instrinsik Pada Kisah Nabi Ibrahim A.S yang Terdapat Dalam Al-Quran ... 1

3.2.1 Tema عوضوملا/al-maudū'u/ ... 1

3.2.1.1 Kepedulian Ibrahim Terhadap Bapaknya Azar ... 1

3.2.1.2 Kepedulian Ibrahim Terhadap Bapak dan Kaumnya 1 3.2.1.3 Berhala ... 1

3.2.1.4 Mencari Tuhan ... 1

3.2.1.5 Pertentangan Ibrahim dengan Raja Namruj ... 1

3.2.1.6 Kelahiran Ismail ... 1

3.2.1.7 Kedatangan Malaikat ... 1

3.2.1.8 Pembangunan Baitullah ... 1

(13)

3.2.1.9 Hijrah ... 1

3.2.1.10 Penyembelihan Ismail ... 1

3.2.1.11 Kelahiran Ishaq ... 1

3.2.1.12 Ibrahim Menjadi Rasul... 1

3.2.2 Plot ... 1

3.2.2.1 Peristiwa ةثداحلا/al-hādisatu/ ... 1

3.2.2.2 Konflik عازن/nazaa’/ ... 1

3.2.2.3 Klimaks ةورذ /żirwatun/ ... 1

3.2.3 Penokohan ةيصخشلا/as-sakhsiyyatu/ ... 1

3.2.4 Latar ... 1

3.2.4.1 Latar Tempat ... 1

3.2.4.2 Latar Waktu... 1

3.2.4.3 Latar Sosial ... 1

BAB IV PENUTUP ... 1

4.1 Kesimpulan ... 1

4.2 Saran ... 1 LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

(14)

ABSTRAK

Syarifah Nazla Al-Mahdali (160704002) 2021, Analisis Unsur Instrinsik Pada Kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Quran (Tinjauan Sastra). Penelitian ini membahas tentang unsur isntrinsik dalam Al-Quran. Permasalahan penelitian ini adalah berapa jumlah ayat yang ditemukan pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Qur’an, dan apa saja unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan unsur instrinsik apa saja yang terdapat dalam Al-Quran. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) .Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Nurgiyantoro .Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s.

dalam Al-Qur’an berjumlah 139 ayat pada 19 surah. Dimulai dari surah Al-Baqarah, Ali Imran, Al-An’am, At-Taubah, Hud, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nahl, Maryam, Al-Anbiya’, Al- Hajj, Asy-Syu’ara, Al-Ankabut, Ash-Shaffat, Az-Zukhruf, Adz-Dzariyat, An-Najm, Al- Hadid, dan Al-Mumtahanah. Uraian yang diperoleh dimulai dari tema berjumlah 139 ayat terdapat pada ةروس Al-Baqarah ayat 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 135, 258, 260, ةروس Ali Imran ayat 67, 68, ةروس Al-An’am ayat 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 161, ةروس At-Taubah ayat 114, ةروس Hud ayat 69, 70, 71, ةروس Ibrahim ayat 35, 36, 37, ةروس Al- Hijr ayat 51, 52, 53, 54, 55, 56, ةروس An-Nahl ayat 120, 121, 122, 123, ةروس Maryam ayat 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, ةروس Al-Anbiya’ ayat 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, ةروس Al-Hajj ayat 26, ةروس Asy-Syu’ara ayat 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 86, ةروس Al-Ankabut ayat 16, 24, 25, 27, ةروس Ash-Shaffat ayat 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, ةروس Az-Zukhruf ayat 26, 27, 28, 29, ةروس Adz-Dzariyat ayat 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, ةروس An-Najm ayat 37, ةروس Al-Hadid ayat 26, ةروس Al-Mumtahanah ayat 4, 6. Plot terdiri dari peristiwa berjumlah 38 ayat terdapat pada ةروس Al-Baqarah ayat 124, 125, 126, 127, 128, 258, 260, ةروس Al-An’am ayat 75, 76, 77, 161, ةروس Hud ayat 69, 70, 71, ةروس Ibrahim ayat 35, 36,37, ةروس Al-Hijr ayat 51, 52, 53, ةروس Maryam ayat 41, 42, 43, 44, 45, ةروس Al-Anbiya’ ayat 72, ةروس Al-Hajj ayat 26, ةروس Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102, 103, 112, ةروس Adz-Dzariyat ayat 24, 25, 26, 27, 28, 29. Konflik berjumlah 32 ayat terdapat pada ةروس Al-An’am ayat 74, 80, 81, ةروس Maryam ayat 46, ةروس Al-Anbiya’ ayat 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, ةروس. Ash-Shaffat ayat 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95.

Klimaks berjumlah 53 ayat terdapat pada ةروس Al-Baqarah ayat 129, 130, 131, 132, ةروس Ali Imran ayat 67, 68, ةروس Al-An’am ayat 78, 79, ةروس At-Taubah ayat 114, ةروس Al-Hijr ayat 54, 55, 56, ةروس Maryam ayat 47, 48, 49, ةروس Al-Anbiya’ ayat 69, 70, 71, ةروس Asy- Syu’ara ayat 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, ةروس Al-Ankabut ayat 16, 24, 25, ةروس Ash-Shaffat ayat 96, 97, 98, 99, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, ةروس Az- Zukhruf ayat 26, 27, ةروس Adz-Dzariyat ayat 30, 31, 32, 33, 34. Penokohan berjumlah 7 ayat terdapat pada ةروس Al-Baqarah ayat 258, ةروس Ali Imran ayat 67, ةروس Al-An’am ayat 163, ةروس At-Taubah ayat 114, ةروس Maryam ayat 45, ةروس Ash-Shaffat ayat 101, ةروس An- Najm ayat 37. Latar terdiri dari latar tempat berjumlah 8 ayat terdapat pada ةروس Ali Imran ayat 96, ةروس Ibrahim ayat 35, ةروس Al-Anbiya’ ayat 71, ةروس Al-Hajj ayat 26, ةروس Al- Ankabut ayat 26. Latar waktu berjumlah 1 ayat terdapat pada ةروس Al-An’am ayat 76. Latar sosial berjumlah 3 ayat terdapat pada ةروس Hud ayat 69, روس ة Al-Anbiya’ 52, 53.

(15)

ةيديرجت ةروص

هفيرش ةلزن يلدهملا ١٦٠٧٠٤٠٠٢( ٢٠٢١)

، ليلحت رصانعلل ةيرهوجلا يف

ةصق يبنلا ميهاربإ ىلص الل هيلع ملسو

يف نآرقلا ةعجارم( ةيبدأ شقانت).

هذه ةساردلا رصانعلا ةيرهوجلا يف

نآرقلا نمكت. ةلكشم اذه ثحبلا يف ع دد تايلآا

ةدوجوملا يف

ةصق يبنلا ميهاربإ ع يف. نآرقلا ، امو يه رصانعلا ةيرهوجلا يف

ةصق يبنلا ميهاربإ ع يف. نآرقلا .

فدهت هذه ةساردلا ىلإ ديدحت ددعلا رصانعلاو ةيرهوجلا

امل هيوتحي نآرقلا اذه. ثحبلا وه ثحب ةبتكم ةيرظنلا.

