1. Pengertian Serta Prinsip Layout
Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Desain dan layout yang kita lihat di masa kini sebenarnya adalah hasil perjalanan dari proses eksplorasi kreatif manusia yang tiada henti di masa lalu (Surianto Rustan, 2008:0-2).
Prinsip dasar layout adalah prinsip dasar desain grafis, antara lain:
sequence/urutan, emphasis atau penekanan, balance atau keseimbangan, unity
atau kesatuan yakni,
a. Sequence atau urutan
Banyak juga yang menyebutnya dengan istilah: hierarki atau flow
atau aliran. Diperlukan adanya urutan karena bila semua informasi itu ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan menangkap pesannya. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara
commit to user
otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan (Surianto Rustan, 2008: 74).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, di wilayah-wilayah pengguna bahasa latin, orang membaca dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Karena itu pada materi-materi publikasi, urutan/alur pembaca kebanyakan didesain berdasarkan kecenderungan tersebut (Surianto Rustan, 2008: 76).
b. Emphasis atau penekanan. Emphasis sendiri dapat diciptakan dengan
berbagai cara, antara lain:
1) Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen- elemen layout lainnya pada halaman tersebut.
2) Warna yang kontras atau berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.
3) Letaknya di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada umumnya, kebiasaan orang membaca dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan, maka posisi yang paling pertama dilihat orang adalah sebelah kiri atas.
4) Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya (Surianto Rustan, 2008: 74-75).
c. Balance atau keseimbangan.
Pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen- elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat.
commit to user
Tak hanya pengaturan letak, tapi juga ukuran, arah, warna dan atribut-atribut lainya. Ada dua macam keseimbangan suatu layout, yaitu: keseimbangan yang simetris (symmetrical balance/formal balance): keseimbangan yang dapat dicapai dengan pencerminan dan dapat dibuktikan dengan tepat secara matematis, dan keseimbangan yang tidak simetris (assymetrical balance/informal balance) (Surianto Rustan,
2008:75): keseimbangan yang lebih bersifat optis atau „kelihatannya seimbang’. Keseimbangan asimetris memiliki keunggulan, secara optis
keseluruhan penampilannya jauh lebih efektif daripada simetris, memiliki kesan adanya movemen atau dinamis dan tidak statis (Surianto Rustan, 2008: 80-82).
d. Unity atau kesatuan
Prinsipnya sama dengan pengaturan atau padu-padan antar elemen desain. Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Tidak hanya dalam hal penampilan, kesatuan di sini juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya (Surianto Rustan, 2008: 74).
2. Elemen yang Terdapat dalam Suatu Layout
Adapun elemen dalam layout yang bertujuan menyampaikan informasi dengan lengkap dan tepat serta kenyamanan dalam membaca termasuk didalamnya kemudahan mencari informasi, navigasi dan estetika yang digunakan dalam promosi kali ini antara lain,
commit to user
a. Elemen Teks 1) Judul
Suatu artikel biasanya diawali oleh sebuah atau beberapa kata singkat yang disebut judul. Judul diberi ukuran besar untuk menarik perhatian pembaca dan membedakannya dari elemen layout lainnya. Selain ukuran, pemilihan sifat yang tercermin dari jenis huruf tersebut juga harus menarik perhatian, karena untuk judul segi estetis lebih diprioritaskan (Surianto Rustan, 2008:28).
2) Deck
Merupakan gambar tentang topic yang dibicarakan di bodytext. Letaknya bervariasi, tetapi biasanya antara Judul dan Bodytext, deck sering disalah artikan sebagai subjudul. Fungsi deck sendiri adalah sebagai pengantar sebelum orang membaca bodytext, karena itu perbedaan fungsi ini harus ditangkap oleh pembaca secara jelas, antara lain melalui:
a) Ukuran hurufnya rata-rata lebih kecil dari judul, tapi tidak sekecil
bodytext
b) Jenis/style huruf yang dipakai berbeda dengan yang digunakan untuk judul.
c) Warna deck yang dibedakan dengan judul dan bodytext (Surianto Rustan, 2008:32)
3) Subjudul
Subjudul berfungsi sebagai judul segmen-segmen dalam artikel yang cukup panjang. Segmen yang dimaksud disini bukan
commit to user
paragraf melainkan satu topic/pokok pikiran yang sama, satu segmen bisa saja terdiri dari beberapa paragraf (Surianto Rustan, 2008:36).
