• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN

25. LAURACEAE

25.1. Cinnamomum burmannii

Nama ilmiah — Cinnamomum burmannii (Nees & T. Nees) Blume, Bijdr.: 569

(1826).

134

Deskripsi

Jenis ini pohon dengan tinggi dapat mencapai 20 m dengan diameter batang dapat mencapai 40 cm. Kulit batang di luar biasanya halus, berwarna coklat keabu-abuan dan dengan kulit kayu bagian dalam yang beraroma harum. Ranting pada saat kering berwarna kehitaman. Daun saat masih muda berwarna merah, tunggal, tersusun secara berhadapan atau selang-seling dengan helaian berbentuk lanset, berukuran 6−15 × 2−4.5 cm, pangkal bentuk baji, tepi rata dan perlahan menyempit ke ujung runcing atau sedikit meruncing. Daun dengan tulang utama sebanyak 3 dengan tulang samping mencapai 2/3 hingga ¾ dari total panjang daun, di antaranya terdapat urat penghubung yang menyerupai tangga namun lebih sering kurang jelas. Bunga tersusun dalam rangkaian berbentuk seperti malai terbatas, dengan cabang terbawah sepanjang 2−12 cm. Bunga berukuran kecil, tabung kelopak sepanjang 1−1.5 mm, dengan mahkota bunga sepanjang 5 mm dan berambut di kedua sisinya. Buah berbentuk jorong atau lanset terbalik dengan ukuran 10 × 5 mm, didukung oleh sebagian perhiasan bunga yang tidak gugur sampai tahapan buah.

Persebaran Geografis

Jenis ini tersebar luas dari Samudera Hindia, China bagian selatan, Asia Tenggara dan Timur, meliputi Mauritius, Cina bagian selatan, Hongkong, Jepang, Indocina, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Keberadaan jenis ini di Borneo konon banyak berasal dari introduksi dan populasi liar terbentuk karena adanya naturalisasi.

Habitat dan Ekologi

Jenis ini tumbuh pada habitat dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 m. Habitat-habitat hunian kebanyakan berasosiasi dengan aktivitas manusia, misalnya hutan sekunder, kampung-kampung dan lahan-lahan tidak terpakai.

Status Konservasi

Belum dievaluasi (NE). Pemanfaatan Tradisional

Salah satu pemanfaatan paling dominan dari jenis ini adalah kulit kayunya yang dapat digunakan untuk bumbu masakan. Di Sabah, sebagaimana berbagai kawasan lain, kulit kayu dari jenis ini dapat dikonsumsi langsung dan memiliki rasa yang agak pedas. Penggunaan jarang lain adalah daun yang dapat dibuat untuk teh. Digunakannya jenis ini sebagai charm, menunjukkan mitologi dari jenis ini juga dapat ditemukan, misalnya di Borneo yang mana jenis ini digantung pada ruangan ketika ada orang yang sedang sakit. Berbagai kegunaan lain yang tercatat adalah untuk obat nausea, batuk, diare dan malaria.

K: Kulit kayu digunakan sebagai bahan bumbu masakan. Digunakan untuk mengobati colds, diabetes. Digunakan juga oleh masyarakat sebagai bahan racikan untuk minak.

135

Ranting Cinnamomum burmannii. Perbungaan Cinnamomum burmannii.

Metabolit Sekunder dan Bioaktivitas

Beberapa contoh metabolit sekunder dari jenis ini antara lain gliseril trilaurat, antosianin, 1,8-cineole, α-terpineol, camphor, terpinen-4-ol, borneol, α -pinene, ß-caryophyllene, p-cymene, linalool, nerolidol, elemene, citral, camphene, fenchol, guaiene, myrcene, sylverstrene, terpineol, pinene, trans-sinamaldehida, D-borneol, bornil asetat, (-)-spathulenol, eukaliptol, γ-eudesmol, elemol, α -caryphyllene dan γ-terpinen. Bioaktivitas yang tercatat antara lain antibakteri, antijamur, antiinflamasi, analgesik, antidiabetes, antioksidan, menambah kerja sistem imun, antitumor, anti-trombosit, memperlancar peredaran darah, menyembuhkan reumatik sendi dan carminative.

Referensi

Al-Dhubiab BE. 2012. Pharmaeutical applications dan phytochemical profile of

Cinnamomum burmannii. Pharmacogn Rev 6(12): 125-131.doi: 10.4103/0973-7847.99946

Backer CA, Bakhuizen van den Brink RC. 1963. Flora of Java 1. Groningen: NVP Nordhoff. Soh WK. 2011. Taxonomic revision of Cinnamomum (Lauraceae) in Borneo. Blumea 56:

241-264.

25.2. Cinnamomum cassia

Nama ilmiah — Cinnamomum cassia(L.) J. Presl, Prir. Rostlin 2: 44 (1825). Nama lokal — S: sabal.

136

Deskripsi

Merupakan pohon kecil dengan kulit kayu beraroma kayu manis yang sangat kuat. Ranting dengan rambut warna coklat (membedakan dengan C. burmannii). Daun tunggal dengan susunan spiral, saat masih muda warna merah, helaian berbentuk lonjong, berukuran 9−20 × 3−6 cm, pangkal berbentuk runcing, ujung meruncing, permukaan atas mengilap, pertulangan daun melintang terlihat jelas. Bunga tersusun dalam rangkaian berbentuk malai, panjang total 8−18 cm dengan sumbu yang berambut kekuningan dan rapat. Bunga dengan tangkai sepanjang 2−3 mm dengan perhiasan sepanjang 3 mm, berambut warna kuning di sisi luar, helaian tenda bunga berbentuk oval, mengering dan jatuh sepenuhnya dari pangkal, benang sari pada baris ketiga dengan kelenjar dekat dengan ujung. Persebaran Geografis

Merupakan jenis asli dari Cina. Habitat dan Ekologi

Dapat dikultivasi pada dataran rendah hingga menengah. Status Konservasi

Belum dievaluasi (NE). Pemanfaatan Tradisional

Kulit kayu digunakan untuk memberi aroma pada masakan. S: Kulit kayu digunakan untuk mengobati gangguan ginjal.