ةمدختسملا يف

اذه ثحبلا يه ةيرظن تنايجرون ورو مدختست. هذه ةساردلا ليلحتلا يفصولا رهظت.

جئاتن هذه ةساردلا نأ

رصانعلا ةيرهوجلا يف

ةصق يبنلا ميهاربإ ع يف. نآرقلا كانه ١٣٣ ةيآ يف ١٩ ةروس ءادتبا. نم ةروس ةرقبلا ، يلع

نارمع ، ماعنلأا ، ةبوتلا ، دهلا ، ميهاربإ ، رجحلا ، لحنلا ، ميرم ، ءايبنلأا ، جاحلا ، يصاع ةراوسلا ، توبكنع- ،

تافاشلاو ، فرخزلاو ،

تايرزجلاو ،

مجنلاو ، ديدحلاو ، هنحتمملاو فصولا.

يذلا مت لوصحلا هيلع اًءدب نم عوضوم

١٣٢ ةيآ دوجوم يف ، ةروس ةرقبلا تايلآا ١٢٤ ، ١٢٥ ، ١٢٦ ١٢٧ ، ١٢٨ ، ١٢٩ ، ١٣٠ ، ١٣١ ، ١٣٢ ، ٢٥٨

، ، ٨٠ ، ٧٩ ، ٧٨ ، ٧٧ ، ٧٦ ، ٧٥ ، ٧٤: ماعنلأا سق ، ٦٨ ، ٦٧ ، ٦٦ ، ٦٥ تا يلآا نارمع يلع ةروس ، ، ٢٦٠ ٨١ ، ١٦١ ، سق ةبوتلا ةيلآا ١١٤ ، سق دوه تايلآا ٦٩ ، ٧٠ ، ٧١ ، سق ميهاربإ تايلآا ٣٥ ، ٣٦ ، ٣٧ ، سق

رجحلا تايلآا ٥١ ، ٥٢ ، ٥٣ ، ٥٤ ، ٥٥ ، ٥٦ ، سق لحنلا تايلآا ١٢٠ ، ١٢١ ، ١٢٢ ، ١٢٣ ، سق رم مي تايلآا

٤١ ، ٤٢ ، ٤٣ ، ٤٤ ، ٤٥ ، ٤٦ ، ٤٧ ، ٤٨ ، ٤٩ ، سق ءايبنلأا تايلآا ٥١ ، ٥٢ ، ٥٣ ، ٥٤ ، ٥٥ ، ٥٦ ، ٥٧ ،

٥٨ ، ٥٩ ، ٦٠ ، ٦١ ، ٦٢ ، ٦٣ ، ٦٤ ، ٦٥ ، ٦٦ ، ٦٧ ، ٦٨ ، ٦٩ ، ٧٠ ، ٧١ ، ٧٢ ، ، ةروس جاحلا ةيلآا

٢٦ ،

، ةروس ، ،٨٦ ،٨٠،٨١،٨٢ ،٧٩ ،٧٨ ،٧٧ ،٧٦ ،٧٥ ،٧٤ ،٧٣ ،٧٢ ،٧١ ،٧٠ ةيلآا ءارعشلا يسآ ةروس توبكنعلا ةيلآا ١٦ ، ٢٤ ، ٢٥ ، ٢٧ ، ، ةروس تفصلا ٨٣: ، ٨٤ ، ٨٥ ، ٨٦ ، ٨٧ ، ٨٨ ، ٨٩ ، ٩٠،٩١ ، ٩٢ ، ٩٣ ، ٩٤ ،

٩٥،٩٦،٩٧،٩٨ ،

٩٩ ، ١٠٠ ، ١٠١ ، ١٠٢ ، ١٠٣ ، ١٠٤ ، ١٠٥ ، ١٠٦ ، ١٠٧ ، ١٠٨ ، ١٠٩ ، ١١٠ ، ١١١ ،

١١٢ ، ١١٣ ، سق فرخزلا ٢٦:

، ٢٧ ، ٢٨ ، ٢٩ ، ، ةروس تايراذلا ٢٤:

، ٢٥ ، ٢٦ ، ٢٧ ، ٢٨ ، ٢٩ ، ٣٠ ،

٣١ ، ٣٢ ، ٣٣ ، ٣٤ ، سق مجنلا ةيلآا ٣٧ ، سق ديدحلا ةيلآا ٢٦ ، سق نحتمملا هآ تايلآا ٤ ، ٦ نوكتت. ةكبحلا نم

ثادحأ غلبي اهعومجم ٣٨

ةيآ ةدوجوم يف ، ةروس ةرقبلا تايلآا ١٢٤ ، ١٢٥ ، ١٢٦ ، ١٢٧ ، ١٢٨ ، ٢٥٨ ، ٢٦٠

، ، ٣٧ ، ٣٦ ، ٣٥ تايلآا ميهاربإ سق ، ٧١ ، ٧٠ ، ٦٩ تايلآا دوه سق ، ١٦١ ، ٧٧ ، ٧٦ ، ٧٥ تايلآا ماعنلأا سق سق رجحلا تايلآا ٥١ ، ٥٢ ، ٥٣ ، سق ميرم تايلآا ٤١ ، ٤٢ ، ٤٣ ، ٤٤ ، ٤٥ ، سق ءايبنلأا ةيلآا ٧٢ ، ، ةروس

جحلا ٢٦ ، ، ةروس تفصلا ١٠٠ ، ١٠١ ، ١٠٢ ، ١٠٣ ، ١١٢ ، ، ةروس تايراذلا ٢٤:

، ٢٥ ، ٢٦ ، ٢٧ ، ٢٨ ، ٢٩ .

دجوت تاعارص اهعومجم

٩ تايآ يف ، ةروس ماعنلاا تايآ ٧٤ ، ٨٠ ، ٨١ ، سق ميرم ةيلآا ٤٦ ، سق ءايبنلأا تايلآا

٥٢ ، ٥٣ ، ٥٤ ، ٥٥ ، ٥٦ ، ٥٧ ، ٥٨ ، ٥٩ ، ٦٠ ، ٦١ ، ٦٢ ، ٦٣ ، ٦٤ ، ٦٥ ، ٦٦ ، ٦٧ ، ٦٨ ، ، ةروس

تافشلا ٨٥: ، ٨٦ ، ٨٧ ، ٨٨ ، ٨٩ ، ٩٠ ، ٩١ ، ٩٢ ، ٩٣ ، ٩٤ ، ٩٥ مت. روثعلا ىلع ةورذ ٦٦ ةيآ يف ، ةروس

ةرقبلا تايلآا ١٢٩ ، ١٣٠ ، ١٣١ ، ١٣٢ ، سق يلع نارمع ةيلآا. ٦٧ ، ٦٨ ، سق ماعنلأا ةيلآا ٧٨ ، ٧٩ ، سق

ةبوتلا ةيلآا ١١٤ ، سق رجحلا ةيلآا ٥٤ ، ٥٥ ، ٥٦ ، سق لحنلا ةيلآا ١٢٠ ، ١٢١ ، ١٢٢ ، ١٢٣ ، سق ميرم ةيلآا

٤٧ ، ٤٨ ، ٤٩ ، سق ءايبنلأا تايلآا ٥١ ، ٦٩ ، ٧٠ ، ٧١ ، ، ةروس ءارعشلا ، تايلآا ٧٠ ، ٧١ ، ٧٢ ، ٧٣ ، ٧٤ ،

