• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kajian Desain

Secara harfiah, kata desain adalah rancangan; motif; kerangka bentuk (Pius Abdillah, Danu Prasetya, 2007:59). Sedangkan dalam ruang lingkup ilmu, desain berarti suatu elemen visual yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan pengiklanan atau pengemasan. Merupakan suatu usaha deskripsi gagasan mengenai bentuk, rupa, ukuran, warna dan tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu benda (Nuradi, 1996:52).

Terdapat delapan hukum desain menurut Frank Jefkins diantaranya adalah, a. Hukum Kesatuan (Law of Unity)

Semua bagian dari suatu Layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan Layout. Kesatuan bagian layout ini dapat dikacaukan oleh suatu batasan yang mengganggu, terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan berlawanan, warna yang di distribusikan dengan sembarangan, unsur-unsur yang kurang proporsional, atau layout yang „semarak’

commit to user

b. Hukum keberagaman

Meski demikian, dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout. Iklan, selayaknya tidak menimbulkan kesan monoton, serta kesan keabu-abuan dari huruf yang tercetak mesti di imbangi dengan subjudul (sub-heading). Keberagaman juga dapat dihasilkan dengan pemanfaatan gambar.

c. Hukum Keseimbangan

Adalah mendasar sekali bahwa suatu iklan harus menampilkan keseimbangan. Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian bawah suatu iklan, bukan setengahnya. Suatu gambar atau headline (judul) mungkin memakan tempat sepertiga, dan teks iklan dua pertiganya, sehingga memenuhi syarat keseimbangan optis. Keseimbangan simetris dapat dicapai dengan pembandingan, sehingga suatu rancangan (design) dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama, seperempat bagian, dan seterusnya, tetapi kehati-hatian mesti tetap diterapkan untuk tidak membagi suatu iklan menjadi dua bagian mengesankan mirip iklan yang terpisah.

d. Hukum Ritme (Irama)

Meski iklan cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk menimbulkan kesan gerak sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan ke seluruh bagian iklan. Suatu perangkat sederhana adalah memasukkan teks pada setiap awal paragraf (seperti dalam buku atau laporan surat kabar), sehingga mata pembaca di arahkan dari paragraf

commit to user

yang satu ke paragraf berikutnya. Namun demikian, aliran secara keseluruhan terhadap desain mesti menyiratkan irama yang nyaman. e. Hukum Harmoni (Law of Harmony)

Dalam rancangan atau layout iklan selayaknya tidak ada kekontrasan yang menyolok, membosankan, serta menyentakkan kecuali barangkali hal itu merupakan hal yang sengaja dilakukan seperti dalam iklan beberapa jenis toko tertentu atau iklan yang mengharapkan respon secara langsung yang biasanya menggunakan taktik yang mengejutkan dan bombastis.

f. Hukum Proporsi (Law of Proportion)

Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis huruf yang digunakan untuk lebarnya naskah atau copy iklan: makin lebar suatu naskah (atau ukuran) makin besar ukuran huruf yang harus digunakan, dan demikian pula sebaliknya. Suatu iklan yang memiliki ruang yang sempit (kecil) memerlukan jenis teks yang kecil pula, tetapi suatu iklan yang lebar (besar) memerlukan jenis huruf teks yang lebih besar, kecuali jenis teks itu diatur dalam kolom-kolom.

g. Hukum skala (Law of Scale)

Jarak penglihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna, beberapa tampak kurang menyolok, sementara yang lain tampak terlalu menyolok. Hukum skala dapat digunakan dengan desain tipografis ketika headlines (judul) serta sub heading (subjudul) dibuat kontras.

commit to user

h. Hukum Penekanan (Law of Emphasis)

Aturan di sini adalah bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan (all emphasis is no emphasis), seperti yang terjadi bila terlalu banyak jenis huruf tebal yang digunakan, atau terlalu banyak huruf kapital yang digunakan. Namun demikian, penekanan merupakan hal yang penting, dan hal ini berkaitan erat dengan hukum lainnya terutama hukum keberagaman dan skala. Ruang atau bidang yang dibiarkan kosong (white space) kecerahan juga dapat menjadi cara efektif untuk menghasilkan penekanan. Bentuk lain kekontrasan adalah dengan menggunakan metode putih atas hitam, suatu metode yang sering digunakan dengan logotype.

2. Unsur Warna

Warna memiliki banyak kegunaan selain dapat mengubah rasa, bisa juga mempengaruhi cara pandang, dan bisa menutupi ketidaksempurnaan serta bisa membangun suasana atau kenyamanan untuk semua orang. Masalah warna ini adalah masalah psikologi, tepatnya psikologi teknik atau disebut juga psikologi kognitif.

Warna adalah spectrum tertentu yang terdapat didalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Warna sendiri adalah suatu inspirasi paling berharga yang paling mudah didapat. Ilmu tentang warna seringkali juga disebut Chromarics (Eko Nugrogo, 2008:1).

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal pada para pembeli prospektif, termasuk kualitas, rasa, serta kemampuan produk untuk

commit to user

memuaskan beragam kebutuhan psikologis. Berbagai penelitian telah mendokumentasikan peran penting bahwa warna berperan dalam mempengaruhi panca indera kita. Strategi pemanfaatan warna ini cukup efektif karena warna mempengaruhi orang secara emosional (Terence A. Shimp, 2003:308).

3. Unsur Tipografi

Salah satu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia adalah berkomunikasi. Kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim pesan dan si penerima pesan. Dapat dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi (Danton Sihombing, 2001:2-3).

Tipografi adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia; menggabungkan dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan (Frank Jefkins, 1994:248).

commit to user

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan property visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam media terapan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual/lukisan (Danton Sihombing, 2001:58). Dalam sejarah perkembangan tipografi lahirnya desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatannya (Danton Sihombing, 2001:42)

Dokumen terkait