Metabolit Sekunder dan Bioaktivitas

Beberapa metabolit sekunder yang terdeteksi antara lain benzaldehida, (E)-sinamaldehida, α-copaene, asam (E)-sinamat, sinamil asetat dan 2-metoksisinamaldehida. Bioaktivitas yang tercatat meliputi pencegahan penyakit kardiovaskular, antikolesterol, membasmi nematoda dan lipid dan antioksidan. Referensi

Backer CA, Bakhuizen van den Brink RC. 1963. Flora of Java 1. Groningen: NV Nordhoff. Kong JO, Lee SM, Moon YS, Lee SG, Ahn YJ. 2007. Nematicidal activity of cassia dan

cinnamon oil compounds dan related compounds toward Bursaphelenchus xylophilus (Nematoda: Parasitaphelenchidae). J Nematol 39(1): 31-36.

Rao PV, Gan SH. 2014. Cinnamon: a multifaceted medicinal plant. Evid-Based Complement Altern Med 2014(642942): 1-12.doi: http://dx.doi.org/10.1155/2014/642942

25.3. Persea americana

Nama ilmiah — Persea americana L., Sp. Pl. 1: 130 (1753).

137

Deskripsi

Berupa pohon dengan tinggi dapat mencapai 10 m. Batang dengan kulit kayu luar berwarna abu-abu hijau, retak longitudinal. Daun saat muda warna merah, tipe tunggal dengan susunan spiral, dengan tangkai sepanjang 2−5 mm, helaian berbentuk jorong yang terkadang menyempit, bundar telur, atau bundar telur sungsang, berukuran 8−20 × 5−12 cm dengan tekstur sedikit menyerupai kulit, permukaan bawah saat hidup agak keputih-biruan, pangkal berbentuk membaji, runcing hingga hampir membundar, tepi rata dan ujung runcing. Perbungaan berbentuk malai yang muncul dari ranting berdaun, panjang antara 8 hingga 14 cm, kebanyakan dari pangkal ranting berdaun, tangkai sepanjang 4.5−7 cm, bunga dengan tangkai hingga sepanjang 6 mm. Bunga berwarna kuning kehijauan, dengan diameter berkisar antara 5 hingga 6 mm, perhiasan bunga sebanyak 6 helai dan berbentuk lonjong, panjang 4−5 mm dengan 3 segmen luar yang lebih kecil dibandingkan segmen dalam, setelah antesis akhirnya gugur. Benang sari fertil sejumlah 9 yang tersusun dalam 3 baris, baris terdalam dengan tiga benang sari yang berkelnjar di pangkal tangkai, benang sari steril sebanyak 3, berbentuk seperti anak panah. Buah bertipe batu berbentuk lebih sering seperti pir atau bulat telur sungsang, atau terkadang bulat dan kecil, panjang 8 hingga 18 cm dengan lapisan tengah yang mendaging, lunak dan dapat dimakan. Biji berbentuk bulat dan relatif besar.

Persebaran Geografis

Jenis ini asli dari kawasan tropis Amerika dan saat ini telah banyak di tanam di berbagai kawasan di dunia, pada kawasan iklim tropis hingga temperata hangat.

138

Habitat dan Ekologi

Dapat tumbuh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 m atau lebih tinggi. Jarang ada individu ternaturalisasi yang terlihat.

Status Konservasi

Kurang Terancam (LC). Pemanfaatan Tradisional

Buah dikonsumsi dagingnya.

K: Buah dikonsumsi. Daun untuk mengobati sakit pinggang dan juga untuk batu ginjal.

MA: Pokat daunnya digunakan untuk menyembuhkan gangguan saluran pencernaan.

P: Daun untuk obat batu karang dan asma.

S: Daun digunakan untuk menyembuhkan gangguan ginjal. Metabolit Sekunder dan Bioaktivitas

Beberapa metabolit sekunder yang diisolasi dari jenis ini termasuk ke dalam golongan alkanol, terpen glikosida, flavonoid, kumarin. Beberapa contoh diantaranya adalah persenon A dan B, persin, furanoid dan scopoletin. Berbagai bioaktivitas yang tercatat untuk jenis ini antara lain analgesik, antiinflamasi, hipotensif, vasorelaksasi, antivirus, penyembuhan luka, antiulcer, antihepatotoksik, antioksidan, hipoglikemia dan menurunkan berat badan. Referensi

Li W, Henk van der Werff. 2008. Persea. Dalam: Wu ZY, Raven PH, Hong DY (eds.). Flora of China vol. 7 (Menispermaceae through Capparaceae). Beijing: Sci Pr dan St. Louis: Missouri Bot Gard Pr. pp226-227.

Yasir M, Das S, Kharya D. 2010. The phytochemical dan pharmacological profile of Persea americana Mill. Pharmacogn Rev 4(7): 77-84.doi: 10.4103/0973-7847.65332

Dokumen terkait