٧٥ ، ٧٦ ، ٧٧ ، ٧٨ ، ٧٩ ، ٨٠ ، ٨١ ، ٨٢ ، ، ةروس توبكنعلا ١٦:

، ٢٤ ، ٢٥ ، ٢٧ ، ، ةروس تفصلا ٨٣: ، ٨٤ ،

٩٦ ، ٩٧ ، ٩٨ ، ٩٩ ، ١٠٤ ، ١٠٥ ، ١٠٦ ، ١٠٧ ، ١٠٨،١٠٩،١١٠ ،

١١١ ، ، ةروس فرخزلا ةيلآا ٢٦ ، ٢٧ ، ٢٨ ،

٢٩ ، ، ةروس تايراذلا ٣٠:

، ٣١ ، ٣٢ ، ٣٣ ، ٣٤ ، ، ةروس مجنلا ةيلآا ٣٧ ، ، ةروس ديدحلا ٢٦: ، ، ةروس ةنحتمملا

تايلآا ٤ ، ٦ ام. هعومجم ٧ مت روثعلا ىلع تايلآا يف ، ةروس ةرقبلا ةيلآا ٢٥٨ ، ، ةروس يلع مع نار ةيلآا ٦٧ ، ،

ةروس ماعنلأا ةيلآا ١٦٣ ، ، ةروس ةبوتلا ةيلآا ١١٤ ، ، ةروس ميرم ةيلآا ٤٥ ، ، ةروس تافشلا ةيلآا ١٠١ ، ،

ةروس ةيآ مجنلا ٣٧ نوكتت. ةيفلخلا نم ةيفلخلا ثيح دجوت ٨ تايآ ةدوجوم يف ، ةروس يلع نارمع ، تايلآا ٦٩ ، ٩٧

، سق ، ٢٦ ةيلآا توبكنعلا سق ، ٢٦ ةيلآا جحلا سق ، ٧١ ةيلآا ، ءايبنلأا سق ، ٣٧ ، ٣٦ ، ٥. ٣ ةيلآا ، ميهاربإ سق مجنلا ةيلآا ٣٧ ةيفلخ. ةيلآا ىلولأا ةدوجوم يف ةروس ماعنلأا ٧٦. مت روثعلا ىلع ةيفلخلا ةيعامتجلاا ثلاثل

تايآ يف ،

ةروس دوه ةيلآا ٧٠ ، ، ةروس ءايبنلاا ٥٢ ،

٥٣ .

(16)

Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab - Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI no. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا Alif - Tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث Ṡa es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح Ḥa ḥ Ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh Ka dan Ha

د Dal D De

ﺬ| Żal Ż Zet (dengan titik diatas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Es dan ye

ص Ṣad Es (dengan titik di bawah)

ض Ḍad De (dengan titik dibawah)

ط Ṭa Te (dengan titik di bawah)

ظ Ẓa Zet (dengan titik dibawah)

ع `Ain ٬ Koma terbalik (di atas)

غ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qof Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Waw W We

ه Ha H Ha

ء Hamzah ` Apostrof

ي Ya Y Ye

(17)

Hamzah ( ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

Contoh : ditulis ةملسم Musallamah.

C. Tā`Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserapmenjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh : ditulis ةيملاسإ Islāmiyyah 2. Bila dihidupkan ditulis t

Contoh : ditulis ةمركملا ةكمMakkatul Mukarrmah D. Vokal Pendek

1. Fathah ditulis a, contoh : ditulis بتك kataba 2. Kasrah ditulis i,contoh : ditulis بسح ḥasiba 3. Dammah ditulis u, contoh : ditulis نسح ḥasuna E. Vokal Panjang

1. a panjang ditulis ā, contoh : ditulis ءاجja ā 2. i panjang ditulis ī, contoh : ditulis ميلع‘al īmun 3. u panjang ditulis ū, contoh : ditulis بويع‘uy ūbun F. Vokal Rangkap

1. Vokal rangkap (Fathah dan ya) ditulis ai Contoh : ditulis ةليل lailatun

2. Vokal rangkap (Fathah dan waw) ditulis au Contoh : ditulis نول launun

(18)

G. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan Dalam Satu Kata Dipisah dengan apostrof (`) ditulis متنأأ a`antum

H. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al- ditulis باتكلا Al-kit ābu

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya. Ditulis ةداهشلاas-syahādah

I. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh : Al-Gazālī, Abū Naṣr al-Farābī

J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

1. Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut. Contoh : ملاسلإا خيش ditulis Syaikh al-Islām atau Syaikhul- Islam.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra lahir ditengah-tengah masyarakat sebagai hasil dari pemikiran pengarang serta refleksinya terhadap keadaan yang terjadi pada masyarakat.

Kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Pengarang sebagai subjek individual mencoba menghasilkan pandangan dunianya untuk menghasilkan berbagai karya sastra yang berbeda, disebabkan adanya budaya yang berbeda pada masyarakat tertentu. Sastra salah satu karya tulis yang dibutuhkan manusia dalam mengungkapkanpikiran dan perasaannya. Sastra juga suatu bentuk kreatifitas imajiner, yang terkadang dilakukan secara spontan, melalui pikiran ataupun tindakan. Sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan dengan memiliki nilai-nilai estetik yang terkandung di dalamnya seperti nilai-nilai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat sebagai penikmat sastra itu sendiri.

Sastra merupakan suatu ciptaan, kreasi yang merupakan luapan emosi yang spontan dan sastra itu bersifat otonom, tidak mengacu pada sesuatu yang lain dan mempunyai koherensi antara unsur-unsurnya. Kreatifitas dan spontanitas merupakan dasar definisi pada zaman romantik tokoh-tokoh romantic seperti Sartue, Coleridge, ataupun Barthes merupakan pendukung bahwa sastra tidak terlepas dari kreasi ekspresi, koherensi dan sintetis disamping makna tak terhingga (Fananie, 2000:26).

Dalam bahasa Arab istilah sastra disebut dengan al-adab yang artinya berkembang sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang dikemukakan oleh

(20)

Wahba bahwa pada zaman permulaan Islam, al-adab berarti pendidikan, pengajaran dan budi pekerti. Pada zaman bani Umayyah, kata al-adab mempunyai arti pengajaran, sementara pada masa baru Abbasyah, adab berarti pendidikan sekaligus pengajaran (Sutiasumarga, 2002:1). Al-Qur`an memiliki dimensi sastra dan keindahan gaya bahasa dalam mengungkapkan kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur`an. Kata kisah berasal dari kata bahasa Arab /ةصقلا/ al-qișșatu’ jamaknya / صصقلا’ / al-qișașu’ atau ‘al-qașașu’ yang berarti cerita atau hikayat, sedangkan menurut al-Layts dalam Khalafullah (2002:100) ‘al-qashsh (kisah) yaitu mengikuti jejek. Qashash Al-Qur`an adalah pemberitahuan Al-Qur`an mengenai hal ihwal yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa- peristiwa yang telah terjadi (Chirzin,2003:118).

Dalam Al-Qur’an banyak kisah-kisah yang mengandung unsur instrinsik yang dapat dipelajari. Menurut Endang (1993: 25), pesan merupakan gagasan atau ide yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan untuk tujuan tertentu.