4) Caption
Merupakan keterangan singkat yang menyertai elemen visual
dan inzet. Biasanya dicetak dalam ukuran kecil dan dibedakan gaya
atau jenis hurufnya dengan bodytext dan elemen teks lainnya.
Apabila hanya terdapat satu elemen visual yang harus diterangkan, kita hanya memerlukan satu caption sederhana. Namun bila elemen visualnya lebih dari satu, kita dapat mendesain caption
dengan cara:
a) Caption yang saling terpisah letaknya dan masing-masing berada
didekat elemen visualnya. Ada yang disertai dengan tanda panah mengarah pada elemen visualnya.
b) Caption yang dijadikan satu dan merujuk kepada elemen
visualnya masing-masing dengan cara menggunakan petunjuk arah (kiri, kanan, atas, bawah), dengan tanda panah atau angka (angka yang sama terdapat pada elemen visualnya masing- masing)
(Surianto Rustan, 2008:40).
5) Callouts
Pada dasarnya sama seperti Caption, kebanyakan callouts
menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan, misalnya pada diagram. Callouts biasanya memiliki garis-garis yang
commit to user
menghubungkannya dengan bagian-bagian dari elemen visualnya.
Balloon adalah salah satu bentuk callouts (Surianto Rustan, 2008:42).
6) Kickers
Kickers adalah salah satu atau beberapa kata pendek yang
terletak di atas judul, fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan dan mengingatkan lokasinya saat membaca artikel tersebut. Berbeda dengan running head, kickers tidak berulang-ulang ada di setiap halaman. Ada juga yang mendesain
kickers tidak menggunakan tulisan tetapi memakai unsur lain seperti
warna atau gambar (Surianto Rustan, 2008:43).
7) Initial Caps
Merupakan salah satu penanda antar paragraf berupa huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama pada paragraf. Karena lebih bersifat estetis, tidak jarang hanya terdapat satu initial caps di dalam suatu naskah. Initial caps dapat juga berfungsi sebagai penyeimbang komposisi suatu layout (Surianto Rustan, 2008:44).
8) Running Head
Judul buku, bab/topik yang sedang dibaca nama pengarang dan informasi lainnya yang berulang-ulang ada pada tiap halaman dan posisinya tidak berubah. Yang letaknya di footer seringkali tetap disebut running head, bukan running feet (Surianto Rustan, 2008:47).
commit to user
b. Elemen Grafis 1) Foto
Kekuatan terbesar dari fotografi pada media periklanan khususnya adalah kredibilitasnya atau kemampuannya untuk memberi
kesan sebagai „dapat dipercaya’. Menurut penelitan Poynter Institute sebuah sekolah jurnalisme di Amerika: orang lebih tertarik pada foto berwarna dibandingkan hitam putih. Foto berwarna mendapat perhatian 20% lebih besar dibandingkan foto hitam putih. (Surianto Rustan, 2008:54-55).
2) Artworks
Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan bila memakai teknik fotografi. Sedang artwork sendiri adalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu berupa ilustrasi, kartun, sketsa dan lain-lain yang dibuat secara manual maupun dengan komputer (Surianto Rustan, 2008:56).
3) Garis
Merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi suatu area, penyeimbang berat dan sebagai elemen pengikat sistem desain supaya terjaga kesatuannya (Surianto Rustan, 2008: 60).
commit to user
4) Kotak
Berisi artikel yang bersifat tambahan/suplemen dari artikel utama. Bila letaknya di pinggir halaman disebut sebagai sidebar. Elemen visual juga sering diberi kotak supaya terlihat lebih rapi. Dengan adanya kotak, tiap informasi tambahan baik itu teks maupun visual dapat dibedakan dengan jelas oleh pembaca (Surianto Rustan, 2008:60).
5) Inzet (inline graphics)
Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual yang lebih besar. Fungsinya memberi informasi pendukung. Banyak terdapat pada informational graphic. Inzet kadang juga disertai dengan caption maupun callouts. Inzet juga berfungsi seakan-akan memperbesar gambar (zoom) untuk menunjukkan detail struktur (Surianto Rustan, 2008:61).
c. Invisible Element
1) Margin.
Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang
yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Berfungsi mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh kepinggir halaman (Surianto Rustan, 2008: 64).
2) Grid.
Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-
layout. Grid mempermudah kita menentukan di mana harus
commit to user
kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.
Dalam membuat grid, kita membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, dan ada juga yang horisontal. Sedangkan untuk merancangnya harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: berapa ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa ukuran huruf yang akan dipakai, berapa banyak isinya/informasi yang ingin dicantumkan (Surianto Rustan, 2008: 68).