Sedangkan dalam kamus komunikasi pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa, atau lambang-lambang lainnya untuk disampaikan kepada orang lain.

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur ini yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur instrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur instrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut

(21)

pembaca, unsur-unsur inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel.

Unsur yang dimaksud adalah peristiwa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat (Nurgiyantoro, 1995:23). Berdasarkan hasil penelitian sementara ditemukan unsur instrinsik kisah Nabi Ibrahim yang berjumlah 42 ayat dari 20 surah dan unsur instrinsik yang terdapat pada kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an. Untuk menganalisis unsur instrinsik tersebut peneliti menggunakan teori Nurgiyantoro karena memaparkan unsur instrinsik secara jelas dan terperinci.

Berikut ini contoh analisis unsur instrinsik untuk kisah Nabi Ibrahim a.s dalam Al-Qur’an surah Maryam 19:41:

ْرُكْذا َو ِباَتِكْلايِف

َميِهاَرْبِإ ُهَّنِإ َناَك اًقيِ د ِص اًّيِبَن ٤١(

)

/Ważkur fil-kitābi ibrāhīm, innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā (41) /Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al- Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi (Q.S Maryam 19:41).

Pada ayat ini Allah SWT memberi wahyu kepada nabi Muhammad yaitu Al-Qur’an salah satunya berisi tentang kisah Ibrahim yang membenarkan lagi seorang nabi. Maka salah satu unsur instrinsik tersebut menjelaskan bahwa tema pada kisah nabi Ibrahim yaitu kesempurnaan dan kebenaran tauhid. Hal ini dipertegas pada kalimat اًّيِبَّن اًقيِ د ِص َناَك ۥُهَّنِإ/ innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā/

Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi (Q.S Maryam 19:41).

Alasan peneliti tertarik untuk menganalisis unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s didalam Al-Qur’an karena didalam kisah tersebut banyak unsur

(22)

instrinsik terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim salah satunya tema, plot, penokohan dan latar. Oleh karena itu, kajian kisah nabi Ibrahim a.s akan semakin memperjelas dan mempertegas dari segi sastra dan insya Allah keimanan peneliti dan pembaca semakin bertambah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa jumlah ayat yang ditemukan pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al- Qur’an?

2. Apa saja unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Qur’an?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui jumlah ayat yang ditemukan pada kisah Nabi Ibrahim a.s.

dalam Al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al- Qur’an.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca mengenai mengetahui unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Qur’an.

2. Untuk menambah referensi dan sebagai acuan bagi mahasiswa/i dalam menganalisis unsur instrinsik pada suatu kisah di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(23)

1.5 Metode Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu menjelaskan dan memaparkan tentang hal yang diteliti dengan jelas.

Menurut Sugiono (2009:29) adalah suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Secara etimologis, deskripsi dan analisis berarti memguraikan. Penelitian ini mengunakan teori Nurgiyanto yaitu mengenai unsur instrinsik.

Sumber data dalam penelitian ini diambil dalam surah yang berkaitan dengan Kisah kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Qur’an sebagai data primer dan data sekundernya adalah terjemahannya.

Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut :

1. Mencari ayat yang berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim di internet dengan membuka link:

• https://almanhaj.or.id/9775-mengenal-pribadi-nabi-ibrahim-alaihissalam- dalam-al-quran-dan-hadits.html

• http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-maryam-ayat-41- 45.html

• http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-maryam-ayat-46- 48.html

2. Memilih dan memilah data yang dikaitkan dengan unsur instrinsik.

3. Mengklasifikasikan data dan membuat urutan kisahnya serta menganalisisnya.

4. Menyusun hasil penelitian secara sistematis kemudian disajikan dalam bentuk skripsi.

(24)

Penulisan terjemahan ayat Al-Quran dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia peneliti menggunakan Al-Quran dan terjemahan oleh Ibnu Katsir. Sedangkan dalam penulisan Arab-Latin Peneliti gunakan pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia No. 158 Tahun 1987 dan No.

0543/b/U/1987 tanggal 22 Januari 1988.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

Sejauh ini peneliti menemukan, penelitian yang membahas unsur instrinsik yang pernah dilakukan oleh :

1. Dambudjai, J. Robin. 2018. Analisis Tema dan Amanat Dalam Novel

“Jangan Pergi, Lara” Oleh Mira Widjaja. Manado: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sam Ratulangi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tema novel tersebut adalah cinta orang tua terhadap anak-anak mereka dan perjuangan anak dalam masalah kehidupan. Tema dominan yang ditemukan pada novel berdasarkan klasifikasi adalah tingkat sosial dan egois. Pesan yang mendasari dalam novel ini tidak peduli betapa pun menyakiti Anda, tidak peduli seberapa tidak adilnya Anda diperlakukan oleh siapapun, Anda harus tetap kuat, mencintai, dan menghormati orang tua anda.

2. Anshori, A.M. Miftah dan Zuhairoh. 2019. Analisis Struktural Cerpen تاميلهأ Karya Kahlil Gibran. Malang : Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Kahlil Gibran dalam kegelisahannya terhadap bangsanya dan bangsa sekitar lingkungannya atas peperangan yang tiada henti, dia menuliskan kegelisahannya dalam suatu karya berbentuk cerpen yang berjudul تاميلهأ, penulisan menggunakan kajian analisis struktural yang terkandung dalam cerpen ini. Analisa struktural ini terkait dengan aspek intrisik dalam cerpen. Teori struktural ini telah ada sejak zaman Yunani,

(26)

Aristoteles telah mengenalkan strukturalisme dengan konsep wholeness, unit, complexity dan coherence. Dalam makalah ini penulis akan berpusat pada pembahasan analisa tentang tema, fakta cerita, sarana cerita dan hubungan antar unsur. Hal ini penting karena dengan menganalisa cerpen ini menggunakan pisau analisis struktural kita dapat mengetahui makna lain dari salah satu karya Kahlil Gibran ini,yang dalam hal ini adalah cerpen yang ditulis olehnya.

3. Rejeyanti. 2011. Analisis Pesan dan Peristiwa Kisah Nabi Nuh

‘Alaihissalam dalam Al-Qur’an. Medan : Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Dalam karya sastra terdapat unsur-unsur pembangunan yang secara bersamaan membentuk sebuah totalitas karya sastra. Di samping unsur bahasa, masih banyak lagi unsur yang lainnya yang ikut serta dicermati dari sebuah karya sastra. Secara garis besar, unsur sastra dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:

instrinsik dan ekstrinsik. Dalam kisah ini tokoh yang mempunyai peran utama adalah Nabi Nuh a.s. Dimana Allah mengutus Nabi Nuh.a.s sebagai rasul dan telah dijelaskan di dalam 22 ayat dengan surah yang berbeda.

Dalam penulisan ini teori yang digunakan adalah teori Nurgiyantoro dalam buku Pengkajian fiksi (1980), dan Luxembrug dkk (1992) dalam buku Pengantar Ilmu Sastra kemudian diuraikan secara deskriptif. Setelah dicermati bahwa ayat-ayat yang memuat kisah Nabi Nuh a.s ditemukan pada 8 surat dan 33 ayat sebagai berikut: Al-‘Araf 7:59 ,61 ,64. Hūd 11:

25,26,27,30, 32, 36, 37, 38, 39, 49, 41, 42, 44. Al-Mu’mminun 23: 23, 24, 26, 27, 28, 29. Al-Furqan 25: 37. Asy-Syu’ara 26: 115. Al-Ankabut 28:

(27)

14. Ash-Shaffat 37: 78. Nuh 71:1, 2, 5, 7, 10, 21, 23. Selain itu Nama Nabi Nuh terdapat di dalam Al-Qur’an sebanyak 43 surah diantaranya Al- Imran, An-Nisaa’, Al-An’aam, Al-A’raaf, At-Taubah, Yuunus, Hūd, Ibrahim, Al-Isra’, Maryam, Al-Anbiyaa’, Al-Hajj, Al-Mu’minun, Al- Furgaan, Asy-Syua’raa, Al-Ankabut, Al-Ahzab, Ash-Shafaat, Shaad, Ghafiir, Qaaf, Adz-Dariyaat, An-Najm, Al-Qamar, Al-Hadiid, At-Tahriim, Nuh.

Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang membedakan adalah peneliti terdahulu menganalisis Struktural Kisah Nabi Yusuf Dalam Al-Qur’an.

Sedangkan penelitian ini menganalisis unsur instrinsik pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dalam Al-Qur’an.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sastra

Pengertian Sastra berdasarkan etimologi merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang sepontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna (Fananie:

2000:6). Karya sastra merupakan media untuk mengungkapkan pikiran-pikiran pengarang. Karya sastra bersifat imajinatif, estetik dan menyenangkan pembaca.

Hal ini sejalan dengan pendapat Damono (1984:1), bahwa karya sastra diciptakan pengarang atau sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan.Karya sastra memiliki manfaat bagi pembacanya.

Dalam karya sastra terdapat unsur-unsur pembangunan yang secara bersamaan menbentulkan sebuah totolitas karya sastra tersebut, disamping unsur bahasa. Masih banyak lagi unsur yang lain. Secara garis besar, unsur sastra

(28)

dikelompokkan menjadi dua macam yaitu : intrinsik dan ekstrinsik (Nurgiyanto:

1995:23).

Abd Al-Aziz Bin Muhammad Al-Faishal dalam Muzakki (2006:32) memberikan definisi sastra sebagai berikut :

بدلأا لك عش ر وا رثن رثؤي يف سفنلا بذهيو فلخلا وعديو يلا ةليضفلا دعبيو نع رلا ةليذ

بولسأب ليمج /Al-adabu kullu syi’rin aw nasrin yuassiru fi an-nafsi wa yuhazzibu al- khūlqa wa yad’ū ilā al-fadīlati wa yab’idu ‘an ar-razīlati biuslūbin jamīlin/ Adab adalah setiap syair atau prosa yang diungkapkan dengan gaya bahasa yang indah, dapat mempengaruhi jiwa dan mendidik budi pekerti untuk berakhlak mulia dan menjauhi akhlak tercela.

بدلأا/al-adabu/ yang dalam bahasa Arab, sastra dikenal dengan istilah artinya bervariatif sesuai dengan masanya. Seperti yang dikemukakan oleh Wahba dalam Sutiasumarga (1984:34-36) pada zaman permulaan Islam, adab berarti قلخلا/al-khūlqu/ (budi- pekerti).بيذهتلا/at-tahzību/ (pendidikan, pengajaran) dan ميلعتلا/at-ta’līmu/. Pada zaman Bani Umayyah kata adab mempunyai arti (pengajaran) sedangkan pada zaman Bani Abbasyiah adab diartikan sebagai بيذهتلا

و ميلعتلا

اعم /at-tahzību wa at-ta’līmu ma’an/ (pendidikan sekaligus pengajaran).

2.2.2 Unsur Instrinsik

Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu sendiri. Pada novel unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat (Nurgiyantoro, 2009:

23). Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik sebagai berikut : 2.2.2.1 Tema

(29)

Menurut kamus bahasa arab al-munawwir (1997:1304) adalah عوضوملا/al- maudū'u/. Tema adalah gagasan dasar umum yang telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan setia mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsur intrinsik yang lain seperti penokohan, peralatan, dan penyudut pandangan diusahakan mencerminkan gagsan dasar umum tersebut (Nurgiyantoro, 1995:70).

Brooks dan Warren dalam Tarigan (2000:125), menyatakan bahwa “Tema adalah dasar atau makna suatu cerita. Sedangkan Brooks, Warren, Purser dalam buku lain menyatakan bahwa “Tema adalah pandangan hidup yang tertentu serta perasaan tertentu mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai tertentu yang berbentuk atau membangun dasar serta gagasan utama dari karya sastra” (Brooks 1952:820). Sudjiman (1987:50-51) menyatakan tema dapat dinyatakan secara eksplisit (langsung), secara simbolik, dan juga dapat diungkap melalui dialog para tokoh. Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema.Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah pondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan.

Contoh pada kajian terdahulu dari A.M. Miftah Anshori dan Zuhairoh yaitu Analisis Struktural Cerpen تاميلهأ/mat ahlib/keluargaku mati Karya Kahlil Gibran bahwa tema yang terkandung dalam cerpen تاميلهأ ini adalah penderitaan, tercermin dari isi cerpen yang keseluruhannya menceritakan tentang

(30)

penduduk sebuah negara yang menderita karena krisis ekonomi yang dialami oleh negara tersebut.

2.2.2.2 Plot

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:232) adalah ةكبحلا/al- habkatu/. Elemen terpenting dalam membentuk sebuah karya fiksi adalah plot cerita atau alur. Plot merupakan hubungan antar peristiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009: 112).

Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2009:113) juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya terdapat hubungan sebab akibat. Pengembangan plot dalam cerita didasarkan pada peristiwa, konflik, dan klimaks.

2.2.2.2.1 Peristiwa

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:242) adalah ةثداحلا/al- hādisatu/. Luxemburg dkk (dalam Nurgiyantoro, 2009:117) peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Berdasarkan pengertian itu, kita dapat membedakan kalimat-kalimat tertentu yang menampilkan peristiwa dengan yang tidak. Misalnya, antara kalimat-kalimat yang mendeskripsikan tindakan tokoh dengan yang mendeskripsikan ciri-ciri fisik tokoh. Contoh peristiwa yang terdapat pada kajian terdahulu yaitu pada Q.S Maryam 19: 23:

اَهَءٓاَجَأَف ُضاَخَمْلٱ ىَلِإ

ِعْذ ِج ِةَلْخَّنلٱ ْتَلاَق َي ىِنَتْيَل ت ِم َلْبَق اَذ َه ُتنُك َو اًيْسَن اًّيِسنَّم

/Fa ajā`ahal-makhāḍu ilā jiż'in-nakhlah, qālat yā laitanī mittu qabla hāżā wa kuntu nas-yam mansiyyā/. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai,

(31)

alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan (Q.S Maryam 19: 23).

Peristiwa yang terdapat pada ayat diatas adalah Maryam merasa sakit saat akan melahirkan.

2.2.2.2.2 Konflik

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:1407) adalah عازن/nazaa’/.

Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi-aksi balasan. Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro 1998:122) satu sama lain tidak menyesuaikan kehendak, usaha dan maksud-maksudnya. Konflik adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Konflik (conflict) adalah kejadian yang tergolong penting merupakan unsur esensial dalam pengembangan plot. Pengembangan plot sebuah karya naratif akan dipengaruhi oleh wujud dan isi konflik, bangunan konflik yang ditampilkan. Contoh konflik pada kajian terdahulu terdapat pada Q.S Al-A’raf 7:

80-81 yaitu ketika malaikat bertamu kerumah Luth dan menjelma sebagai lelaki tampan, kaum nabi Luth menuduhnya mempunyai perilaku yang sama dengan mereka.

اًطوُل َو ْذِإ َلاَق ِه ِم ْوَقِل َنوُتْأَتَأ َةَش ِحاَفْلا اَم ْمُكَقَبَس اَهِب ْنِم دَحَأ َنِم َنيِمَلاَعْلا ٨٠(

ْمُكَّنِإ) َنوُتْأَتَل َلاَج ِ رلا

ًة َوْهَش ْنِم ِنوُد ِءاَسِ نلا ْلَب ْمُتْنَأ م ْوَق َنوُف ِرْسُم ٨١(

)

/Wa lụṭan iż qāla liqaumihī a ta`tụnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-'ālamīn (80) Innakum lata`tụnar-rijāla syahwatam min dụnin-nisā`, bal antum qaumum musrifụn (81)/. Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang

(32)

belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? (80) Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas (81).

2.2.2.2.3 Klimaks

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:444) adalah ةورذ /żirwatun/.

Klimaks menurut Stanton dalam Nurgiyantoro (1965:16), adalah saat konflik telah mencapai intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya. Contoh klimaks pada kajian terdahulu terdapat pada Q.S An-Nisa 4: 157-158 berbunyi :

ْمِهِل ْوَق َو اَّنِإ اَنْلَتَق َحيِسَمْلٱ ىَسيِع َنْبٱ َمَي ْرَم َلوُسَر َِّللّٱ اَم َو ُهوُلَتَق اَم َو ُهوُبَلَص نِك َل َو َهِ بُش ْمُهَل َّنِإ َوۚ

َنيِذَّلٱ اوُفَلَتْخٱ ِهيِف ىِفَل كَش ُهْنِ م اَمۚ مُهَل ۦِهِب ْنِم مْلِع َّلِّإ َعاَبِ تٱ ِ نَّظلٱ اَم َو ۚ ُهوُلَتَق ا ًًۢنيِقَي ١٥٧( لَب) ُهَعَف َّر

َُّللّٱ ِهْيَلِإ َناَك َوۚ َُّللّٱ ا ًزي ِزَع اًميِكَح ١٥٨( )

/Wa qaulihim innā qatalnal-masīḥa 'īsabna maryama rasụlallāh, wa mā qatalụhu wa mā ṣalabụhu wa lākin syubbiha lahum, wa innallażīnakhtalafụ fīhi lafī syakkim min-h, mā lahum bihī min 'ilmin illattibā'aẓ-ẓanni wa mā qatalụhu yaqīnā (157) Bal rafa'ahullāhu ilaīh, wa kānallāhu 'azīzan ḥakīmā (158)/. Dan karena ucapan mereka:

"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang

(33)

dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa (157) Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (158).

Adapun klimaks pada ayat diatas adalah ketika orang-orang romawi akan membunuh Nabi Isa a.s. dan Allah menyelamatkan nabi Isa a.s. dengan diangkat ke langit.

2.2.2.3 Penokohan

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997: 33) adalah فيصوتلا /altauṣiif/. Stanton dalam Nurgiyantoro (1965: 17) penokohan adalah pelukisan watak seseorang yang ditampilkan dalam cerita seperti sikap, ketertarikan, keinginan, emosi dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut.

Dengan demikian karakter berarti perilaku cerita dan dapat diartikan sebagai perwatakan. Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu tidak jarang langsung mengisyaratkan kepada perwatakan yang dimilikinya. Hal itu terjadi pada tokoh-tokoh cerita yang telah menjadi milik masyarakat, seperti Datuk Meringgih dengan sifat jahatnya dan lain-lain, (Nurgiyantoro, 1995:165).

Penokohan adalah penggambaran para tokoh cerita, baik keadaan lahir maupun batinnya yang meliputi sifat ,sikap, tingkah laku, pandangan hidup, keyakinan, adat istiadat, dan lain sebagainya (Suharianto, 1982:31).

Beberapa contoh yang terdapat pada kajian terdahulu dalam cerpen تاميلهأ ini ada 5 tokoh yang ditampilkan, yaitu :

(34)

1. Aku : Protagonis, ditunjukkan dari kegelisahannya dan ketakutannya atas penderitaan yang menimpa bangsa yang ada di lingkungannya. Dari aspek psikologis diketahui tokoh aku berwatak memiliki idealisme dalam hidup.

2. Bangsa atau Umat : Protagonis, diceritakan mereka yang terkena penderitaan tokoh utama (aku).

3. Pemimpin atau penguasa : Antagonis, diceritakan oleh tokoh (aku) bahwa pemimpin yang mendambakan perdamaian, namun, menyebabkan penderitaan bagi bangsa dan umat.

4. Kalian : penggambaran tokoh kalian ditunjukkan pada bangsa dan umat.

2.2.2.4 Latar

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:363) adalah ةيفلخ/khalfiiyah/. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995:216) latar (setting) disebut sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu, dan suasana pada suatu peristiwa yang ada di cerita fiksi. Menurut Sudjiman (1987:44) mengatakan latar segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Sedangkan, Hudson (dalam Sudjiman 1987:44) membedakan latar sosial dan latar fisik/material. Latar sosial mencakup keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari peristiwa. Adapun yang dimaksud dengan latar dan fisik adalah tempat dalam wujud fisiknya, yaitu bagunan, daerah, dan sebagainya.

(35)

2.2.2.4.1 Latar Tempat

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:1339) adalah دهشم ةيفلخلا/masyhad al-khalfiiyah/. Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah pada lokasi dan menjelaskan dimana peristiwa itu terjadi. Contoh latar tempat pada kajian terdahulu terpadat pada Q.S Maryam 19: 16-18 yaitu:

ْرُكْذا َو ِباَتِكْلايِف

َمَي ْرَم ِذِإ ْتَذَبَتْنا ْنِم اَهِلْهَأ اًناَكَم اًّيِق ْرَش ١٦( ْتَذَخَّتاَف) ْنِم ْمِهِنوُد اًباَج ِح اَنْلَس ْرَأَف

اَهْيَلِإ اَنَحوُر َلَّثَمَتَف اَهَل ا ًرَشَب اًّيِوَس ١٧( ْتَلاَق) يِ نِإ ُذوُعَأ ِنَمْحَّرلاِب َكْنِم

ْنِإ َتْنُك اًّيِقَت ١٨( )

/Ważkur fil-kitābi maryam, iżintabażat min ahlihā makānan syarqiyyā (16) Fattakhażat min dụnihim ḥijābā, fa arsalnā ilaihā rụḥanā fa tamaṡṡala lahā basyaran sawiyyā (17) Qālat innī a'ụżu bir-raḥmāni mingka ing kunta taqiyyā (18)/ Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (16) Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna (17) Maryam berkata:

"Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa (18).

Adapun latar tempat pada ayat diatas ditunjukkan pada Q.S Maryam ayat 16 berbunyi اًّيِق ْرَش اًناَكَماَهِلْهَأ ْنِم ْتَذَبَتْنا/iżintabażat min ahlihā makānan syarqiyyā/ ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Yakni Maryam memisahkan diri dari mereka, menjauhi mereka, dan pergi ke arah timur Baitul Maqdis.

(36)

2.2.2.4.2 Latar Waktu

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:810) adalah تقولاطبض/ḍubiṭ al-waqat/. Latar waktu merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu peristiwa-peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi (Nurgiyantoro, 2009:230). Waktu dalam latar dapat berupa masa terjadinya peristiwa tersebut dikisahkan, waktu dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan lain sebagainya. Contoh latar waktu pada kajian terdahulu dalam cerpen تاميلهأ yaitu tahun 1915-1918 (terjadinya perang dunia pertama).

2.2.2.4.3 Latar Sosial

Menurut kamus bahasa arab al-munawir (1997:1569) adalah عضولا يعامتجلّا/al-waḍi’ul ijtimaa‘i/. Latar sosial adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi masalah-masalah dan kebiasan- kebiasaan pada masyarakat tersebut. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan lain sebagainya (Nurgiyantoro, 2009:233). Penggunaan bahasa dan nama-nama tokoh juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial. Contoh latar sosial pada kajian terdahulu terdapat pada Q.S Ali Imran 3:33-37 yaitu Keluarga Imran merupakan keluarga yang paling dimuliakan oleh Allah SWT di antara kaumnya, Bani Israil. Kemuliaan ini salah satunya tercermin, bahwa namanya diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an dengan nama Ali Imran.

َّنِإ ََّاللّ

ىَفَطْصا َمَدآ اًحوُن َو َلآ َو َميِهاَرْبِإ َلآ َو َنا َرْمِع ىَلَع َنيِمَلاَعْلا ٣٤(

ِ رُذ) ًةَّي اَهُضْعَب ْنِم ضْعَب

َُّاللّ َو عيِمَس ميِلَع ٤٣( )

/Innallāhaṣṭafā ādama wa nụḥaw wa āla ibrāhīma wa āla 'imrāna 'alal- 'ālamīn (33) żurriyyatam ba'ḍuhā mim ba'ḍ, wallāhu samī'un 'alīm (34)

(37)

/Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing) (33). (Sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (34).

(38)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh berupa data-data dari Al-Qur’an Ibnu Katsir berjumlah 19 surah terdiri dari 142 ayat. Adapun surah-surah dan ayatnya yang didapat tentang kisah nabi Ibrahim a.s. sesuai urutan surah adalah sebagai berikut :

1. Q.S (2) Al-Baqarah: 12 ayat yaitu 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 135, 258, 260.

2. Q.S (3) Ali Imran: 2 ayat yaitu: 67, 68.

3. Q.S (6) Al-An’am: 9 ayat yaitu: 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 161.

4. Q.S (9) At-Taubah: 1 ayat 114.

5. Q.S (11) Hud: 3 ayat yaitu: 69, 70,71.

6. Q.S (14) Ibrahim: 3 ayat yaitu: 35, 36, 37.

7. Q.S (15) Al-Hijr: 6 ayat yaitu: 51, 52, 53, 54, 55, 56.

8. Q.S (16) An-Nahl : 4 ayat yaitu: 120, 121, 122, 123.

9. Q.S (19) Maryam : 9 ayat yaitu: 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49.

10. Q.S (21) Al-Anbiya’: 22 ayat yaitu:51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72.

11. Q.S (22) Al-Hajj : 1 ayat yaitu : 26.

12. Q.S (26) Asy-Syu’ara : 15 ayat yaitu: 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 86.

13. Q.S (29) Al-Ankabut : 4 ayat 16, 24, 25, 27.

(39)

14. Q.S (37) Ash-Shaffat : 30 ayat yaitu: 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97,98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112.

15. Q.S (43) Az-Zukhruf : 4 ayat yaitu: 26, 27.

16. Q.S (51) Adz-Dzariyat : 11 ayat yaitu: 24, 25, 26, 27, 28, 29,30, 31, 32, 33, 34.

17. Q.S (60) Al-Mumtahanah : 2 ayat yaitu: 4, 5.

Berikutnya unsur-unsur instrinsik kisah Nabi Ibrahim a.s. yang terdiri dari :

1. Tema: 18 Surah terdiri dari 139 Ayat :

• Q.S Al-Baqarah ayat 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 135, 258, 260.

• Q.S Ali Imran ayat 67, 68.

• Q.S Al-An’am ayat 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 161.

• Q.S At-Taubah ayat 114.

• Q.S Hud ayat 69, 70, 71.

• Q.S Ibrahim ayat 35, 36, 37.

• Q.S Al-Hijr 51, 52, 53, 54, 55, 56.

• Q.S An-Nahl ayat 120, 121, 122, 123.

• Q.S Maryam ayat 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47. 48, 49.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72.

• Q.S Al-Hajj ayat 26.

• Q.S Asy-Syu’ara ayat 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83-89.

(40)

• Q.S Al-Ankabut ayat 16, 24, 25, 27.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112.

• Q.S Az-Zukhruf ayat 26, 27.

• Q.S Adz-Dzariyat ayat 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34.

• Q.S Al-Mumtahanah ayat 4, 5.

2. Plot dimulai dari :

• Q.S (19) Maryam ayat 41 dan Q.S (26) Asy-Syu’ara ayat 69. Q.S (51) Adz-dzariyat ayat 24.

• Q.S (19) Maryam ayat 42-48 dan Q.S (6) Al-An’am ayat 80-81.

• Q.S Al-Baqarah (131), Q.S (21) Al-Anbiya’ ayat 52-68, Q.S Asy- Syu’ara (26) ayat 70-82, dan Q.S (37) Ash-Shaffat ayat 85.

• Q.S (26) Asy-Syu’ara ayat 70-82 dan Q.S (37) Ash-Shaffat ayat 85-99.

• Q.S (26) Asy-Syu’ara ayat 83-89.

Plot terdiri dari : Peristiwa, Konflik, dan Klimaks, urutannya sebagai berikut :

a. Peristiwa : 10 Surat terdiri dari 24 Ayat

• Q.S Al-Baqarah ayat 124, 125, 126, 127, 128, 258, 260.

• Q.S Al-An’am ayat 75, 76, 77, 161.

• Q.S Hud ayat 69, 70, 71.

• Q.S Ibrahim ayat 35, 36, 37.

• Q.S Al-Hijr ayat 51, 52, 53.

• Q.S Maryam ayat 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,48.

(41)

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 72.

• Q.S Al-Hajj ayat 26.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102, 103, 112.

• Q.S Adz-Dzariyat ayat 24, 25, 26, 27, 28, 29.

b. Konflik : 4 Surat Terdiri dari 32 Ayat

• Q.S Al-An’am ayat 74, 80, 81.

• Q.S Maryam ayat 46.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67.

• Q.S. Ash-Shaffat ayat 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95.

c. Klimaks : 14 Surat Terdiri dari 55 Ayat

• Q.S Al-Baqarah ayat 129, 130, 131, 132.

• Q.S Ali Imran ayat 67, 68.

• Q.S Al-An’am ayat 78, 79.

• Q.S At-Taubah ayat 114.

• Q.S Al-Hijr ayat 54, 55, 56..

• Q.S Maryam ayat 47, 48, 49.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 69, 70, 71.

• Q.S Asy-Syu’ara ayat 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82.

• Q.S Al-Ankabut ayat 16, 24, 25.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 96, 97, 98, 99, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111.

• Q.S Az-Zukhruf ayat 26, 27.

(42)

• Q.S Adz-Dzariyat ayat 30, 31, 32, 33, 34.

3. Penokohan 7 Surat Terdiri dari 7 Ayat

• Q.S Q.S Al-Baqarah ayat 258.

• Q.S Ali Imran ayat 67.

• Q.S Al-An’am ayat 163.

• Q.S At-Taubah ayat 114.

• Q.S Maryam ayat 45.

• Q.S Ash-Shaffat ayat 101.

• Q.S An-Najm ayat 37.

4. Latar Terdiri dari :

a. Latar Tempat : 5 Surat Terdiri dari 8 Ayat

• Q.S Ali Imran ayat 96.

• Q.S Ibrahim ayat 35.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 71.

• Q.S Al-Hajj ayat 26.

• Q.S Al-Ankabut ayat 26

b. Latar Waktu :1 Surah Terdiri dari 1 Ayat

• Q.S Al-An’am ayat 76.

c. Latar Sosial : 2 Surah Terdiri dari 3 Ayat

• Q.S Hud ayat 69.

• Q.S Al-Anbiya’ ayat 52, 53.

(43)

3.2 Pembahasan

Seperti yang telah dituliskan pada hasil bahwasanya surah-surah dan ayatnya yang didapat tentang kisah nabi Ibrahim a.s. sesuai urutan urutan surah peneliti mendapatinya dimulai dari surah Al-Baqarah hingga surah Al- Mumtahanah yang bertujuan untuk memudahkan peneliti mengurutkan berdasarkan awal surah. Berikut unsur-unsur instrinsik dalam kisah Nabi Ibrahima.s. yaitu :

1. Tema

2. Plot : Peristiwa, Konflik, Klimaks, dan Penokohan.

3. Latar: Tempat, Waktu, dan Sosial.

3.2.1 Tema

Peneliti menemukan 13 tema pada kisah nabi Ibrahim a.s. terdapat pada 18 surah terdiri dari 139 ayat. Berikut uraiannya :

3.2.1.1 Kepeduliannya Ibrahim Kepada Bapaknya Azar

Tema ini terdiri dari 10 ayat dalam 4 surah yaitu Q.S (6) Al-An’am: 74, Q.S (9) At-Taubah: 114, dan Q.S (19) Maryam : 42-48, dan Q.S (26) Asy- Syu’ara: 86 sebagai berikut :

1. Q.S Al-An’am 6:74

ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡیِف َکَم ۡوَق َو َکى ٰرَا ۡۤۡیِ نِا ۚ ًۃَہِلٰا اًماَن ۡصَا ُذ ِخَّتَتَا َرَزٰا ِہۡیِبَ ِلِ ُمۡیِہ ٰرۡبِا َلاَق ۡذِا َو /Wa-idz qaala ibraahiimu abiihi aazara atattakhidzu ashnaaman aalihatan innii araaka waqaumaka fii dhalalin mubiinin/ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

(44)

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S Al-An’am 6:74 terletak pada kalimat ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡیِف َکَم ۡوَق َو َکى ٰرَا ۡۤۡیِ نِا/innii araaka waqaumaka fii dhalalin mubiinin/

Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

Hal ini diperkuat oleh penjelasan Ibnu Katsir (2016: 21) َکَم ۡوَق َو َکى ٰرَا/innii araaka waqaumaka/Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu. Yakni orang-orang yang mengikuti jejak langkahmu ٍنۡیِبُّم ٍلٰلَض ۡیِف /fii dhalalin mubiinin/

dalam kesesatan yang nyata. Maksudnya sesat jalan, tidak mengetahui petunjuk jalan yang ditempuhnya, bahkan dalam keadaan kebingungan dan kebodohan.

Dengan kata lain, kalian berada dalam keadaan bodoh dan dalam kesesatan yang nyata bagi penilaian orang yang mempunyai akal sehat.

2. Q.S At-Taubah 9:114

َّنِا ؕ ُه ۡنِم َاَّرَبَت ِ ه ِلِّل ٌّوُدَع ٗهَّنَا ۡۤٗهَل َنَّیَبَت اَّمَلَف ۚ ُهاَّيِا ۡۤاَهَدَع َّو ٍةَدِع ۡوَّم ۡنَع َّلِِا ِهۡیِبَ ِلِ َمۡیِه ٰرۡبِا ُراَفۡغِت ۡسا َناَك اَم َو ٌمۡیِلَح ٌها َّوَ َلِ َمۡیِه ٰرۡبِا

/Wa maa kaanas tighfaaru ibraahiima li abiihi illaa 'ammaw 'idatinw wa 'adahaaa iyyaahu falammaa tabaiyana lahuuu annahuu 'aduwwul lillaahi tabarra a minh; inna Ibraahiima la awwaahum haliim/ Adapun permohonan ampunan Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya.

Maka ketika jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sungguh Ibrahim itu seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

Adapun yang menunjukkan tema pada Q.S At-Taubah 9: 114 terletak pada kalimat اَهَدَع َّو ةَدِع ۡوَّم ۡنَع َّلِّا ِه ۡيِبَ ِلّ َمۡيِه رۡبِا ُراَفۡغِت ۡسا َناَك اَم َو / Wa maa kaanas tighfaaru

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Pesan-Pesan yang Terkandung dalam Ayat yang Menjelaskan Tentang Kisah Kelahiran Nabi Isa Putera Maryam

Nilai Tauhid pada Kisah Nabi Ibrahim AS di dalam al- Qur‟an. Pada

[8] Hal ini karena manusia akan mudah terpengaruh terhadap orang lain baik dalam bentuk tingkah laku, perbuatan, perkataan, maka dari itu yang menjadi peran yang begitu

Kemudian menyusul Rahmat, yaitu kasih sayang Allah yang tiada putus-putusnya, kemudian jaminan Allah atas pemeliharaan-Nya terhadap orang-orang mukmin tersebut, bahkan Allah

BAB IV, Setelah melihat dari latar belakang pada bab I, mengumpulkan teori-teori konflik yang dianggap relevan pada bab II dan mengumpulkan ayat-ayat yang akan menjadi bahan untuk

Adapun pesan kritik sosial yang terdapat dalam ayat tersebut adalah Allah swt, memberikan peringatan kepada ummat manusia dengan turunnya ayat tersebut,

aranya adal dubur, baik mabuk atau dur ringan y pembatas k orang hendaklah ulullah bi menjaw sumsumnya air susu u m minum air tuk lebih be ), semoga A belum menc ngan kiri, d

Penulisan skripsi ini yang berjudul “Konsep Internalisasi Nilai-Nilai Tauhid pada Kisah Nabi Ibrahim AS di dalam Al-Qur’an”, adalah merupakan salah satu tahapan dalam menempuh